PENGARUH KOMPOSISI KULIT KERANG TERHADAP KARAKTERISTIK BETON RINGAN DARI ABU TERBANG (FLY ASH)
BATUBARA DAN BATU APUNG
Oleh:
Ryanto C. Simamora
NIM 408221044
Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
kasih dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sain di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Adapun
judul skripsi ini adalah “Pengaruh Komposisi Kulit Kerang terhadap Karakteristik
Beton Ringan dari Abu Terbang (Fly Ash) Batubara dan Batu Apung”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara
lain Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Bapak Dr. Nurdin
Bukit, M.Si, Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, dan Bapak Mukti H.Harahap,
S.Si, M.Si, , selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritikan dan masukan
demi penyempurnaan skripsi ini. Bapak Alkhafi Maas Siregar, S.Si, M.Si, selaku
Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan bimbingan dan nasehat selama
masa perkuliahan dan telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penghargaan juga diberikan kepada Bapak Drs. Darmuji, M.T. selaku Kepala
Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan, Bapak Sunardi , ST dan
Bapak Erwin B. Gultom selaku teknisi Laboratorium Teknik Sipil Politeknik
Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di
Laboratorium Teknik Sipil,, bimbingan dan saran-saran selama penelitian
berlangsung. Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada
kedua orang tua Ayahanda S.Simamora dan Ibunda R.Manurung yang telah
banyak memberikan kasih sayang, doa, motivasi serta semangat baik berupa
materil maupun moril. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kakak
v
Simamora dan Erwino Simamora yang memberikan doa, motivasi dan dukungan
besar kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang terkasih yaitu Melisa
Prisda Br. Sitepu yang telah membantu, memotivasi dan memberikan Doa untuk
saya dalam perkuliahan sampai penyusunan skripsi.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan–rekan seperjuangan
penulis Berliana Siringo-ringo, Elsa Sinaga, Jenika Sidabutar, Edi Ginting,
Agustina Panggabean, Arny Girsang, Jennyari, Henni Elika, Henny Ompusunggu,
Junita Sinaga, Ferdinand Zendrato, Wanry, Albarra, Indra Nababan, Mulroni
manalu, Berkat Panjaitan, Goldberd Sinaga dan seluruh teman-teman Fisika
Nondik 2008 yang selama empat tahun bersama melewati setiap tahap
perkuliahan, telah banyak membantu, memberikan semangat dan yang tak pernah
hentinya memberi dukungan kepada penulis dan terima kasih juga kepada bg
Sintong, juniati, iriana dan ratna yang juga memberikan doa dan semangat kepada
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman kost
perjuangan 175 marusaha, rio manalu, sahat, andus, ihsan, rio sinaga dan semua
teman yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang telah memberikan doa dan
semngat dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini
(ryantocs@rocketmail.com). Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua
Medan, September 2012
Ryanto C. Simamora
iii
PENGARUH KOMPOSISI KULIT KERANG TERHADAP
KARAKTERISTIK BETON RINGAN DARI
ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA
DAN BATU APUNG
Ryanto C simamora (408221044)
ABSTRAK
vi
2.2 Beton Ringan (Lightweight Concrete) 8
2.3 Agregat 11
2.10.4 Daya Serap Air (Water Absorbtion) 27
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 28
3.5.3 Pengujian Sampel 31
3.6 Teknik Analisis Data 34
3.7 Diagram Alir Penelitian 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 36
4.1.1 Massa Jenis 36
4.1.2 Daya Serap Air 37
4.1.3 Uji Tekan 37
4.1.4 Ketahanan Api 38
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 38
4.2.1 Massa Jenis 38
4.2.2 Daya Serap Air 39
4.2.3 Uji Tekan 40
4.2.4 Massa Jenis dan Uji Tekan 41
4.2.5 Daya Serap Air dan Uji Tekan 42
4.2.6 Ketahanan Api 43
4.2.7 Perbandingan beton ringan normal dengan
Beton ringan campuran Kulit kerang dan Fly Ash 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 48
5.2. Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 49
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Komposisi bahan pembentuk beton 7
Tabel 2.2 Penelitian tentang beton 11
Tabel 2.3 Batas maksimum kandungan unsur kimia
dalam air adukan semen 18
Tabel 2.4 Komposisi kimia kulit kerang 20
Tabel 2.5 Sifat–sifat fisik fly ash 22
Tabel 2.6 Kandungan kimia fly ash 22
Tabel 2.7 Komposisi kimia batu apung 24
Tabel 3.1 Nama alat 28
Tabel 3.2 Bahan penelitian 28
Tabel 3.3 Komposisi pencampuran bahan baku beton ringan 29 Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Massa Jenis 36 Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Daya Serap Air 37 Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan 37 Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan Setelah Pembakaran 38 Tabel 4.5 Data Hasil Perbandingan Uji tekan Beton Ringan Normal
Terhadap Beton Ringan Campuran 44
Tabel 4.6 Data Hasil Perbandingan Daya Serap Air Beton Ringan Normal
Terhadap Beton Ringan Campuran 45
Tabel 4.7Data Hasil Perbandingan Massa Jenis Beton Ringan Normal
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kulit Kerang 19
Gambar 2.2 Limbah Fly Ash 21
Gambar 2.3 Partikel Fly Ash pada perbesaran 2.000 x 21
Gambar 2.4 Batu Apung 23
Gambar 2.5 Permukaan Batu Apung 23
Gambar 3.1 Sampel Beton Berbentuk Kubus 30
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 35
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Komposisi Bahan 38 Gambar 4.2 Grafik Hubungan Daya Serap Air dan Komposisi Bahan 39 Gambar 4.3 Grafik Hubungan Uji Tekan dan Komposisi Bahan 40 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Uji Tekan 41 Gambar 4.5 Grafik Hubungan Daya Serap Air Terhadap Uji Tekan 42 Gambar 4.6 Grafik Hubungan Uji Tekan Sebelum dan Setelah
Pembakaran 43
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Uji Tekan Beton Ringan Normal
Terhadap beton Ringan Campuran 44
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Daya Serap Air Beton Ringan Normal
Terhadap Beton Ringan Campuran 45
Gambar 4.9 Grafik perbandingan Massa Jenis Beton Ringan Normal
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lamp. 1. Perhitungan massa matriks dan agregat 51
Lamp. 2. Perhitungan massa jenis 54
Lamp. 3. Perhitungan daya serap air 57 Lamp. 4. Perhitungan uji tekan 60 Lamp. 5. Perhitungan Analisis Regresi 63
Lamp. 6. Perhitungan Korelasi 69
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam zaman modern ini terdapat 3 bahan struktur bangunan yang utama
yaitu kayu, baja dan beton. Dan sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan
industri konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hampir 60% material yang
digunakan dalam konstruksi adalah beton (concrete) yang dipadukan dengan baja
(composite) atau jenis lainnya. Dengan beton banyak kontruksi yang dibangun seperti bendungan, jalan raya, pipa saluran, fondaasi dan basement.
Beton pada umumnya dicampur dengan semen Portland. Seperti kita
ketahui bahwa produksi semen Portland sedang disorot karena emisi karbon
dioksida yang tinggi. Semen Portland konvensional diproduksi dengan
menghaluskan kalsium silika yang bersifat hidrolisis dan dicampur dengan bahan
gipsum. Proses pembakaran (kalsinasi) pada tungku (kiln) dapat mencapai lebih
dari 1250 °C dan menghasilkan karbon dioksida ( ) sebagai hasil sampingan
pembakaran. Satu ton semen yang diproduksi akan melepaskan satu ton ke
udara yang dapat menimbulkan green house effect (efek rumah kaca) dan
peningkatan suhu bumi.
Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi tersebut
mengakibatkan peningkatan kebutuhan material beton, sehingga memicu
penambangan batuan sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara
besar-besaran. Hal ini menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk
keperluan pembetonan dan perusak lingkungan. Beton sangat banyak digunakan
untuk konstruksi disamping kayu dan baja. Pembangunan suatu konstruksi
diperlukan beton dengan kemampuan menahan beban yang cukup tinggi dan
ketahanan terhadap waktu yang memadai. Karakteristik beton yang beredar
dipasaran, memiliki massa jenis sebesar 2,0 – 2,5 g/cm 3
, dan kuat tekan 3 – 50
MPa. Beton ini tergolong cukup berat, untuk satu panel berukuran 240 x 60 x 6
cm. dengan bobot sekitar 100 – 125 kg. Kekuatan beton pada dasarnya sangat
2
a. Mutu agregat halus dan kasar (yang meliputi modulus kehalusan,
porositas, berat jenis, dan asalnya).
b. Jenis semen, rasio w/c, dan lainnya. Teori faktor air semen (faktor w/c)
menyatakan bahwa untuk sebuah kombinasi bahan yang sudah memenuhi
konsistensi yang telah dikerjakan, kekuatan beton pada umur tertentu
tergantung pada perbandingan berat air dan berat beton. Dengan perkataan
lain, jika angka perbandingan air terhadap beton sudah tertentu, maka
kekuatan beton pada umur tertentu pada dasarnya dapat diperoleh, dengan
syarat bahwa campurannya plastis, dapat dikerjakan, dan agregatnya baik
dan tahan lama, dan bebas material yang merugikan. Sifat yang paling
penting dari beton adalah sifat mekaniknya yaitu sifat kekuatan tekan,
kekuatan lentur, dan kekuatan tarik. Sifat beton berubah karena sifat dari
bahan-bahan pembentuk beton yaitu pasir, semen, batu, air maupun
perbandingan campurannya.
Selama ini berbagai penelitian sudah dilakukan tetapi masih belum
ditemukan alternatif teknik konstruksi yang efisien serta penyediaan bahan
bangunan dalam jumlah besar dan ekonomis. Hal tersebut dapat memberikan
suatu alternatif untuk memanfaatkan limbah-limbah industri dan konstruksi yang
dibiarkan begitu saja. Limbah industri untuk bahan campuran beton ternyata
mampu meningkatkan daya kuat tekan (Simanjuntak,2000). Bahan tersebut dapat
berupa abu terbang (fly ash), pozzolan, dan kulit kerang yang dapat mengubah
sifat-sifat dari beton agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu dan menghemat
biaya.
Produksi abu terbang batubara (fly ash) di dunia pada tahun 2000
diperkirakan berjumlah 349 miliar ton (Wang,dkk.,2006). Penyumbang produksi
abu terbang batubara terbesar adalah sektor pembangkit listrik. Produksi abu
terbang dari pembangkit listrik di Indonsia terus meningkat, pada tahun 2000
jumlahnya mencapai 1,66 milyar ton dan diperkirakan mencapai 2 milyar ton pada
tahun 2006 (Indonesia Power, 2002). PLTU Labuhan Angin Kabupaten Tapanuli
Tengah yang sementara berkapasitas 2 x 115 MW setiap harinya menghasilkan
3
untuk menghasilkan beton mutu tinggi dan fly ash ini berfungsi untuk menambah
nilai kuat tekan pada beton (Hidayat, 2002).
Penggunaan fly ash pada beton sudah pernah diteliti oleh Subasi dari
Turkey (2009) yang meneliti tentang pengaruh fly ash pada kuat tekan beton
ringan mutu tinggi dan memperoleh kuat tekan sebesar 23,72 MPa, massa jenis
1540 kg/m3 dan porositas sebesar 12,50 % pada komposisi fly ash 2%. Sumarno
dari USU (2010) meneliti tentang pemanfaatan fly ash dan kulit kerang pada bata
beton diperoleh kuat tekan bata beton sebesar 23,20 MPa pada variasi fly ash 2%.
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,
mengandung buih yang terbuat dari gelembung - gelembung berdinding gelas, dan
biasanya disebut sebagian batu gelas volkanik silikat. Batu apung mempunyai
sifat vesicular yang sangat tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak akibat
ekspansi buih gas alam yang terkandumg didalamnya. Sedangkan mineral-mineral
yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan
tridimit (Syaram,2010).
Dengan pemanfaatan batu apung dalam pembuatan beton ringan
diharapkan mampu menghasilkan suatu beton ringan dengan kekuatan yang baik
dan dapat dilihat penggunaan pada bangunan yang tepat dari jenis beton ringan
tersebut. Pemanfaatan batu apung pada beton ringan pernah diteliti oleh Zulkifar
Syaram dari USU (2010) diperoleh kuat tekan sebesar 11,70 MPa, massa jenis
sebesar 1780 kg/m3dan daya serap air 9,30% pada variasi batu apung sebesar
10%. D. Tripriyo, G.P. Raka dan Tavio dari Surabaya (2010) juga pernah meneliti
mengenai pembuatan beton agregat ringan batu apung dengan penambahan fly ash
diperoleh kuat tekan sebesar 35,69 MPa, dan massa jenis 1850 kg/m3.
Kulit kerang berbentuk seperti hati, bersimetri dan mempunyai tetulang di
luar.Kekerasan kulit kerang tidak bergantung dari usia kerang tersebut, artinya
kerang yang masih muda maupun yang sudah tua mempunyai kekerasan yang
sama. Serbuk kulit kerang mengandung senyawa kimia yang bersifat pozzolan,
yaitu mengandung zat kapur (CaO), alumina dan senyawa silika sehingga
berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku beton alternatif. Dengan
pemanfaatan kulit kerang dalam pembuatan beton ringan, maka proses
4
Beton ringan merupakan beton yang memiliki massa jenis (density) lebih
ringan daripada beton pada umumnya berkisar antara 600 – 1900 kg/m³. Karena
itu keunggulan beton ringan utamanya ada pada berat, sehingga apabila digunakan
pada proyek bangunan tinggi akan dapat secara signifikan mengurangi berat
sendiri bangunan, yang selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi.
Keuntungan lain dari beton ringan antara lain : memiliki nilai tahanan panas
(thermal insulator) yang baik, memiliki tahanan suara (peredam) yang baik,
ketahanan api (fire resistant) (Sumarno, 2010).
Sebelumnya telah dilakukan penelitian dalam pembuatan beton ringan
dari batu apung dengan fly ash, kulit kerang sebagai bahan tambahan matriksnya.
Dan melalui penelitian ini diperoleh data mengenai kuat tekan, ketahanan api,
daya serap air, porositas, massa jenis berturut-turut adalah 9,54 MPa, 8,55 MPa,
7,22%, 9,64% dan 1,34 gr/cm3.
Dengan pemanfaatan abu terbang sisa pembakaran batubara dan kulit
kerang sebagai bahan substitusi dari semen serta batu apung sebagai agregat
dalam membuat beton ringan diharapkan mampu menghasilkan suatu beton ringan
dengan kekuatan yang baik, ramah lingkungan, dan dapat dilihat penggunaannya
pada bangunan yang tepat dari jenis beton ringan. Oleh karena itu peneliti
mengambil judul“Pengaruh KomposisiKulit Kerang terhadap Karakteristik
Beton Ringan dari Abu Terbang (Fly Ash) Batubara dan Batu Apung”
sebagai penelitian
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :
1. Kulit kerang diayak dengan kehalusan 100 mesh. Pasir diayak dengan
kehalusan 5 mm.
2. Batu apung dipecah hingga berbentuk kerikil.
3. Variasi Komposisi kulit kerang sebesar 1%, 2%, dan 3%. Komposisi
semen sebesar 17%,16%, dan 15%.
4. Perbandingan antara matriks dan agregat yang digunakan 1 : 4 dengan
5
5. Air yang digunakan adalah air PDAM, semen yang digunakan adalah
semen Padang, kulit kerang diperoleh dari tanjung balai, fly ash yang
digunakan jenis C yang diperoleh dari PLTU Labuhan Angin Kabupaten
Tapanuli Tengah dan pasir yang digunakan adalah pasir sungai Medan
Permai.
6. Pengujian karakterisasi yang dilakukan setelah pengamatan 28 hari
meliputi pengujian massa jenis, tekanan, ketahanan api, dan daya serap
air (water absorbtion).
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuatan beton ringan dari batu apung, fly ash dan kulit
kerang?
2. Bagaimana pengaruh komposisi kulit kerang terhadap karakteristik beton
ringan dari fly ash dan batu apung?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pembuatan beton ringan dengan menggunakan batu apung,
fly ash dan kulit kerang.
2. Mengetahui pengaruh komposisi kulit kerang terhadap karakteristik
beton ringan dari fly ash dan batu apung.
3. Mengetahui berapa persen komposisi kulit kerang yang ditambahkan
agar menghasilkan beton ringan dengan kualitas baik.
1.5 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi bahwa fly ash dan kulit kerang dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti semen dalam pembuatan beton ringan. Hasil penelitian ini akan menjadi sumber informasi tentang karakteristik
beton ringan dari fly ash dan batu apung dengan memanfaatkan kulit
kerang yang masih dianggap kurang bermanfaat.
Penelitian ini akan menjadi masukan bagi masyarakat agar memanfaatkan beton ringan sebagai alternatif konstruksi bangunan dengan nilai
6
48 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Setelah dilakukan pembuatan beton ringan yang terbuat dari semen, pasir,
kulit kerang, fly ash dan batu apung yang direndam selama 28 hari serta dilakukan
pengujian maka dapat diambil kesimpulan :
1. Telah dilakukan Penelitan mengenai Pengaruh Komposisi kulit kerang
terhadap karakteristik beton ringan dari abu terbang (fly ash) dan batu apung.
Dan peneliti telah mengetahui cara pembuatannya.
2. Karakteristik beton ringan yang diteliti dengan variasi komposisi pasir dan
batu apung diperoleh massa jenis 1,56 x 103 kg/m3 – 1,57 x 10 3
kg/m3, daya
serap air 11,88% - 14,27%, kuat tekan 9,73 MPa–13,97 MPa.
3. Beton ringan yang dibuat dari campuran pasir, batu apung, semen, kulit
kerang dan fly ash telah diteliti dan ditemukan rasio terbaik pada komposisi
semen 17%, kulit kerang 1%, fly ash 2%, pasir 65%, dan batu apung 15%
dengan nilai massa jenis sebesar 1,57 X 103 kg/m3, daya serap air sebesar
11,88%, kuat tekan sebesar 13,97 MPa dan tahan terhadap api karena kuat
tekannya tidak mengalami degradasi yang terlalu jauh.
5.2. SARAN
1. Untuk melengkapi penelitian beton ringan yang dibuat sampai tahap
komersial, perlu kajian lebih lanjut meliputi : pengujian daya serap suara dan
pengujian impact terhadap beton.
2. Diperlukan ketelitian dalam mempersiapkan bahan dan nilai Safety sebaiknya
ditambah dari nilai Safety yang telah dilakukan dalam penelitian ini supaya
49
DAFTAR PUSTAKA
Alilou, V.K., & Teshnehlab, M., (2010), Prediction of 28-day Compressive Strength of Concrete on the Third Day Using Artificial Neural Networks, International Journal of Engineering (IJE), 3(6): 565–576.
Chandra, S., (1997), Waste Materials Used in Concrete Manufacturing, New Jersey USA: Noyes Publications.
Duggal, S.K., (2008), Building Material, New Delhi: New Age International.
Hidayat, (2002), Studi Banding Pengaruh Faktor Air Semendan Kadar Fly Ash Terhadap Kuat Tekan dan Permeabilitas Beton Ringan, Tesis UI, Jakarta. Indonesia Power, (2008), Sistem Pengukuran Kuantitas Batubara pada Instalasi
Penyaluran Bahan Bakar, Yogyakarta: PLTU Suralaya.
Juwairiah, (2009), Efek Komposisi Agregat Batu Apung dan Epoxy Resin Dalam Pembuatan Polymer Concrete Terhadap Karakteristiknya, Medan: Tesis USU.
Lakum, K.C. (2008), Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai Campuran Untuk Peningkatan Kekuatan Beton., Skripsi, FMIPA, USU, Medan..
Mulyono, T., (2004), Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi.
Murdock,L.J., L.M.Brock., (1999), Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan oleh Stephanus Hendarko, Jakarta: Erlangga.
Nugraha, P., dan Antoni, (2007), Teknologi Beton dari Material Pembuatan ke Beton Kinerja Tinggi, Yogyakarta: Andi.
Nursyamsi, (2005), Pengaruh Perawatan terhadap Daya Tahan Beton, Jurnal Teknik SIMETRIKA, 4(2): 317–322.
Samuel, G., Brooke, N., & Mc, L.S., (2009), Pumice Aggregates for Structural Lightweight and Internally Cured Concretes, University of Auckland, New Zealand.
Simanjuntak, P., (1995), Pengaruh Aditif Mineral Pada Kuat Tekan dan Perembesan Beton Mutu Tinggi, Tesis UI, Jakarta.
Sinaga, J., (2012), Pengaruh Komposisi Abu Terbang (Fly Ash)Batubara terhadap Karakteristik Beton Ringan dari Kulit Kerang dan Batu Apung, Skripsi FMIPA UNIMED, Medan.
50
SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
SNI 03-2460-1991, Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
SNI 03-3449-2002, Tata Cara Perancangan Campuran Beton Ringan dengan Agregat Ringan, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Subasi, S., (2009), The Effects of Using Fly Ash on High Strength Lightweight Concrete Produced with Expanded Clay Aggregate, Scientific Research and Essay / Academic Journals, 4, 275-288.
Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Ed ke-6, PT Tarsito bandung, Bandung.
Sumarno, (2010), Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara dan Kulit Kerang sebagai Bahan Substitusi Semen Serta Limbah Beton sebagai Pengganti Pasir dalam Pembuatan Bata Beton, Medan: Tesis USU.
Surdia, T., & Shinroku, S., (1995), Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan Keenam, Pradnya Paramita, Jakarta.
Syaram, Z., (2010), Pembuatan dan Karekterisasi Beton Ringan dengan Memanfaatkan Batu Apung, Skripsi FMIPA USU, Medan.
Tripriyo, D.AB., G.P. Raka, dan Tavio, (2010), Beton Agregat Ringan dengan Substitusi Parsial Batu Apung sebagai Agregat Kasar, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Vlack, V., & Lawrence, H., (1985), Ilmu dan Teknologi Bahan Edisi V, Erlangga, Jakarta.
Wahyuni, N., (2010), Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek dalam Pembuatan Beton Ringan dan Karakteristiknya, Skripsi FMIPA USU, Medan.
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 5 Desember 1989. Ayah
bernama S. Simamora dan Ibu bernama R. Manurung, dan merupakan anak kedua
dari lima bersaudara. Pada tahun 1995, penulis melanjutkan sekolah di SD Negeri
173105 Tarutung, dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Swasta Santa Maria Tarutung , dan lulus pada tahun
2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Sipoholon,
dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi
Fisika Jurusan Non Kependidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus ujian pada tanggal 31