• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Tentang Asam Salisilat

N/A
N/A
Alfiah Nurulh

Academic year: 2023

Membagikan "Dokumen Tentang Asam Salisilat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Asam Salisilat adalah (asam ortohidroksi benzoat) asam yang bersifat iritan

lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Saat ini banyak produk bedak yang beredar di masyarakat.

Dan masyarakat pun banyak menggunakan bedak yang dalam kandungannya mengandung Asam Salisilat yang berfungsi sebagai keratolitikum dan anti fungi. Pada penetapan kadar pada Asam Salisilat ini dilakukan dengan dua metode

yaitu metode Bromometri dan metode Alkalimetri. Alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi basa. Reaksi yang dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit. Jumlah zat yang direaksikan menjadi ekivalen. Sedangkan Bromometri adalah cara analisis volumetric yang berdasarkan reaksi antara zat uji dan brom. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi adisi, substitusi dan oksidasi. Sehingga metode ini penggunaannya lebih luas. (Kasim, 2013)

Secara kimia asam salisilat disintesi pada tahun 1860 dan telah digunakan

secara luas dalam terapi dermatologis sebagai suatu agen keratolik. Digunakan pada bagian luar tubuh yang pada kulit sebagai antiseptik lemah serta keratolitikum (melarutkan sel-sel kulit mati). Agen ini berupa bubukberwarna putih yang mudah larut dalam alcohol tetapi sukar larut dalam air asam salisilat yang merupakan zat anti akne atau keratolik merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan kosmetika tersebut umumnya dalam kosmetika perawatan kulit yang berjerawat(Kasim, 2013)

Alkalimetri adalah analisis yang menggunakan alkali (basa) sebagai larutan standar dan bentuk titrasi berdasarkan reaksi netralisasi antara zat titran dan zat yang akan dititrasi. Dalam titrasi asam basa, jumlah relatif asam dan basa yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen ditentukan oleh

perbandingan mol asam (H

+

) dan basa (OH

-

) yang bereaksi (Golberg, 2002).

Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah dicapai. Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator azo

dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titrasi melibatkan suatu proses penambahan suatu larutan yang disebut titrant dari buret ke suatu flask yang berisi sampel dan disebut analit. Pada titik tersebut, jumlah mol H

3

0

+

yang terdapat dalam analit. (Atikins, 1997:550).

(LAPORAN_PRAKTIKUM_ANALISA_OBAT_penetapan, n.d.) Menurut Murlistyarini (2015), asam salisilat (salicylic acid)

merupakan agen asam lipofilik yang diformulasikan dalam etanol. Asam salisilat termasuk kedalam golongan asam karboksilat aromatik, namun memiliki gugus hidroksi pada posisi beta, maka dari itu asam salisilat dikategorikan dalam golongan BHA. Asam salisilat merupakan asam

monohydroxybenzoic, sejenis asam fenolik. Asam organik yang berbentuk

kristal ini banyak digunakan dalam sintesis organik dan berfungsi sebagai

hormon tanaman. Asam salisilat merupakan suatu senyawa yang secara

(3)

kimiawi mirip dengan aspirin tetapi tidak identik dengan komponen aktif aspirin, yang dikenal untuk digunakan pada perawatan anti-jerawat. Garam dan ester dari asam salisilat dikenal sebagai salisilat (Irwandi, 2014

(Velocyta, 2018)

Emmy Sahara. (2011). Analisis Kuantitatif Aspirin Dalam Tablet Dengan Titrasi Asam Basa.

Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Fatmawati, F., & Herlina, L. (2017). Validasi Metode dan Penentuan Kadar Asam Salisilat Bedak Tabur dari Pasar Majalaya. EduChemia (Jurnal Kimia Dan Pendidikan), 2(2), 141.

https://doi.org/10.30870/educhemia.v2i2.1187

Kasim, N. U. R. F. (2013). Laporan praktikum kimia farmasi ii penetapan kadar asam salisilat.

LAPORAN_PRAKTIKUM_ANALISA_OBAT_penetapan. (n.d.).

Lestari, D. F. T., Silmi, liza sakinata, & Pusparindi, R. (2021). Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa (pp. 1–11).

Perc_1_kelarutan_intrinsik_obat. (n.d.).

Permanasari, A. (2000). Titrasi Volumetri. Dr. Anna Permatasari Titrasi Volumetri, 1–25.

Velocyta, N. D. (2018). Sintesis Asam Salisilat Dari Metil Salisilat Hasil Isolasi Minyak

Gandapura (Gaultheria Fragan-Tissima). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.

Asam salisilat Pemerian hablur, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk halus; putih; rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak berbau. Kelarutannya sukar larut dalam air dan dalam benzena. Mudah larut dalam etanol dan dalam eter. Larut dalam air mendidih dan agak sukar larut dalam kloroform. Khasiat dan penggunaan sebagai keratolitikum (Lestari et al., 2021) (menipiskan selaput kulit/meratakan kulit) dan anti fungi. Asam salisilat merupakan senyawa

yang yang berkhasiat sebagai fungisidal dan bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis sehingga digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan Asam salisilat sebagai zat aktif utama (Permanasari, 2000)

maupun tambahan tersedia dalam berbagai produk dengan beragam vehikulum. Penggunaan asam salisilat harus tetap berhati-hati dan tidak boleh diberikan pada area yang luas dalam jangka panjang (Asam salisilat adalah obat topical (Perc_1_kelarutan_intrinsik_obat, n.d.)

(4)

murah yang digunakan sebagai bahan penting dalam banyak produk perawatan kulit yaitu untuk pengobatan jerawat, psoriasis, kapalan, kutil, ketombe, dan masalah kulit lainnya (Choi,(Fatmawati &

Herlina, 2017)

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat

yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia. Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang

menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Senyawa ini kemudian dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini. Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat ini diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Selain berfungsi sebagai analgetik, aspirin juga digunakan sebagai antiplatelet untuk terapi stroke. Aspirin bekerja dengan menghambat pembentukan tromboksan yang merupakan senyawa yang berperan dalam pembekuan darah. Dengan dihambatnya tromboksan, maka terjadi hambatan pembekuan darah. Hambatan dalam proses pembekuan darah diharapkan dapat melancarkan aliran darah menuju otak yang tersumbat. Untuk terapi stroke, aspirin diberikan dalam dosis rendah. Hal ini dikarenakan pada pemberian dosis tinggi, aspirin berisiko menyebabkan terjadinya perdarahan yang tentunya akan memperparah kondisi pasien.

Aspirin merupakan obat yang bekerja dengan menghambat kerja enzim

siklooksigenase secara tidak selektif, sehingga selain menghambat pembekuan darah, aspirin juga menghambat kerja prostaglandin sebagai salah satu faktor pelindung dinding saluran cerna. Oleh karenanya, aspirin harus diminum sesudah makan agar tidak mengiritasi lambung dan dihindari penggunaannya pada pasien dengan tukak lambung berat. Aspirin sebaiknya tidak digunakan untuk pasien dengan penyakit asma karena aspirin mempunyai efek samping bronkospasme (penyempitan pada saluran pernafasan) yang dapat memperparah asma yang diderita pasien. Jadi, pasien asma yang mengalami

stroke dapat menggunakan antiplatelet lain, misalnya klopidogrel, dipiridamol, tiklopidin, atau silostazol dengan tetap memperhatikan peringatan, kontraindikasi dan efek samping dari masing-masing obat.

(Emmy Sahara, 2011)

(5)

Lampiran titrasi asam salisilat

(6)

A. Pembahasan

Alkalimetri adalah analisis yang menggunakan alkali (basa) sebagai larutan standar dan bentuk titrasi berdasarkan reaksi

netralisasi antara zat titran dan zat yang akan dititrasi. Dalam titrasi asam basa, jumlah relatif asam dan basa yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen ditentukan oleh perbandingan mol asam (H

+

) dan basa (OH

-

) yang bereaksi (Golberg, 2002).

Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna pada larutan titer yang telah ditambahkan indikator. Penggunaan indikator fenolftalein pada titrasi alkalimetri karena perubahan warnanya yang jelas, karena titrasi alkalimetri yang tadinya tidak berwarna menjadi berwarna MM (merah muda). Perubahan pada titrasi alkalimetri yang berubah menjadi merah muda dapat dinyatakan bahwa titrasi tersebut sudah selesai. pH pada fenolftalein adalah 8,3- 10,0.

Faktor utama dalam menentukan pengukuran adalah [H

+

] dan [OH

-

] dalam larutan, baik sebagai titrat maupun sebagai titran. Karena itulah maka dalam mempersiapkan larutan pemeriksaan harus menggunakan air suling sebagai bahan pelarut, sebab air suling netral.

Dari hasil pembakuan diperoleh kadar rata- rata normalitas sebesar 0,093 N dengan rata- rata penetapan kadar 22,1145%

Reaksi yang terjadi pada pembakuan NaOH dengan asam oksalat adalah sebagai berikut:

H

2

C

2

O

4

+ 2NaOH → Na

2

C

2

O

4

+ 2H

2

O

Titik akhir titrasi ini mudah sekali dideteksi baik dengan indikator ataupun dengan

mengikuti perubahan pH dengan pH meter. Keasaman maupun kebasaan berbagai asam dan basa organik dapat ditingkatkan dengan cara melakukan titrasi dalam pelarut bukan air. Ini akan memberikan titik akhir yang lebih tajam dan juga memungkinkan titrasi terhadap asam atau basa yang lebih lemah. Indikator (Emmy Sahara, 2011)

JAWABAN PERTANYAAN

1.Bagaimana caranya agar titik akhir titrasi mendekati titik ekivalen Jawab :

Caranya adalah ketika sudah mendekati titik ekivalen usahakan agar penambahan titernya secara

perlahan, apabila perlu setengah tetes, biar tidak melewati titik ekivalen terlalu jauh.

(7)

2. Jelaskan dengan singkat fungsi indikator

Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N

Fungsi penambahan indikator penolphtalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.Indikator PP dengan range pH 8,0 ± 9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutan basa dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari bening menjadi merah muda akibat dari perubahan pH larutan pada saat penitrasian.

Standarisasi Larutan HCl 0,1 N

Penambahan indikator metil orange menyebabkan perubahan warna larutanmenjadi kuning.

Dalam proses titrasi digunakan indikator metil orange yang jangkauannya pada pH 3,1 sampai pH 4,4 yang akan memberikan warna kuning. Penambahan indikator ini bertujuan untuk menandai titik ekivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari yang awalnya berwarna kuning menjadi berwarna orange. Warna ini dikarenakan adanya pengaruh ion H

+

dari HCl yang bereaksi dengan indikator metil oranye dengan reaksi :HInßàH

+

+ In.

3. Jelaskan apakah reaksi dapat berlangsung jika tidak ditambah dengan indikator

Indikator adalah senyawa organik yang dapat berubah warna jika pH larutannya berubah. Jadi, dalam reaksi indikator phenolptalein menjadi bahan yang sangat penting. Jika dalam percobaan tidak ditambahkan dengan indikator, maka reaksi tidak akan berjalan.

5. Jelaskan pengertian larutan standar primer dan larutan standar sekunder

Larutan primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.

Larutan standar sekumder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer.

6. Tuliskan sayarat-syarat suatu indikator dapat dipakai dalam suatu titrasi.

Tidak semua reaksi dapat diperguankan sebagai reaksi titrasi. Untuk itu harus dipenuhi syarat- syarat sebagai berikut ;

1. Reaksi harus berlangsung sempurna, tunggal dan menurut persamaan yang jelas.

(8)

2. Reaksi harus cepat dan reversible. Bila tidak cepat, titrasi akan memakan waktu terlalu banyak apalagi menjelang titik akhir reaksi. Bila reaksi tidak reversible, penentuan akhir titrasi tidak tegas.

3. Harus ada penunjuk akhir reaksi (indikator).

4. Larutan baku yang dieraksikan denan analit harus mudah dibuat dan sederhana penanganannya serta harus stabil sehingga konsentrainya tidak mudah berubah.

Pembahasan dan Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diperoleh bahwa konsentrasi HCl yang digunakan pada praktikum titrasi asam basa sama dengan 0,51 M.

Pada awalnya, larutan NaOH dan larutan HCl yang telah ditambahkan indikator dalam kondisi bening. Pada awal proses titrasi belum terjadi perubahan warna pada HCl dalam labu erlenmeyer.

Setelah penambahan NaOH 0,5 M mencapai sejumlah 10 mL mulai terlihat adanya perubahan warna larutan HCl dalam labu erlenmeyer menjadi merah muda.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah titik ekuivalen pada proses titrasi yang dilakukan terdapat pada saat penambahan 10,1 mL NaOH.

Kondisi tersebut merupakan titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan HCl dalam labu erlenmeyer. Pada kondisi tersebut, saat ion asam dan basa tepat habis bereaksi atau saat mol asam sama dengan mol basa.

Sekian ulasan praktikum titrasi asam basa yang meliputi cara kerja dan contoh bentuk laporannya. Terima kasih sudah mengunjungi

idschool(dot)net, semoga bermanfaat!

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:

N asam x V asam = N asam x V basa

(9)

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa

Keterangan :

N = Normalitas

V = Volume

M = Molaritas

n = Jumlah ion H +(pada asam) atau OH- (pada basa).

1 Kesimpulan

Perhitungan pH dalam melakukan praktikum dapat ditentukan dengan mencari volume rata-rata dari larutan NaOH yang digunakan untuk menaikkan kadar atau konsentrasi HCL.

Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini.

Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah Konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.

(Velocyta, 2018)

I. Kesimpulan

1. Normalitas rata- rata NaOH yang diperoleh yaitu 0,093 N

2. Pada sampel no 7D mempunyai kadar asam salisilat dengan rata- rata sebesar 22,1145%

3. Titik akhir titrasi dinyatakan selesai bila terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi warna merah muda

(LAPORAN_PRAKTIKUM_ANALISA_OBAT_penetapan, n.d.)

Referensi

Dokumen terkait

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan metil salisilat yaitu asam.. salisilat

Proses pembuatan dengan metode ini dimulai dengan mensintesis asam salisilat dari phenol dan coustic soda melalui proses karboksilasi, kemudian asam salisilat yang terbentuk

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan metil salisilat yaitu.. asam salisilat

Larutan senyawa asam O-(4-metoksibenzoil)salisilat, asam O-(4-.. metoksibenzoil)salisilat, 100 mg dilarutkan kedalam air+DMSO

Telah dilakukan uji aktivitas antipiretik dan antiinflamasi senyawa asam O- (4-metoksibenzoil) salisilat pada tikus putih jantan galur wistar.. Asam O-(4- metoksibenzoil) salisilat

Senyawa asam O-(3,5-diklorobenzoil)salisilat, asam O-(4-trifluorometoksi benzoil)salisilat dan asam asetilsalisilat masing-masing ditimbang 100 mg kemudian dilarutkan

Salisilat pada bedak salicyl mempunyai kelarutan yang baik terhadap etanol, sementara talk yang berfungsi sebagai bahan tambahan tidak larut dalam pelarut organic

salisilat yang terkandung dalam sediaan padat sesuai dengan kadar asam salisilat yang terkandung dalam sediaan padat sesuai dengan kadar asam.. salisilat