• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Metode pengumpulan data dan analisis data Tujuan pengumpulan dan analisis data:

1. Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek,

2. Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek,

3. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya,

4. Memprakirakan perubahan kualitas lingkungan hidup awal akibat kegiatan proyek. Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi tapak proyek, serta beberapa lokasi di sekitar tapak proyek yang diperkirakan akan terkena sebaran dampak.

Dengan cara ini kondisi atau rona lingkungan hidup awal pada lokasi-lokasi calon penerima dampak dapat terukur/teramati, sehingga nantinya besaran dampak di wilayah studi dapat diprakirakan. Komponen lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur dan dicatat beserta metode pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai berikut.

Komponen Geo-Fisik-Kimia Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang ditelaah dalam studi ini meliputi :

1. Iklim (suhu udara, kelembaban, arah dan kecepatan angin, curah hujan dan intensitas penyinaran matahari), kualitas udara ambien, kebisingan, kebauan dan getaran

2. Fisiografi dan geologi

3. Hidrologi, kualitas dan kuantitas air

4. Hidrooceanografi

(2)

2.2 Iklim, kualitas udara ambien, kebisingan dan getaran

Iklim Komponen lingkungan hidup yang akan ditelaah antara lain: suhu, kelembaban, curah hujan, arah dan kecepatan angin.

1) Metode pengumpulan data Pengambilan data iklim dilakukan pada Stasiun Klimatologi Bubung di Luwuk/Toili Kabupaten Banggai yang ada di daerah penelitian dengan periode pencatatan selama 10 tahun terakhir. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa selama 10 tahun pencatatan data iklim tersebut hasil analisisnya dapat digunakan untuk mengetahui kondisi iklim daerah penelitian. Parameterparameter iklim yang dikumpulkan meliputi:

Suhu udara

Data suhu udara dikumpulkan dari stasiun meteorologi terdekat, selain itu suhu udara diukur langsung di beberapa lokasi (tercantum pada peta lokasi pengambilan/pengukuran sampel). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer bola kering dan thermometer untuk suhu maksimum dan minimum.

 Kelembaban

Data kelembaban akan dikumpulkan dari data sekunder hasil pencatatan stasiun meteorologi terdekat. Selain itu pengukuran akan dilakukan langsung dengan alat Termohygrometer.

Angin

Data arah dan kecepatan angin dalam serangkaian waktu (time series) akan dikumpulkan dari stasiun meteorologi terdekat. Data yang diperoleh kemudian akan diolah untuk memperoleh pola wind rose di wilayah studi. Pola wind rose yang diperoleh akan digunakan untuk memprakirakan arah dan tingkat pencemaran udara.

 Curah hujan

(3)

2) Metode analisis data

 Suhu dan kelembaban udara

Analisis data suhu udara dan kelembaban akan dilakukan dengan menetapkan suhu ratarata, suhu maksimum dan minimum, kelembaban rata-rata dan kelembaban maksimum dan minimum. Sedangkan untuk menghitung suhu rata-rata dan kelembaban rata-rata udara dilakukan dengan menghitung suhu dan kelembanan rata-rata secara aritmatik. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa wilayah yang akan dilalui jalur pipa adalah daerah dengan topografi relatif datar pada dataran rendah (low land).

 Angin

Data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pengukuran arah dan kecepatan angin kemudian diolah untuk memperoleh pola wind rose di wilayah studi. Pola wind rose yang diperoleh akan digunakan untuk memprakirakan arah dan kecepatan angin dominan.

 Curah hujan

(4)

2.3 Kualitas udara dan kebisingan A. Metode pengumpulan data

Penentuan titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan arah dan kecepatan angin yang dihubungkan dengan tapak rencana kegiatan. Data kualitas udara, kebisingan, dan kebauan merupakan data primer yang akan dikumpulkan langsung di lapangan, akan diambil dari lokasi rencana pembuatan sumur pengembangan, BS, GPF di Kayowa, Kilang LNG, maupun pembangunan pipa transmisi gas (pipeline).

Parameter yang dikumpulkan untuk kualitas udara dan kebisingan meliputi :

1) Kualitas udara ambien Parameter kualitas udara ambien yang akan diteliti sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Parameter yang dianalisis pada jalur pemasangan pipa adalah debu TSP, sedangkan pada sumur pemboran, dan LNG Plant meliputi paramater diantaranya ; SO2 (sulfur dioksida), CO (karbon monoksida), NO2 (nitrogen dioksida), O3 , dan TSP (debu).

2) Kebisingan Kebisingan akan diukur secara langsung dengan menggunakan alat Sound Level Meter di lokasi yang sama dengan lokasi pengukuran/pengambilan sampel udara ambien. Baku mutu tingkat kebisingan diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/ 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

2.4 Pencemaran Udara (kebisingan)

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat dB; Metode Direct Reading dengan alat Sound Level Meter.

a. Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu 06.00 – 22.00 dan aktifitas malam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 – 06.00.

b. Jenis kebisingan

(5)

1. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut – turut. Misalnya mesin, kipas angin.

2. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). Misalnya gergaji sekuler.

3. Bising terputus – putus (intermitten). Bising ini tidak terjadi terus menerus, melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas.

4. Bising implusif. Bising yang memiliki perubahan tekanan suara melibihi 40 dB dalam waktu sangat cepat. Misalnya suara ledakan mercon.

5. Bising implusif berulang. Bising yang implusif yang terjadi berulang - ulang. Misalnya mesin tempa.

Berdasarkan pengaruh terhadap manusia, bising dibagi :

1. Bising yang mengganggu. Intetisa tidak terlalu keras. Misalnya mendengkur.

2. Bising yang menutupi. Bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secra tidak lagsung akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja.

3. Bising yang merusak. Bunyi yang intensitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.

c. Menurut ISO derajat ketulian adalah sebagai berikut :

 Jika peningkatan ambang dengar antara 0 -< 25 dB, masih normal  Jika peningkatan ambang dengar antara 26 - 40 dB, disebut tuli ringan  Jika peningkatan ambang dengar antara 41 - 60 dB, disebut tuli sedang  Jika peningkatan ambang dengar antara 61 - 90 dB, disebut tuli berat  Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 dB, disebut tuli sangat berat

d. Pengukuran Tingkat Kebisingan

Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat dB; Metode Direct Reading dengan alat Sound Level Meter.

Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound Level meter. Untuk mengukur nilai ambang pendengaran digunakan Audiometer. Untuk menilai tingkat pajanan pekerja lebih tepat digunakan Noise Dose Meter kaena pekerja umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja selama 8 jam ia bekerja. Nilai ambang batas (NAB) intensitas bising adalah 85 dB dan waktubekerja maksimum adalah 8 jam sehari.

(6)

Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu denganmenetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran, sebagai contoh :

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menurunkan dana yang merentang himpunan efisien, yaitu himpunan portofolio yang memaksimumkan imbal hasil yang diharapkan dan meminimumkan risiko, dapat dibandingkan

Berdasarkan RIP Unand 2017-2010, Program unggulan penelitian roadmap Unand 2010-2025 peneliti ingin implementasikan kepada penelitian kesehatan yang berhubungan

TFR yang rendah mulai terlihat setelah baby boom kedua, karena TFR yang dibutuhkan oleh negara maju seperti Jepang adalah harus melampaui angka 2, dengan angka kelahiran seperti itu

Adapun jumlah total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi di Kabupaten Bengkayang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun 2015 – 2019, baik berdasarkan sumber

 Kontak dengan anak  2 (usia 2  –  4 tahun) yang terinfeksi  sumber infeksi potensial pada ibu 2 seronegatif &amp; pekerja di pusat 2 penitipan anak. • Wanita yang berisiko

isikan distance dan isikan Trapezoidal Loads dan Uniform Loads  Klik OK.. Lakukan langkah yang sama pada balok yang menerima beban mati dinding = 501,96 Kg/m 2. b)

Berdasarkan hasil analisis perhitungan diatas menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang ditinjau dari perhitungan rasio likuiditas tidak baik dikarenakan tidak mencapai

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik sebuah masalah pernyataan permasalahan penelitian mengenai penjualan produk iPhone yang berjudul Pengaruh Citra Merek dan