Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran wajib diambil oleh seluruh siswa dalam satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar filosofis yang memberikan landasan bagi pengembangan potensi seluruh peserta didik untuk menjadi manusia Indonesia yang berkualitas sebagaimana tertuang dalam Tujuan Pendidikan Nasional. Mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupan masa depan selalu menjadi perhatian kurikulum, artinya kurikulum merupakan suatu desain pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda berbangsa.
Untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupan masa kini dan masa depan, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk kehidupan masa kini dan masa depan, sekaligus mengembangkan kapasitas dirinya sebagai pewaris kebudayaan dan terus mengembangkan masyarakat nusantara. negara. yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa saat ini. Dengan filosofi tersebut, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa menjadi kemampuan berpikir reflektif untuk memecahkan permasalahan sosial di masyarakat dan membangun masyarakat demokratis yang lebih baik. Proses pendidikan merupakan proses pengembangan potensi peserta didik agar mampu menjadi pewaris dan pengembang kebudayaan nasional.
Berdasarkan pemikiran tersebut, muatan pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan modern hendaknya berorientasi agar siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkannya untuk kehidupan masa depan mereka, terutama setelah mereka menyelesaikan pendidikan formal. Dengan ketiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum senantiasa menempatkan peserta didik pada lingkungan sosial budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitasnya untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, serta membangun kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini
Dari pembelajaran yang menekankan pada jawaban tunggal hingga pembelajaran jawaban benar yang bersifat multidimensi; di sini siswa belajar menerima kebenaran tanpa hambatan. Semuanya diungkapkan guru secara verbal, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, kini siswa harus melihat fakta, foto, video, diagram, teks yang membuat siswa melihat, menyentuh, merasakan dengan panca inderanya. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik (hard skill) dan keterampilan mental (soft skill); Hasil pembelajaran pada rapor tidak hanya melaporkan angka-angka yang berupa pengetahuan, tetapi juga menyajikan informasi tentang perkembangan sikap dan keterampilan.
Keterampilan juga dapat berupa kegiatan dalam menghasilkan karya, antara lain keterampilan berkomunikasi sopan, keterampilan menghargai pendapat dan lain sebagainya. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat; Oleh karena itu, pembelajaran pada kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak serta memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Oleh karena itu, pembelajaran harus melihat perbedaan-perbedaan tersebut sebagai potensi dan kekayaan yang indah jika dikembangkan untuk itu.
Tujuan Pendidikan
Visi Sekolah
Misi Sekolah
Struktur Kurikulum
Prinsip integrasi IPA dan IPS pada kelas I di atas dapat diterapkan dalam integrasi muatan lokal. Keterampilan dasar dengan muatan lokal terkait seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan. Keterampilan dasar dengan muatan lokal terkait olahraga dan permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Selain penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan juga dilakukan pada Kompetensi Dasar masing-masing mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antar mata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis siswa. Pada kelas IV dicantumkan nama-nama mata pelajaran IPA dan IPS serta mempunyai keterampilan dasar masing-masing.
Oleh karena itu, proses pembelajaran seluruh kompetensi inti dari seluruh mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai topik. Mata pelajaran kelompok B yang terdiri atas seni, budaya, dan kerajinan serta pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan merupakan kelompok mata pelajaran yang muatannya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pengajaran per minggu berdasarkan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
Muatan Kurikulum
- Mata Pelajaran
- Pendidikan Agama Islam Tujuan
- Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan
- Bahasa Indonesia Tujuan
- Matematika Tujuan
- Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan
- Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan
- Seni Budaya dan Prakarya Tujuan
- Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan Tujuan
- Pengembangan Diri
- Kegiatan Pembiasaan
- Kegiatan Keteladanan
- Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
- Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri
- Beban Belajar
- Penilaian
- KetuntasanBelajar
- Kenaikan Kelas dan Kelulusan
- Kenaikan Kelas
- Kelulusan
- Pendidikan Kecakapan Hidup
- Pendidikan berbasis keunggulan local dan global
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika dapat dilihat pada lampiran Keputusan Menteri Pendidikan No. 22 Tahun 2006.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran seni, budaya, dan kerajinan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
Standar kompetensi dan kompetensi inti mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat dilihat pada lampiran Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006. Pengembangan diri bukanlah mata pelajaran yang harus diajarkan oleh guru. Tujuan pengembangan diri adalah memberikan peluang. Program pecinta mata pelajaran dilaksanakan melalui penyusunan program (Standar Kompetensi dan Kompetensi Inti yang Dikembangkan, Materi Dasar, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian dan Sumber Belajar).
Kompetensi Dasar (SD) Sekolah Dasar/Madresah Ibtidaiyah (MI) 3 Dengan adanya penambahan jam belajar dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru mempunyai kebebasan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif. Ketuntasan belajar pada setiap indikator yang dikembangkan sebagai pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% sampai dengan 100%. Siswa menyelesaikan seluruh kurikulum dengan kriteria minimal ketuntasan belajar pada seluruh Kompetensi Dasar (KC), Kompetensi Inti (KI) dan Indikator pada semua mata pelajaran.
Mencapai nilai minimal baik dalam penilaian akhir pada semua mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran olahraga jasmani dan kesehatan. Pendidikan kecakapan hidup dapat menjadi bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berbentuk paket/modul yang direncanakan secara khusus. Pendidikan berbasis keahlian lokal dan global dapat menjadi bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
Kompetensi Inti
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berhubungan dengan keluarga, teman, dan guru. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berhubungan dengan keluarga, teman, tetangga dan guru. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk Tuhan dan aktivitasnya, serta benda-benda yang ditemui di rumah dan di sekolah.
Penyajian pengetahuan faktual dengan bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerak yang mencerminkan anak yang sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang beriman dan berakhlak mulia. Penyajian pengetahuan faktual dengan bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis, dalam gerak yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang beriman. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, sopan santun, peduli, percaya diri dan cinta tanah air dalam pergaulan.
Penyajian pengetahuan faktual dengan bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis, dalam gerak yang mencerminkan anak yang sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang beriman dan berakhlak mulia. Penyajian pengetahuan faktual dan konseptual dengan bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya estetis, dalam gerak yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak yang beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU)
PENDEKATAN SAINTIFIK (ILMIAH)
Mengajukan pertanyaan Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang belum dipahami dari apa yang diamati atau mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi.
PENILAIAN AUTENTIK (RESPONSIF)
Kalender pendidikan merupakan jadwal kegiatan belajar peserta didik selama satu tahun ajaran yang meliputi awal tahun ajaran, minggu pembelajaran efektif, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Pada setiap awal tahun ajaran, tim pengembang program di sekolah menyiapkan kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu pembelajaran efektif, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu pada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan pemerintah daerah.
Awal tahun ajaran ditetapkan oleh pemerintah yaitu pada bulan Juli setiap tahunnya dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran per minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran semua mata pelajaran, termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam kegiatan pengembangan diri. Libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang berkaitan dengan hari raya keagamaan. Kepala daerah kabupaten/kota dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. .
Hari libur dapat berupa libur antar semester, libur antar semester, libur akhir sekolah, hari raya keagamaan, hari libur nasional termasuk hari libur bank dan hari libur khusus. Libur antar semester, libur antar semester, libur akhir tahun ajaran digunakan untuk mempersiapkan kegiatan dan administrasi pada akhir dan awal tahun. Sekolah di daerah tertentu yang mewajibkan hari raya keagamaan lebih panjang dapat menyelenggarakan hari raya keagamaannya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu pembelajaran efektif dan waktu pembelajaran efektif.
Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara spesifik tanpa mengurangi jumlah minggu belajar efektif dan waktu pembelajaran efektif. Hari libur nasional atau penetapan hari bersamaan untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan peraturan pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota.
PENUTUP
Perencanaan pengembangan budaya dan pendidikan karakter bangsa harus dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan di sekolah, yang bersama-sama sebagai komunitas pendidik diimplementasikan dalam kurikulum sekolah, yang kemudian diharapkan dapat menghasilkan budaya sekolah. Penyempurnaan pedoman tersebut akan terus dilakukan sesuai dengan kompleksitas permasalahan pendidikan, khususnya dalam pembentukan budaya dan karakter bangsa. Penyajian pembelajaran bernuansa pembelajaran aktif dengan muatan budaya dan karakter bangsa harus mendapat perhatian khusus dalam pembelajaran peserta didik.
Selain itu, kami berharap kualitas produk mahasiswa mempunyai akhlak mulia sebagai cerminan bangsa yang besar.