Pada Praktikum ini berjudul “Penetapan kadar paracetamol dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS” tujuan dari praktikum ini adalah mampu menentukan kadar paracetamol secara total dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Prinsip kerja dari spektrofotometri UV-VIS ialah berdasarkan hukum Lmabert-berr, bila cahaya monokromatis melalui suatu media, maka sebagian cahaya diserap sebagian dipantulkan dan sebagian dipancarkan. Sampel yang akan dianalisis pada praktikum ini ialah paracetamol, pamol, otopan, bodrexin, termorex.
Spektrofotometri Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang serta untuk pengukuran didaerah ultraviolet dan didaerah tampak. Spektrofotometri Uv-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup bear pada molekul yang dianalisa, sehingga Spektrofotometri Uv-Vis lebih banyak digunakan untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.
Adapun hal hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri UV-VIS adalah :
1. Pada saat pengenceran alat-alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa adanya zat pengotor
2. Dalam penggunaan alat harus betul-betul steril
3. Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan
4. Dalam penggunaan spektrofotometri UV VIS sampel harus jernih dan tidak keruh.
5. Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis sampel harus berwarna
6. Syarat kuvet yaitu tidak menyerap sinar yang digunakan. Bahan kuvet biasanya terbuat dari kaca, plastik, atau bahan kwarsa. Pada pengukuran di daerah tampak, kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuasa, karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Tebal kuvetnya umumnya 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragan keseluruhannya.
Pada praktikum ini pertama-tama dibuat dulu laarutan baku paracetamolnya, larutan baku paracetamol dibuat sebanyak 100 mg dilarutkan dengan etanol 96% sampai 100 ml. Kemudian untuk penentuan panjang gelombang parasetamol, larutan baku yang sudah dibuat dipipet dengan mikropipet sebanyak 120 mikro L dan di ad kan dengan etanol sampai ad 10 ml. Kemudian dimasukkan larutan baku paracetamol ke dalam kuvet, lalu dibaca pada panjang gelombang 200- 400 nm. Kemudian catat serapan maksimal sampel sebagian panjang gelombang maksimal.
Didapatkan panjang gelombang maksimal sebesar 247, 700 dengan absorbansi sebesar 1,167.
Menurut Farmakope Indonesia, panjang gelombang maksimum paracetamol adalah 245 nm dalam larutan asam dan 257 nm dalam larutan basa. Akan tetapi, panjang gelombang yang tercantum di Farmakope Indonesia tidak dapat digunakan secara langsung karena alat yang digunakan di Farmakope Indonesia berbeda dengan alat yang terdapat di laboratorium. Pengukuran panjang gelombang maximum ini dilakukan karena panjang gelombang maksimum (λ maks) yakni panjang gelombang maksimum memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar
serta pada panjang gelombang maksimum bentuk kurva absorbansi memenuhi hukum Lambert- Beer. Mengapa panjang gelombang maksimum sangat penting dan dijadikan acuan dalam pengukuran sampel dan penetapan kurva baku ialah :
a. Kepekaannya maksimal karena pada panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
b. Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar sehingga hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.
c. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali.
Langkah kedua ialah penetapan kurva baku paracetamol yaitu disiapkan 5 labu ukur 10 ml, masukkan larutan berturut turut sebanyak 120, 140, 160, 180, 200 dimasukkan ke dalam masing masing labu ukur 10 ml. Beri label pada masing masing labu ukur, larutan yang sudah dimasukkan dengan konsentrasi tersebut di ad kan dengan aquadest sampai 10 ml, kemduain baca absorbansi dari masing masing kadar pada panjang gelombang yang telah didapatkan sebelumnya yaitu 247,700. Diperoleh konsentrasi kurva baku ialah 10, 12, 14, 16, 18, 20. Dimana panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimal terhadap kompleks warna yang terbentuk dari analit. Penentuan panjang gelombang maksimal dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu sehingga diperoleh kurva kalibrasi. Dari percobaan ini diperoleh panjang gelombang maksimum untuk parasetamol 247,700 nm sehingga dalam penentuan kadar parasetamol digunakan panjang gelombang tersebut. Menurut teori, panjang gelombang maksimum untuk parasetamol adalah 249 nm. Setelah diperoleh absorbansi sampel pada analisis spektrofotometer kemudian dihitung dan dihubungkan antara hasil kurva kalibrasi dan absorbansi sampel berdasarkan perhitungan y = bx+a. Setelah persamaan garis diperoleh makakadar parasetamol dapat dihitung. Pengukuran konsentrasi obat dalam sampel berdasarkan hukum lambert-beer, hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu: Sinar yang digunakan dianggap monokromatis; penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama;
senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yanglain dalam larutan tersebut; tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi ; sertaindeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan.
Langkah ketiga adalah percobaan dengan menggunakan paracetamol sediaan sirup yaitu pada praktikum ini digunakan sampel pamol, otopan, bodrexin, termorex. Sampel dipipet sebanyak 20 ml. Kemudian diencerkan dengan 10 ml kertas saring man whiteney. Hasil saringan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Kemudian dicukupkan volumen dengan etanol smapai tanda batas.
Untuk pengukuran sampel yang sudah di ad kan dengan etanol di pipet 250 mikro L kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur/ takar 25 ml. Dicukupkan volume dengan etanol sampai tanda
batas, kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometri. Diukur sebanyak 3 kali pengulangan. Sampel yang diisolasi dalam labu takar, dimana hal ini dilakukan agar yang terisolasi hanya paracetamol dan mencegah adanya pengotor-pengotor yang akan mengganggu proses analisis sampel. Secara struktur diketahui bahwa paracetamol mempunyai gugus kromofordan gugus auksokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet.
Parasetamol mempunyai spektrum ultraviolet dalam suasana asam pada panjang gelombang 245 nm. Senyawa parasetamol yang akan dianalisis memiliki kromofor pada strukturnya berupa ikatan rangkap terkonjugasi dan juga merupakan senyawa aromatic karena memiliki gugus aromatic sehingga memenuhi syarat senyawa yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri.
Pada penentuan kadar sampel pamol dengan panjang gelombang maksimal 247,700 didapatkan hasil absorbansi sebesar 4,089 kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear didapatkan kadar pamol ialah 53, 2352. Pada penentuan kadar sampel bodrexin dengan panjang gelombang maksimal 247,700 didapatkan hasil absorbansi sebesar 1,835 kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear didapatkan kadar bodrexin ialah 18,3436. Pada penentuan kadar sampel termorex dengan panjang gelombang maksimal 247,700 didapatkan hasil absorbansi sebesar 1,358 kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear didapatkan kadar termorex ialah 10, 9597. penentuan kadar sampel otopan dengan panjang gelombang maksimal 247,700 didapatkan hasil absorbansi sebesar 4,116 kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear didapatkan kadar otopan ialah 53,6532.
Kesimpulan bikin kaya gini
1. Spektrofotometri Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang serta untuk pengukuran didaerah ultraviolet dan didaerah tampak.
2. Pada percobaan ini larutan baku dibuar dalam konsentrasi yang berbeda yaitu dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm.
3. Dari percobaan ini diperoleh panjang gelombang maksimum untuk parasetamol 252 nm sehingga dalam penentuan kadar parasetamol digunakan panjang gelombang tersebut.
4. Hasil perhitungan yang didapat dari kadar parasetamol denagn persamaan Y = 2,39x – 0,0256 dan Y=
2,39x – 0,0256 maka dapat diketahui nilai dari kadar bodrex dan misagrip secara berturut turut sebesar 5,1457 ppm dan 0,05673 ppm.