• Tidak ada hasil yang ditemukan

dokumen sexy killers

N/A
N/A
Yati Elisa

Academic year: 2024

Membagikan "dokumen sexy killers"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Film sexy killers merupakan salah satu film dekomenter dari rangkaian ekspedisi indonesia biru yang digarap oleh watchdoc. kem Dalam film ini saya telah mengetahui bahwa energi listrik itu tidak serta merta mudah didapatkan.

Tidak semudah kita menikmati energi listrik itu sehari- hari. Untuk mendapatakan sumber energi dari listrik itu sendiri memerlukan proses yang sangatlah panjang. Berlatar dari Kalimantan Timur yang kemudian menyebar menuju PLTU yang ada di pulau Jawa dan Bali, menambah alur perjalanan sumber energi berharga tersebut.

Sexy Killers berawal dari isu yang beredar di masyarakat, yakni adanya masalah lingkungan akibat pertambangan batu bara. Film ini membahas tentang perjalanan batu bara yang panjang, hingga menjadi sumber cahaya yang sering digunakan. Memberikan penonton sudut pandang yang mencengangkan, cukup mengejutkan saat mengetahui fakta di balik tambang batu bara beserta PLTU, dan sumber listrik yang dinikmati sehari-hari. Film dokumenter ini menceritakan mengenai bagaimana pengaruh pertambangan batubara terhadap kondisi lingkungan, ekonomi, sosial budaya, politik, dll. Mulai dari informasi mengenai masalah akibat penambangan batu bara, masalah akibat proses distribusinya, serta masalah akibat proses pengolahannya, dan terakhir membahas terkait oligarki tambang batu bara.

Ditinjau dari segi lingkungan, pertambangan batubara ini sudah sangat jelas merugikan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar wilayah tambang tersebut. Pertama, masyarakat yang tinggal di area tersebut semakin hari, semakin terancam masa depannya, dapat dilihat dari mata pencaharian warga yang tidak lagi meneruskan budaya leluhurnya yaitu bercocok tanam. Hal ini disebabkan oleh semakin buruknya kualitas tanah yang ada di sekitar area tambang dan lahan- lahan pertanian warga yang dibeli untuk kepentingan pertambangan. Kedua, masyarakat lebih memilih untuk berpindah tempat tinggal

(2)

sebab wilayah area sekitar pertambangan juga menjadi tidak aman. Tanah dimana tempat mereka berpijak semakin hari semakin tidak stabil dan mengalami pergeseran. Banyak sekali rumah- rumah warga yang roboh dikarenakan dekatnya lokasi rumah tersebut dengan pertambangan batubara. Lubang- lubang bekas galian tambang pun menjadi masalah. Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan setiap tahunnya, sebagian besarnya adalah anak- anak. Hal ini disebabkan oleh tidak dilakukannya reklamasi (penimbunan kembali) yang seharusnya ditangani oleh pihak perusahaan dan pemerintah. Dalam film ini tidak hanya pertambangan batubara yang menjadi pro-kontra. Namun, kemana batubara tersebut disalurkan juga menjadi masalah.

Suatu sumber energi listrik pastinya tidak mungkin ada jika juga tidak ada yang namanya pembagkit listrik. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Sumber daya utama yang diperlukannya yaitu batubara. Batubara berperan penting untuk pembangkit listrik ini. Akan tetapi, masyarakat kembali mendapat imbasnya dengan adanya bangunan ini.

Tak jauh berbeda dengan pertambangan batubara, PLTU ini juga hampir sama memberikan dampak atau pengaruh negatif terhadap masyarakat sekitar.

Limbah- limbah pembuangan yang dihasilkan oleh adanya PLTU ini juga berpengaruh buruk terhadap kondisi lingkungan. Pencemaran udara, tanah, air dll.

mulai timbul sejak PLTU itu berdiri. Beberapa zat- zat berbahaya hasil dari pembakaran batubara PLTU, yakni salah satunya adalah pm2.5 & NOx (Nitrogen Oksida). NOx merupakan zat yang berasal dari kandungan batubara. Zat- zat ini jika terhirup manusia dapat menjadi faktor munculnya berbagai macam penyakit.

Mulai dari asma, infeksi saluran pernapasan, stroke, jantung, bahkan kematian.

Polutan tersebut juga mampu memengaruhi kondisi lapisan ozon yang ada di muka bumi. Selain polutan yang mengandung zat- zat berbahaya, limbah yang berasal

(3)

dari pembakaran batubara, yakni abu terbang (fly ash), dari PLTU juga mencemari lingkungan warga sekitar, sedikit demi sedikit abu terbang yang menumpuk tersebut menjadi gundukan yang sangat tinggi dan menghambat aktivitas warga. Tanah juga menjadi korban dari adanya PLTU tersebut. Sama halnya dengan adanya pertambangan batubara PLTU pun juga dapat memengaruhi kualitas tanah. Seperti PLTU yang ada di Bali menyebabkan turunnya perolehan panen kebun kelapa yang dimiliki oleh salah satu penduduk yang bertempat tinggal di sekitar PLTU tersebut. Di perairan, PLTU menjadi salah satu pengaruh berkurangnya hasil tangkapan penduduk dalam mealut. Dikarenakan laut menjadi lalu lintas kapal besar atau tongkang- tongkang batubara untuk mengantar batubara ke PLTU yang ada disana, sehingga warga memilih untuk melaut ke daerah yang lebih aman untuk menghindari kapal- kapal besar tersebut.

Jadi kesimpulannya bagaimanakah solusi untuk menangani masalah ini?

Menurut saya, sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan untuk menangani masalah ini. Yang terpenting ialah bagaimana peran sesungguhnya dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga keadilan dan kemakmuran negeri ini. Pemerintah seharusnya bersikap tegas dan adil dalam menindak kasus- kasus seperti ini. Jika pemerintah tidak bertindak, maka entah akan bagaimana nantinya negeri ini.

Penanganan masalah ini sebaiknya dimulai dengan pemilihan sumber daya terbarukan yang cocok untuk pengganti sementara batubara. Karena batubara merupakan sumber daya energi yang tidak terbarukan dan bisa saja sewaktu- waktu habis. Padahal, masih banyak sekali sumber daya energi alternatif lain sebagai pengganti sementara batubara. Misalkan saja, sumber daya energi dari matahari yang menggunakan panel surya, angin, air, dan bahkan hasil pembuangan limbah organik pun bisa diubah menjadi sumber energi listrik. Tapi, sampai saat ini pemerintah masih belum bisa memanfaatkan sumber energi alternatif tersebut secara maksimal, karena biaya proses pengolahan sumber- sumber

(4)

energi tersebut lebih mahal daripada batubara. Batubara menjadi salah satu sumber energi yang paling murah untuk diolah menjadi sumber energi listrik.

Terkait dengan problematika pencemaran serta rusaknya kondisi lingkungan alam yang meresahkan masyarakat, hendaknya pihak perusahaan dan pemerintah saling berkontribusi untuk melakukan pemulihan kembali kondisi alam tersebut. Walaupun tidak langsung mengembalikannya layaknya semula, masyarakat pastinya akan tetap menghargai usaha yang akan mereka lakukan.

Alangkah lebih buruknya jika tidak ada tindakan apapun dari pihak perusahaan dan pemerintah. Selain itu, limbah- limbah hasil pembuangan yang berasal dari PLTU sebaiknya dilakukan daur ulang dan diproses kembali sehingga menjadi bagian terkecil supaya tidak mencemari kawasan yang berada di sekitarnya.

Peran masyarakat serta pelajar ataupun mahasiswa juga diperlukan untuk bekerja sama dalam menangani hal ini. Seperti memberikan arahan dan pemahaman kepada masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian alam dan budaya yang mereka miliki agar tidak ikut terjerumus ke dalam ikatan pertambangan dan pihak- pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian alam.

SEKIAN

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, peneliti juga akan menggunakan bahan tambahan selain abu terbang batubara ( fly ash ) yaitu abu sekam padi ( rice husk ash atau disingkat dengan RHA ) yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi abu terbang (fly ash) batubara dari PLTU Labuhan Angin terhadap beton ringan yang terbuat dari kulit kerang dari

Tahap pertama Pembuatan lapisan film katoda untuk baterai ion litium dengan menambahkan abu layang (fly ash) dari limbah pembakaran batubara adalah preparasi abu layang (fly ash)

Penelitian tentang Peningkatan Pemakaian Abu Terbang untuk Mengurangi Limbah Terbuang PLTU dalam Pembuatan High volume Fly ash ( HVFA ) Concrete memiliki tujuan

Kesimpulan penelitian ini adalah pengaruh abu terbang (fly ash) limbah batubara terhadap Meloidogyne incognita dapat mengurangi jumlah populasi Meloidogyne

Limbah abu terbang batubara (fly ash), abu dasar batubara (bottom ash) dan limbah padat industri karet (rubber sludge) dapat dipakai sebagai campuran pada

Pada genteng yang tidak menggunakan limbah padat abu terbang batubara (fly ash) dalam campuran komposisi bahan atau campuran fly ash 0% diperoleh nilai pada genteng

Oleh karena itu diperlukan identifikasi limbah abu terbang ( fly ash) dan limbah bawah pembakaran batu bara kemudian mencocokan hasil identifikasi limbah atau abu terbang dan