Nama : Riva Novanda Ramadhani NIM : 044118792
Prodi : Teknologi Pangan Kelas : PANG4325.4
DISKUSI 1 – EVALUASI NILAI GIZI PANGAN (PANG4325) Perhatikan tabel data berikut!
JENIS PANGAN INDEKS GLIKEMIK
Jagung 59
Ubi jalar 73 – 97
Roti tepung beras 63 – 81
Roti oat bran 44
Beras Bangladesh 37
Sumber data: BMP PANG4325 Edisi 2
1. Berdasarkan data tabel di atas, tentukan bahan pangan mana yang dapat mungkin dikonsumsi oleh penderita Diabetes Melitus? Jelaskan!
Diabetes Melitus (DM) atau diabet merupakan salah satu penyakit degeneratif kronik yang timbul akibat terlalu banyak gula (glukosa) di dalam darah. Penyakit ini termasuk kelompok gangguan metabolik dengan manifestasi umum hiperglikemia (kadar gula tinggi) yang ditandai dengan kandungan glukosa darah meningkat akibat berkurangnya insulin, baik secara relatif maupun absolut.
Sedangkan, Indeks Glikemik (IG) pangan merupakan tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar gula darah dan respon insulin. Pangan dengan IG tinggi menaikkan gula darah secara cepat, dan pangan dengan IG rendah menaikkan gula darah secara lambat. Pengenalan karbohidrat berdasarkan IG-nya dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan jumlah dan jenis konsumsi karbohidrat untuk mengendalikan fluktuasi kadar glukosa darah, terutama pada penderita Diabetes Melitus.
Berdasarkan tabel data di atas, jenis pangan yang mungkin dapat dikonsumsi oleh penderita Diabetes Melitus adalah roti oat bran dan beras Bangladesh, dengan Indeks Glikemik masing-masing 44 dan 37. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki IG rendah yang dapat membantu mengendalikan rasa lapar, selera makan, dan kadar gula darah dalam tubuh.
2. Jelaskan apa dampak dari konsumsi pangan yang memiliki Indeks Glikemik yang tinggi terhadap kadar gula darah!
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Hasil pencernaan karbohidrat, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa, akan dibawa menuju hati oleh darah untuk disimpan atau diproses lebih lanjut. Pangan dengan Indeks Glikemik (IG) tinggi mampu secara cepat mengubah karbohidrat menjadi gula darah. Semakin cepat karbohidrat diserap, akan semakin cepat pula kenaikan kadar gula darah dalam tubuh. Jika kadar glukosa (gula darah) naik hingga di atas 180 mg/L, maka ginjal tidak dapat lagi menahan dan sebagian glukosa akan dibuang ke urin, sehingga kadar gula urin menjadi tinggi dan akan menarik banyak air (osmolitas gula). Keadaan tersebut mengganggu neraca air dalam tubuh karena dimanifestasikan sebagai rasa haus yang terus-menerus (polydipsia). Pada saat bersamaan, meskipun kadar gula darah berlebih, gula darah tersebut tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi (glucose-storred state), sehingga terjadi rasa lapar yang berlebihan (polyphagia). Oleh karena itu, tubuh harus memecah protein atau lemak untuk memenuhi kebutuhan energinya, sehingga berakibat lebih lanjut pada penurunan berat badan.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. dan Muchtadi, D. 2023. BMP Evaluasi Nilai Gizi Zat Pangan (Edisi 2). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.