• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dilihat dari Kandungan Minyak Atsiri Daun dan Buahnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Dilihat dari Kandungan Minyak Atsiri Daun dan Buahnya "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

This file has been cleaned of potential threats. To view the reconstructed contents, please SCROLL DOWN to next page.

If you confirm that the file is coming from a trusted source, you can send the following SHA-256 hash value to your admin for the original file.

9e3bbfd07a17de4617db37078d668dd5fdb14930b49ec11a56cb9558195c12fd

(2)

Studi Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Invasif Piper aduncum L.

Dilihat dari Kandungan Minyak Atsiri Daun dan Buahnya

Potential Study of Invasive Plant Piper aduncum L.

Judging from the Essential Oils of Leaves and Fruits

ABSTRAK

Piper aduncum L. merupakan tumbuhan neotropikal yang merupakan tumbuhan paling invasif dalam marga sirih-sirihan. Pertama kali diperkenalkan di Indonesia sebagai tanaman hias pada tahun 1860 jenis ini telah tersebar luas di kawasan Asia Tenggara. P. aduncum seperti marga sirih-sirihan lain memiliki aroma yang khas sehingga diperkirakan mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri belakangan banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, kosmetik, camputan bumbu masakan dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kandungan minyak atsiri dari daun dan buah P. aduncum, mengetahui potensi pemanfaatan dilihat dari kandungan minyak atsiri yang berasal dari daun dan buahnya serta untuk mengetahui kemampuannya sebagai anti jamur terhadap beberapa jamur patogen tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah rata-rata mengandung 0,33% minyak atsiri sedangkan daun rata-rata mengandung 0,30% minyak atsiri. Dari hasil analisis minyak atsiri yang diperoleh dari buah dan daun Piper aduncum didominasi oleh senyawa Apiol, dengan kandungan masing-masing sebesar 66,31% dan 57.10%. Minyak atsiri yang diperoleh dari buah dan daun dapat menghambat pertumbuhan dari jamur Aspergilus niger, Cladosporium sp. dan Fusarium solani namun tidak dapat menghambat pertumbuhan Fusarium oxysforum. Minyak atsiri yang berasal dari buah dan daun berpotensi dimanfaatkan sebagai insektisida alami (anti serangga), bahan wewangian dan anti jamur.

(3)

Kata kunci : Piper aduncum, insektisida alami, wewangian, anti jamur

ABSTRACT

Piper aduncum L. is a neotrophic plant that is the most invasive plant in the genus of Piper. First introduced in Indonesia as an ornamental plant in 1860 this type has been widespread in Southeast Asia. P. aduncum like other genus of Piper has a distinctive aroma that is thought to contain essential oils. Essential oil later widely used as ingredients of medicines, cosmetics, cooking spices and others. This study aims to determine the percentage of essential oil content of leaves and fruits of P. aduncum, to know the potential utilization seen from the essential oil content derived from the leaves and fruits and to determine its ability as an anti- fungal against some plant pathogenic fungi. The results showed that the average fruit contains 0.33% essential oil while the average leaves contain 0.30% essential oil. From the analysis of essential oil obtained from the fruit and leaves of P. aduncum is dominated by Apiol compounds, with the respective contents of 66.31% and 57.10%. Essential oils obtained from fruits and leaves can inhibit the growth of the Aspergilus niger, Cladosporium sp. and Fusarium solani but can not inhibit the growth of Fusarium oxysforum. Essential oils derived from fruits and leaves can potentially be used as a natural insecticide, fragrance and anti-fungal.

Keywords: Piper aduncum, natural insecticide, fragrance, anti-fungal

I. PENDAHULUAN

Piper aduncum L. merupakan tumbuhan neotropikal yang merupakan tumbuhan paling invasif dalam marga sirih-sirihan. Pertama kali diperkenalkan di Indonesia sebagai tanaman hias pada tahun 1860 jenis ini telah tersebar luas di kawasan Asia Tenggara (Hartemink, 2010). Di New Guinea, tumbuhan ini pertama kali

(4)

dilaporkan pada tahun 1935 dan sejak itu dianggap sebagai tumbuhan berkayu invasif paling sukses di wilayah tersebut. Mampu hidup pada ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan air laut, jenis ini umumnya hidup di lokasi terganggu seperti fase awal suksesi hutan, bekas tanah perladangan dan bahkan wilayah alami yang jauh dari campur tangan langsung manusia seperti rumpang yang diakibatkan oleh pohon tumbang, tanah longsong dan di sepanjang aliran sungai yang sering banjir (Rogers &

Hartemink, 2000 dan Jan et al., 2002). Di Kalimantan pembukaan lahan untuk pembangunan jalan dilaporkan telah ikut serta membantu penyebaran jenis ini (Padmanaba & Sheil, 2014).

P. aduncum sering membentuk lapisan yang tinggi, menekan jenis-jenis pionir dan menjadi jenis dominan absolut di habitatnya. Salah satu faktor yang menyebabkan jenis ini mampu menginvasi secara cepat adalah karena bijinya yang kecil dan berjumlah banyak, mudah menyebar dibantu oleh hewan seperti burung dan kelelawar. Jenis-jenis tumbuhan neotropik seperti P. aduncum dilaporkan sangat mudah diterima sebagai sumber pakan baru oleh kelelawar lokal di habitat barunya (Jan et al., 2002 dan Primack & Corlett 2005). Selain itu, angin dan mesin perambah hutan juga turut membantu persebaran biji jenis ini (Hartemink, 2010).

Perkecambahan biji P. aduncum akan sangat menurun dalam kondisi kekurangan air, namun akan sangat meningkat saat berada pada suhu 24-30° C (Silva et al., 2007). Hal ini mengakibatkan jenis ini sangat cocok hidup di wilayah tropis seperti Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahun dan suhu yang relatif hangat.

P. aduncum seperti marga sirih-sirihan lain memiliki aroma yang khas sehingga diperkirakan mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri banyak dimanfaatkan dalam

(5)

bidang industri food flavouring, industri komestik dan wewangian (Rizal dkk, 2009).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentasememperoleh data kandungan minyak atsiri dari daun dan buah P. aduncum, mengetahui kemampuannya sebagai anti jamur terhadap beberapa jamur patogen tanaman, serta untuk mengetahui potensi pemanfaatan dilihat dari kandungan minyak atsiri yang berasal dari daun dan buahnya.

II. METODE A. Studi Pustaka

Pengumpulan data sekunder tentang kegunaan P. aduncum dilakukan dengan menggunakan searching engine, seperti google scholar, science direct, portal scopus, dan springer. Data sekunder yang telah didokumentasikan dan dipergunakan sebagai latar belakang dalam penelitian ini, untuk kemudian dilakukan pembuktiannya dengan pendekatan destilasi dari daun dan buah P. aduncum untuk mengetahui kandungan minyak atsirinya dan kemudian dianalisis dengan GC-MS pyrolisis.

B. Material

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun dan buah P. aduncum yang diperoleh dari koleksi Kebun Raya Bali (Gambar 1). Daun yang dipilih adalah daun yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, sedangkan buah yang dipilih adalah buah yang agak tua (namun belum masak). Berapa banyak & bagaimana cara pengambilan samplenya?

C. Destilasi

Sebanyak 100 gram daun atau buah segar didestilasi menggunakan alat Steam Destilator (Schott Duran). Pemanasan dilakukan selama lima jam pada temperatur

(6)

100°C. Minyak atsiri yang bercampur dengan air dipisahkan dengan menggunakan corong pisah (Separator Schott Duran) (Handa et.al. 2008). Minyak yang berhasil dipisahkan kemudian dianalisis dengan menggunakan GC-MS pyrolisis.

D. Analisis GC-MS pyrolisis

Destilat dari minyak atsiri dan ekstrak aseton kemudian dianalisis dengan menggunakan GC-MS pyrolisis Shimadzu QP 2010. Sebanyak 1 μL sampel diinjeksikan pada kolom RTx 5 MS (60 m x 0,25 mm) dengan ketebalan film 0,25 μm, temperatur oven diprogram antara 50 - 280 °C dengan laju kenaikan temperatur 5°C/menit, gas pembawa yang digunakan adalah Helium dengan tekanan 101 kPa, total laju aliran 46,5 mL/menit, laju aliran kolom 0,85 mL/menit, laju aliran pembersihan 3,0 mL/menit dan split ratio sebesar 1:50.

Gambar 1. Pohon, daun dan buah P. aduncum

E. Pengujian Anti Jamur

Minyak atsiri yang diperoleh dari daun dan buah P. aduncum diuji kemampuan anti jamurnya terhadap beberapa jamur patogen tanaman. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar, Metode ini digunakan untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Paper dish yang berisi agen antimikroba (minyak atsiri) diletakkan pada

(7)

media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih pada permukaan media agar mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba (Pratiwi, 2008).`

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Destilasi

Hasil destilasi 100 g dari buah P. aduncum rata-rata dapat menghasilkan 0,33ml minyak atsiri (persentase kandungan 0,33%), dan daun rata-rata menghasilkan 0,30ml (persentase kandungan 0,30%) minyak atsiri Tabel 1. Beberapa usaha ekstraksi minyak atsiri dari P. aduncum telah dilakukan dan menghasilkan minyak dalam jumlah dan komponen kimia yang bervariasi. Sempel P. aduncum dari 8 wilayah berbeda di kawasan Amazon menghasilkan minyak atsiri dengan presentase berkisar antara 1,2%- 3,3%, sedangkan sampel dari Malaysia dan Fiji masing-masing mengasilkan minyak atsiri pada presentase 1,3% dan 0,5%. Sementara itu, daun P. aduncum yang berasal dari New Guinea menghasilkan minyak atsiri dengan prosentase sebesar 0,35% (Maia et al., 1998, Pino et al., 2004 dan Rali et al., 2007). Apakah perolehan m atsiri oleh peneliti2 tsb dilakukan dengan metode yang sama?

Tabel 1. Kandungan minyak atsiri pada daun dan buah P. aduncum No

.

Bagian tanaman

Persentase minyak atsiri (v/w)

Ulangan I Ulangan II Ulangan III

1. Daun 0,329 0,277 0,315

2. Buah 0,375 0,350 0,280

(8)

B. Analisis GC-MS pyrolisis

Hasil analisis menunjukkan minyak atsiri dari buah Piper aduncum didominasi oleh senyawa Apiol, dengan kandungan sebesar 66,31%. Minyak atsiri dari buah mengandung senyawa myristicine dengan konsentrasi (4.38%). Apiol dan myristicin adalah senyawa yang beracun bagi serangga, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alami (Fuhremann and Lichtenstein, 1979; Lichtenstein and Casida, 1963;

Lichtenstein et.al., 1974).

Apiol atau Dillapiole merupakan komponen yang sering ditemukan dalam minyak atsiri P. aduncum. Sampel dari Amazon menunjukan kadar dillapiole sebesar 31,5%-91,1%, sementara sampel dari Kuba, Malaysia dan Fiji menunjukan kadar dillapiole masing-masing sebesar 82,2%, 64,5% dan 58,0%. (Maia et al., 1998, Pino et al., 2004 dan Rali et al., 2007). Penelitian di Brazil menunjukan bahwa minyak atsiri yang diektraksi dari daun segar P. aduncum liar dan hasil perbanyakan dari kota Bocaiuva menunjukan 1,8-cineole sebagai komponen utama, sementara itu minyak atsiri yang didapatkan dari kota Montes Claros menunjukkan transocimene merupakan komponen utama yang didapatkan dari tumbuhan liar dan 1,8-cinole merupakan komponen utama yang didapatkan dari tanaman hasil perbanyakan. Variasi ini yang dihasilkan ini kemungkinan merupakan akibat dari pengaruh lingkungan tempat hidup P. aduncum (Oliveira et al., 2013)

(9)

Tabel 2. Hasil GC-MS minyak atsiri dari buah P. aduncum

No. Similarity (%)

Ret.

Time Area Area

(%) Name

1 96 7.635 11170169 0.58 Bicyclo[3.1.0]hex-2-ene, 2-methyl-5-(1-methylethyl)- alias 3-Thujene alias .alpha.-Thujene aliasOriganenealias 5-Isopropyl-2-

methylbicyclo[3.1.0]hex-2-ene # alias 2-Methyl-5-(1-methylethyl)- bicyclo(3.1.0)hex-2-ene $

2 95 7.856 20908964 1.08 (1R)-2,6,6-Trimethylbicyclo[3.1.1]hept-2-ene alias 1R-.alpha.-Pinene aliasBicyclo[3.1.1]hept-2-ene, 2,6,6-trimethyl-, (1R)- alias 2,6,6- Trimethylbicyclo[3.1.1]hept-2-ene-, (1R,5R)- alias d-.alpha.-Pinene alias 1R-(+)-.alpha.-Pinene alias (R)-.alpha.-Pinene alias .alpha.-Pinene, (D)- 3 95 9.356 20937726 1.08 Bicyclo[3.1.1]heptane, 6,6-dimethyl-2-methylene-, (1S)- alias 2(10)-

Pinene, (1S,5S)-(-)- alias (-)-.beta.-Pinene alias (-)-2(10)-Pinene alias L-.beta.-Pinene alias (1S)-(-)-.beta.-Pinene aliaslaevo-.beta.-Pinene alias 6,6-Dimethyl-2-methylenebicyclo[3.1.1]heptane-, (S)- alias (-)-beta- Pinene aliasBicyclo(3.1.1)heptane, 6,6-dimethyl-2-methylene-, (1S,5S)- alias (-)-Pin-2(10)-enealias .beta.-Pinene-(1S)-(-)

4 94 10.377 24555513 1.27 .alpha.-Phellandrene alias 1,3-Cyclohexadiene, 2-methyl-5-(1-

methylethyl)- alias .alpha.-Fellandrenealias p-Mentha-1,5-diene alias 5- Isopropyl-2-methyl-1,3-cyclohexadiene alias 2-methyl-5-(1-methylethyl)- 1,3-cyclohexadiene alias 4-Isopropyl-1-methyl-1,5-cyclohexadiene alias 2-Methyl-5-isopropyl-1,3-cyclohexadiene alias alpha-Phellandrene alias 5-Isopropyl-2-methyl-cyclohexa-1,3-diene aliasMenthadienealias 5 94 10.830 19927371 1.03 1,3-Cyclohexadiene, 1-methyl-4-(1-methylethyl)- alias .alpha.-

Terpinenealias .alpha.-Terpinenalias p-Mentha-1,3-diene

aliasTerpilenealias 1-Isopropyl-4-methyl-1,3-cyclohexadiene alias 1- methyl-4-(1-methylethyl)-1,3-cyclohexadiene alias 1,3-Cyclohexadiene, 1-methyl-4-isopropyl- alias 1-Methyl-4-isopropylcyclohexadiene-1,3 alias .alpha.-Terpinealias 1-Methyl-4-isopropyl-1,3-cyclohexadiene alias alpha-Terpinenealias 1-Isopropyl-4-methyl-cyclohexa-1,3-diene 6 91 11.290 56043183 2.90 Cyclohexene, 1-methyl-5-(1-methylethenyl)-, (R)- alias m-Mentha-6,8-

diene, (R)-(+)- alias (+)-m-Mentha-1(6),8-diene alias (+)-Sylvestrenealias D-sylvestrenealias m-Mentha-1,8-diene, (+)-

aliasSylvestrenealiasSylvestrene, (+)- alias 5-Isopropenyl-1-methyl-1- cyclohexene, (R)- alias (R)-1-Methyl-5-(1-methylvinyl)cyclohexene 7 96 12.038 15342514 0.79 .beta.-Ocimene alias 1,3,6-Octatriene, 3,7-dimethyl- alias Ocimene alias

3,7-Dimethyl-1,3,6-octatriene alias beta-Ocimene

8 96 12.417 38314053 1.98 .gamma.-Terpinenealias 1,4-Cyclohexadiene, 1-methyl-4-(1- methylethyl)- alias .gamma.-Terpinenalias p-Mentha-1,4-diene aliasCrithmenealiasMoslenealias 1-methyl-4-(1-methylethyl)-1,4- cyclohexadiene alias 1-Methyl-4-isopropyl-1,4-cyclohexadiene alias 1- Methyl-4-isopropylcyclohexadiene-1,4 alias 1,4-p-Menthadiene alias 1,4-Cyclohexadiene, 1-methyl-4-isopropyl- alias 4-Isopropyl-1-methyl- 1,4-cyclohexadiene alias gamma-Terpinenealias 1-Isopropyl-4-methyl- 1,4-cyclohexadiene # alias 1-Isopropyl-4-methyl-cyclohexa-1,4-diene 9 95 13.502 12176116 0.63 2-Carene aliasBicyclo[4.1.0]hept-2-ene, 3,7,7-trimethyl- alias .delta.-2-

Carene alias (.+/-.)-2-Carene alias 3,7,7-Trimethylbicyclo[4.1.0]hept-2- ene

10 93 13.977 12167256 0.63 1,6-Octadien-3-ol, 3,7-dimethyl- alias .beta.-Linalool aliasLinalolalias Linalool alias Linalyl alcohol alias 2,6-Dimethyl-2,7-octadien-6-ol aliasallo-Ocimenolalias 2,6-Dimethyl-2,7-octadiene-6-ol alias 2,6- Dimethylocta-2,7-dien-6-ol alias 3,7-Dimethyl-1,6-octadien-3-ol alias 3,7-Dimethylocta-1,6-dien-3-ol aliasLinoloolaliasLinanoolalias 3,7- Dimethyl-octa-1,6-dien-3-ol alias dl-3,7-Dimethyl-3-hydroxy-1,6- octadiene alias Linalool ex bois de rose oil alias Linalool ex ho oil alias Linalool ex orange oil aliasPhantolalias Linalool, .beta.

11 96 16.826 36836802 1.90 3-Cyclohexen-1-ol, 4-methyl-1-(1-methylethyl)-, (R)- alias p-Menth-1-en- 4-ol, (R)-(-)- alias (-)-Terpinen-4-ol alias (-)-4-Terpineol alias L-terpinen- 4-ol alias L-4-terpineneol alias L-4-terpineol

12 96 19.668 158857672 8.21 3-Cyclohexen-1-one, 2-isopropyl-5-methyl- alias 2-Isopropyl-5-methyl-3-

(10)

cyclohexen-1-one

13 95 23.686 11628572 0.60 .alfa.-Copaene

14 94 25.128 43340015 2.24 Caryophyllene aliasBicyclo[7.2.0]undec-4-ene, 4,11,11-trimethyl-8- methylene-, [1R-(1R*,4E,9S*)]- aliasBicyclo[7.2.0]undec-4-ene, 4,11,11- trimethyl-8-methylene-, (E)-(1R,9S)-(-)- alias .beta.-Caryophyllenalias .beta.-Caryophyllene alias trans-Caryophyllene alias L-Caryophyllene aliasBicyclo(7.2.0)undec-4-ene, 8-methylene-4,11,11-trimethyl-, (E)- (1R,9S)-(-)- alias 8-Methylene-4,11,11-(trimethyl)bicyclo(7.2.0)undec-4- ene, (1R,4E,9S)- alias beta-Caryophyllene alias .beta.-(E)-Caryophyllene alias .beta.-trans-Caryophyllene aliasCaryophyllen

15 96 26.209 26962402 1.39 1,4,7,-Cycloundecatriene, 1,5,9,9-tetramethyl-, Z,Z,Z- alias 1,5,9,9- Tetramethyl-1,4,7-cycloundecatriene

16 92 27.075 27106703 1.40 .beta.-copaene

17 87 28.148 10568583 0.55 cubedol

18 93 28.394 84724033 4.38 1,3-Benzodioxole, 4-methoxy-6-(2-propenyl)- alias Benzene, 5-allyl-1- methoxy-2,3-(methylenedioxy)- aliasMyristicinalias 5-Allyl-1-methoxy- 2,3-(methylenedioxy)benzene alias 6-Allyl-4-methoxy-1,3-benzodioxole aliasMyristicine

19 84 32.064 1282630687 66.31 Apiol alias 1,3-Benzodioxole, 4,7-dimethoxy-5-(2-propenyl)- alias Benzene, 1-allyl-2,5-dimethoxy-3,4-(methylenedioxy)- alias Apiole aliasApiolinealias Parsley apiole alias Parsley camphor alias 1-Allyl-2,5- dimethoxy-3,4-(methylenedioxy)benzene alias 4,7-Dimethoxy-5-(2- propenyl)-1,3-benzodioxole alias 5-Allyl-4,7-dimethoxy-1,3-benzodioxole

# alias 1,3-Benzodioxole, 4,7-dimethoxy-5-(2-propen-1-yl)-

20 75 32.347 20332360 1.05 Benzene, 1,2,3-trimethoxy-5-(2-propenyl)- alias Benzene, 5-allyl-1,2,3- trimethoxy- alias Elemicin alias 3,4,5-Trimethoxyallylbenzene alias 5- Allyl-1,2,3-trimethoxybenzene alias 1,2,3-Trimethoxy-5-(2-propenyl)- benzene alias 1,2,3-Trimethoxy-5-allylbenzene alias 4-Allyl-1,2,6- trimethoxybenzene alias Benzene, 5-(2-propenyl)-1,2,3-trimethoxy aliasElemicine

Tabel 3. Hasil GC-MS minyak atsiri dari daun P. aduncum

No. Similarity (%)

Ret.

Time Area Area

(%) Name

1 96 7.859 12752875 0.66 (1R)-2,6,6-Trimethylbicyclo[3.1.1]hept-2-ene alias 1R-.alpha.-Pinene aliasBicyclo[3.1.1]hept-2-ene, 2,6,6-trimethyl-, (1R)- alias 2,6,6- Trimethylbicyclo[3.1.1]hept-2-ene-, (1R,5R)- alias d-.alpha.-Pinene alias 1R-(+)-.alpha.-Pinene alias (R)-.alpha.-Pinene

2 96 9.357 10610153 0.55 Bicyclo[3.1.1]heptane, 6,6-dimethyl-2-methylene-, (1S)- alias 2(10)- Pinene, (1S,5S)-(-)- alias (-)-.beta.-Pinene alias (-)-2(10)-Pinene alias L-.beta.-Pinene alias (1S)-(-)-.beta.-Pinene aliaslaevo-.beta.-Pinene alias 6,6-Dimethyl-2-methylenebicyclo[3.1.1]heptane-, (S)- alias (-)-beta- Pinene aliasBicyclo(3.1.1)heptane, 6,6-dimethyl-2-methylene-, (1S,5S)- alias (-)-Pin-2(10)-ene

3 95 10.380 12883116 0.67 .alpha.-Phellandrene alias 1,3-Cyclohexadiene, 2-methyl-5-(1-

methylethyl)- alias .alpha.-Fellandrenealias p-Mentha-1,5-diene alias 5- Isopropyl-2-methyl-1,3-cyclohexadiene alias 2-methyl-5-(1-methylethyl)- 1,3-cyclohexadiene alias 4-Isopropyl-1-methyl-1,5-cyclohexadiene alias 2-Methyl-5-isopropyl-1,3-cyclohexadiene alias alpha-Phellandrene alias 5-Isopropyl-2-methyl-cyclohexa-1,3-diene aliasMenthadiene

4 92 11.291 38576693 1.99 Cyclohexene, 1-methyl-5-(1-methylethenyl)-, (R)- alias m-Mentha-6,8- diene, (R)-(+)- alias (+)-m-Mentha-1(6),8-diene alias (+)-Sylvestrenealias D-sylvestrenealias m-Mentha-1,8-diene, (+)-

aliasSylvestrenealiasSylvestrene, (+)- alias 5-Isopropenyl-1-methyl-1- cyclohexene, (R)-

5 95 11.684 55252357 2.85 .alpha.-Pinene aliasBicyclo[3.1.1]hept-2-ene, 2,6,6-trimethyl- alias 2- Pinene alias 2,6,6-Trimethylbicyclo[3.1.1]hept-2-ene alias Pinene, .alpha.

(11)

6 95 12.093 122028187 6.30 beta.-Ocimene alias 1,3,6-Octatriene, 3,7-dimethyl- alias Ocimene alias 3,7-Dimethyl-1,3,6-octatriene alias beta-Ocimene alias

7 96 12.429 30104371 1.55 .gamma.-Terpinenealias 1,4-Cyclohexadiene, 1-methyl-4-(1- methylethyl)- alias .gamma.-Terpinenalias p-Mentha-1,4-diene aliasCrithmenealiasMoslene

8 96 16.819 11079563 0.57 3-Cyclohexen-1-ol, 4-methyl-1-(1-methylethyl)-, (R)- alias p-Menth-1-en- 4-ol, (R)-(-)- alias (-)-Terpinen-4-ol alias (-)-4-Terpineol alias L-terpinen- 4-ol alias L-4-terpineneol alias L-4-terpineol

9 97 19.615 55935487 2.89 3-Cyclohexen-1-one, 2-isopropyl-5-methyl- alias 2-Isopropyl-5-methyl-3- cyclohexen-1-one

10 95 23.692 10682297 0.55 .alfa.-Copaene

11 94 25.157 91779709 4.74 Caryophyllene aliasBicyclo[7.2.0]undec-4-ene, 4,11,11-trimethyl-8- methylene-, [1R-(1R*,4E,9S*)]- aliasBicyclo[7.2.0]undec-4-ene, 4,11,11- trimethyl-8-methylene-, (E)-(1R,9S)-(-)- alias .beta.-Caryophyllenalias .beta.-Caryophyllene alias trans-Caryophyllene alias L-Caryophyllene aliasBicyclo(7.2.0)undec-4-ene, 8-methylene-4,11,11-trimethyl-, (E)- (1R,9S)-(-)-

12 96 26.226 45561723 2.35 1,4,7,-Cycloundecatriene, 1,5,9,9-tetramethyl-, Z,Z,Z- alias 1,5,9,9- Tetramethyl-1,4,7-cycloundecatriene #

13 92 27.125 124886882 6.45 1H-Cyclopenta[1,3]cyclopropa[1,2]benzene, octahydro-7-methyl-3- methylene-4-(1-methylethyl)-, [3aS-

(3a.alpha.,3b.beta.,4.beta.,7.alpha.,7aS*)]- alias 1H-

Cyclopenta[1,3]cyclopropa[1,2]benzene, 2,3,3a.alpha.,3b.alpha.,4,5,6,7- octahydro-4.alpha.-isopropyl-7.beta.-methyl-3-methylene- alias .beta.- Cubebenealias .beta.-Cuvebenealias 1H-

Cyclopenta[1,3]cyclopropa[1,2]benzene, octahydro-7-methyl-3- methylene-4-(1-methylethyl)-,

(3a.alpha.,3b.alpha.,4.alpha.,7.beta.,7aR*)-

14 93 27.584 52937815 2.73 Cyclohexane, 1-ethenyl-1-methyl-2-(1-methylethenyl)-4-(1- methylethylidene)- alias o-Menth-8-ene, 4-isopropylidene-1-vinyl- aliasElixenealias 2-Isopropenyl-1-methyl-4-(1-methylethylidene)-1- vinylcyclohexane

15 91 27.867 35681560 1.84 .alpha.-Farnesenealias 1,3,6,10-Dodecatetraene, 3,7,11-trimethyl-, (E,E)- aliasFarnesenealias 2,6,10-Trimethyl-2,6,9,11-dodecatetraene, trans- alias 3,7,11-Trimethyl-1,3,6,10-dodecatetraene, (trans,trans)-

16 88 28.168 21455811 1.11 cubedol

17 79 28.366 31754092 1.64 1,3-Benzodioxole, 4-methoxy-6-(2-propenyl)- alias Benzene, 5-allyl-1- methoxy-2,3-(methylenedioxy)- aliasMyristicinalias 5-Allyl-1-methoxy- 2,3-(methylenedioxy)benzene alias 6-Allyl-4-methoxy-1,3-benzodioxole aliasMyristicine

18 90 29.435 17392635 0.90 1,5-Cyclodecadiene, 1,5-dimethyl-8-(1-methylethylidene)-, (E,E)- alias Germacrene B alias Germacra-1(10),4,7(11)-trienealiasGermacra- 1(10),4,7(11)-triene, (E,E)- alias 1,5-Dimethyl-8-(1-methylethylidene)- 1,5-cyclodecadiene

19 93 30.573 49597470 2.56 Viridiflorol

20 85 32.020 1106150980 57.10 Apiol alias 1,3-Benzodioxole, 4,7-dimethoxy-5-(2-propenyl)- alias Benzene, 1-allyl-2,5-dimethoxy-3,4-(methylenedioxy)- alias Apiole aliasApiolinealias Parsley apiole alias Parsley camphor alias 1-Allyl-2,5- dimethoxy-3,4-(methylenedioxy)benzene alias 4,7-Dimethoxy-5-(2- propenyl)-1,3-benzodioxole alias 5-Allyl-4,7-dimethoxy-1,3-benzodioxole

# alias 1,3-Benzodioxole, 4,7-dimethoxy-5-(2-propen-1-yl)

Pada sampel minyak atsiri dari daun Piper aduncum, senyawa yang paling dominan adalah senyawa apiol yaitu sebanyak (57.10%), ada senyawa beta ocimene yang cukup banyak yaitu 6.30%. Senyawa lain yang menarik adalah senyawa

(12)

caryophyllene (4.74%) dan beta cubebene (6,54%). Semua senyawa ini masuk ke dalam golongan terpenoid. Caryophyllene atau β-caryophyllene, adalah sesquiterpene bicyclic alami yang merupakan penyusun banyak minyak atsiri, terutama minyak cengkeh (Syzygium aromaticum), baik minyak dari tangkai maupun bunga (Ghelardini et.al., 2001), minyak atsiri Cannabis sativa (Gertsch et.al., 2008), rosemary (Ormeño et.al., 2008), dan hop (Tinseth, 1993). Caryophyllene adalah salah satu senyawa kimia yang berkontribusi terhadap kepedasan lada hitam (Corey, 1964).

C. Pengujian Anti Jamur

Minyak atsiri yang diperoleh dari buah dan daun dapat menghambat pertumbuhan dari jamur Aspergilus niger, Cladosporium sp. dan Fusarium solani, namun tidak dapat menghambat pertumbuhan Fuasrium oxysforum Tabel 4. Kemampuan minyak atsiri P. aduntum dalam menghambat pertumbuhan jamur kemungkinan disebabkan oleh kandungan beta-Ocimene yang terdapat dalam minyak. SCLabs (2016) menyatakan bahwa beta-Ocimene selain dapat digunakan sebagai wewangian karena memiliki aroma herbal yang manis, beta-Ocimene juga bersifat repellent (penolak serangga) sehingga dapat juga dimanfaatkan sebagai insektisida alami dan juga bersifat anti jamur. Kadar beta-Oocimene yang terdapat pada minyak atsiri dari daun lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak atsiri dari buah.

Tabel 4. Aktivitas anti jamur minyak atsiri P. aduntum Minyak Atsiri

Aktivitas Anti Jamur Terhadap Aspergilus

niger

Cladosporiu m sp.

Fuasrium oxysforum

Fusarium solani

P. aduntum buah + + - +

P. aduntum daun + + - +

(13)

Kendatipun merupakan tumbuhan invasif, di daerah asalnya, di Amerika Selatan, P. aduncum memiliki nilai etnobotani yang tinggi. Ekstrak tumbuhan ini digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional, sedangkan di New Guinea jenis ini dilaporkan digunakan untuk obat tradisional, peralatan bertani dan peralatan rumah tangga (Siges et al., 2005). Minyak atsiri dari P. aduncum juga dilaporkan dapat mencegah gigitan nyamuk Aedes albopictus yang merupakan vektor penyakit demam berdarah, encephalitis, demam kuning dan beberapa penyakit akibat virus lainnya (Misni et al., 2009 dan Benendict et al., 2007).

IV. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah P. aduncum rata-rata mengandung 0,33% minyak atsiri dan daun rata-rata mengandung 0,30% minyak atsiri. Dari hasil analisis minyak atsiri yang diperoleh dari buah dan daun Piper aduncum sama-sama didominasi oleh senyawa Apiol, dengan kandungan masing-masing sebesar 66,31% dan 57.10%. Minyak atsiri yang diperoleh dari buah dan daun dapat menghambat pertumbuhan dari jamur Aspergilus niger, Cladosporium sp. dan Fusarium solani namun tidak dapat menghambat pertumbuhan Fuasrium oxysforum. Minyak atsiri yang berasal dari buah dan daun berpotensi dimanfaatkan sebagai insektisida alami (anti serangga), bahan wewangian dan anti jamur.

V. UCAPAN TERIMA KASIH

(14)

Penelitian ini dibiayai oleh dana DIPA Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya

“Eka Karya” Bali-LIPI tahun 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Benedict, M. Q., R. S. Levine., W. A. Hawley and P. Lounibos. 2007. Spread of the Tiger:

Global Risk of Invasion by the Mosquito Aedes albopictus. Vector Borne Zoonotic Dis. 7(1): 76–85.

Corey, E.J., Mitra, R.B., Uda, H. 1964. "Total Synthesis of d,l-Caryophyllene and d,l- Isocaryophyllene". Journal of the American Chemical Society. 86 (3): 485–492.

doi:10.1021/ja01057a040.

Fuhremann, T.W. & Lichtenstein, E.P. 1979. Insecticide. Toxicity and Degradation in Houseflies as Affected by Naturally Occurring Food Plant Components. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 27, 87–91.

Ghelardini, C., Galeotti, N., Di Cesare Mannelli, L., Mazzanti, G., Bartolini, A. 2001.

"Local anaesthetic activity of beta-caryophyllene". Farmaco. 56 (5–7): 387–9.

doi:10.1016/S0014-827X(01)01092-8. PMID 11482764.

Gertsch, J., Leonti, M., Raduner, S. 2008. "Beta-caryophyllene is a dietary cannabinoid".

Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 105 (26): 9099–104. doi:10.1073/pnas.0803601105. PMC 2449371.

PMID 18574142.

Hartemink, A.E. 2010. The invasive shrub PiPer aduncum in Papua New Guinea: a reviewJournal of Tropical Forest Science 22(2): 202–213

Jan, L., V. Novovotny., L. Cizek, K. Molem., B. Isua., W. Boen, R. Kutil., J. Auga., M.

Kasbal., M. Manumbor and S. Hiuk. 2002. Successful invasion of the neotropical species Piper aduncum in rain forests in Papua New Guinea.

Applied Vegetation Science 5: 255-262

Lichtenstein E.P. & Casida J.E. 1963. Myristicin, an Insecticide and Synergistic Occuring Naturally in the Edible Parts off Parsnip. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 11, 410–415.

Lichtenstein, E.P. and others. 1974. Insecticidal and Sinergistic Components Isolated from Dill Plants. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 22, 658–664.

Maia, J.G. S., M. G. B. Zohhbi., E. H. A. Andrade., A. S. Santos., M. H. L. da Silva., A. I. R.

Luz and C. B. Bastos. 1998. Constituents of the essential oil of Piper aduncum L. growing wild in the Amazon region. Flavour Fragr. J., 13, 269±272

Misni, N., S. Sulaiman., H. Othman and B. Umar. 2009. Repellency Of Essential Oil Of Piper Aduncum Against Aedes Albopictus In The Laboratory. Journal of the American Mosquito Control Association, 25(4):442–447.

Oliveira, G.L., D. L. Moreirab., A. D. R. Mendes, E. F. Guimaraes., L. S. Figueiredo., M. A.

C. Kaplan and E. R. Martins. 2013. Growth study and essential oil analysis of Piper aduncum from two sites of Cerrado biome of Minas Gerais State, Brazil.

Rev Bras Farmacogn 23: 743-753

(15)

Ormeño, E., Baldy, V., Ballini, C., Fernandez, C. 2008. "Production and diversity of volatile terpenes from plants on calcareous and siliceous soils: effect of soil nutrients". J. Chem. Ecol. 34 (9): 1219–29. doi:10.1007/s10886-008-9515-2.

PMID 18670820.

Padmanaba, M. & D. Sheil. 2014. Spread of the invasive alien species Piper aduncum via logging roads in Borneo. Tropical Conservation Science Vol.7 (1):35-44 Pino, J.A., R. Marbot, A. Bello and A. Urquiola. 2004. Essential Oils of Piper peltata (L.)

Miq. and Piper aduncum L. from Cuba. J. Essent. Oil Res., 16, 124-126.

Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.Yogyakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 176.

Primack, R. B. & R. T. Corlett, 2005. Tropical Rain Forests: An Ecological and Biogeographical Comparison. Blackwell Publishing, Massachusetts. Pp. 319.

Rali, T., S. W. Wossa, D. N. Leach and P. G. Waterman. 2007. Volatile Chemical Constituents of Piper aduncum L and Piper gibbilimbum C. DC (Piperaceae) from Papua New Guinea. Molecules 2007, 12, 389-394

Rizal, M., M.S.Rusli, dan A. Mulyadi. 2009. Minyak Atsiri Indonesia. IPB. Bogor.

Rogers, H. M. & A. E. Hartemink, 2000. Soil seed bank and growth rates on an invasive species, Piper aduncum, in the lowlands of Papua New Guinea. Journal of Tropical Ecology 16(2): 243–251.

SCLabs. 2016. Beyond Aroma: Terpenes in cannabis. https://www.sclabs.com/beyond- aroma-terpenes-in-cannabis/. (diakses Nop 2016).

Siges, T. H., A. E. Hartemink., P. Hebinck and J. Allen. 2005. The Invasive Shrub Piper aduncum and Rural Livelihoods in the Finschhafen Area of Papua New Guinea.

Human Ecology, Vol. 33, No. 6.

Silva, M. H. L., R. C. L. Costa, A. K. S. Lobato, C. F. Oliveira Neto & H. D. Laughinghouse IV, 2007. Effect of temperature and water restriction on Piper aduncum L. seed germination. Journal of Agronomy 6(3): 472–475.

Tinseth, G. 1993. "Hop Aroma and Flavor", Brewing Techniques.

<http://realbeer.com/hops/aroma.html> Accessed July 21, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak atsiri dari daun sirih (Piper betle Linn) dengan konsentrasi yang berbeda beda berpengaruh terhadap

Minyak atsiri dari suatu tanaman memiliki aroma yang berbeda dengan minyak atsiri tanaman lainnyaoleh karena itu, minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan

Hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa minyak atsiri yang berasal dari kulit buah jeruk dengan kandungan dominan senyawa limonen, mempunyai efek

Menurut penelitian Sari dkk (2013), minyak atsiri dari kulit buah jeruk Pontianak memiliki aktivitas antibakteri yang lebih sensitif terhadap bakteri Escherichia

dan dapat dikatakan minyak atsiri daun pala bersifat toksik dengan ditunjukkan hasil fitokimia yaitu minyak atsiri daun pala mengandung senyawa terpenoid, flavonoid

dan dapat dikatakan minyak atsiri daun pala bersifat toksik dengan ditunjukkan hasil fitokimia yaitu minyak atsiri daun pala mengandung senyawa terpenoid, flavonoid

Dalam Bab II juga dibahas tentang kandungan senyawa kimia minyak atsiri, potensi bisnisnya di Indonesia, eksplorasi minyak atsiri oleh Tim Peneliti Kebun Raya “Eka Karya” Bali dalam

Penentuan kadar minyak atsiri dari rimpang bangle dan perbandingan kandungan senyawanya berdasarkan waktu distilasi yang