• Tidak ada hasil yang ditemukan

Does So ial In uen e Affe t Intention to borrow through Peer to Peer Lending?

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Does So ial In uen e Affe t Intention to borrow through Peer to Peer Lending?"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

eer to eer Lending

Melia Agustina dan Zuliani Dalimunthe*

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok 16424 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan so ial in uen e dengan intensi meminjam melalui platform peer to peer (P2P) lending dengan menyertakan faktor trust kepada pengelola plat- form sebagai variabel moderasi. P2P lending merupakan bentuk teknologi finansial yang memfasili- tasi transaksi peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender) secara online. Menurut technol- ogy acceptance model, salah satu komponen yang bisa mempengaruhi seseorang untuk mengadopsi teknologi baru adalah so ial in uen e, namun apakah so ial in uen e berhubungan terhadap intensi seseorang untuk melakukan peminjaman melalui platform P2P lending, khususnya di Indonesia, be- lum banyak dibahas. Penelitian ini menggunakan data primer menggunakan analisis regresi dengan bantuan software SPSS 20. Pengumpulan data berlangsung pada November-Desember 2018. Unit analisis adalah individu yang memahami P2P lending sebanyak 102 responden. Penelitian ini men- emukan bahwa social influence berpengaruh positif secara signifikan terhadap intensi seseorang untuk meminjam (intention to borrow) melalui P2P lending. Di sisi lain, faktor trust kepada penge- lola platform terindikasi juga berpengaruh positif terhadap intensi, meskipun tidak dapat dikatakan berpengaruh positif secara signifikan. al yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa terdapat indikasi bahwa faktor trust pada pengelola platform memperlemah hubungan social influence terha- dap intensi meminjam melalui platform P2P lending tersebut.

ata unci Peer to Peer Lending; o ial n uen e; Trust

Does So ial In uen e Affe t Intention to borrow through Peer to Peer Lending?

This study aims to analyse the relationship between social influence and intention to borrow through peer to peer (P2P) lending platforms by including the factor of trust in platform as a mod- erating variable. P P lending is a form of financial technology that facilitates transactions between borrowers (borrowers) and lenders (lenders) online. According to the technology acceptance model, one of the components that can influence a person to adopt new technology is social influence, how- ever, whether social influence is related to a person s intention to borrow through P P lending plat- forms, especially in Indonesia, has not been widely discussed. This study uses primary data using regression analysis with the help of SPSS 20 software. Data collection took place from November to December 2018. The unit of analysis was 102 respondents who understood P2P lending. This study found that social influence has a significant positive effect on a person s intention to borrow through P2P lending. On the other hand, it is indicated that the trust factor to the platform also has a positive effect on intentions, although it cannot be said that it has a significant positive effect. hat needs to consider is that there are indications that the trust factor in the platform manager is weakening the social influence relationship on borrowing intentions through the P P lending platform.

e or s Peer to Peer ending, Social nfluence, Trust

* Alamat email korespondensi: [email protected]

(2)

PENDAHULUAN

Kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari ke- beradaan insitusi keungan yang menyediakan kredit atau pembiayaan. Dalam hal ini, bank komersial menjadi sumber pembiayaan atau pe- masok di pasar kredit yang paling luas digunak- an oleh pelaku usaha. Bank bertindak sebagai perantara yang mengumpulkan dana masyara- kat lalu menyalurkannya kepada peminjam.

Peran intermediary bank komersial bersifat ti- dak langsung (indirect). Bank akan mengambil fee (disebut spread tingkat bunga) atas jasa in- termediary yang disediakan.

Perkembangan financial technology fintech atau teknologi keuangan mengalami perkem- bangan pesat di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Indonesia. Perkem- bangan ini memungkinkan transaksi keuangan dilakukan secara langsung antara peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender).

Dengan kata lain, biaya transaksi peminjaman dapat dihilangkan atau diminimalkan karena tidak terdapat lembaga yang bertindak sebagai intermediary yang mengambil fee lewat spread tingkat bunga Lee dan Shin (2018) menyatakan bahwa perkembangan infrastruktur teknologi dan luasnya penggunaan perangkat mobile memungkinkan start-ups di bidang teknologi keuangan untuk menantang lembaga keuangan tradisional dengan menyediakan layanan yang unik dan disesuaikan dengan kondisi seseorang (personalized service).

Terdapat sejumlah jasa keuangan yang termasuk ke dalam industri fintech, salah satunya adalah Peer to Peer (P2P) Lending. Berdasarkan rilis data KPMG (2015), Lee dan Shin (2018) me- nyatakan bahwa P2P lending merupakan jenis start-up fintech yang penting, dimana dari 100 perusahaan start-up fintech terkemuka dunia, 22 perusahaan merupakan start-ups pemberi pinjaman (lending companies). Platform P2P lending memungkinkan individu dan UKM mengakses pembiayaan tanpa kehadiran lem- baga keuangan formal. Di AS, industri ini mengalami pertumbuhan eksponensial sejak krisis tahun 2008 sehingga pada tahun 2016 dan mencatat pangsa pasar sebesar 30% pada indus-

tri pembiayaan tanpa agunan di negara tersebut (Tang, 2019).

Penelitian di bidang fintech, khususnya P2P lending merupakan bidang yang menarik bagi akademisi di seluruh dunia selama dekade tera- khir dengan beragam sudut pandang. Bruton et al. (2015) menyoroti arti penting perkemban- gan fintech dalam rangka menyuburkan entre- preneurship. Lee dan Shin (2018) menggam- barkan sejarah perkembangan industri fintech serta ekosistem yang menentukan perkemban- gan industri tersebut di suatu negara. Sementa- ra itu, Tang (2019) melakukan evaluasi apakah P2P lending merupakan substitusi atau pesaing bagi bank di pasar kredit.

Di sisi lain, sejumlah penelitian membahas se- cara lebih mikro dari sisi perilaku bagaimana lender dan borrower membuat keputusan untuk melakukan transaksi menggunakan P2P lend- ing platform. Duarte et al., (2012) mengevalua- si dampak foto yang ditampilkan calon borrow- er terhadap kemungkinan untuk mendapatkan pembiayaan. Sementara itu, Amalia, et al.

(2019) yang melakukan riset di Indonesia untuk mengevaluasi bagaimana kepercayaan (trust) pada platform mempengaruhi intensi lender untuk menyediakan pembiayaan.

Dalam perkembangannya, riset perilaku di bi- dang ini banyak menggunakan Technology Ac- ceptance Model (TAM) sebagai rujukan teori yang utama (lihat Wang et al., 2003; Lee, 2009).

Penggunaan model ini dilandasi oleh gagasan bahwa P2P lending merupakan variasi lain dari perkembangan teknologi yang berubah dengan cepat.

Di antara penjelasan yang teoritis dikemukakan untuk menjelaskan bagaimana seseorang men- gadopsi teknologi untuk melakukan transaksi secara online adalah pengaruh sosial (social in- fluence). Chaouali et al. (2016) menilai bahwa di negara berkembang terdapat ambivalensi antara kebutuhan individu yang bersifat unik dengan kebutuhan untuk selaras dengan standar nilai dan norma yang ada di tengah masyarakat.

Hal ini menjadi motivasi mereka untuk menga-

(3)

nalisis bagaimana social influence berpengaruh terhadap keputusan individu untuk mengadop- si internet banking. Sebelumnya, Slade et al., (2015) menyatakan bahwa seseorang cender- ung untuk berkonsultasi kepada lingkungan so- sial mereka ketika mengadopsi teknologi baru dan mereka dapat dipengaruhi oleh tekanan sosial yang berasal dari orang lain yang diang- gap penting. Anusha et al., (2017) menemukan bahwa social influence mempunyai pengaruh ang signifikan dalam intensi seseorang untuk menggunakan suatu platform online.

Di sisi lain, faktor yang banyak disebutkan ber- pengaruh terhadap keputusan seseorang untuk melakukan transaksi secara online adalah trust kepada penyedia layanan. Menurut Hong et al., (2013), faktor trust telah dipelajari secara luas selama bertahun-tahun, karena diakui sebagai elemen utama dalam hubungan antar individu, antar organisasi dan antara individu dan organ- isasi. Menurut teori pertukaran sosial (social exchange theory), kepercayaan (trust) diban- gun perlahan-lahan, dimulai dengan transaksi kecil.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan antara social influence dan trust (pada pengelola platform) terhadap in- tensi seseorang untuk meminjam melalui plat- form P2P lending. Berbeda dari riset sebelum- n a, riset ini se ara spesifik melakukan e aluasi apakah faktor trust bersifat memperkuat atau memperlemah (memoderasi) hubungan antara

social influence dan intensi meminjam melalui platorm P2P lending.

Artikel ini disusun dalam lima bagian. Pen- dahuluan disajikan pada bagian pertama yang kemudian diikuti studi literatur dan pengem- bangan hipotesisi pada bagian kedua. Metode penelitian disajikan pada bagian ketiga, diikuti dengan bagian keempat yang menyajikan hasil dan diskusi. Kesimpulan disajikan pada bagian kelima.

STUDI LITERATUR DAN PEN EMBAN AN HIP TESIS

inancial ec nolog dan eer to eer en ing

Financial Technology (Fintech) merupakan salah satu temuan paling penting pada indus- tri keuangan yang berkembang dengan cepat.

Gomber et al., (2018) menyatakan bahwa baik kalangan industri maupun akademisi menilai bahwa fintech menciptakan perubahan yang signifikan karena efisiensi ang dihasilkan, ter- pusat pada konsumen dan sifatnya yang padat informasi. Lee dan Shin (2018) menambah- kan bahwa fintech membentuk kembali indus- tri keuangan karena mampu memangkas biaya, meningkatkan kualitas layanan keuangan serta menciptakan landsekap keuangan yang lebih beragam dan stabil.

Untuk memahami dinamika dalam inovasi yang terjadi, Lee dan Shin (2018) mengung- Gambar 1. Elemen dari ekosistem Financial technology

Sumber: Lee and Shin (2018)

(4)

kapkan bahwa terdapat lima elemen ekosistem dari fintech:

1. Start-ups (seperti aplikasi system pem- bayaran, wealth management, lending, crowdfunding, pasar modal, dan asuransi pe- rusahaan fintech)

2. Technology developer (seperti analis big data, cloud computing, cryptocurrency, dan pengembang media sosial)

3. Pemerintah (seperti regulator keuangan dan legislatif)

4. Konsumen keuangan (perorangan atau or- ganisasi)

5. Institusi keuangan tradisional (seperti bank yang beroperasi secara tradisional, perusa- haan asuransi, perusahaan pialang saham dan pemodal ventura).

Dalam P2P lending, pembiayaan disediakan oleh individu (Bruton et al. 2015). Dibanding- kan dengan bank, peer to peer lending mempun- ai fiturn a sendiri. ertama, pemberi pin aman membuat investasi langsung pada platform P2P lending yang disediakan dan mempelajari de- tail informasi tentang calon peminjam. Kedua, platform P2P lending menyediakan beragam fungsi yang dapat membuat peminjam menun- jukan kemampuan kreditnya. Hal itu memper- luas alternatif bagi pemberi pinjaman untuk mengevaluasi proposal pinjaman dan melaku- kan perbandingan sebelum membuat keputu- san. Ketiga, peringkat kredit peminjam akan ditentukan secara online (Wang et al., 2015).

ec nolog Acce tance o el

Zhou et al., (2018) melakukan elaborasi bagaimana techology acceptance model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis (1989) menjadi basis teori yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan prilaku transaksi secara online.

TAM menjelaskan bahwa faktor yang paling penting dalam menjelaskan perilaku seseorang untuk bertransaksi secara daring adalah persep- si kemanfaatan (perceived of usefulness) dan persepsi kemudahaan (perceived ease of use).

Pengembangan dalam model Technology Ac- ceptance Model sebelumnya menjadi Technol-

ogy Acceptance Model 2 (TAM2). Vanketesh dan Davis (2000) menyatakan bahwa TAM 2 mengabungkan konstruksi teoritis tambahan yang mencakup proses pengaruh sosial (norma subjektif, kesukarelaan dan citra) dan proses in- strumental kognitif (relevansi pekerjaan, kuali- tas output, kemampuan menunjukan hasil dan persepsi kemudahan penggunaan). Pengem- bangan model ini menunjukan bahwa social in- fluence berdampak kepada keputusan individu daam bertransaksi secara online. Selanjuntnya, Wang et al., (2003) menambahkan dengan men- gevaluasi faktor kredibilitas di dalam model ini.

Dengan demikian, maka model TAM yang se- belumnya hanya berfokus bagimana kondisi in- dividu berpengaruh pada keputusan seseorang untuk melakukan transksi online menjadi sema- kin mengarah kepada evaluasi pengaruh sosial dalam keputusan tersebut.

Pengaruh Sosial ( ocial n uence)

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Venkatesh dan Davis (2000) disebutkan bahwa social influence berpengaruh positif pada sikap intensi penggunaan belanja on- line. Menurut Solomon (2004) pengaruh sosial adalah pengaruh orang lain terhadap perilaku konsumen. Kelompok referensi merupakan sumber pengaruh sosial yang penting. Kelom- pok referensi merupakan individu atau kelom- pok yang ditemui sehari-hari atau kelompok dunia ma a ang memiliki pengaruh signifikan pada evaluasi, aspirasi atau perilaku seseorang.

Dengan pertimbangan diatas, maka dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah:

H1: social influence berpengaruh positif ter- hadap intensi seseorang untuk meminjam menggunakan platform P2P lending.

rust

Trust merupakan faktor yang penting dalam transaksi online. Tidak seperti pembelian se- cara tradisional, pelanggan tidak dapat me- nyentuh, merasakan, atau meguji sebagian be- sar produk atau layanan yang disediakan oleh toko online sebelum mereka membuat pesanan (lihat Salo dan Karjaluoto, 2007). Hong dan Cha (2013) menyatakan bahwa trust merupak-

(5)

an faktor yang penting dalam intensi seseorang untuk melakukan transaksi secara online.

Menurut Chang et al. (2013), berdasarkan teori pertukaran social (social exchange theory), trust berperan dalam berbagai interaksi. Dalam social exchange theory disebutkan bahwa trust terbentuk secara perlahan melalui serangkaian interaksi dan transaksi ketika pihak-pihak yang berinteraksi saling memperlihatkan komitmen untuk memenuhi kewajiban masing-masing se- bagaimana seharusnya.

Transaksi melalui P2P lending melibatkan risiko yang lebih tinggi pada kedua belah pihak.

Bagi lender, memberikan pinjaman melalui platform P2P lending melibatkan risiko kredit yang tinggi antara lain karena tidak adanya agu- nan. Sebaliknya bagi peminjam, menyediakan data pribadi dan akses terhadap sejumlah hal yang disayaratkan mengandung risiko tersendi- ri. Peminjam membutuhkan trust pada platform penyedia layanan P2P lending bahwa data-data pribadi yang diserahkan tidak akan disalah- gunakan, Oleh sebab itu, dalam penelitian ini kemi mengajukan hipotesis:

H2: kepercayaan (trust) terhadap platform ber- pengaruh positif terhadap intensi pemin- jam untuk bertransaksi melalui P2P lend- ing.

Selanjutnya, penelitian ini akan mengevaluasi bagaimana peran moderasi dari trust terhadap bagaimana social influence akan berpengaruh terhadap intensi untuk melakukan pinjaman melalui P2P lending. Sebelumnya Hong dan Cha (2013) mengevaluasi peran mediasi dari trust terhadap intensi dalam transaksi online

dan menyimpulkan bahwa trust hanya memedi- asi secara parsial dari faktor psychological risk dan menyarankan agar dalam transaksi online merchant melakukan upaya untuk mengurangi risiko yang berdampak terhadap kepercayaan konsumen. Sementara itu, Zhou et al., (2018) mengevaluasi peran moderasi trust terhadap keputusan untuk melakukan pembelian ulang secara online. Dengan pertimbangan diatas, penelitian ini mengajukan hipotesis:

H3: kepercayaan (trust) pada platform P2P lending memoderasi pengaruh social influ- ence terhadap intensi meminjam menggu- nakan P2P lending.

MET DE PENELITIAN o el enelitian

Sebagaimanan disebutkan sebelum ini, peneli- tian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara social influence dengan intensi memein- jam melalui P2P lending dan apakah faktor trust pada platform akan memoderasi hubungan tersebut.

Berikut model yang digunakan dalam dalam penelitian :

1X1 2X2 3 X1 X2 ei

Y = Intensi Meminjam Melalui Peer to Peer Lending

= Konstanta X1 = Social nfluence

X2 = Trust pada pengelola platform X1 X2 = Interaksi Social nfluence x Trust Gambar 2. Desain Penelitian

Social nfluences Intensi Meminjam

pada P2P Lending

Trust

Sumber: Diolah oleh penulis

(6)

Data Penelitian dan Metode Analisis

Data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan dari kuesioner yang disebar kepada responden menggunakan media google form.

Kuesioner disebarkan melalui facebook, twitter, instagram, whatsapp, line. Responden yang di- pilih adalah responden yang mengetahui pinja- man online atau peer to peer lending. Proses screening responden ini dilakukan dengan men- gajukan pertanyaan apakah calon responden tersebut mengetahui bahwa P2P lending meru- pakan proses transaksi pinjaman antar lender dan borrower secara langsung menggunakan aplikasi atau platform secara daring (online) serta menanyakan apakah pernah mengujungi satu atau lebih dari platform P2P lending yang ditanyakan dalam kuesioner. Konstrak atas se- tiap variabel (social influence, trust, dan intensi meminjam melalui P2P lending) dibentuk dari sejumlah pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diukur menggunakan skala Likert 1-5 yang terdiri dari: 1 = sangat tidak setuju, 2= ti- dak setuju, 3 = cukup setuju, 4 = setuju, 5 = sangat setuju (untuk variabel social influence dan intensi meminjam) serta 1 = sangat tidak penting, 2= tidak penting, 3 = cukup penting, 4 = penting, 5 = sangat penting (untuk varia- bel trust pada platform). Pertanyaan-pertan- yaan yang digunakan kemudian diuji validitas

dan reliabilitasnya menggunakkan 30 sampel responden. Pengumpulan data dari seluruh re- sponden kemudian dilakukan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang lolos uji validitas dan reliabilitas. Tabel 1 berikut menyajikan ku- sioner yang digunakan untuk penelitian.

Dari data yang terkumpul dan lolos pada uji validitas dan reliabilitas kemudian dilakukan analisis regresi berganda menggunakan soft- ware SPSS 20. Hasil regresi kemudian diuji normalitas, multikolinearitas dan heterokedas- tisitas sebelum diintepretasikan hasilnya.

HASIL PENELITIAN i ali itas an elia ilitas

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas data disajikan pada tabel 2.

Dari hasil uji validitas di atas disimpulkan bahwa indikator pertanyaan untuk variabel So- cial nfluences dinyatakan valid dengan nilai signifikansi artlett s TestLof Sphericity sebe- sar 0,000 atau kurang dari 0,05. Variabel Trust

uga din atakan alid dengan nilai signifikansi artlett s TestLof Sphericity sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05. Demikian juga variabel In- tensi Meminjam dinyatakan valid dengan nilai Tabel 1. Daftar Pertanyaan Riset

No Pertanyaan

Pengaruh Sosial (social influence)

1 Teman/keluarga saya mendorong saya menggunakan Peer to Peer Lending 2 Teman atau keluarga saya menyarankan karena tidak diperlukannya agunan

3 Teman atau keluarga saya menyarankan karena proses pencairan uang pinjaman cepat (< Seminggu) 4 Teman atau keluarga saya menyarankan karena proses pencairan uang pinjaman cepat (< Sebulan) 5 Teman atau keluarga saya menyarankan karena proses meminjam tidak melalui BI Checking

6 Teman atau keluarga saya menyarankan karena bunga yang ditawarkan lebih rendah dari pilihan pinjaman lain Trust pada platform (sangat tidak penting = 1… sangat penting=5)

1 Terdaftar di OJK 2 Diawasi oleh OJK

3 Terdaftar di Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo)

4 Perjanjian tidak akan diberikannya data pribadi kepihak manapun 5 Perjanjian tidak akan disebarkannya riwayat kredit ke pihak manapun 6 Kontrak perjanjian pinjam meminjam yang sah di mata hukum 7 Terdapat review pelanggan melaui testimoni Video

8 Terdapat review pelanggan melaui review Rate lebih dari 4 skala 5 Intensi Meminjam melalui P2P Lending

1 Saya berniat meminjam melalui P2P Lending dalam waktu 1-2 tahun mendatang 2 Saya akan mempertimbangkan P2P Lending sebagai pilihan pinjaman

3 Saya merekomendasikan P2P Lending pada teman atau keluarga saya

4 Saya berniat meminjam melalui P2P Lending saat jasa-nya sudah dikenal lebih luas oleh masyarakat

(7)

signifikansi artlett s TestLof Sphericity sebe- sar 0,000 atau kurang dari 0,05. Nilai KMO dari variabel social influence sebesar 0,839, variabel trust sebesar 0,547 dan variabel in- tensi meminjam sebesar 0,797 (semuanya di atas 0,5) mendukung hasil pengujian validitas karena menunjukkan bahwa setiap variabel mempunyai sampel yang cukup untuk dianali- sis. Selanjutnya, Cronbach s lpha seluruh variabel memiliki nilai diatas 0,6 (yaitu 0,886 untuk variabel Social nflunce, 0,946 untuk variabel Trust dan 0,936 untuk variabel Intensi meminjam) sehingga disimpulkan bahwa in- stumen penelitian untuk mengukur setiap varia- bel adalah reliable.

Hasil Pengolahan Data dan Diskusi

Penelitian ini berhasil mengumpulkan data se- banyak 102 responden. Secara deskriptif, ter- dapat lebih banyak responden wanita (yaitu sebanyak 69 orang dibandingkan responden laki-laki sebanyak 33 orang). Adapun dari segi usia, komponen terbesar adalah responden pada rentang usaha 20-25 tahun (sebanyak 51 orang), diikuti usia 26-30 tahun (sebanyak 26 orang), kemudian berusia 31-35 tahun (sebanyak 15 responden) lalu di atas 35 tahun sebanyak 10 orang. Dari segi pekerjaan, karyawan swasta menempati porsi terbesar sebanyak 48 orang, lalu mahasiswa 25 orang, wiraswasta sebanyak 17 orang dan PNS/pegawai BUMN sebanyak 9 orang.

Kemudian, dari 102 responden sebanyak 76 responden pernah mengajukan pinjaman pada pinjaman online atau peer to peer lending dan sebanyak 26 responden belum pernah menga- jukan pinjaman online. Dalam hal meminta sa- ran untuk menentukan keputusan (meminjam atau tidak), responden paling banyak meminta saran dari anggota keluarga (yaitu sebanyak 84 responden), lalu kepada teman/sahabat (se- banyak 62 orang) dan pasangan (sebanyak 55 orang). Adapun sumber pengetahuan responden tentang pinjaman melalui P2P lending adalah melalui media sosial (sebanyak 73 responden) lalu dari teman (sebanyak 61 responden). Se- mentara itu, platform P2P lending yang paling banyak diketahui oleh reponden adalah plat- form Investree (sebanyak 36 responden), lalu platform Modalku (32 responden) dan platform Amartha (30 responden).

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa jawaban un- tuk variabel social influence memiliki rata-rata sebesar 23,06. Jumlah pertanyaan pada variabel social influence sebanyak 6 pertanyaan, sehing- ga sebagaian besar jawaban responden adalah pada skala 3 dan 4 atau cenderung menjawab cukup setuju dan setuju. Adapun rata-rata selu- ruh jawaban untuk variabel trust memiliki rata- rata sebesar 35,08. Dengan jumlah pertanyaan pada variabel trust sebanyak 8 pertanyaan, se- bagian besar jawaban responden adalah pada skala 4 dan 5 atau setuju dan sangat setuju. Ke- mudian, rata-rata seluruh jawaban untuk intensi Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel artlett s TestLof

Sphericity Kaiser-Meyer-Olkin Keterangan Cronbach s lpha Kesimpulan Social

nfluence 0,000 0,830 Valid 0,886 Reliabel

Trust pada pengelola

platform 0,000 0,547 Valid 0,946 Reliabel

Intensi Meminjam

melalui P2P lending 0,000 0,797 Valid 0,936 Reliabel

Sumber: Hasil uji SPSS oleh penulis

Tabel 3. Statistik Jawaban Responden

Social nfluence Trust Intensi Meminjam

Jumlah responden 102 102 102

Jumlah pertanyaan valid 6 8 4

Mean seluruh pertanyaan 23,06 35,08 15,41

Mean setiap pertanyaan 3,84 4,38 3,85

Sumber: Hasil uji SPSS oleh penulis

(8)

adalah sebesar 15,41 dengan jumlah pertanyaan sebanyak 4 pertanyaan, sebagian besar respon- den menjawab pada skala 3 dan 4 atau cukup setuju dan setuju. Data ini kemudian diolah mengunakan metode regresi berganda, yang hasilnya disajikan pada tabel 4 berikut.

Dari hasil di atas menunjukan bahwa adanya hubungan ang signifikan antara Social In- fuences terhadap intensi seseorang untuk meminjam melalui P2P lending. Hasil pada statistik-t menun ukan nilai signifikan p-value sebesar 0,017 atau lebih kecil dari 0,05 den- gan nilai koefisien sebesar , . ni berarti, terdapat hubungan ang positif dan signifi- kan antara social influence dengan intensi un- tuk meminjam melalui P2P lending. Hal ini sesuai penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Venkatesh dan Davis (2000), Lewis et al., (2012), dan Wang et al., (2012).

Sedikit berbeda adalah bagaimana trust kepada pengelola platform berpengaruh terhadap in- tensi meminjam melalui peer to peer lending.

Nilai koefisien sebesar , dengan p- alue sebesar 0,053 mengindikasikan bahwa hubun- gan a positif tetapi han a signifikan pada alpha sebesar 10%. Meskipun demikian, temuan ini selaras dengan kesimpulan riset-riset sebelum- nya yang mengindikasikan pentingnya trust dalam transaksi online (lihat Zhou et al., 2018).

Tetapi yang menarik adalah hasil pengolahan dari variable interaksi antara social influence

dan trust yang bernilai negatif meskipun tidak signifikan. al ini mengindikasikan bah a ari- able trust cenderung memperlemah pengaruh social influence terhadap intensi untuk memin- jam melalui peer to peer lending. Hal ini se- laras dengan kesimpulan penelitian Chang et al (2013) yang menyatakan bahwa meskipun trust berpengaruh terhadap intensi untuk bertrans- aksi secara online, tetapi kesimpulannya tidak konklusif karena tergantung pada bagaimana trust itu terbentuk.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa social influence berpengaruh positif secara signifikan terhadap intensi memin am melalui peer to peer lending. Ini berarti bahwa penge- lola platform P2P lending dapat memanfaatkan beragam saluran yang merupakan referensi sos- ial semisal word of mouth untuk memperkenal- kan layanan peer to peer lending. Penelitian ini juga menunjukan bahwa pengaruh trust pada platform adalah positif terhadap intensi seseo- riang meminjam melalui peer to peer lending meskipun hubungan tersebut tidak terlalu kuat.

Hanya saja, pengelola platform P2P lending perlu berhati-hati karena terdapat indikasi bah- wa faktor trust cenderung memperlemah pen- garuh social influence terhadap intensi untuk meminjam. Dengan kata lain, penyedia layanan tetap perlu memberi perhatian yang serius pada variabel trust pada pengelola platform.

Tabel 4. Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Variabel Hipotesis Hipotesis Uji Hasil F asil oefisien

(p-value) Kesimpulan o ial n uen es Social nfluence berpengaruh positif terhadap

intensi meminjam melalui peer to peer lending. 1 > 0 0,000 2,424

(0,017) H11 Diterima Trust Trust berpengaruh terhadap intensi meminjam

melalui peer to peer lending. 2 0,000 1,936

(0,053)

H12 diterima pada alpha 10%

Interaksi Social Infuences x Trust

Trust memoderasi terhadap hubungan pengaruh Social nfluence terhadap intensi meminjam

melalui peer to peer lending. 3

0,000 -1,317

(0,191) H13 Ditolak Sumber: Hasil uji SPSS oleh penulis

DAFTAR PUSTAKA

nusha reeram, nkit eshar ani, neha esai, ( ) a tor e ting atisfa tion and o alt In Online Grocery Shopping: An Integrated Model”, Journal of Indian Business Research, 9 (2), 107-132.

(9)

malia, N., alimunthe, ., riono, . . ( ). he e e t of lender s prote tion on online peer- to-peer lending in Indonesia. Proceedings of the 33rd International Business Information Manage- ment Association Conference, IBIMA 2019: Education Excellence and Innovation Management through Vision 2020.

ruton, ., ha ul, ., iegel, ., right, . ( ). Ne finan ial alternati es in seeding entre- preneurship i rofinan e, ro dfunding, and peer-to-peer inno ations. Entrepreneurship: The- ory and Practice, 39 (1), 9-26.

Chang, M. K., Cheung, W., dan Tang, M. (2013). Building trust online: Interactions among trust building mechanisms. Information and Management 50, 439-445.

Chaouali, W., Ben Yahia, I., dan Souiden, N. (2016). The interplay of counter-conformity motivation, so ial in uen e, and trust in ustomers intention to adopt nternet banking ser i es he ase of an emerging country. Journal of Retailing and Consumer Services, 28, 209-218.

Duarte, J., Siegel, S., & Young, L. (2012). Trust and credit: The role of appearance in peer-to-peer lending. Review of Financial Studies 25(8), 2455-2484.

omber, ., au man, . ., arker, ., eber, . . ( ). n the inte h e olution nter- preting the Forces of Innovation, Disruption, and Transformation in Financial Services. Journal of Management Information Systems. 35 (1), 220-265.

Hong, I. B., & Cha, H. S. (2013). The mediating role of consumer trust in an online merchant in pre- dicting purchase intention. International Journal of Information Management 33, 927-939.

Lee, I., & Shin, Y. J. (2018). Fintech: Ecosystem, business models, investment decisions, and chal- lenges. usiness orizons, 61. 35-46

ee, . . ( ). a tors in uen ing the adoption of internet banking n integration of and ith per ei ed risk and per ei ed benefit. Electronic Commerce Research and Applications.

8 (3), 130-141.

e is, ., on ale , ., dan aufman, . ( ). o ial sele tion and peer in uen e in an online social network. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 109(1), 68-72.

Salo, J., & Karjaluoto, H. (2007). A conceptual model of trust in the online environment. Online In- formation Review, 31 (5). 604-621.

lade, . ., i edi, Y. ., ier , N. ., dan illiams, . . ( ). odeling onsumers dop- tion Intentions of Remote Mobile Payments in the United Kingdom: Extending UTAUT with In- novativeness, Risk, and Trust. Psychology and Marketing. 32 (8), 860–873.

Solomon, Michael R. (2004). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. 6th ed. New Jersey:

Pearson Education

Tang, H. (2019). Peer-to-Peer Lenders Versus Banks: Substitutes or Complements? The Review of Financial Studies, 32(5), 1900–1938.

Venkatesh, V., dan Davis, F. D. (2000). Theoretical extension of the Technology Acceptance Model:

our longitudinal field studies. Management Science, 46 (2). 186-204.

Wang, H., Chen, K., Zhu, W., dan Song, Z. (2015). A process model on P2P lending. Financial In- novation. 1:3

Wang, Y. S., Wang, Y. M., Lin, H. H., & Tang, T. I. (2003). Determinants of user acceptance of Inter- net banking: An empirical study. International Journal of Service Industry Management. 14(5), 501-519.

Wang, X., Yu, C., dan Wei, Y. (2012). Social Media Peer Communication and Impacts on Purchase Intentions: A Consumer Socialization Framework. Journal of Interactive Marketing, 26 (4), 198- 208.

hou, ., siga, ., i, ., heng, ., dan iang, . ( ). hat in uen e users e-finan e ontinu- ance intention? The moderating role of trust. Industrial Management and Data Systems. 118 (8).

1647-1670.

Referensi

Dokumen terkait

Saya akan menyarankan kepada teman saya untuk mendatangi pegawai administrasi kesiswaan apabila sedang membutuhka layanan konsultasi terkait administrasi atau

Through unique longer descriptive expressions, the referring expressions of Indonesia tourist destination is portrayed as having world class tourism and rich in