PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN SIRIH (Piper betleLinn) TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERIStaphylococcus aureusRosebanch
Oleh :
Flentina Meri Kristin Simanjuntak NIM 072244810010
Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri dari Daun Sirih (Piper betleLinn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureusRosebanch
Flentina Meri Kristin Simanjuntak (072244810010) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minyak atsiri dari daun sirih (Piper betleLinn) terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureusRosebanch. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2014 sampai 25 Juni 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Medan
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ) Non Faktorial dengan 6 taraf perlakuan, yaitu A0= 0%, A1 = 0,1%, A2 = 0,5%, A3 = 1%, A4 = 2%, dan A5 = 3%. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dilakukan dengan 4 ulangan dengan unit percobaan sebanyak 24 unit.
Dari hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak atsiri dari daun sirih (Piper betle Linn) dengan konsentrasi yang berbeda beda berpengaruh terhadap zona hambat bakteri Staphylococcus aureus Rosebanch. Diameter zona hambat pada konsentrasi 0% adalah 0 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 0,1% adalah 1,3 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 0,5% adalah 1,5 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 1% adalah 1,6 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 2% adalah 1,8 mm, dan diameter zona hambat pada konsentrasi 3% adalah 2,1 mm. Diameter zona hambat yang terkecil yang dihasilkan oleh minyak atsiri dari daun sirih (Piper betle Linn) dengan konsentrasi 0%. Dan diameter zona hambat yang terbesar dihasilkan oleh minyak atsiri dari daun sirih (Piper betle Linn) dengan konsentrasi 3%. Daya hambat minyak atsiri dikatakan efektif ketika daya hambat dari minyak atsiri dari daun sirih paling tinggi terdapat pada konsentrasi 3% dengan diameter 2,1 mm.
Influence The Granting Of Essential Oil From Leaves Of The Betel (Piper betleLinn) Against The Growth Of Bacteria Staphylococcus aureusRosebanch
Flentina Meri Kristin Simanjuntak (072244810010) Abstract
This research aims to know the influence of essential oil from the leaves of the betel (Piper betle Linn) against the growth of bacteria Staphylococcus aureus Rosebanch. This research has been conducted on May 19, 2014 until June 25, 2014 in the laboratory of Microbiology Laboratory Health Hall (Balai Laboratorium Kesehatan) Medan.
The research method used was experimental method using Random Design complete (RAL) Non Factorial with 6 degrees of treatment, namely A0 = 0%, A1 = A2 = 0.1%, 0.5%, A3 = A4 = 1%, 2%, and A5 = 3%. To know the success rate is done with 4 replicates with unit testing as many as 24 units.
From the results of the analysis of research data shows that the provision of essential oil from the leaves of the betel (Piper betleLinn) with different concentrations of different
inhibitory zones affect the bacteriaStaphylococcus aureusRosebanch. The Diameter of the zones of drag on the concentration of 0% is 0 mm, diameter drag zone on the concentration of 0.1% is 1.3 mm, the diameter of the zones of drag at a concentration of 0.5% is 1.5 mm, the diameter of the zones of drag at concentrations of 1% is 1.6 mm, the diameter of the zones of drag on the concentration of 2% is 1.8 mm, and the diameter of the zones of drag at 3% concentration was 2.1 mm. Diameter drag the smallest zone generated by the essential oil from the leaves of the betel (Piper betleLinn) with concentrations of 0%. And the diameter of the largest drag zone generated by the essential oil from the leaves of the betel (Piper betleLinn) with a concentration of 3%. Inhibitory power of essential oils are said to be effective when the drag power of essential oils from the leaves of the betel leaves are present in the highest concentration of 3% with a diameter of 2.1 mm.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Batasan Masalah 3
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.5. Manfaat Penelitian 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Daun Sirih (Piper betleLinn) 5
2.2. Minyak Atsiri 7
2.3. Penyakit Bisul. 12
2.4. BakteriStaphylococcus aureus 14
2.5. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri 16
2.6. Hipotesis 23
2.7. Variabel Penelitian 24
BAB III. Metode Penelitian
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26
3.3. Alat Dan Bahan 25
3.4. Rancangan Percobaan 26
3.5. Prosedur Penelitian. 28
3.6. Teknik Pengumpulan Data 33
3.7 Model Penelitian 33
3.8. Teknik Analisa Data 34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 37
4.2. Uji Hipotesis 42
4.3. Pembahasan 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 49
5.2. Saran 49
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 2.1.1 Kandungan Kimia Daun Sirih (Piper betleLinn) 7 Tabel 2.2.2 Kandungan Minyak Atsiri dari daun sirih
(Piper betleLinn) 12
Tabel 3.1 Model Pengamatan secara RAL Non
Faktorial 34
Tabel 3.2 Model Analisa Sidik Ragam 34 Tabel 4.1.1 Daerah Hambat Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri
Dari Daun Sirih (Piper betleLinn) Terhadap
Pertumbuhan BakteriStaphylocccus aureusRosebanch 37 Tabel 4.1.2 Hasil Transformasi + 0,5 38 Tabel 4.2 Warna Larutan Minyak Atsiri Daun Sirih Sebagai
Hasil Pengenceran 39
Tabel 4.3 Daftar Analisis Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri Dari Daun Sirih (Piper betleLinn) Terhadap
Pertumbuhan BakteriStaphylocccus aureusRosebanch 39 Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh
Pemberian Minyak Atsiri Dari Daun Sirih (Piper betleLinn)Terhadap PertumbuhanBakteri
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Sirih 6
Gambar 2.2 Penyakit Bisul 13
Gambar 2.3 BakteriStaphylococcus aureusRosebanch 15
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Percobaan 28
Gambar 3.2 Cara Kerja Pembuatan Media Agar 30
Gambar 3.3 Pengenceran Sampel BakteriStaphylococcus aureus Rosebanch 31 Gambar 3.4 Pencampuran Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betle Linn)
Dengan Media sertaStaphylococcus aureusRosebanch 32 Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri dari Daun Sirih
(Piper betleLinn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Perhitungan data statistik diameter zona hambat dari Pengaruh 52 Pemberian Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betleLinn) Terhadap
Pertumbuhan BakteriStaphylococcus aureusRosebanch
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian 55
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.
Bakteri merupakan salah satu mikroba yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di
daerah tropis seperti Indonesia, penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen memiliki
peringkat yang cukup tinggi dalam urutan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat.
Bakteri Staphylococcus aureus dapat menyerang seluruh tubuh. Bentuk klinisnya tergantung dari bagian tubuh yang terkena infeksi. Toxic shock syndrome merupakan suatu
keadaan yang ditandai dengan panas mendadak, diare, syok, diffuse maculo erythematous
rash, hiperemi pada konjungtiva, orofarings, dan membran mucus vagina. Keracunan
makanan terjadi akibat menelan makanan yang telah terkontaminasi dengan enterotoksin
stafilokokus. Jenis keracunan makanan seperti ini disebut tipe toksik. Masa inkubasi singkat
(2 – 6 jam) dan gejala yang timbul biasanya muntah dan diare, tetapi biasanya dapat sembuh
spontan (dalam 24 – 36 jam) (Dzenet al,. 2003).
Infeksi bakteri ini pada kulit umumnya dalam bentuk impetigo, folliculitis, furuncle
abscesses (abses), carbuncle (bisul) dan luka lecet yang terinfeksi. Dasar dari lesi pada
impetigo “scalded skin” (luka bakar) yang lain daripada yang lain disebabkan oleh strain
Staphylococcus aureus, sebagian besar tergolong dalam group II yang memproduksi toksin epidermik (Nasution, 2014).
Dalam bidang pengobatan antibiotik, saat ini sudah banyak bakteri yang resisten
terhadap obat antibiotik karena pemakaian yang tidak sesuai aturan sehingga merubah pola
kerja dari bakteri tersebut. Sebagai alternatif dari penggunaan antibiotik tersebut, bisa
digunakan antibakteri yang berasal dari alam, diharapkan tidak menimbulkan resistensi,
lebih alami dan meminimalisir masuknya zat-zat kimia dalam tubuh (Salleh, 1997).
Berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dibidang kesehatan memberikan dampak
terhadap cara hidup dan kebiasaan masyarakat. Akan tetapi banyak hal, diantaranya dalam
pengobatan tradisional, tetap bertahan dan merupakan kebiasaan yang diwariskan secara
turun-temurun. Pemanfaatan tanaman sebagai bahan baku untuk keperluan obat telah
merupakan warisan nenek moyang yang cukup lama dengan cara pengolahan yang
sederhana. Salah satu tanaman yang telah lama digunakan untuk keperluan pengobatan
Sejak dahulu orang telah mempergunakan berbagai macam tumbuhan untuk mengobati
penyakit. Manusia primitif juga telah menggunakan tumbuhan sebagai obat. Dan kebanyakan
dari mereka menggunakan peranan dan pengalaman pengalaman mereka. Berbeda dengan
masyarakat yang telah maju seperti halnya dengan bangsa Tionghoa pada zaman dahulu telah
pandai dalam bidang obat obatan yang berasal dari tumbuh tumbuhan (Hasairin, 2009).
Sejak zaman dahulu sudah diketahui kalau sirih mampu menghambat pertumbuhan
kuman, terutama Candida albicans yang sering menyebabkan keputihan pada wanita. Infusum sirih dapat menghambat pertumbuhan Esscheria coli, Staphylococcus koagulase positif, Salmonella thyposa, bahkan Pseudomonas aeroginosa yang kerap kali resisten terhadap antibiotik.
Bagi masyarakat Indonesia, sirih merupakan tanaman yang sudah dikenal secara luas.
Sirih digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk upacara adat, kesehatan maupun
kecantikan. Secara tradisional sirih banyak digunakan untuk obat batuk, obat sakit gigi,
mengeringkan luka, dan lain lain (Yanti et al, 2000).
Sirih (Piper betle Linn) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak manfaatnya.
Penggunaan daun sirih sebagai obat biasanya diberikan dalam bentuk godogan, daun segar
yang dimemarkan atau ditumbuk halus, ekstrak ataupun dalam bentuk minyak atsiri
(Soedibjo, 1991).
Daun sirih (Piper betle Linn) secara umum telah dikenal masyarakat sebagai bahan obat
tradisional. Seperti halnya dengan antibiotika, daun sirih juga mempunyai daya antibakteri.
Kemampuan tersebut karena adanya berbagai zat yang terkandung didalamnya
(Sastroamidjojo, 1997).
Ekstrak daun sirih telah dikembangkan dalam beberapa bentuk sediaan seperti pasta gigi,
sabun, obat kumur karena daya antiseptiknya. Sediaan perasan, infus, ekstrak air-alkohol,
ekstrak heksan, ekstrak kloroform maupun ekstrak etanol dari daun sirih mempunyai aktivitas
sebagai antibakteri terhadap gingivitis, plak dan karies (Suwondoet al., 1991).
Ekstrak daun sirih juga telah diuji evektifitasnya sebagi antibakteri terhadap mastitis
subklinis. Bakteri yang diuji berasal dari hasil isolasi susu sapi penderita mastitis subklinis
yaituStaphylococcus aureus,Staphylococcus epidermidisdanStreptococcus agalactiae.Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih mempunyai efektivitas sebagai antibakteri
Berdasarkan pemikiran tersebut, sehingga penulis perlu melakukan penelitian untuk
mengetahui “Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri dari Daun Sirih (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Rosebanch” sebagai antibakteri dalam
kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit yaitu Staphylococcus aureus,sehingga dapat diketahui kemampuan antibakteri dari minyak atsiri tersebut.
1.2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana kemampuan antibakteri dari minyak atsiri daun sirih dengan konsentrasi
yang berbeda beda yaitu 0%, 0,1%, 0,5%, 1%, 2% dan 3% terhadap bakteri penyebab
penyakit yaitu Staphylococcus aureus?. Faktor faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?
1.3. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Apakah minyak atsiri daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?
2. Pada konsentrasi berapakah minyak atsiri daun sirih yang efektif menghambat
pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus? 1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui daya hambat minyak atsiri daun sirih terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus
2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah minyak atsiri yang paling efektif
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat diharapkan dapat bermanfaat sebagai:
1. Sumber informasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum bahwa daun sirih mengandung
minyak atsiri yang berpotensi untuk menghambat pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus.
2. Sumber informasi bagi masyarakat dalam rangka usaha pengembangan dan pemanfaatan
obat tradisional untuk pendayagunaan potensi sumber daya alam.
3. Sumber informasi bagi mahasiswa yang ingin lebih jauh meneliti tentang efektivitas
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Bahwa minyak atsiri dari daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dengan konsentrasi yang berbeda beda yaitu dengan
konsentrasi 0,1% (1,3 mm), 0,5% (1,5 mm), 1% (1,6 mm), 2% (1,8 mm), dan 3%
(2,1 mm).
2. Pada konsentrasi 3% (2,1 mm) minyak atsiri daun sirih (Piper betle Linn) sangat
efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureusRosebanch
.
5.2. Saran.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian minyak atsiri dari
daun sirih (Piper betle Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Rosebanch dengan menggunakan konsentrasi 3%.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian minyak atsiri dari
DAFTAR PUSTAKA
Alfarissi, S. (2009),Uji Mekanisme Penghambatan Antibakteri Minyak Atsiri Daun
Sirih (Piper betle) Terhadap Staphylococcus epidermidis.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Age; Heri. (2007),Tanaman Obat. Jakarta. PT Panca Anugerah Sakti.
Agustina, L. (2008), Efektivitas Minyak Atsiri Lengkuas (Alpinia galanga L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.Medan. FMIPA UNIMED.
Anonim.(2012),Minyak Atsiri. http://classbhe.files.wordpress.com/2012/02/02/minyak-atsiri.com. Diakses tanggal 02/02/2012
Anonim.(2011),Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27898/4/Chapter%20II.pdf. Diakses 22 Juli 2011
Anonim.(2014),Bisul.http://id.wikipedia.org/wiki/Bisul.Diakses pada tanggal 1 Mei 2014
Anonim. (2014), Gejala Penyakit Bisul. http://www.gejalapenyakit.com/gejala-penyakit-bisul/. Diakses pada tanggal 1 Mei 2014
Anonim, (2012),Hubungan Bakteri dan Bisul.
http://nengsifar.wordpress.com/2012/11/23/hubungan-bakteri-dan-bisul/. Diakses pada tanggal 23 November 2012
Arisandi,Y; Yovita,A. (2000),Tanaman Obat Keluarga & Pengobatan Alternatif. Jakarta. Setia Kawan
Armando, R. (2009),Memproduksi 15 Minyak Asiri Berkualitas. Jakarta. Penebar Swadaya.
Dartha, N.B. (2005),Sehat Tanpa Dokter.Surabaya. Jawara
Fardiaz, S. (1993),Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Gaman, Sherrington. (1992).Ilmu Pangan , Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan
Mikrobiologi Edisi Kedua. (Alih Bahasa: Murdijati Gardjito). Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada
Hanafiah, K. A, (1993),Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Harborne, J.B, (1987),Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung. ITB
Hasairin, A. (2009),Bahan Ajar Etnobotani. Medan. FMIPA UNIMED.
Koensoemardiyah. (2010),A to Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta. ANDI OFFSET.
Lutony, T.L; Yeyet, R. (2002).Produksi dan Perdagangan Minyak Asiri. Jakarta. Penebar Swadaya.
Mursito, B. (2008), Ramuan Tradisional untuk Pelangsing Tubuh. Jakarta.Penebar Swadaya.
Nasution, M. (2014),Pengantar Mikrobiologi. Medan. USU Presss
Robinson, T. (1991),Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi Edisi ke 6. Bandung. ITB Press.
Salleh. (1997),Ethno botany, Ethno Pharmacognosy and Documentation of Malaysia Medicinal and Aromatic Plants. Malaysia. Universiti Kerajaan Malaysia.
Sastroamidjojo, S. (1997),Obat Asli Indonesia. Warta Tumbuhan Obat Volume 1. Septiatin, A. (2008),Apotek Hidup dari Rempah Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman
Liar. Bandung. Yrama Widya
Silitonga, PM. (2011).Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan. FMIPA UNIMED
Stanier, R; Adelberg, E. (1984),Dunia Mikrobe II. Jakarta. Bhratara Karya Aksara Suwondo S.; Sidik, S.RS.: Soelarko, RM.Aktivitas Antibakteri Daun Sirih (Piper betle
L.) terhadap Bakteri Gingivitis dan Bakteri Pembentuk Plak/ Karies Gigi (Streptococcus mutans), Agustus 1991
Tamher. (2008),Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta. Trans Info Media
Tarigan, J. (1988),Mikrobiologi. P2PLTK DIRJEN DIKTI. Jakarta
Tjitrosoepomo, G. (1994),Taksonomi Tumbuhan Obat Obatan.Yogyakarta. UGM Press Tsauri, S. (2006),P3K dengan Herbal. Jakarta. Penebar Swadaya
Waluyo, L. (2007),Mikrobiologi Umum. Malang. UMM Press
Yanti,R; Suyitno;Eni H. (2000),Identifikasi Komponen Ekstrak Sirih (Piper betle Linn) Dari Beberapa Pelarut Dan Pemanfaatannya Untuk Pengawetan Ikan. AGROSAINS Volume 13 No 3