• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN SIRIH (PIPER BETLE LINN) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS ROSEBANCH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN SIRIH (PIPER BETLE LINN) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS ROSEBANCH."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN SIRIH (Piper betleLinn) TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERIStaphylococcus aureusRosebanch

Oleh :

Flentina Meri Kristin Simanjuntak NIM 072244810010

Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri dari Daun Sirih (Piper betleLinn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureusRosebanch

Flentina Meri Kristin Simanjuntak (072244810010) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minyak atsiri dari daun sirih (Piper betleLinn) terhadap pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureusRosebanch. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2014 sampai 25 Juni 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Medan

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ) Non Faktorial dengan 6 taraf perlakuan, yaitu A0= 0%, A1 = 0,1%, A2 = 0,5%, A3 = 1%, A4 = 2%, dan A5 = 3%. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dilakukan dengan 4 ulangan dengan unit percobaan sebanyak 24 unit.

Dari hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak atsiri dari daun sirih (Piper betle Linn) dengan konsentrasi yang berbeda beda berpengaruh terhadap zona hambat bakteri Staphylococcus aureus Rosebanch. Diameter zona hambat pada konsentrasi 0% adalah 0 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 0,1% adalah 1,3 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 0,5% adalah 1,5 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 1% adalah 1,6 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 2% adalah 1,8 mm, dan diameter zona hambat pada konsentrasi 3% adalah 2,1 mm. Diameter zona hambat yang terkecil yang dihasilkan oleh minyak atsiri dari daun sirih (Piper betle Linn) dengan konsentrasi 0%. Dan diameter zona hambat yang terbesar dihasilkan oleh minyak atsiri dari daun sirih (Piper betle Linn) dengan konsentrasi 3%. Daya hambat minyak atsiri dikatakan efektif ketika daya hambat dari minyak atsiri dari daun sirih paling tinggi terdapat pada konsentrasi 3% dengan diameter 2,1 mm.

(4)

Influence The Granting Of Essential Oil From Leaves Of The Betel (Piper betleLinn) Against The Growth Of Bacteria Staphylococcus aureusRosebanch

Flentina Meri Kristin Simanjuntak (072244810010) Abstract

This research aims to know the influence of essential oil from the leaves of the betel (Piper betle Linn) against the growth of bacteria Staphylococcus aureus Rosebanch. This research has been conducted on May 19, 2014 until June 25, 2014 in the laboratory of Microbiology Laboratory Health Hall (Balai Laboratorium Kesehatan) Medan.

The research method used was experimental method using Random Design complete (RAL) Non Factorial with 6 degrees of treatment, namely A0 = 0%, A1 = A2 = 0.1%, 0.5%, A3 = A4 = 1%, 2%, and A5 = 3%. To know the success rate is done with 4 replicates with unit testing as many as 24 units.

From the results of the analysis of research data shows that the provision of essential oil from the leaves of the betel (Piper betleLinn) with different concentrations of different

inhibitory zones affect the bacteriaStaphylococcus aureusRosebanch. The Diameter of the zones of drag on the concentration of 0% is 0 mm, diameter drag zone on the concentration of 0.1% is 1.3 mm, the diameter of the zones of drag at a concentration of 0.5% is 1.5 mm, the diameter of the zones of drag at concentrations of 1% is 1.6 mm, the diameter of the zones of drag on the concentration of 2% is 1.8 mm, and the diameter of the zones of drag at 3% concentration was 2.1 mm. Diameter drag the smallest zone generated by the essential oil from the leaves of the betel (Piper betleLinn) with concentrations of 0%. And the diameter of the largest drag zone generated by the essential oil from the leaves of the betel (Piper betleLinn) with a concentration of 3%. Inhibitory power of essential oils are said to be effective when the drag power of essential oils from the leaves of the betel leaves are present in the highest concentration of 3% with a diameter of 2.1 mm.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan Masalah 3

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Daun Sirih (Piper betleLinn) 5

2.2. Minyak Atsiri 7

2.3. Penyakit Bisul. 12

2.4. BakteriStaphylococcus aureus 14

2.5. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri 16

2.6. Hipotesis 23

2.7. Variabel Penelitian 24

BAB III. Metode Penelitian

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26

(6)

3.3. Alat Dan Bahan 25

3.4. Rancangan Percobaan 26

3.5. Prosedur Penelitian. 28

3.6. Teknik Pengumpulan Data 33

3.7 Model Penelitian 33

3.8. Teknik Analisa Data 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 37

4.2. Uji Hipotesis 42

4.3. Pembahasan 42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 49

5.2. Saran 49

(7)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 2.1.1 Kandungan Kimia Daun Sirih (Piper betleLinn) 7 Tabel 2.2.2 Kandungan Minyak Atsiri dari daun sirih

(Piper betleLinn) 12

Tabel 3.1 Model Pengamatan secara RAL Non

Faktorial 34

Tabel 3.2 Model Analisa Sidik Ragam 34 Tabel 4.1.1 Daerah Hambat Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri

Dari Daun Sirih (Piper betleLinn) Terhadap

Pertumbuhan BakteriStaphylocccus aureusRosebanch 37 Tabel 4.1.2 Hasil Transformasi + 0,5 38 Tabel 4.2 Warna Larutan Minyak Atsiri Daun Sirih Sebagai

Hasil Pengenceran 39

Tabel 4.3 Daftar Analisis Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri Dari Daun Sirih (Piper betleLinn) Terhadap

Pertumbuhan BakteriStaphylocccus aureusRosebanch 39 Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengaruh

Pemberian Minyak Atsiri Dari Daun Sirih (Piper betleLinn)Terhadap PertumbuhanBakteri

(8)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Sirih 6

Gambar 2.2 Penyakit Bisul 13

Gambar 2.3 BakteriStaphylococcus aureusRosebanch 15

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Percobaan 28

Gambar 3.2 Cara Kerja Pembuatan Media Agar 30

Gambar 3.3 Pengenceran Sampel BakteriStaphylococcus aureus Rosebanch 31 Gambar 3.4 Pencampuran Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betle Linn)

Dengan Media sertaStaphylococcus aureusRosebanch 32 Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri dari Daun Sirih

(Piper betleLinn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Perhitungan data statistik diameter zona hambat dari Pengaruh 52 Pemberian Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betleLinn) Terhadap

Pertumbuhan BakteriStaphylococcus aureusRosebanch

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian 55

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Bakteri merupakan salah satu mikroba yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di

daerah tropis seperti Indonesia, penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen memiliki

peringkat yang cukup tinggi dalam urutan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat.

Bakteri Staphylococcus aureus dapat menyerang seluruh tubuh. Bentuk klinisnya tergantung dari bagian tubuh yang terkena infeksi. Toxic shock syndrome merupakan suatu

keadaan yang ditandai dengan panas mendadak, diare, syok, diffuse maculo erythematous

rash, hiperemi pada konjungtiva, orofarings, dan membran mucus vagina. Keracunan

makanan terjadi akibat menelan makanan yang telah terkontaminasi dengan enterotoksin

stafilokokus. Jenis keracunan makanan seperti ini disebut tipe toksik. Masa inkubasi singkat

(2 – 6 jam) dan gejala yang timbul biasanya muntah dan diare, tetapi biasanya dapat sembuh

spontan (dalam 24 – 36 jam) (Dzenet al,. 2003).

Infeksi bakteri ini pada kulit umumnya dalam bentuk impetigo, folliculitis, furuncle

abscesses (abses), carbuncle (bisul) dan luka lecet yang terinfeksi. Dasar dari lesi pada

impetigo “scalded skin” (luka bakar) yang lain daripada yang lain disebabkan oleh strain

Staphylococcus aureus, sebagian besar tergolong dalam group II yang memproduksi toksin epidermik (Nasution, 2014).

Dalam bidang pengobatan antibiotik, saat ini sudah banyak bakteri yang resisten

terhadap obat antibiotik karena pemakaian yang tidak sesuai aturan sehingga merubah pola

kerja dari bakteri tersebut. Sebagai alternatif dari penggunaan antibiotik tersebut, bisa

digunakan antibakteri yang berasal dari alam, diharapkan tidak menimbulkan resistensi,

lebih alami dan meminimalisir masuknya zat-zat kimia dalam tubuh (Salleh, 1997).

Berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dibidang kesehatan memberikan dampak

terhadap cara hidup dan kebiasaan masyarakat. Akan tetapi banyak hal, diantaranya dalam

pengobatan tradisional, tetap bertahan dan merupakan kebiasaan yang diwariskan secara

turun-temurun. Pemanfaatan tanaman sebagai bahan baku untuk keperluan obat telah

merupakan warisan nenek moyang yang cukup lama dengan cara pengolahan yang

sederhana. Salah satu tanaman yang telah lama digunakan untuk keperluan pengobatan

(11)

Sejak dahulu orang telah mempergunakan berbagai macam tumbuhan untuk mengobati

penyakit. Manusia primitif juga telah menggunakan tumbuhan sebagai obat. Dan kebanyakan

dari mereka menggunakan peranan dan pengalaman pengalaman mereka. Berbeda dengan

masyarakat yang telah maju seperti halnya dengan bangsa Tionghoa pada zaman dahulu telah

pandai dalam bidang obat obatan yang berasal dari tumbuh tumbuhan (Hasairin, 2009).

Sejak zaman dahulu sudah diketahui kalau sirih mampu menghambat pertumbuhan

kuman, terutama Candida albicans yang sering menyebabkan keputihan pada wanita. Infusum sirih dapat menghambat pertumbuhan Esscheria coli, Staphylococcus koagulase positif, Salmonella thyposa, bahkan Pseudomonas aeroginosa yang kerap kali resisten terhadap antibiotik.

Bagi masyarakat Indonesia, sirih merupakan tanaman yang sudah dikenal secara luas.

Sirih digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk upacara adat, kesehatan maupun

kecantikan. Secara tradisional sirih banyak digunakan untuk obat batuk, obat sakit gigi,

mengeringkan luka, dan lain lain (Yanti et al, 2000).

Sirih (Piper betle Linn) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak manfaatnya.

Penggunaan daun sirih sebagai obat biasanya diberikan dalam bentuk godogan, daun segar

yang dimemarkan atau ditumbuk halus, ekstrak ataupun dalam bentuk minyak atsiri

(Soedibjo, 1991).

Daun sirih (Piper betle Linn) secara umum telah dikenal masyarakat sebagai bahan obat

tradisional. Seperti halnya dengan antibiotika, daun sirih juga mempunyai daya antibakteri.

Kemampuan tersebut karena adanya berbagai zat yang terkandung didalamnya

(Sastroamidjojo, 1997).

Ekstrak daun sirih telah dikembangkan dalam beberapa bentuk sediaan seperti pasta gigi,

sabun, obat kumur karena daya antiseptiknya. Sediaan perasan, infus, ekstrak air-alkohol,

ekstrak heksan, ekstrak kloroform maupun ekstrak etanol dari daun sirih mempunyai aktivitas

sebagai antibakteri terhadap gingivitis, plak dan karies (Suwondoet al., 1991).

Ekstrak daun sirih juga telah diuji evektifitasnya sebagi antibakteri terhadap mastitis

subklinis. Bakteri yang diuji berasal dari hasil isolasi susu sapi penderita mastitis subklinis

yaituStaphylococcus aureus,Staphylococcus epidermidisdanStreptococcus agalactiae.Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih mempunyai efektivitas sebagai antibakteri

(12)

Berdasarkan pemikiran tersebut, sehingga penulis perlu melakukan penelitian untuk

mengetahui “Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri dari Daun Sirih (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Rosebanch” sebagai antibakteri dalam

kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit yaitu Staphylococcus aureus,sehingga dapat diketahui kemampuan antibakteri dari minyak atsiri tersebut.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana kemampuan antibakteri dari minyak atsiri daun sirih dengan konsentrasi

yang berbeda beda yaitu 0%, 0,1%, 0,5%, 1%, 2% dan 3% terhadap bakteri penyebab

penyakit yaitu Staphylococcus aureus?. Faktor faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?

1.3. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Apakah minyak atsiri daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?

2. Pada konsentrasi berapakah minyak atsiri daun sirih yang efektif menghambat

pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus? 1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui daya hambat minyak atsiri daun sirih terhadap pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus

2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah minyak atsiri yang paling efektif

(13)

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dapat diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Sumber informasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum bahwa daun sirih mengandung

minyak atsiri yang berpotensi untuk menghambat pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus.

2. Sumber informasi bagi masyarakat dalam rangka usaha pengembangan dan pemanfaatan

obat tradisional untuk pendayagunaan potensi sumber daya alam.

3. Sumber informasi bagi mahasiswa yang ingin lebih jauh meneliti tentang efektivitas

(14)

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Bahwa minyak atsiri dari daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dengan konsentrasi yang berbeda beda yaitu dengan

konsentrasi 0,1% (1,3 mm), 0,5% (1,5 mm), 1% (1,6 mm), 2% (1,8 mm), dan 3%

(2,1 mm).

2. Pada konsentrasi 3% (2,1 mm) minyak atsiri daun sirih (Piper betle Linn) sangat

efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureusRosebanch

.

5.2. Saran.

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian minyak atsiri dari

daun sirih (Piper betle Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

Rosebanch dengan menggunakan konsentrasi 3%.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemberian minyak atsiri dari

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Alfarissi, S. (2009),Uji Mekanisme Penghambatan Antibakteri Minyak Atsiri Daun

Sirih (Piper betle) Terhadap Staphylococcus epidermidis.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Age; Heri. (2007),Tanaman Obat. Jakarta. PT Panca Anugerah Sakti.

Agustina, L. (2008), Efektivitas Minyak Atsiri Lengkuas (Alpinia galanga L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.Medan. FMIPA UNIMED.

Anonim.(2012),Minyak Atsiri. http://classbhe.files.wordpress.com/2012/02/02/minyak-atsiri.com. Diakses tanggal 02/02/2012

Anonim.(2011),Isolasi Dan Analisis Komponen Kimia Minyak.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27898/4/Chapter%20II.pdf. Diakses 22 Juli 2011

Anonim.(2014),Bisul.http://id.wikipedia.org/wiki/Bisul.Diakses pada tanggal 1 Mei 2014

Anonim. (2014), Gejala Penyakit Bisul. http://www.gejalapenyakit.com/gejala-penyakit-bisul/. Diakses pada tanggal 1 Mei 2014

Anonim, (2012),Hubungan Bakteri dan Bisul.

http://nengsifar.wordpress.com/2012/11/23/hubungan-bakteri-dan-bisul/. Diakses pada tanggal 23 November 2012

Arisandi,Y; Yovita,A. (2000),Tanaman Obat Keluarga & Pengobatan Alternatif. Jakarta. Setia Kawan

Armando, R. (2009),Memproduksi 15 Minyak Asiri Berkualitas. Jakarta. Penebar Swadaya.

Dartha, N.B. (2005),Sehat Tanpa Dokter.Surabaya. Jawara

Fardiaz, S. (1993),Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Gaman, Sherrington. (1992).Ilmu Pangan , Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan

Mikrobiologi Edisi Kedua. (Alih Bahasa: Murdijati Gardjito). Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada

Hanafiah, K. A, (1993),Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Harborne, J.B, (1987),Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung. ITB

Hasairin, A. (2009),Bahan Ajar Etnobotani. Medan. FMIPA UNIMED.

Koensoemardiyah. (2010),A to Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta. ANDI OFFSET.

Lutony, T.L; Yeyet, R. (2002).Produksi dan Perdagangan Minyak Asiri. Jakarta. Penebar Swadaya.

(16)

Mursito, B. (2008), Ramuan Tradisional untuk Pelangsing Tubuh. Jakarta.Penebar Swadaya.

Nasution, M. (2014),Pengantar Mikrobiologi. Medan. USU Presss

Robinson, T. (1991),Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi Edisi ke 6. Bandung. ITB Press.

Salleh. (1997),Ethno botany, Ethno Pharmacognosy and Documentation of Malaysia Medicinal and Aromatic Plants. Malaysia. Universiti Kerajaan Malaysia.

Sastroamidjojo, S. (1997),Obat Asli Indonesia. Warta Tumbuhan Obat Volume 1. Septiatin, A. (2008),Apotek Hidup dari Rempah Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman

Liar. Bandung. Yrama Widya

Silitonga, PM. (2011).Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan. FMIPA UNIMED

Stanier, R; Adelberg, E. (1984),Dunia Mikrobe II. Jakarta. Bhratara Karya Aksara Suwondo S.; Sidik, S.RS.: Soelarko, RM.Aktivitas Antibakteri Daun Sirih (Piper betle

L.) terhadap Bakteri Gingivitis dan Bakteri Pembentuk Plak/ Karies Gigi (Streptococcus mutans), Agustus 1991

Tamher. (2008),Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta. Trans Info Media

Tarigan, J. (1988),Mikrobiologi. P2PLTK DIRJEN DIKTI. Jakarta

Tjitrosoepomo, G. (1994),Taksonomi Tumbuhan Obat Obatan.Yogyakarta. UGM Press Tsauri, S. (2006),P3K dengan Herbal. Jakarta. Penebar Swadaya

Waluyo, L. (2007),Mikrobiologi Umum. Malang. UMM Press

Yanti,R; Suyitno;Eni H. (2000),Identifikasi Komponen Ekstrak Sirih (Piper betle Linn) Dari Beberapa Pelarut Dan Pemanfaatannya Untuk Pengawetan Ikan. AGROSAINS Volume 13 No 3

Gambar

Tabel 2.1.1
Gambar 2.1Morfologi Tanaman Sirih

Referensi

Dokumen terkait

Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang menggunakan analisis statistik mengenai karakteristik perilaku bullying siswa

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah diantara model pembelajaran (J-

Alat kajian yang digunakan dalam kajian ini ialah bentuk soal selidik yang mengandungi sejumlah soalan yang berkaitan dengan tahap pengetahuan guru terhadap peranan Pusat

Untuk lebih lanjut penulis akan membahas masalah ini dalam sebuah Penulisan Ilmiah yang diberi judul DNA komputer sebagai pengganti chip mikroprosesor silikon yang mampu

dari al- Qur‟an tidak dapat disentuhkan kepada anak didik menjadi menyatu dengan kepribadiannya mana kala hati mereka ada penyakitnya.

Pada hari ini Senin Tanggal Dua puluh sembilan Bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas kami yang bertandatangan di bawah ini Unit Layanan Pengadaan (ULP) Rumah

Penelitian ini meneliti pengaruh kombinasi latihan Propioceptive Neuron Facilitation (PNF) dan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri dan menambah

Sedangkan pengertian perencanaan pajak (Tax Planning) menurut Resmi (2003:212) dapat diartikan sebagai “Upaya ya ng dilakukan oleh wajib pajak untuk menghemat pajak