• Tidak ada hasil yang ditemukan

dokumen SKENARIO 3-3

N/A
N/A
Anas Nurrahmanto

Academic year: 2024

Membagikan "dokumen SKENARIO 3-3"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SKENARIO 3

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi dan etiologi cardiac arrest 2. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi danmekanisme cardiac arrest

3. Mahasiswa dapat membuat diagnosis cardiac arrest dan menentukan diagnosis kerja dan diagnosis definitive dari cardiac arrest dan aritmia mengancam nyawa

4. Mahasiswa dapat menjelaskan alur penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis cardiac arrest

5. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor resiko cardiac arrest

6. Mahasiswa mampu merencanakan penatalaksanaan Primary Survey dan Secondary Survey pasien dengan cardiac arrest

7. Mahasiswa dapat merencanakan terapi awal dengan obat-obatan yang sesuai, khususnya golongan inotropic, vasokonstriktor, dan merencanakan trombolisis sesuai dengan algoritma ACS

8. Mahasiswa mampu merencanakan perawatan lanjutan paska cardiac arrest dan syok kardiogenik khususnya perencanaan perawatan ICU/ICCU

(2)

SKENARIO 3

Laki -laki usia 34 tahun datang dibawa ke RS terdekat oleh ambulans PMI karena mendadak jatuh dan tidak sadarkan diri saat mengikuti lari marathon, saat dalam perjalanan di ambulan, petugas mengatakan pasien sempat kejang dan kedua tangan kaku, lama kejang tidak diketahui, irama jantung tidak diketahui, kemudian pasien sempat diberikan tindakan RJP (berapa siklus tidak diketahui). Paska dilakukan Resusitasi Jantung Paru didapatkan hasil pemeriksaan fisik: tekanan darah 150/80 mmHg, denyut nadi 125 x/menit, laju nafas 24x/menit, Sp.O2 97% (on NRM 10 lpm).

Di IGD RS pasien tidak sadar, GCS E1 M1 V1, dengan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 200x/m dengan irama monitor tampak ventrikel takikardi. Pasien kemudian kejang lagi sekitar 10 menit (irama EKG terlampir) diberikan injeksi diazepam ½ ampul, beberapa saat kemudian pasien kejang lagi dan diberikan diazepam lagi ½ ampul. Pasien sempat diberikan injeksi amiodarone 150 mg bolus pelan. Beberapa saat kemudian pasien kejang kembali dan diberikan midazolam 10 mg im, kemudian dinilai ulang kesadaran sopor, tekanan darah 80/50 mmHg, denyut nadi 78x/menit, terapi diberikan dobutamine 5 mcq/menit. Pasien kemudian diberikan asam asetilsalisilat 80 mg/24 jam, amiodarone drip 0.25 mg/jam, atorvastatin 40 mg/24 jam. Dobutamine dihentikan ketika tekanan darah mencapai 120/70 mmHg. Pasien kemudian lanjut dirujuk ke RS rujukan tipe B karena tidak ada dr.Spesialis Jantung.

Diferensial Diagnosis:

Aritmia lethal

Sindroma Coronary Acute Stroke Hemoragik

Status Epilepticus

(3)

Monitor Print EKG saat kejang:

Monitor Print EKG paska masuk amiodarone:

(4)

Pemeriksaan laboratorium di IGD:

AE: 4.85 x106 /mmk Hb: 14.1 g/dL Hematokrit: 43.7%

Leukosit: 11.64 x 103/mmk Trombosit: 292 x 103/mmk Glukosa darah sesaat: 241 mg/dl Ureum: 37 mg/dL

Creatinin: 1.5 mg/dL CK-MB: 21 U/L

HS Troponin 93.50 ng/L Natrium: 144.6 mmol/L Kalium: 5.29 mmol/L Calcium: 9.6 mg/dL Magnesium: 2.3 mg/dL Hormon TSH: 0.984 Free T4: 11.48

Swab Antigen Rapid SARS-CoV-2 negatif CK-MB: 413.5 U/L

HS Troponin: 4931.90 n/L

pertemuan 1 Di IGD RS rujukan: pasien tampak lemas, sadar, pada pemeriksaan fisik tekanan darah 127/82 mmHg, denyut nadi 56x/menit, laju nafas 20x/menit, suhu 36 C. Pasien dilakukan pemeriksaan penunjang lain rontgen thorax, CT-Scan kepala, dan Analisis Gas darah (hasil terlampir).

Dilakukan anamnesa ulang:

RPD:

- keluhan gliyer, pingsan, dan kejang sebelumnya disangkal

- pasien merupakan seorang atlet dan sering melakukan olahraga seperti lari dan sepeda jarak jauh

RPK:

Tidak diketahui

Dilakukan pemeriksaan EKG ulang di IGD RS rujukan:

(5)

Rontgen Thorax:

Pemeriksaan Gas Darah:

(6)

pH: 7.418 pCO2: 34 pO2: 144.2 BE: -2.6 HCO3: 22.4 AaDO2: 95.7 02 saturasi: 99.3 P02/Fi02 rasio: 375.2

Dilakukan pemeriksaan laboratorium:

AE: 4.5310 x 106/μL Hemoglobin: 13.2 g/dL Hematokrit: 40.2%

Leukosit:11.210 x 103/μL Trombosit 3910 x103/μL

APTT: 42.1 detik, kontrol APTT 31.20 detik PPT:30.9 detik, kontrol PPT 11.00 detik INR: 2.82

Albumin: 3.94 g/dL SGOT/AST: 1135 U/L SGPT/ALT: 700 U/L BUN: 44 mg/dL Kreatinin: 6.51 mg/dL Glukosa Sewaktu: 108 mg/dL Natrium (Na): 134 mmol/L Kalium (K): 4.1 mmol/L Klorida (Cl): 102 mmol/L Magnesium (mg): 2.4 mg/dL Kalsium (Ca): 1.92 mmol/L HbsAg: Non Reaktif

Pemeriksaan CT-Scan kepala:

(7)

Interpretasi:

Kesan: non kontras head MSCT: tidak tampak tegas adanya lesi pada brain parenkimal ischaemic, perdarahan maupun SOL.

Diagnosis Kerja:

Return of Spontaneous Circulation (ROSC) Post Cardiac Arrest et causa Ventricular Tachycardia with pulse

Tonic clonic seizure et causa related Ventricular Tachycardia

Referensi

Dokumen terkait

Data lain yang ditemukan adalah data objektif pada Ny ”M” yakni keadaan umum ibu lemah, kesadaran composmentis, tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36,8 0 C, pernafasan

Hari pertama masing-masing sampel yang telah diberikan cairan sebelum olahraga berupa minuman air putih dan kemudian melakukan lari 12 menit dan diukur denyut nadi

Simpulan : tekanan darah akibat laringoskopi intubasi dilakukan setelah 5 menit injeksi fentanyl lebih rendah daripada 3 menit setelah injeksi fentanyl dan denyut nadi

Evaluasi serum Na setiap 2 jam hingga serum Na mencapai normal Hiponatremia Kronis Tanpa Gejala Terapi diberikan berdasarkan status volume hiponatremia sebagai berikut : 1..