Agama Islam di SD Pelita Hati Jember dan SD Katolik Santo Yusuf Sukoreno)” Disertasi Program Doktor Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Multikultural, Universitas Islam Malang. Dalam perkembangan selanjutnya, SD Pelita Hati Jember merupakan sekolah “favorit” yang rata-rata siswanya terdiri dari mereka yang secara ekonomi menengah ke atas. Dari latar belakang tersebut, maka siswa yang akhirnya masuk ke SD Pelita Hati adalah yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Khonghucu.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa SD Pelita Hati Jember merupakan sekolah yang siswanya multi agama, multi etnis, serta beberapa nilai multi budaya ada dan mulai berkembang dengan baik, hal ini terlihat dari.
Fokus Penelitian
Keempat ; Dengan berkembangnya nilai-nilai multikultural dan praktik penerapan nilai-nilai multikultural dalam kegiatan di sekolah multikultural, hal ini tidak lepas dari peran pendidikan agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan kepada siswa muslim. implementasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran PAI menarik untuk diteliti lebih lanjut. . Penelitian ini akan lebih mendalami proses implementasi nilai-nilai pendidikan Islam multikultural dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di kedua lokus penelitian. Peneliti ingin lebih mendalami nilai-nilai pendidikan Islam multikultural dan implementasinya dengan memfokuskan kajian pada proses pembelajaran PAI di kedua lokus penelitian, sehingga diharapkan menemukan model pendidikan Islam multikultural dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di Indonesia. sekolah formal.
Bagaimana model pendidikan Islam multikultural dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Pelita Hati Jember dan SD Katolik Santo Yusuf Sukoreno.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Pada hakekatnya, diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangsih terhadap khazanah ilmu dan gagasan dalam pendidikan Islam multikultural, serta menjadi bahan rujukan keilmuan bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya pada pendidikan Islam multikultural yang difokuskan pada apa nilai-nilai pendidikan islam multikultural, implementasi nilai-nilai pendidikan islam multikultural dan model implementasinya. Nilai pendidikan Islam multikultural dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah formal. Menambah pengetahuan dan wawasan baru tentang nilai-nilai pendidikan Islam multikultural, implementasi nilai-nilai pendidikan Islam multikultural, dan model pendidikan Islam multikultural dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan acuan bagi sekolah dalam implementasi kebijakan tentang implementasi nilai-nilai pendidikan Islam multikultural, dan model-model pendidikan Islam multikultural dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah. .
Sebagai bahan referensi dan masukan untuk penelitian selanjutnya tentang implementasi nilai dan model pendidikan Islam multikultural.
Definisi Istilah 1. Implementasi
Maka penelitian ini dilakukan dalam rangka mendeskripsikan, menganalisis dan memberikan interpretasi terhadap nilai-nilai pendidikan multikultural Islam dan implementasinya, yang difokuskan pada kajian proses pengajaran Pendidikan Agama Islam berupa interaksi siswa, pendidik dan pembelajaran. sumber di SD Pelita Hati Jember dan SD Katolik Santo Yusuf Sukoreno, sehingga diharapkan dapat ditemukan model implementasi nilai-nilai pendidikan multikultural Islam dalam proses pengajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah formal.
Kesimpulan
Model implementasi nilai-nilai pendidikan Islam multikultural dalam pembelajaran PAI adalah Model Praktek Multikultural Terpadu dimana model ini mengintegrasikan nilai-nilai multikultural ke dalam visi, misi, tujuan sekolah, silabus, RPP, pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pendekatan , metode. dan penggunaan media pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran, kemudian mempraktekkannya dalam berbagai kegiatan sekolah berupa kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial.
Implikasi Penelitian 1. Implikasi Teoritis
Berbagai nilai multikultural yang dianut Prof. Tolchah Hasan mengacu pada akar nilai-nilai inklusif seperti ta'aruf, tasamuh, tawasuth, tawazun, ta'awun, sebagai pemahaman Islam moderat yang merupakan antitesis dari ide eksklusivitas dalam teori dapat memungkinkan siswa untuk berada dalam keberagaman untuk hidup bersama, yang menyadari, mengakui dan menghargai perbedaan (pluralisme). Dalam penelitian ini nilai-nilai pendidikan Islam multikultural dimasukan secara integral dalam pembelajaran PAI, mulai dari perencanaan pembelajaran dengan memasukan nilai-nilai tersebut dalam silabus dan RPP, pelaksanaan pembelajaran yang mengedepankan pembelajaran demokratis dan evaluasi pembelajaran, sehingga nilai-nilai multikultural tersebut dapat dipahami secara kognitif oleh siswa menjadi, kemudian menjadi sikap dan dengan pembiasaan yang disengaja dan terprogram memungkinkan mereka memiliki karakter multikultural yang menghargai dan menghargai perbedaan. Pengintegrasian nilai-nilai multikultural tersebut juga dapat dilakukan pada berbagai mata pelajaran di sekolah selain PAI seperti PKn, Tematik atau mata pelajaran lainnya, sehingga nilai-nilai multikultural tersebut dapat diajarkan secara komprehensif kepada siswa di sekolah dengan penyampaian berbagai pelajaran. yang mengajarkan tentang nilai-nilai multikultural.
Ketiga ; Bahwa mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pembelajaran PAI memerlukan model yang dapat memperlancar pelaksanaannya dengan tujuan yang tepat dan mengarah pada tercapainya tujuan, sehingga model Integrated-Multicultural Practice dapat menjadi alternatif model yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran PAI. pembelajaran di sekolah, apalagi lembaga pendidikan yang memiliki siswa yang multi agama, multi etnis dan multi budaya. Model Integrated-Multicultural Practice merupakan alternatif model implementasi nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, dimana nilai-nilai pendidikan Islam multikultural terintegrasi dalam visi, misi dan tujuan sekolah, terintegrasi dalam pembuatan kurikulum, pelajaran. rencana, kemudian diimplementasikan dalam pembelajaran yang menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang berwawasan multikultural dan melakukan penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan keterampilan. Kemudian, sebagai sarana untuk mempraktekkan pemahaman nilai-nilai pendidikan Islam multikultural, dibuatlah berbagai macam kegiatan sekolah yang melibatkan seluruh siswa multikultural dengan penekanan.
Di antaranya, penelitian ini memiliki implikasi praktis; Pertama, bagi lembaga pendidikan yang memiliki keragaman budaya dan agama, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam transfer pengetahuan tentang nilai-nilai multikultural kepada peserta didik, mengingat pentingnya pengetahuan tersebut dimiliki oleh peserta didik sebagai bekal perekat keragaman di sekolah. Ketiga, temuan model dalam penelitian ini dapat dijadikan pilihan alternatif dalam penerapan nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran PAI atau pembelajaran mata pelajaran lainnya, untuk kemudian dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan dinamika dan budaya lembaga yang bersangkutan, yaitu Model Praktek Multikultural Terpadu merupakan model yang cukup praktis, sehingga dapat dengan mudah dipraktikkan dan sekaligus dikembangkan di lembaga pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi. Model Praktek Multikultural Terpadu tidak hanya dapat diterapkan pada pembelajaran PAI, tetapi juga dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran lain seperti PKn, Tematik atau pembelajaran lainnya.
Saran
Keempat, hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti selanjutnya sebagai landasan dan landasan bagi penelitian selanjutnya, dengan mempertimbangkan karakteristik lembaga pendidikan yang diteliti, sehingga dapat lebih konkrit berkontribusi dalam pengembangan keilmuan praktis di lembaga pendidikan multikultural. , yang terus berkembang. Apalagi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan modern juga menuntut perkembangan ilmu pengetahuan di bidang sosial dan humaniora, agar mampu mengikuti arus globalisasi yang begitu cepat, sekaligus terus memungkinkan generasi muda menjadi multikultural. karakter bangsa. SDK ST Yusuf, hendaknya tidak mengajarkan pendidikan agama katolik kepada siswa non katolik karena ini menyangkut pemaksaan ajaran agama kepada orang lain dimana sikap tersebut bertentangan dengan pengamalan sila pertama pancasila dan harus melaksanakan amanat undang-undang sehingga terlaksananya pendidikan agama sesuai dengan akidah siswa dan pendidikan agama ini menjadi pelajaran resmi yang dijadikan laporan hasil belajar pendidikan agama siswa.
Jadi, dalam doa-doa yang dilakukan di awal dan di akhir pelajaran, gunakanlah doa-doa umum yang dapat didoakan oleh siswa yang berbeda keyakinan, dan jangan menggunakan tajuk rencana yang secara khusus merujuk pada satu agama saja. Bagi guru di lembaga yang memiliki keragaman budaya dan agama hendaknya dapat memberikan contoh dan contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai multikultural dalam kehidupan sekolah, seperti toleransi, menghargai perbedaan dan mengamalkan sikap multikultural tersebut dalam pembelajaran, seperti. sebagai demokratis dalam belajar. , menggunakan metode pembelajaran yang tidak diskriminatif, serta menggunakan media pembelajaran yang adil dan merata untuk semua siswa. Bagi pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Inspektorat Dikdas harus terlibat dalam memberikan koreksi dan masukan kepada sekolah yang pelaksanaan pembelajaran pendidikan agamanya belum maksimal, selain sekolah yang mengajarkan paham intoleran.
Harus ada dukungan dari berbagai pihak dalam pembentukan siswa yang berwawasan multikultural, selain memberikan pemahaman tentang multikulturalisme dan mengamalkannya dalam kehidupan sekolah, juga harus dilanjutkan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat tempat siswa tersebut tinggal. Oleh karena itu peran wali murid dan komite sekolah sangat diperlukan dalam hal ini untuk dapat bersinergi dengan dewan guru guna menciptakan lingkungan yang multikultural bagi siswa baik di sekolah, di keluarga maupun di kehidupan bermasyarakat. Tafsir Al-Qur'an Al-Karim: Tafsir Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Wahyu, Cet.
يزارلا هٌذلا رخفت ةقلملا يزارلا ًمٍتلا هٍسحلا هت هسحلا هت رمع هت محمد الله ذثع وتأ ,يرلا ةٍطخ
تورٍت
غارملا ىفطصم هت ذمحأ , 0421
ىتاثلا ىفطصم ةعثطمو ةثتكم ةكرش ,ًغارملا رٍسفت
ت يدلاوأو ًثلحلارصم
سووتلا روشاع هت رهاطلا محمد هت محمد هت رهاطلا محمد رٌوىتلاو رٌرحتلا1984
رٌرحت
رشىلل ةٍسووتلا راذلا-
سووت
ف ناٍثلا عماج
ةلاسرلا ةسسؤم (,نآرقلا لٌوأت
تورٍت ،قشمد
Pengembangan model pembelajaran pendidikan multikultural menggunakan modul sebagai tambahan pada pelajaran IPS di sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. Sejak kecil ia mengenyam pendidikan dasar Islam dari seorang ayah yang merupakan seorang tokoh agama di daerah Pesanggaran. Setelah lulus dari Aliyah, beliau langsung melanjutkan pendidikan S-1 Jurusan Tarbiyah STAI Darussalam Blokagung tamat pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan jenjang Magister di STAIN Jember Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, dan lulus pada tahun 2010 dan pada tahun 2018 melanjutkan pendidikan program doktor pada Program Studi Multikultural Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Universitas Islam Malang.
Pendidikan informal penulis dimulai dari keluarga melalui belajar Al Quran dan dasar-dasar Islam dari kedua orang tuanya secara langsung, kemudian pada tahun 1998 mulai belajar di Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi yang diasuh oleh al Mukarrom KH. Setelah tamat Dinije, penulis melanjutkan program Tahfidzul Qur'an dan berhasil menghafal 30 Juzas Al Qur'an di sinad al Mukarrom KH. Perjalanan karir mengajar penulis dimulai ketika para “nyantri” di Darussalam Blokagung mengajar di SMP Plus Darussalam, serta mengajar Ustadz di Madresah Diniyyah Darussalam (2004 s/d 2006), kemudian merintis berdirinya SMK Plus Al Aziiz Jember (2006) dan SMP Ditambah Al Aziiz Jember (2007) dan pada tahun 2009 juga merintis berdirinya STIKES Bhakti Al Qodiri Jember.