• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika komunikasi dalam konflik internal organisasi (Studi Kasus Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Dinamika komunikasi dalam konflik internal organisasi (Studi Kasus Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram)"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i

DINAMIKA KOMUNIKASI DALAM KONFLIK INTERNAL ORGANISASI

(Studi Kasus Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram)

Oleh

Muhamad Ibrayan NIM : 160301025

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2022

(2)

ii

DINAMIKA KOMUNIKASI KONFLIK INTERNAL ORGANISASI

(Studi Kasus Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram) Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

Oleh

Muhamad Ibrayan NIM : 160301025

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2022

(3)

iii

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh Muhamad Ibrayan, NIM: 160301025 dengan judul

“Dinamika komunikasi dalam konflik internal Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. L. Ahmad Zaenuri, LC.,MA NIP. 197608172006041002

Andri Kurniawan, M.Sos.

NIP.199010072019031012

(5)

v

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, 2022

Hal: Ujian Skripsi Yang Terhormat Rektor UIN Mataram di Mataram

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Muhamad Ibrayan

NIM : 160301025

Jurusan/Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul : Dinamika komunikasi dlam konflik internal Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. L. Ahmad Zaenuri, LC.,MA NIP. 197608172006041002

Andri Kurniawan, M.Sos.

NIP.199010072019031012

(6)

vii

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Muhamad Ibrayan, NIM : 160301025 dengan Judul

“Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Internal Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram” telah di pertahankan di depan dewan penguji Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Mataram pada tanggal 2022

Dewan Penguji Dr. H. L. Ahmad Zaenur, LC., MA

(Ketua Sidang/Pemb. I)

Andri Kurniawan, M.Sos (Sekertaris Sidang/Pemb.II)

Najamudin, M. S. I (Penguji I)

Sahril Halim, M. I. Kom (Penguji II)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dr. Muhammad Saleh Ending, MA NIP197209121998031001

(7)

viii MOTTO

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS. Ali Imran : 159)1

1 Al Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Khazanah Mimbar Plus, 2011), hlm.

487.

(8)

ix

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Roditubillahi robba wabil islamidina wabi muhammadin nabiya warosula.

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan untuk mereka yang selalu memberikan doa dan semangatnya. Terimakasih kepada:

1. Kedua orang tuaku, Ama tercinta M. Yakub dan Inaku tersayang Khamilah. tidak ada kata yang bisa kuucapkan selain berterimakasih atas segala doa, dukungan moril serta materi yang luar biasa sekali dalam kehidupan anandamu ini. Kepada Kakak- Kakakku yang selalu menjadi sumber inspirasi hidup dalam menguatkanku untuk menuntaskan pendidikan.

2. Keluarga besarku yang selalu meyakinkan dan memberikan nasihat dalam menyelesaikan skripsi.

3. Teman teman Komunikasi Penyiaran Islam kelas A angkatan 2016, dan tak lupa pula sahabat seperjuanganku Muhammad Harmoko yang selama ini belajar bersama serta memberi dukungan satu sama lain untuk menyelesaikan skripsi.

4. Teman-Teman FKMRK yang menjadi rumah serta keluarga di tanah rantauan ini.

5. Teman-Teman HMI komisariat Dakwah HMI cabang Mataram 6. Almamaterku tercinta UIN Mataram tempat yang sangat nyaman

untuk bersua dengan ilmu pengetahuan.

(9)

x

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada-Nya segala puji syukur peneliti panjatkan, karena atas nikmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi basar Muhammad SAW sebagai suri teladan manusia dimuka bumi ini, yang telah menghilangkan jahiliyah dan membawa kita pada prinsip-prinsip Islam dalam segala segi kehidupan.

Dengan segala usaha penyusunan skripsi dengan judul : Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Internal Organisasi (studi kasus ikatan pelajar mahasiswa wawo (IPMW) mataram” ini juga tidak terlepas dari bantuan, pembimbing, dorongan, arahan dan didikan orang lain, baik secara langsung dan maupun tidak langsung.

Berdasarkan dengan hal ini secara khusus peneliti menghaturkan ucapan terimakasih setinggi-tingginya kepada:

1. Orang Tuaku yang selalu memberikan support kepada dalam menyelesaikan studi S1 walaupun tidak tepat waktu.

2. Najamudin M, Si, Dosen Wali yang dengan sabar memberikan bimbingan, motivasi, dan dukungan kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Prof. H. Masnun Tohir selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di Universitas Islam Negeri Mataram.

4. Dr. H. L. Ahmad Zaenuri, Lc., MA serta Bapak Andri Kurniawan, M. Sos yang dengan tabah membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kepada Kawan-Kawan IPMW Mataram yang dengan senang hati memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.

6. Dan semua pihak-pihak yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat serta motivasi agar peneliti terus semangat meneyelesaikan kuliah samapai sarjana.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, barangkali ada kekeliruan dan kekurangan karena sesungguhnya

(10)

xi

kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini.

Terakhir, peneliti mengharapkan semoga skripsi yang ini memberikan manfaat bagi kita semua, terutama yang membacanya.

Mataram, 16 Agustus 2022 Penulis,

Muhamad Ibrayan NIM. 160301025

(11)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 7

E. Telaah Pustaka ... 8

F. Kerangka Teori ... 12

G. Metodelogi Penelitian ... 26

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 35

A. Gambaran Umum Penelitian ... 35

1. Profil Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram ... 35

(12)

xiii

2. Tujuan dan Fungsi ... 37

3. Struktur Kepengurusan IPMW Mataram Periode 2021– 2022 ... 37

B. Dinamika Komunikasi IPMW Mataram Dalam Konflik Internal... ... 41

1. Harmonis ... 41

2. Komplikasi ... 44

C. Resolusi komunikasi Dalam Internal IPMW ... 49

BAB III PEMBAHASAN ... 59

A. Dinamika Komunikasi IPMW Mataram Dalam Konflik Internal... ... 59

1. Harmonis ... 59

2. Komplikasi ... 62

B. Resolusi komunikasi Dalam Internal IPMW ... 66

1. Peacemaking ... 67

2. Peace keeping ... 70

3. Peace building ... 71

BAB IV PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 78

(13)

xiv

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Dokumentasi wawancara dengan pengurus inti IPMW Mataram di taman Budaya.

Lampiran 2 Dokumentasi pada saat audensi dengan pengurus inti IPMW Mataram.

Lampiran 3 Dokumentasi kegiatan olahraga.

Lampiran 4 Dokumentasi agenda Yasinan di Rumah sesepuh.

Lampiran 5 Dokumentasi kegiatan Silaturrahmi dengan sesepuh.

Lampiran 6 Dokumentasi kegiatan refresing dengan pengurus inti.

(14)

xv

DINAMIKA KOMUNIKASI DALAM KONFLIK INTERNAL IKATAN PELAJAR MAHASISWA WAWO MATARAM

Oleh :

MUHAMAD IBRAYAN 160301025

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Internal Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram. Organisasi IPMW Mataram adalah organisasai pelajar dan kemahasiswaan yang di dirikan pada tanggal 08 Agustus 2008 di kampus IKIP Mataram oleh Mahasiswa Wawo yang kuliah di Mataram.

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dinamika komunikasi dalam konflik internal IPMW Mataram yang tak berujung selesi-selesai serta apa saja yang menjadi resolusi komunikasi yang digunakan oleh pengurus IPMW Mataram periode 2021-2022.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan komunikasi dan dibahas secara deskriptif.

Data yang digunakan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan dinamika komunikasi yang terjadi adalah tentu ada keharmonisan dan komplikasi. Sehingga resolusi komunikasi yang digunakan adalah komunikasi persuasif serta komunikasi organisasi yang di dalamnya terdapat metode intensionalis, Metode prespektif- Taking, dan metode dialogis. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa, dinamika komunikasi dalam konflik internal IPMW Mataram serta Resolusi komunikasinya ialah dimana IPMW Mataram sering mengadakan agenda-agenda keharmonisan disamping meminimalisir konflik

Kata Kunci: dinamika, komunikasi Persuasif, Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam kenyataannya komunikasi mempunyai andil dalam membangun iklim organisasi yang berdampak kepada membangun organisasi, yaitu nilai kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Melalui organisasi manusia dapat mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan sejumlah besar tindakan-tindakan serta mampu menciptakan alat-alat sosial yang ampuh dan dapat diandalkan.

Organisasi mampu menggabungkan sumber daya yang dimiliki dengan dukungan sumber-sumber daya lain di luar organisasi. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat Ali Imron/3:159 yang berbunya:

ُفْعٱَف ۖ َكِل ْىَح ْهِم ۟اىُّضَفوَلَ ِبْلَقْلٱ َظيِلَغ اًّظَف َتىُك ْىَل َو ۖ ْمُهَل َتىِل ِ هللَّٱ َهِّم ٍةَمْح َر اَمِبَف ْمُهْىَع َهيِلِّك َى َتُمْلٱ ُّب ِحُي َ هللَّٱ هنِإ ۚ ِ هللَّٱ ىَلَع ْلهك َىَتَف َتْم َزَع اَذِإَف ۖ ِرْمَ ْلْٱ ىِف ْمُه ْرِواَش َو ْمُهَل ْرِفْغَتْسٱ َو

Artinya:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS. Ali Imran : 159).2

Persoalannya adalah bagaimana setiap individu dapat berkomunikasi dengan sekitar agar dapat mampu menciptakan makna yang sama sesuai dengan hakikat komunikasi itu sendiri. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan seseorang dalam melaksanakan

2QS Ali Imran, “Al Qur’an dan Terjemahannya” (Jakarta: Khazanah Mimbar Plus, 2011), hlm. 159.

(16)

2

tugas dan tanggung jawabnya baik organisasi maupun kesehariannya.

Komunikasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan guna mencapai tujuan yang sesuai kehendak dalam menyamakan persepsi.

Organisasi terbentuk karena adanya kesamaan visi-misi dan tujuan yang ingin dicapai sekelompok orang. Dari sini setiap unsur yang terdapat didalam organisasi secara langsung atau tidak langsung harus memegang teguh terhadap apa yang menjadi tujuan dalam organisasi tersebut. Tentunya organisasi memiliki budaya organisasi yang berbeda. Demikian halnya terjadi pada organisasi-organisasi daerah yang berkembang dewasa ini. Semua itu disepakati oleh norma-norma yang disepakati dalam suatu organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan dalam organisasi tersebut.

Organisasi dibentuk karena mempunyai suatu tujuan tertentu.

Individu-individu dalam organisasi dituntut untuk bekerja sama demi tercapaiannya tujuan bersama. Maka dari itu suatu organisasi yang telah lama berdiri sewajarnya telah memiliki pencapaian dan target tertentu yang menjadi tolak ukur perkembangan organisasi tersebut.

Dalam sebuah organisasi yang terdiri dari beragam individu-individu tentu akan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Perbedaan yang terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan ketidakcocokan dan disinilah menimbulkan sebuah konflik. Pada dasarnya dalam organisasi tidak lepas dari persoalan konflik. Konflik bisa muncul dari berbagai aspek, baik konflik antara rekan organisasi, anggota dan Demisioner, pegawai dengan atasan langsung.

Kesempatan organisasi sangat besar dalam menghadapi bermacam konflik, maka sudah sewajarnya suatu organisasi memiliki standar dalam menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi, baik konflik yang terjadi dalam internal atau eksternal.3.

Konflik sebenarnya merupakan hal yang alamiah dalam interaksi dan interelasi sosial antara individu atau antara kelompok. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala

3Mahatma Woro Mesti, 2018, “Dinamika Komunikasi dalam Konflik Organisasi (Studi Kasus Penanganan Konflik Internal Antara Manajemen dengan Pegawai di Stmik Akakom Yogyakarta Periode 2014 - 2018)”, (Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2018).

(17)

3

yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya. Karena itulah diperlukan upaya untuk mengelola konflik secara serius agar keberlangsungan organisasi tidak terganggu. Menyelesaikan sebuah konflik dalam organisasi akan tergantung pada budaya yang dianut.

Penulis ingin mengetahui bagaimana penyelesaian konflik dalam organisasi seperti apa karena dalam organisasi pasti mempunyai masalah atau konflik, entah konflik yang lebih berdominan ke negatif yang dalam arti lebih menjatuhkan dan lebih dominan positif dalam arti membangun organisasi yang lebih baik kedepannya. Maka dari itu penulis mengambil sebuah contoh terhadap penyelesaian konflik dalam sebuah organisasi.

Penanganan konflik dalam organisasi penulis mengambil dari hasil observasi, konflik ini terjadi antara organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo (IPMW) Mataram dan Forum Komunikasi Mahasiswa Raba-Kombo (FKMRK) Wawo Mataram yang bagaimana hal ini terjadi karena Nama organisasi yang kita lihat berbeda yang satu memakai Raba-Kombo Wawo dan satunya lagi memakai pelajar Mahasiswa Wawo, penulis sedikit menjelaskan bahwa Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo sudah mencakup Sembilan Desa yang berada di Kecamatan Wawo antara lain Desa Raba, Kombo, Kambilo, Pesa, Maria, Tarlawi, Riamau, Ntori, Kawae sedangkan Forum Komunikasi Mahasiswa Raba-Kombo Wawo Mataram adalah Merupakan Organisasi yang hanya mencakup dua Desa, tetapi mempunyai sejarah tentang identitas Wawo di tanah rantauan (Mataram). Nah, konflik yang terjadi pada dasarnya adalah hanya mempermasalahkan Nama Organisasi Karena kita lihat dari dua organisasi ini mempunyai tujuan yang sama dalam membangun organisasi kecamatan wawo.

Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo (IPMW) pernah Vakum begitu lama sedangkan FKMRK ini adalah organisasi yang mempunyai program yang selalu berjalan setiap tahunnya. Organisasi ini selama berkegiatan selalu mengikuti event-event yang di adakan oleh organisasi daerah lainnya mengatasnamakan kecamatan Wawo, sehingga organisasi daerah lainya mengatahui bahwa FKMRK adalah organisasi Wawo.

(18)

4

Konflik yang terajadi tersebut sehingga bisa merembes pada persoalan perkaderan. Kedua organisasi ini saling mempertahankan eksistensinya satu sama lain dengan mendoktrin anggota baru untuk saling benci-membenci satu sama lain.

Konflik yang penulis utarakan di atas adalah konflik antara Kelompok yang merupakan suatu perkumpulan individu yang tergabung dalam suatu ikatan untuk mencapai tujuan yang sama namun dengan latar belakang yang berbeda-beda. Konflik dalam kelompok, konflik adalah suatu proses sosial dimana individu- individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan. adanya perbedaan pendirian atau perasaan antara individu sehingga terjadi konflik diantara mereka. Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai-bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik.

Penulis Meneliti dinamika komunikasi dalam konflik internal Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram. Perbedaan pendapat, pertentangan, persilihan merupakan peristiwa yang biasa ditemui pada sebuah organisasi. Konflik disebut sebagai dinamika dan perubahan dalam organisasi, karena keberadaan konflik diperlukan agar tetap berada pada tinggkat yang terkendali, konflik yang diabaikan dapat mengarah pada perilaku menyimpang dari aturan, dan menggangu pencapaian organisasi. Tetapi jika sebaliknya konflik dikelola secara baik-baik dapat meningkatkan dinamika organisasi, menghargai perbedaan, kreativitas, dan meningkatkan kerja sama yang lebih berguna untuk mencapai tujuan organisasi.

Organisasi Mahasiswa merupakan salah satu bagian penting dalam dunia akademisi kampus. eksternal dan internal. Dikarenakan dengan adanya organisasi mahasiswa mampu memahami banyak hal diluar kuliah atau tentu saja sebagai bahan pengembangan diri dan prestasi. Organisasi ekstra adalah suatu wadah yang mengakomodir dan mengembangkan para anggota, yang telah tergabung dalam organisasi tersebut. Kemudian Akan dilakukan penyaringan serta proses distribusi anggota sesuai dengan kemampuannya dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan yang berbeda di kampus masing-

(19)

5

masing. Karena dengan cara begitulah para anggota tersebut akan di latih dan belajar mengenai segala urusan yang berkaitan dengan minat dan pengembangan kemampuannya.

Penulis Mengambil salah satu organisasi Kemahasiswaan, tetapi organisasi ini merupakan organisasi paguyuban, yang termasuk bagian dari organisasi eksternal mahasiswa, kedudukannya diluar lembaga kemahasiswaan kampus.

Peneliti akan mengamati dan mengeksplorasi dinamika komunikasi dalam konflik internal organisasi di Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram yang telah terjadi dalam kurun 2020- 2021. Berdasarkan konflik tersebut, peneliti ingin melihat pengelolaan manajemen konflik yang dilakukan oleh Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram, baik berupa konten pesan, penyampain informasi, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan informasi secara internal dengan menggunakan konsep komunikasi organisasi. Melalui konsep-konsep komunikasi organisasi tersebut dapat menggambarkan dinamika komunikasi organisasi secara keseluruhan terutama pada konflik internal. Konflik yang terjadi cenderung mengarah ke konflik laten (tersembunyi) atau konflik manifest (nyata).

Penulis memilih Organisasi paguyuban Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo (IPMW) Mataram sebagai objek penelitian karena ada beberapa alasan. Pertama, Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram sudah berdiri pada tahun 2008-sekarang. Untuk mengaktifkan kembali Organisasi pasti mempunyai lika-liku yang begitu panjang dan Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram pasti mempunyai konflik yang begitu banyak karena organisasi tersebut pernah vakum yang begitu lama.

Jadi peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Dinamika Komunikasi dalam konflik internal diikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram. Kedua, Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram memiliki Latar belakang yang berbeda- beda, dalam lingkup budaya karena kecematan Wawo mempunyai sembilan Desa dengan sejarah yang berbeda seta mempunyai budaya yang tidak sama.

(20)

6

Maka dari itu penulis ingin mengetahui bagaimana budaya organisasi dalam organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram, nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan bagian dari budaya organisasi. Sebuah organisasi tentu mempunyai budayanya tersendiri, ini yang menjadi pembeda antara organisasi satu dengan organisasi lainnya. Di dalam sebuah budaya organisasi tentunya ada yang sesuai dengan keinginan seorang anggota dan ada yang tidak sesuai pula. akan tetapi bagaimana anggota tersebut mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri jika ingin bertahan dalam organisasi tersebut.

Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo (IPMW) Mataram merupakan sarana penting masyarakat Wawo dalam menjalin komunikasi, juga instrumen pengembangan diri bagi pelajar dan mahasiswa. Kota Mataram merupakan Ibu kota propinsi Nusa Tenggara Barat. Kota ini merupakan salah satu kota yang dimana terdapat banyak mahasiswa maupun pelajar yang menuntut dan menimba ilmu.

Peneliti ini diharapkan mampu mengindentifikasi permasalahan yang ada di Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram dengan jelas dan dapat memberikan evaluasi mengenai komunikasi penyampaian dalam organisasi berdasarkan yang mereka yakini, sehingga konflik tidak terjadi ancaman namun dapat mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dinamika komunikasi dalam konflik di Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram Periode 2020-2021?

2. Bagaimana resolusi komunikasi dalam konflik Internal Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram Periode 2020-2021?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk Mengetahui dinamika Komunikasi dalam konflik oleh Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram Konflik internal yang terjadi di Organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo periode 2020-2021.

(21)

7

b. Untuk mengetahui resolusi komunikasi organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram

(22)

8 2. Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Penulisan ini dapat diharapkan mampu menjadi pertimbangan evaluasi dalam peningkatan kualitas organisasi yang lebih baik diperiode yang akan mendatang

1) Mengaplikasikan pengetahuan tentang komunikasi dalam organisasi yang bisa mempertajamkan pikiran seputar keorganisasian.

2) Mempelajari komunikasi organisasi dan Budaya yang terbangun dalam Organisasi tersebut.

a. Praktis

1) Mahasiswa dapat mengetahui Dinamika Komunikasi dalam Konflik Internal dalam organisasi IPMW Wawo Mataram

2) Mahasiswa Juga Mengetahui cara menyelesaikan Konflik dalam IPMW Wawo Mataram

3) Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana IPMW Wawo Mataram membangun komunikasi organisasi di IPMW Wawo Mataram

4) Dapat Bermanfaat untuk Mahasiswa Wawo dalam menangani Konflik dalam Organisasi.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Batas Penelitian

Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang tertera dalam fokus penelitian diatas. Dimana peneliti akan membahas dan mengkaji secara lebih mendalam mengenai “ Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Internal Organisasi (studi kasus ikatan pelajar mahasiswa wawo (IPMW) mataram)” Yang akan dipaparkan dan dijelaskan dalam pembahasan ini mengenai bagaimana Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo Mataram dalam menyelesaikan konflik internal organisasi.

(23)

9 2. Setting Penelitian

Setting penelitian dalam penelitian ini adalah organisasi paguyuban Ikatan Pelajar Mahasiswa Wawo yang menuntut ilmu di Mataram Pada Periode 2020-2021.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi dan karya- karya terdahulu yang terkait, untuk menghindari duplikasi, plagiasi, repetisi serta menjamin keaslian dan keabsahan peneliti yang dilakukan. Penelitian mendapatkan atau menemukan beberapa pendapat. Peneliti berusaha untuk melacak penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah terlebih dahulu membahas tentang dinamika komunikasi dalam penanganan manajemen konflik organisasi.

Sehingga Peneliti tidak melakukan duplikasi dan menjamin keabsahan dan keaslian penelitian yang dilakukan, dan dengan adanya telaah pustaka ini dapat menemukan beberapa pendapat dari penelitian terdahulu dalam karya karyanya, sehingga ada perbandingan dalam melakukan penelitian. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini belum peneliti temukan khusunya di Perpustakaan UIN Mataram. Penelitian secara khusus tentang Dinamika Komunikasi Dalam menangani manajemen Konflik Internal Organisasi (studi kasus ikatan pelajar mahasiswa wawo (IPMW) Mataram.

Pada bagian ini akan diulas beberapa hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Jurnal Choirul Fajri dengan judul: Dinamika Komunikasi Organisasi Forum Joglo (Studi Kasus Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum Joglo Kotagede Yogyakarta).4

Fokus masalah dalam ini adalah untuk mengetahui proses dinamika komunikasi dalam sebuah organisasi baik dalam internal organisasi maupun eksternal. Penelitiam ini menghasilkan temuan bagaimana pola komunikasi dalam sebuah organisasi baik itu

4Choirul Fajri, ”DinamikaKomunikasi Organisasi Forum Joglo (Studi Kasus Dinamika Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum Joglo Kotagede Yogyakarta)”, Kom dan Realitas social, Vol 12, Nomor 12, April 2016.

(24)

10

dalam hal berkomunikasi dengan pengurus organisasi maupun komunikasi antar organisasi-organisasi luar. Dengan metode studi kasus ini, peneliti melihat bagaimana cara organisasi membuat suatu program, dari mulai merencanakan, melaksanakan, sampai kepada evaluasi terhadap pengelolaan dinamika komunikasi baik internal maupun eksternal. Adapun persamaan dengan penulis adalah sama-sama menganalisis dinamika Komunikasi organisasi dengan melakukan pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangakan yang membedakannya adalah pada fokus penelitian Choirul Fajri ini, meneliti dinamika komunikasi organisasi diinternal dan eksternal dengan menggunakan metode penelitian studi kasus dan perbedaan yang dominan dari penelitian diatas terletak pada subjek dan objek penelitian yang berbeda namun masih pada konteks kajian komunikasi. sedangkan penulis ini lebih menekankan tentang dinamika komunikasi organisasi yang berfokus pada penangangan manajemen konflik internal IPMW Mataram Periode2020-2021.

2. Fadriani Wahid, Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Organisasi Di Ikatan Pelajar Mahasiswa Maluku Utara Di Kota Yogyakarta Periode 2015-2016.5

Fokus masalah yang diteliti adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika komunikasi dalam konflik organisasi Di Ikatan Pelajar Mahasiswa Maluku Utara Di Kota Yogyakarta Periode 2015-2016 menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Adapun persamaan dengan peneliti adalah sama-sama meniliti tentang dinamika komunikasi dalam menangani manajemen konflik dengan menggunakan metode kualitatif analisis deskriptif yang menjelaskan tentang fenomena dengan observasi sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data, penelitian ini masih terkait dengan kajian keilmuan komunikasi organisasi. Adapun perbedaanya dengan peneliti adalah objek penelitian dan lembaga yang diteliti. Teori-teori yang

5Fadriani Wahid, Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Organisasi di Ikatan Pelajar Mahasiswa Maluku Utara Di Kota Yogyakarta Periode 2015-2016” (Skripsi, Fakultas Ilmu Komunikasi UMBY 2019).

(25)

11

digunakan pun tidak sepenuhnya sama, masing-masing dari peneliti mempunyai kajian teoritis yang mendalam pada penelitiannya, ini akan menambah khazanah keilmuan bagi fakultas dakwah dan ilmu komunikasi dalam kajian perkembangan ilmu komunikasi dibidang komunikasi organisasi.

3. Wahid Rijal, Model Resolusi Konflik Kebijakan Pendidikan Gratis Di Kabupaten Pringsewu (Studi Kasus Desa Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu)6.

Fokus masalah dalam peelitian ini adalah untuk mengetahui Resolusi Konflik Kebijakan Pendidikan Gratis.

Penelitian ini menghasilkan temuan bagaimana Resolusi Konflik Kebijakan Pendidikan Gratis Di Kabupaten Pringsewu Desa Bandung Baru Kecamatan Adiluwih. Dengan metode studi kasus ini, peneliti melihat bagaimana resolusi konflik kebijakan terhadap pendidikan gratis dimana prosedurnya ada ketidak sesuain dengan kebijakan yang seseungguhnya..

Adapun persamaan dengan penulis adalah sama-sama menganalisis Resolusi konflik dengan melakukan pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangakan yang membedakannya adalah pada fokus penelitian Wahid Rijal ini, Model Resolusi Konflik Kebijakan Pendidikan Gratis Di Kabupaten Pringsewu.

sedangkan penulis ini lebih menekankan tentang dinamika komunikasi organisasi yang berfokus pada penangangan manajemen konflik internal IPMW Mataram Periode 2020- 2021.

6 Wahid Rijal, “Model Resolusi Konflik Kebijakan Pendidikan Gratis Di Kabupaten Pringsewu (Studi Kasus Desa Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu)”, (Skripsi, FUSA UIN Raden Intan Lampung 2019).

(26)

12

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No NAMA JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN

1

Choirul Fajri, Prodi Ilmu Komunikasi, Ilmu Sosial dan Politik,

Tesis 2014 Univesitas Gajah

Mada

Dinamika Komunikasi Forum Joglo Studi Kasus Dinamika komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi Forum Joglo Kota Gede Yogykarta

menganalisis dinamika Komunikasi organisasi dengan melakukan pengumpulan data

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi

dinamika komunikasi organisasi diinternal dan eksternal dengan menggunakan metode

penelitian studi kasus dan perbedaan yang dominan dari penelitian diatas terletak pada subjek dan objek penelitian

2

Fadriani Wahid, Prodi Ilmu Komunikasi.

Artikel 2019 Universitas Mercu

Buana Yogyakarta

Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Organisasi Di Ikatan Pelajar Mahasiswa Maluku Utara Di Kota Yogyakarta Periode 2015-2016

dinamika komunikasi dalam menangani manajemen konflik dengan menggunakan metode kualitatif analisis

deskriptif yang menjelaskan tentang fenomena dengan

objek penelitian dan lembaga yang diteliti

(27)

13

observasi sedalam- dalamnya melalui pengumpulan data

3

Wahid Rijal, Prodi Pemikiran

Islam, Skripsi 2019 Universitas

Islam Negeri Raden Intan

Lampung

Model Resolusi Konflik Kebijakan Pendidikan Gratis Di Kabupaten Pringsewu (Studi Kasus Desa Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu

Resolusi konflik dengan melakukan pengumpulan data

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi

dinamika komunikasi organisasi yang berfokus pada penangangan manajemen konflik internal IPMW

Mataram Periode 2020- 2021.

F. KerangkaTeori

Dalam kerangka teoritik ini akan dipaparkan mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan “Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Internal Organisasi (studi kasus ikatan pelajar mahasiswa wawo (IPMW) Mataram periode 2020-2021)”

1. Dinamika Komunikasi.

Dinamika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Artinya bagian ilmu fisika yang berhubungan dengan benda yang bergerak dan tenaga yang menggerakkan, gerak (dari dalam), tenaga yang menggerakkan (semangat). gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan.7

7 Kamus besar bahasa Indonesia, ”Pengertian Kata Dinamika”, dalam https://kbbi.web.id/dinamika, diakses pada tanggal 3 September 2021, Pukul 09.15

(28)

14

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah. 8 Sedangkan Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yangmengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y.Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. H.

Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi.9

Dinamika Komunikasi adalah apa, seperti apa, dan bagaimana komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih terjadi. Detail-detail penting baik verbal maupun non verbal.

situasi, emosi, dan hal-hal lain yang memberikan pengaruh dalam terjadinnya sebuah komunikasi. Dinamika tersebut bisa berupa hambatan atau malah mendukung kualitas dari sebuh komunikasi.

Ada dua Gagasan yang mempengaruhi Dinamika Komunikasi yakni:

a. Komunikasi sebagai Kekuasaan

b. Komunikasi sebagai suatu Mekanisme Kekuasaan Gagasan komunikasi bermula (tradisional) dari melihat komunikasi sebagai alat atau transmisi. Ada gagasan lain yang mengemukakan bahwa komunikasi bukan hanya alat tetapi sebagai sarana pikiran yaitu komunikasi dipakai untuk maksud

8 Syamsul Arifin, “Dasar Komunikasi dan Dinamika kelompok”, dalam http://pspd.ulm.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/08/dinamika-kelompok-dan-

komunikasi, diakses tanggal 4 September 2021, pukul 10.00.

9Ibid.

(29)

15

tertentu seperti memperoleh kekuasaan, membujuk atau memberi instruksi.

Dua gagasan yang berbeda tersebut penting untuk mengantarkan pemahaman tentang kekuasaan serta komunikasi organisasi. Hal pertama komunikasi dipandang sebagai kekuasaan karena kemampuannya untuk menentukan tindakan, pengetahuan, keyakinan, dan hasil. Manusia bertindak berdasarkan informasi yang ada serta pilihan atau alternatif yang disediakan oleh informasi tersebut. Kekuasaan digunakan melalui alternatif yang disediakan dan cara alternatif tersebut diberikan.

Sebagai contoh misalnya organisasi memberikan kesempatan anggotanya membuat keputusan tetapi tidak bebas sama sekali melainkan memberikan kriteria atau pedoman yang harus dipenuhi dalam setiap pengambilan keputusan tersebut. Yang kedua komunikasi dipandang sebagai mekanisme kekuasaan, dalam konteks organisasi komunikasi digunakan untuk menentukan tujuan, norma dan perilaku organisasi. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sarana kekuasaan. Manusia memiliki kekuasaan, melaksanakannya melalui komunikasi dan menciptakan tindakan yang terorganisir. 10

2. Komunikasi organisasi

Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin communico yang artinya membagi. 11 Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide dan gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh

10 FadrianiWahid, “Dinamika Komunikasi Dalam Konflik Organisasi Di Ikatan Pelajar Mahasiswa Maluku Utara Di Kota YogyakartaPeriode 2015-2016, dalam”, http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5723/2/BAB%20I.pdf, diakses tangal 4 September 2021, pukul 10.29.

11Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 18.

(30)

16

keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.

Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.12

Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin communico yang artinya membagi. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dapat digunakan definisi yang dibuat oleh Harold D.

Lasswell yang mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Berdasarkan paradigma Laswell diatas, maka komunikasi berarti proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada seorang komunikan melalui media komunikasi tertentu untuk menghasilkan efek tertentu. Dewasa ini sangat beragam jenis media komunikasi yang beredar dimasyarakat, yang dapat dipergunakan dalam kegiatan berkomunikasi.13

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Di dalam organisasi, komunikasi memegang peranan penting karena tanpa adanya komunikasi, maka kegiatan dalam organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Organisasi yang didalamnya terdapat orang-orang atau bagian-bagian tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik tanpa adanya komunikasi satu sama lain. Seperti pimpinan yang bisa menjadi komunikator dan anggota lainnya yang menjadi komunikan atau sebaliknya,

12Ida Suryanu Wijaya, “Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan”, dalam http://www.iainsamarinda.ac.id/download/karyailmiah/ida_suryani_wijaya/BUKU%20M BAK%20IDA%20ASLI%201.pdf, diakses tangal 4September 2021, pukul 10.48.

13Onong Uchyana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:

Citra Aditya Bakti, 2000), hlm. 253.

(31)

17

instruksi yang bisa menjadi pesan, medianya bisa menggunakan surat, pengumuman, buku petunjuk, efeknya agar anggota lainnya mengetahui informasi yang ada diorganisasi.14

Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan manusia lain. Usaha untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan tersebut dengan membentuk hubungan kerjasama dan selanjutnya membentuk kelompok-kelompok.

Tujuan dari usaha manusia akan lebih muda diperoleh dengan cara bersama-sama. Dengan demikian organisasi adalah tempat yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu-individu secara sendiri-sendiri.

Organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis yang relatif bersinambung untuk mencapai serangkaian tujuan.15 Beranjak dari definisi organisasi, dapat dilihat bahwa tujuan utama dalam organisasi adalah kegiatannya, bukan hanya pada individu sebagai pelaku dalam organisasi. Bavela & Baret menjelaskan bahwa pengertian organisasi merupakan kegiatan pengumpulan informasi, pencatatan, dan penyebaran informasi sebagai sebuah sistem komunikasi. Dengan demikian. proses komunikasi dalam organisasi sangatlah menentukan efektivitas sebuah organisasi.16

Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan dalam organisasi (di dalam kelompok formal maupun informal organisasi). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-cara kerja

14Ida Suryanu Wijaya, “Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan”, dalam http://www.iainsamarinda.ac.id/download/karyailmiah/ida_suryani_wijaya/BUKU%20M BAK%20IDA%20ASLI%201.pdf, diakses tangal 4September 2021, pukul 10.48.

15Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, terj. Diana Angelica, (Jakarta:

Salemba Empat, 2008),hlm.4.

16Ida Suryanu Wijaya, “Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan”, dalam http://www.iinsamarinda.ac.id/download/karyailmiah/ida_suryani_wijaya/buku%20bak%

20ida%20asli%201.pdf,diakses tangal 4September 2021, pukul 11.07.

(32)

18

didalam organisasi, produktifitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada para anggotanya secara individual.17

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar- pribadi dan adakalanya komunikasi publik.

Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi yakni komunikasi ke bawah, komunikasi keatas, dan komunikasi horisontal. Sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, dan juga gosip.18

Komunikasi organisasi mempunyai peranan sentral. Ini terutama berlaku dalam efektifitas organisasi. Proses dan pola komunikasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan kegiatan aggota organisasi ketujuan dan sasaran organisasi. Komunikasi organisasi terdiri persepsi-persepsi atas unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi.

Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan tindakan individu dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.

Selanjutnya komunikasi organisasi dalam organisasi juga penting dalam peningkatan anggota organisasi. Yang disampaikan oleh salah satu pakar komunikasi, bahwa salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi agar berfungsinya Organisasi tersebut harus mengedepankan komunikasi. Komunikasi organisasi merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dilakukan dalam organisasi karena

17Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, terj. Agus Maulana (Jakarta:

Karisma Publishing Group,2011), hlm. 377.

18 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung,Remaja Rosdakarya, , 2010), cet. Ke-14, hlm, 75.

(33)

19

menyangkut penyampain pesan antar individu dan kelompok, yang apabila terjadi kesalahan dalam penyampaian pesanakan berakibat dalam melaksanakan pekerjaan yang memungkinkan berpengaruh pada organisasi dan menyebabkan tujuan organisasi tidak tercapai.

3. Konflik

Konflik pada hakekatnya merupakan keniscayaan bagi manusia yang memiliki struktur tubuh yang terdiri dari akal, roh dan raga, yang masing-masing memiliki tuntutan serta keinginan yang beraneka ragam. Keinginan manusia tidak terbatas (to have), manusia menuntut dibebaskan dari berbagai penyakit, malapetaka, dan kekuatan alam agar ia dapat hidup. Mereka pun menuntut kehormatan-kehormatan lain bagi kehidupan, yang pada akhirnya menghadapkan mereka pada realitas yang sangat pelik dan kompleks. Satu sisi, di hadapannya telah hadir keburukan-keburukan yang sudah menjadi hakekat alam, namun di sisi lain juga ada kebaikan-kebaikan yang bakal menghadapi keburukan itu, sehingga mereka dapat bertahan hidup sekaligus menguasainya. Manusia memang pada dasarnya memiliki kecenderungan berkonflik antara satu dengan yang lainnya, dan selalu berusaha pula untuk menyelesaikan konflik-konflik tersebut. Karena pada hakikatnya manusia selalu dihadapkan dengan banyak konflik, terlebih konflik yang terjadi di masyarakat maupun organisasi baik konflik vertikal maupun konflik horizontal.

Istilah “Konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin

“con” yang berarti bersama dan “Fliger” yang berarti benturan atau tabrakan.19 Sedangkan Coser mendefinisikan konflik sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan di netralisir atau dilangsungkan atau dieliminir saingannya. 20

19Habib Alwi, Pengantar Studi Konflik Sosial Sebuah Tinjauan Teoritis, (Mataram: Institut Agama Islam Negeri Mataram, 2016), cet. Ke-1. hlm. 9.

20Ibid.

(34)

20

Berangkat dari pandangan Coser diatas, konflik tidak hanya dipahami sebagai bentuk pertentangan terhadap nilai, diskriminasi, dan adanya sikap penindasan (operession) terhadap kaum lemah (proliter). Akan tetapi, Coser melihat konflik juga berhubungan dengan pengekangan aktualisasi diri.21

Pada pengertian lainnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi. Atau dengan kata lain, konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih.

Pertentangan kepentingan ini berbeda dalam intensitasnya tergantung pada sarana yang dipakai. Masing-masing ingin membela nilai-nilai yang telah mereka anggap benar, dan memaksa pihak lain untuk mengakui nilai-nilai tersebut baik secara halus maupun keras.

Menurut Killman dan Thomas, konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan- tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.22

Konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dalam pandangan ini dapat pandng menjadi 3 bagian diantaran ; Pertama, Pandangan Tradisional, pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari.

Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut. Kedua, Pandangan Kepada Hubungan Manusia, pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap

21Ibid.

22 Susan, Novri, Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 50

(35)

21

sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut. Ketiga, Pandangan Interaksionis, pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.23

Sedangkan Louis R. Pondy merumuskan lima episode konflik yang disebut “Pondys Model of Organizational Conflict”.24 Menurutnya, konflik berkembang melalui lima fase secara berurutan, yaitu : Laten Conflict, Perceived Conflict, Felt Conflict, Manifest Conflict, dan Conflict Aftermath.

Tahap pertama; Konflik yang Terpendam (Laten). Konflik ini merupakan bibit konflik yang bisa terjadi dalam interaksi individual ataupun kelompok dalam organisasi, oleh karena set up organisasi dan perbedaan konsepsi, namun masih dibawah permukaan. Konflik ini berpotensi untuk sewaktu-waktu muncul kepermukaan. Konflik laten bersifat mengejutkan, karena datang tiba-tiba dan biasanya sangat berdampak. Konflik laten ini berlaku seperti api di dalam sekam, tak tampak adanya di

23 Sumaryanto, Manajemen Konflik Sebagai Salah Satu Solusi Dalam

Pemecahan Masalah,(Yogyakarta:UNY,2010) dalam

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-sumayanto-mkes/6-manajemen- konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah.pdf. diakses tangal 04 September 2021, pukul 10.48.

24 Spaho, Kenan, Organizational, Communication and Conflict Management, Management, Vol. 18, 2013, 1, pp. 103-118 Professional paper dalam https://www.efst.hr/management/Vol18No1-2013/6-Spaho.pdf. diakses tangal 04 September 2021, pukul 10.48.

(36)

22

permukaan, tetapi sangat bermasalah secara tersembunyi di dalam. Gejalanya sulit di deteksi karena bersifat tertutup, justru konflik laten sangat berbahaya. Sama halnya sebuah kekuatan yang disimpan, tentu akan menjadi semakin kuat dan berdaya tinggi bila sewaktu-waktu meledak. Bahaya laten yang tidak terdeteksi dan bisa ditengarai akan menjadi konflik laten yang merusak. Dalam masyarakat yang tertindas misalnya, ketertundukan yang bukan karena kepatuhan dapat menjadi bahaya laten yang terbalik menyerang pada waktunya. Bentuk- bentuk dasar dari situasi ini seperti Saling ketergantungan kerja, perbedaan tujuan dan prioritas, faktor birokrasi, perbedaan status, dan sumber daya yang terbatas.

Tahap kedua; Konflik yang Terpersepsi. Fase ini dimulai ketika para aktor yang terlibat mulai mengkonsepsi situasi-situasi konflik termasuk cara mereka memandang, menentukan pentingnya isu-isu, membuat asumsi-asumsi terhadap motif-motif dan posisi kelompok lawan.

Tahap ketiga; Konflik yang Terasa. Fase ini dimulai ketika para individu atau kelompok yang terlibat menyadari konflik dan merasakan pengalaman-pengalaman yang bersifat emosi, seperti kemarahan, frustrasi, ketakutan, dan kegelisahan yang melukai perasaan.

Tahap keempat; Konflik yang Termanifestasi. Pada fase ini salah satu pihak memutuskan bereaksi menghadapi kelompok dan sama-sama mencoba saling menyakiti dan menggagalkan tujuan lawan. Misalnya agresi terbuka, demonstrasi, sabotase, pemecatan, pemogokan dan sebagainya.

Tahap kelima; Konflik Sesudah Penyelesaian. Fase ini adalah fase sesudah konflik diolah. Bila konflik dapat diselesaikan dengan baik hasilnya berpengaruh baik pada organisasi (fungsional) atau sebaliknya (disfungsional).

4. Resolusi komunikasi

Pawito dan C. Sardjono mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada

(37)

23

penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (message), saluran (the cannel), dan penerima (the receiver).25

Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku. Definisi ini dikembangkan mejadi, komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.26

Dalam kehidupannya, manusia memerlukan komunikasi, baik berkomunikasi dengan individu lain maupun dengan kelompok atau masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam suatu kelompok atau masyarakat. Muhammad menyatakan bahwa pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu pula halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Sebaliknya tidak adanya komunikasi akan menimbulkan konflik antara anggota organisasi dan dampaknya mengganggu komunikasi dalam organisasi tersebut.27

Adapun empat model komunkasi. Dari model ini terdapat tujuh prinsip bagaimana komunikasi dapat mengurangi konflik.28

Model encoding-decoding memandang komunikasi manusia sebagai masalah pengkodean informasi (misalnya, merumuskan kalimat), transmisi pesan (misalnya, berbicara), dan decoding

25 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 31

26 Rosmania Hamid, Hadist Dakwah dan Komunikasi, (Makasar: Alauddin University Pers, 2004), hlm. 29.

27 Zakiatin nisa “Resolusi konflik dalam perspektif komuikasi”, Salam; Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i. Vol. II No. 1 Juni 2015. ISSN : 2356-1459 - 23

28 Deutsch, Morton and Coleman, Peter T,The Handbook of Conflict Resolution Theory and Practice. (San Francisco: Jossey-Bass, Publishers, 2000), h.133

(38)

24

pesan (misalnya, mendengarkan dan pemahaman). Komunikasi yang sukses membutuhkan saluran yang jelas transmisi, dan kode bersama. Kesalahpahaman hasil dari pesan salah menerjemahkan, atau dari celah atau suara asing dalam pesan. Dari model ini mereka memperoleh prinsip pertama : "Hindari saluran komunikasi dengan rasio signal-to-noise yang rendah, jika itu tidak mungkin meningkatkan redundansi dengan menegaskan kembali ide yang sama dalam berbagai bentuk.

Pada model ini disampaikan bahwa komunikasi digambarkan sebagai transfer informasi melalui kode, dan kode ini adalah sistem yang memetakan satu set sinyal ke satu set makna.

Dalam paradigma pertama (encoding-decoding) pula hal yang menjadi bahasan penting terkait komunikasi efektif jika pesan- pesan mempunyai arti atau makna yang sama antara si penerima dan pemberi pesan.

Model intensionalis mengakui bahwa kata-kata yang sama dapat memiliki arti yang berbeda. Pada model komunikasi ini melibatkan, mengakui niat komunikatif masing-masing.

Komunikasi yang efektif membutuhkan latar belakang pengetahuan bersama, terutama bahasa yang sama dan budaya bersama. Miss Communication hasil dari kurangnya latar belakang umum. Miss Communication yang terjadi selama konflik sebagai kata-kata pembicara ditafsirkan sesuai dengan pendengar mereka terbentuk sebelumnya pengertian tentang niat mereka. Prinsip kedua ini mengarahkan pendengar untuk mencoba memahami makna pembicara yang dimaksud.

Model ketiga, Perspektif-Taking- mengarahkan speaker ketika memutuskan apa yang harus dikatakan, untuk mempertimbangkan apa yang pendengar mereka akan membawa mereka berarti. Paradigma ketiga ini mengakui bahwa individu dengan bahasa dan budaya yang sama memiliki perspektif yang berbeda pada dunia. Model ini mengarahkan speaker untuk merancang pesan mereka agar sesuai perspektif penonton mereka.

Miss Communication dapat terjadi ketika pembicara mengasumsikan lebih kesamaan dalam perspektif dengan pendengar daripada benar-benar ada, atau ketika pemahaman

(39)

25

pembicara dari perspektif pendengar berbasis disprasangka dan stereotip yang tidak akurat. Kesulitan lain muncul ketika pembicara secara bersamaan menanganai audiens yang berbeda.

Model ke empat adalah Model dialogis, memandang komunikasi sebagai kooperatif (cooperative), proses kolaboratif.

Makna muncul dari situasi komunikatif, dan hanya dapat dipahami dalam konteks itu. Model ini tidak seperti yang lain, memperlakukan pendengar sebagai peserta aktif dalam penciptaan pemahaman bersama. Pendengar aktif Prinsip lima adalah: Jadilah pendengar yang aktif. Dalam situasi konflik, enam prinsip menunjukkan fokus awalnya pada pembentukan kondisi yang memungkinkan komunikasi yang efektif terjadi. Kerja sama bahwa komunikasi memerlukan, setelah dibentuk, mungkin generalisasi kekonteks lain.

Pada prinsip komunikasi, Dedy mulyana memaparkan beberapa prinsip penting, diantaranya:29

Pertama; Berbicara terlalu bersuara rendah atau sebaliknya, sebab bisa menimbulkan persepsi yang berbeda, prinsip ini benar adanya bahkan ketika mengharapkan lawan bicara untuk bersuara keras atau bersuara rendah dan ternyata tidak seperti yang diharapkan, itu benar- benar akan melahirkan konflik baru.

Kedua; Ketika mendengarkan, kita mencoba untuk memahami makna yang dimaksud oleh rekan pembicara, prinsip kedua ini mengisyaratkan untuk mendengarkan terlebih dahulu, hal ini pula menjadi jalan untuk memudahkan memahami maksud dari pihak lawan bicara, namun memang kebanyakan kita selalu dominan berbicara, atau selalu berbicara banyak dengan sedikit mendengarkan.

Ketiga; Ketika merumuskan pesan, selalu mempertimbangkan kata- kata apa yang dipahami oleh teman bicara, prinsip ini cukup mudah dipahami, bahwa ketika kita sangat hati-hati untuk menyampaikan pesan dengan merumuskan

29 Zakiatin nisa “Resolusi konflik dalam perspektif komuikasi”, Salam; Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i. Vol. II No. 1 Juni 2015. ISSN : 2356-1459 - 25

(40)

26

terlebih dahulu, hanya bertujuan untuk memudahkan teman bicara memahami pesan.

Keempat; Ketika berbicara, kita harus mengambil perspektif pendengar atau lawan bicara, pada prinsip ini seprtinya tidak mudah untuk dilaksanakan, karena kebanyakan kita (individu) seringnya mengambil perspektif dari diri sendiri, cukup jarang berpandangan dari perspektif orang lain, sehingga kebanyakan konflik menurut saya berawal dari sini. Satu pihak selalu merasa benar menurut perspektifnya sehingga dengan mudah menyatakan kesalahan kepada pihak lain atau bahkan pada titik yang ekstrim ketika tidak mengambil perpektif orang lain selalu terjadi konflik yang lebih besar seperti konflik yang diakhiri dengan destruktif (perang secara fisik).

Keenam; Fokus awal pembicaraan menciptakan kondisi yang memungkinkan komunikasi yang efektif terjadi. Kerja sama komunikasi itu diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Prinsip ini mengingatkan kita pada awal pembicaraan harus selalu mengupayakan komunikasi efektif.

Ketujuh; Perhatikan bentuk pesan.

Kedelapan; Komunikasi adalah suatu proses simbolik.

Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular, dan tidak berakhir pada satu titik, tetapi terus berkelanjutan.

Kesembilan; Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Setiap orang tidak bebas menilai pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain, maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

Kesepuluh; Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.

Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat, dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimensi isi yang berbeda.

(41)

27

(42)

28

Refresing Memberi tanggung

jawab Keagamaan Olahraga

Dominasi Forum

Dominasi kepengurusan

Beda Konsep Organisasi

Ego Antar Desa

Audiensi

Rapat Pengurus &

DPO

Mendatangi Kedua Pihak Peace

keeping

Peace Making

Peace Building Komplikasi

Harmonis

Teori Johan Galtung

Dinamika Komunikasi

Resolusi Konflik Gambar 1.1 Kerangka Teori penelitian.

Dinamika Komunikasi Dalam Konflik IPMW Mataram30

30 Bertrand Russel, Sejarah Filsafat barat : kaitannya dengan kondisi sosio- politik zaman Kuno Hingga sekarang, terj. Imam Muttaqien, Imam Baihaqi, (Yogyakarta : penerbit pustaka belajar, 2007), cet. Ke-3, hlm. 452.

(43)

29 G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan sebuah penelitian yang dikenal dengan penelitian kualitatif. Creswell menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif merupakan reset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif informan) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan. Adapun dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai penjelasan, dan berakhir dengan sesuatu teori.31

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, penelitian merupakan instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori memastikan kebenaran datadan meneliti sejarah perkembangan.

Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan sifat sesuatu yang telah berlangsung pada saat studi. Metode ini memberikan informasi tanggapan lengkap

31Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian: skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 34.

Referensi

Dokumen terkait