• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam lagu dolanan anak-anak memiliki pesan moral yang baik untuk membentuk karakter anak yang tangguh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Dalam lagu dolanan anak-anak memiliki pesan moral yang baik untuk membentuk karakter anak yang tangguh"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

21 PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI TEMBANG DOLANAN ANAK-ANAK

VERSI BAHASA JAWA

Elis Noviati

Dosen Jurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta

Abstrak

Penelitian tentang penguatan pendidikan karakter pada anak-anak melalui pengenalan lagu dolanan anak-anak versi Jawa ini menarik untuk dilakukan sebagai solusi untuk menanamkan pendidikan karakter yang tangguh pada anak-anak. Pengenalan lagu dolanan anak-anak dirasa sebagai sarana yang tepat untuk membangun pondasi yang kokoh untuk anak- anak sejak awal. Dalam lagu dolanan anak-anak memiliki pesan moral yang baik untuk membentuk karakter anak yang tangguh. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah jenis-jenis lagu dolanan anak versi bahasa Jawa apa saja yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter pada Anak-Anak dan bagaimana mengimplementasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui lagu dolanan anak-anak versi bahasa Jawa. Adapun tujuan penelitian adalah mendeskripsikan jenis- jenis lagu dolanan anak versi bahasa Jawa yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter pada anak-anak dan mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter melalui lagu dolanan anak-anak versi bahasa Jawa. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan. Pendekatan analisis pustaka dan kaji-tindak menjadi strategi pada penelitian mengenai naskah lagu dolanan anak-anak versi bahasa Jawa. Dengan analisis pustaka, dapat ditemukan pendidikan karakter yang bersumber dari lagu dolanan anak-anak dalam versi bahasa Jawa. Adapun hasil penelitian ini adalah mengiventarisasi lagu dolanan anak-anak yang memiliki nilai pendidikan karakter dan mengimplementasikan langsung kepada anak-anak.

Kata Kunci : pendidikan, karakter, lagu dolanan, anak-anak

Pendahuluan

Pendidikan karakter menjadi salah satu usaha preventif di tengah maraknya berbagai persoalan yang terjadi di kalangan anak-anak, remaja,maupun generasi muda.

Apalagi di tengah krisisnya perilaku anak- anak muda yang sudah memprihatinkan.

Pendidikan karakter dapat dimulai dari tingkatan yang paling awal yaitu di keluarga, lingkungan masyarakat, lanjut ke tingkat sekolah. Pemerintah sudah beberapa waktu yang lalu mulai memasukan pendidikan karakter melalui

kegiatan di sekolah, buku-buku pelajaran, ektra kurikulum dengan harapan dapat menanamkan budi pekerti yang baik kepada anak-anak di sekup manapun.

Salah satu alasan peneliti tertarik untuk melakukan research tentang lagu dolanan anak-anak yang dapat membentuk karakter pendidikan budi pekerti adalah bahwa di dalam lagu dolanan anak versi bahasa Jawa banyak sekali nilai-nilai pendidikan yang bisa diberikan contoh kepada anak. Meskipun, kondisi saat ini

(2)

22 permainan anak sudah digantikan dengan

tablet, gadget, atau permaian dari pabrik yang lebih canggih tetapi alangkah lebih baik jika dimulai lagi pengenalan lagu dolanan anak- anak ini melalui berbagai cara. Salah satu yang sekarang dilakukan adalah dengan memasukan dalam mata pelajaran bahasa Jawa dan dalam mata pelajaran seni dan budaya. Beberapa sekolah sudah mulai mengenalkan lagu dolanan anak-anak ini dengan menyayikan secara bersama-sama atau menghapal secara individu. Bahkan, yang lebih unik lagi mereka menyanyikan dengan menggunakan kostum busana Jawa.

Lagu dolanan anak-anak versi bahasa Jawa banyak memberikan pesan moral dan pembentukan karakter yang kuat pada anak-anak. Hal ini bisa dipelajari dari beberapa contoh lagu yang membawa pesan moral yang baik untuk diajarkan kepada anak-anak. Menginggat generas sekarang terlebih anak-anak sudah mulai tergerus adanya pengaruh budaya-budaya luar. Seperti televisi, gadget, perilaku sosial di sekitarnya, kebiasaan dalam keluarga, maupun teman-teman sepermainan. Untuk mencegah itu semua, alangkah baiknya jika mulai dari dini anak-anak dikenalkan dengan hal-hal yang baik sehingga dapat mempengaruhi mental dan pribadinya.

Untuk itu, pengenalan lagu dolanan anak- anak ini diharapkan dapat menjadi salah

satu usaha preventif untuk menguatkan karakter anak-anak di masa yang akan datang.

Berikut ini lagu-lagu dolanan versi jawa yang memiliki makna yang mengandung pendidikan budi pekerti. Ada beberapa lagu dolanan anak-anak antara lain:

(1) Dondong Opo Salak

Lagu ini memiliki pesan moral bahwa sesorang bisa digambarkan memiliki sifat seperti bentuknya buah kedodong yang luarnya halus tetapi dalamnya ternyata berbalik dari luarnya.

Selain itu, memberikan gambaran bahwa kehidupan tidak selamanya berjalan sesuai harapan adaklanya banyak sandungan.

Untuk anak-anak lagu in banyak memberikan pesan moral agar lebih kuat mentalnya ketika dalam kehidupan sehari- hari harus siap menghadapi sesuatu yang kadang tidak seperti yang diinginkan. Hal ini menginggat anak-anak cenderung memiliki jiwa yang masih labil sehingga mudah berubah pikiran. Maka penanaman budi pekerti akan lebih baik jika masih anak- anak.Pondasi yang kuat akan menjadikan anak-anak lebih tegar dalam menghadapi kehidupan kelak di masa depannya.

(2) Gundul-Gundul Pacul,

(3)

23 Pesan moral yang ada dalam lagu Gundul-

Gundul Pacul adalah mengajarkan untuk tidak sombong dengan apa yang ada pada diri seseorang. Anak-anak seyogyanya mulai sejak dini sudah diajarkan untuk tidak sombong dengan keadaan yang ada pada dirinya. Tidak semua teman-temanya memiliki keadaan yang sama dengan dirinya sehingga rasa empati dan simpati terhadap orang lain akan selalu tertanam dengan kuat. Hal ini penting untuk membuat anak-anak lebih peduli dengan sekitarnya. Lagu ini sering dinyanyikan anak-anak pada waktu bermain pada masa dahulu.

(3) Lir-Ilir

Lagu lir- Ilir termasuk lagu dolanan anak- anak yang sering dinyanyikan ketika anak- anak pada sat bermain bersama teman- temanya. Lagu ini biasanya dinyanyikan pada sore hari ketika mereka sudah mandi dan bermain bersama dengan teman-teman di kampung. Lagu Lir-Ilir memiliki pesan moral yang kuat pada anak-anak untuk tidak mengabaikan waktu dengan sia-sia.

Anak-anak harus bisa mengisi waktu untuk beribadah. Selian itu, anak-anak harus memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya dengan belajar, membantu orang tua, dan sebagainya.

(4) Padang Bulan

Lagu doalanan Padang Bulan memberikan pesan moral kepada anak-anak untuk

menghargai waktu. Anak-anak diajarkan untuk mengisi waktu dengan baik dengan tidak tidur sebelum malam. Anak- anak bisa mengisi mengisi waktu malam hari dengan mengaji, belajar, dan sebagainya.

(5) Sluku-Sluku Bathok

Lagu-lagu sluku bathok sering diperagakan anak-anak pada saat mereka bermain.

Gerakannya dengan mengelengkan kepala ke kanan dan ke kiri. Lagu ini sebetulnya memberikan pesan moral kepada anak-anak untuk memanfaatkan waktu dengan banyak menginggat kepada Tuhan dengan melakukan banyak dzikir. Hal ini diperlihatkan dari gerakan kepala yang bergerak dinamis. Pondasi agama yang kuat memang harus dimulai sejak usia dini.

(6) Menthok-Menthok

Lagu dolanan anak Menthok-Menthok merupakan salah satu legendaris yang masih dikenal anak-anak sampai sekarang ini. Lagu-lagu mengandung tema yang menarik untuk anak-anak agar tidak bermalasan-malasan seperti seekor angsa.

Kerjanya methok-methok cuma makan dan tidur. Pendidikan karakter yang baik untuk diajarkan ke anak-anak untuk tidak meniru sikap hewan angsa tersebut. Apalagi melihat perkembangan sekarang ini anak- anak lebih cenderung dirumah bermain gadget sehingga kurang bergerak. Karena itu, perilaku tersebut menjadi tidak sehat untuk anak-anak.

(4)

24 Berkaitan dengan itu, peneliti

tertarik untuk mengenalkan lagi lagu dolanan anak-anak versi bahasa Jawa sebagai usaha untuk pembentukan karakter yang tangguh pada anak-anak.

Selain itu,untuk melestarikan kembali lagu-lagu budaya Jawa yang menjadi cagar budaya di Indonesia dalam menghadapi proses asimilasi budaya luar. Anak-anak merupakan generasi yang akan melanjutkan kehidupan di masa yang akan datang sehingga diperlukan pendidikan karakter untuk meembangun negara ini dengan bermartabat. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Jenis-jenis lagu dolanan anak versi bahasa Jawa yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter pada anak-anak dan implementasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui lagu dolanan anak-anak versi bahasa Jawa.

Adapun tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis lagu dolanan anak versi bahasa Jawa yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter pada anak- anak. Dan implementasikan nilai-nilai pendidikan karakter melalui lagu dolanan anak-anak versi bahasa Jawa.

Guntur (2010-3) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu jenis pendidikan yang terwujud dalam sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau

kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik kepada Tuhan yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Rosmiati, Ana ( 2014) “Teknik Stimulasi dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini melalui Lirik Lagu Dolanan”

dalam Jurnal Resital Vol.15 No. 1, juni 2014: 71-82 menjelaskan bahwaLagu dolanan anak-anak memiliki manfaat yang positif didalam pembentukan karakter.

Karena, setelah dilakukan suatu penelitian bahwa lagu dolanan anak-anak mengandung nilai-nilai kependidikan diantaranya nilai kejujuran, kerukunan, sejarah, budaya, menghormati orang lain.

Tidak hanya dari segi pendidikan, dari segi kesehatan ternyata permainan dalam dolanan anak-anak memiliki manfaat untuk pembentukan fisik anak melalui gerakan- gerakan dalam permianan. Selain itu, kreativitas anak juga terbentuk dalam setiap teknik permainan yang dilakukannya.

(5)

25 Titin Masturoh, dkk (2015) meneliti

tentang Model cerita binatang bergambar sebagai apresiasi relief candi borobudur dan sarana pendidikan budi pekerti. Titin dalam penelitiannya menjelaskan dari cerita relief yang ada di candi Borobudur tersimpan banyak nilai-nilai yang bisa dipakai sebagai pendidikan karakter ke anak-anak. Cerita dalam candi tersebut dibuat dalam buku bergambar dengan tokoh dari jenis binatang yang menceritakan tentang sifat baik buruknya masing- masing tokoh. Buku cerita tersebut diberikan sebagai souvenir ketika wisatawan terutama anak-anak berkunjung ke candi untuk pengenalan cerita relief dalam candi sekaligus untuk menanamkan karakter yang baik kepada anak-anak.

Trisno Santoso dalam penelitiannya (2009) “Perancangan Dongeng Anak Sebagai Media Pengembangan Karakter Dan Kepribadian Siswa Sekolah Dasar”

Dengan sering mendengar dongeng maka anak-anak akan mampu bersosialisasi dengan lingkungan, orang lain, dan sahabat-sahabatnya. Berdasarkan pendekatan psikologis, anak akan lebih bisa tampil percaya diri. Kemudian dalam buku

“Mendongeng Itu Indah” tahun 2010, Trisno Santoso telah berhasil menyusun buku panduan mendongeng. Berdasarkan panduan ini diharapkan pendongeng remaja atau anak-anak dapat belajar

mengekspresikan kemampuannya mengolah perasaan, menghayati isi cerita, dan mengekspresikan suasana-suasana hati lainnya. Dalam buku panduan ini diberikan sepuluh contoh lengkap cerita yang bersumber dari cerita wayang, legenda, dan cerita binatang.

Pendidikan karakter merupakan keseluruhan dinamika relasional antar pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya.

Agar pribadi itu semakin dapat mengahyati kebebasannya sehingga ia dapat semakin betanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan oerkembangan orang lain dalam hidup mereka. Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai sebah bantuan social agar individu itu dapat bertumbuh dalam 14 menghayati kebersamaannya dalam hidup bersama dengan orang lain dalam dunia. Pedidikan karakter bertujuan membentuk setiap pribadi menjadi insan yang berkeutamaan (Zainal, 2011: 38).

Lagu dolanan dirasa memiliki makna estetik, musikal dan kultural. Dari segi musikal, lirik dan iramanya berkaitan dengan perkembangan musikalitas anak.

Dari segi kultural lagu dolanan dapat memberikan ajaran kepada anak agar disiplin, menjaga harmoni dengan alam, sesama manusia dan orang tua.

Mengajarkan lagu dolanan merupakan

(6)

26 alternatif untuk mengatasi modernisasi

yang umumnya menjauhkan anak untuk memiliki moral yang baik (Triyono, 2000:12)

Menentukan materi pendidikan tembang (lagu) dolanan anak-anak khususnya di sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar yang sesuai dengan perkembangan usia anak tidak mudah, hal ini karena pengaruh perkembangan teknologi informasi dengan mudah dan cepat dinikmati dan didapatkan dilingkungan rumah (keluarga) maupun di masyarakat setiap saat. Bahkan di dalam kendaraan umumpun mendapatkan pelayanan audio visual secara gratis dan menghibur dengan lagu-lagu percintaan yang menggairahkan. Namun, pada bahasan mengenai tembang (lagu) dolanan anak-anak sebagai pokok bahasan hendaknya dapat dimasukan materi muatan lokal guna tercapainya tujuan pembelajarannya. Sebagai musik vokal tembang (lagu) merupakan karya kreatif manusia yang mencerminkan sikap dan perhatian serta ungkapan terhadap keindahan yang diungkapkan melalui medium bunyi (suara mulut). Apa yang terkandung di dalam musik vokal dapat dimanfaatkan untuk mengolah rasa bagi anak-anak (Muljono:2017:1716).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka. Penelitian pustika diawali dengan penggalian ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Adapun Ide-ide dan konsep- konsep untuk penelitian pustaka dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang dikenal juga sebagai literatur atau pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian dapat dijadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian. Pendekatan analisis pustaka dan kaji-tindak menjadi strategi pada penelitian mengenai naskah lagu dolanan anak-anak versi bahasa Jawa.

Dengan analisis pustaka, dapat ditemukan pendidikan karakter yang bersumber dari lagu dolanan anak-anak dalam versi bahasa Jawa.

Penelitian menggunakan sejumlah data yang bersifat kualitatif dengan menggunakan mengumpulkan sumber- sumber kepustakaan baik digital maupun manual, hasil research yang sudah ada.

Hasil yang diperoleh ditambah dengan penelusuran data dokumnetasi.penelusuran pustaka sebagai bahan referensi. Dalam menunjang upaya peneliti memanfaatkan data dari perpustakaan.Dalam penelitian

(7)

27 digunakan teknik analisis lapangan, yang

menurut Bogdan dan Biklen (1982), prosesnya berurutan seperti (1) mengambil keputusan untuk mempersempit studi, (2) memutuskan jenis studi yang hendak diselesaikan, (3) membuat pertanyaan- pertanyaan analitis, (4) merencanakan sesi pengumpulan data berdasarkan temuan pada pengamatan sebelumnya, (5) membuat komentar amatan mengenai gagasan yang muncul dalam pikiran, dan (6) menyusun memo mengenai apa yang telah berhasil dipelajari. Langkah-langkah seperti di atas dilakukan dengan model interaktif (Miles dan Huberman, 1984), yang terdiri atas tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi, yang aktifitas ketiganya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. Dalam model ini peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen selama proses pengumpulan data penelitian dilakukan.

Penarikan Simpulan Sajian Data

Reduksi Data

Bagan 1. Analisis Data ModelInteraktif (Miles dan Huberman, 1992:18)

LAGU DOLANAN ANAK VERSI

BAHASA JAWA YANG

MENGANDUNG NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK

Lagu dolanan anak-anak versi Bahasa Jawa banyak ditemukan di daerah Jawa barat, tengah, maupun timur. Dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur yang popular dikenal anak-anak adalah yang berasal dari Jawa Tengah.

Tembang dolanan anak- anak ini dinyanyikan ketika anak-anak bermain secara berkelompok dengan menambahkan permainan sehingga menjadi seru dan ramai. Permainan dengan menembangkan lagu dolanan anak-anak ini sekarang sudah mulai tergeser dengan adanya permainan ynag lebih modern. Seperti permainan yang ditawarkan oleh aplikasi gadget dimana banyak sekali pilihan game yang akan dipilih oleh anak-anak.

Pembentukan karakter dalam lingkup pendidikan memiliki sembilan pilar yang saling berkaitan, yaitu (1) responsibility (tanggung jawab), (2) respect (rasa hormat), (3) fairness (keadilan), (4) courage (keberanian), (5) honesty (kejujuran), 3 (6) citizenship (kewarganegaraan), (7) self- diciplene (disiplin diri), (8) caring (peduli), dan (9) perseverance (ketekunan) (

(8)

28 1. Dhondhong apa salak

Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik Ngandhong apa mbecak, m’laku timik- timik

Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik Ngandhong apa mbecak, m’laku timik- timik

Atik ndherek Ibu tindak menyang pasar Ora pareng rewel ora pareng nakal Ibu mengko mesthi mundhut oleh-oleh Kacang karo roti Atik dhiparingi Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik Gendhong apa pundhak aja ngithik-ithik

Makna yang terkandung dalam lagu Dhondhong Apa Salak

memiliki pendidikan karakter yang baik pada anak mengenai perilaku yang baik.

Sifat yang baik adalah yang

sesuai baik dari perkataan yang sesuai dengan hatinya. Lagu ini mengajarkan kepada anak untuk selalu berbuat dan berkata sesuai. Tidak hanya di depan baik kepada orang lain tetapi di belakang suka menjatuhkan seperti ibarat buah kedondhong. Kedondhong merupakan buah yang luarnya halus tetapi dalamnya banyak durinya. Hal ini berbeda denga buah duku dimana buah luar dan dalam memang sesuai (halus). Lagu ini dapat dijadikan contoh yang baik untuk pendidikan karakter pada anak-anak. Anak-

anak memiliki jiwa yang masih labil maka perlu pendidikan karakter yang kuat sehingga memiliki pondasi yang baik ke depannya.

Tembang dolanan anak dimunculkan kembali untuk mencegah anak-anak dari permainan yang kurang baik. Sebagai misal anak-anak sekarang ini lebih suka bermain gadget daripada permaianan tradisonal ataupun permainan untuk usia anak-anak. Di PAUD maupun di sekolah dasar anak-anak mulai dikenalkan lagi dengan permainan menggunakan lagu dolanan. Dengan harapan, mereka kembali lagi ke permainan tradisional yang memiliki pendidikan karakter yang baik.

Lagu dolanan dapat membuat sifat anak- anak menjadi periang dan ceria. Sifat yang periang dan ceria itu membawa dampak yang positif bagi perkembangan jiwa anak.

Berbeda dengan permainan game yang membuat anak terpacu untuk menang dengan emosi yang berlebih sehingga membentuk karakter yang kurang baik.

Lagu dolanan Jawa merupakan salah satu sarana komunikasi dan sosialisasi anak dengan lingkungannya.

Melalui lagu dolanan, anak dapat bermain sekaligus belajar bernyanyi, melakukan gerakan secara fisik, bersenang-senang dan bergembira serta bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Ditambah lagi lirik lagu dolanan yang mengandung pesan

(9)

29 pendidikan moral dan nasihat yang

berkaitan dengan kehidupan sehari- hari anak-anak. Nilai-nilai kearifan lokal dalam lagu (Hartiningsih, 2015:247).

2. Padhang Bulan

Berikut ini syair lagu Padhang Bulan;

Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba padhang wulan padhange kaya rina Rembulane e sing awe-awe

Ngelingake aja padha turu sore

Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba rame- rame kene akeh kancane

Langite pancen sumebyar rina yo padha dolanan sinambi guyonan

Tembang dolanan ini popular pada tahun 1980. Pada saat itu anak-anak menyanyikan di waktu malam hari pada saat bulan purnama. Karena pada tahun itu belum ada listrik sehingga momen bulan purnama dimanfaatkan anak-anak untuk bermain di halaman sambil menyanyikan lagu ini. Pada waktu dahulu ketika muncul bulan purnama orang tua dan ank- anak bermain di halaman rumah sambal berbincang-bincang dengan tetangga dekatnya. Anak-anak berkelompok bermain sambal menyanyikan lagu ini.

Namun sekarang fenomena ini sudah jarang ditemuai. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hal tersebut jarang ditemuai sebagai berikut.

1) Kondisi rumah sekarang rata-rata tidak mempunyai halaman yang luas. Orang sekarang banyak yang tinggal di perumahan dengan luas yang tidak seberapa sehingga tidak punya tempat berkumpul untuk menikmati indahnya malam hari.

2) Kesibukan para orang tua yang bekerja sampai malam. Pada zaman dahulu kebanyakan pekerjaan orang di kampong adalah bertani atau bekerja di ladang.

Waktu untuk berkumpul dengan keluarga sangat memungkinkan.

3) Anak-anak pada waktu itu belum dengan kesibukannya sebagai siswa. Belum banyak tuntutan sebagai seorang pelajar sehingga memiliki waktu yang panjang untuk bermain dengan teman-temannya.

4) Pada waktu itu fasilitas permainan anak-anak masih belum banyak sehingga mereka kreatif menciptakan mainan dengan teman-temannya.

5) Komputer, internet,gadget belum ada dalam kehidupan mereka, sehingga permainan dengan teman-teman di kampung sangat menyenangkan.

Lagu ini memberikan pendidikan karakter kepada anak-anak untuk menginggat pada penciptaNya. Pondasi yang paling baik untuk dikenalkan anak- anak sejak kecil adalah mengenalkan ajaran

(10)

30 agama. Agama mengajarkan anak untuk

menapaki kehidupan dengan benar. Karena, dalam agama mengajarkan banyak hal yang akan dihadapi anak-anak. Dalam tembang ini menginggatkan kepada anak-anak untuk tetap melaksanakan perintahNya meskipun itu di waktu malam.

Berkaitan dengan itu, tembang dolanan Padhang Bulan ini selain berisi ajakan untuk bermain bersama. Bertujuan ntuk menciptakan suasana yang selaras, seimbang, dan serasi dalam kehidupan bermasyarakat anak-anak. Di samping itu, tembang dolanan ini mampu menunjukkan kekompakan, keakraban, kebersamaan, solidaritas, senasib seperjuangan, tenggang rasa, dan membina kerukunan, persahabatan, dan persaudaraan. Larik Ngélikaké aja turu soré-soré ‘mengingatkan agar tidak tidur sore’ mengandung nilai kepercayaan yang dianut oleh masyarakat (Jawa), yaitu telek dibuntel klaras ‘kotoran dibungkus daun pisang kering’ artinya betah melek seger waras ‘kuat menahan kantuk akan sehat’. Makna yang terkandung dalam ungkapan tersebut adalah kita tidak selalu bisa menikmati terang bulan, suasana yang indah dan mengasyikan untuk berkumpul, bercanda ria, bermain, berbagi cerita dan sebagainya.

Dengan betah melek kita akan terhindar dari penyakit dan mudah memperoleh

rejeki dalam bentuknya yang beragam (Maryaeni, :209 :190).

3. Gundhul-Gundhul Pacul

Gundul gundul pacul cul gembelengan Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

Gundul gundul pacul cul gembelengan Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Wakul ngglimpang segane dadi sak latar (Lirik lagu H.C Hardjosubroto)

Lagu ini memiliki pendidikan kepada anak-anak untuk menjadi seseorang yang tidak sombong meskipun nantinya akan menjadi orang yang sukses. Anak-anak dapat dikenalkan sifat rendah hati melalui lagu ini. Sifat sombong dan semena-mena terhadap orang lain bukanlah perbuatan yang baik. Anak-anak bisa diajarkan untuk selalu ingat bahwa di atas langit masih ada langit.

Pengenalan lagu dolanan “Gundul- Gundul Pacul” diharapkan anak dapat memahami dan memetik nilai-nilai yang terkandung dalam lirik lagu serta berperilaku dalam kehidupan

seharihari sesuai dengan tujuan pendidikan karakter. Anak mempunyai sopan santu,

(11)

31 budi pekerti luhur, kebersamaan, nilai

moral yang baik, keberanian dan nilai sportivitas yang tinggi. Yang dimaksudkan manusia yang mempunyai pendidikan karakter sendiri adalah, orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak. Dengan makna seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian dan watak. Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari di lingkungan, misal keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan sejak lahir (Koesoema, 2007: 80, dalam Suprayogi, 2018: 115).

4. Ilir-Ilir

Lir ilir, lir ilir Tandure wis sumilir

Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar

Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi

Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore

Mumpung padhang rembulane Mumpung jembar kalangane Yo surako

Surak iyo

Pendidikan karakter pada anak- anak dapat dilakukan melalui lagu Ilir Ilir ini untuk memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang sudah menjadi kewajibannya. Sejak dini sudah semestinya anak-anak sudah diberi untuk bertanggung jawab terhadap tugasnya. Sebagai missal diberi tanggung jawab yang ringan-ringan seperti tanggung jawab tugasnya sebagai pelajar. Contoh anak dapat bangun pagi agar tidak terlambat ke sekolah. Sebelum berangkat anak diberi tanggung jawab untuk mengecek peralatan sekolah supaya tidak ada yang tertinggal. Begitupula ketika mau berangkat sekolah anak berpamitan dan minta doa restu pada orang tua.

Penanaman sifat yang seperti ini akan dapat merasuk ke dalam jiwa

anak secara pelan sehingga akan menjadi pembiasaan yang baik pada dirinya. Karen ajika diajarkan kalua sudah besar akan sulit karena pondasi itu dibangun ketika anak pada usia dini. Maka sudah sepantasnya orang tua selalu menasehati anak-anak meskipun sering juga terjadi perlawanan dari mereka. Tetapi, tugas orangtua memang harus selalu

(12)

32 menginggatkan dan mengajarkan hal-hal

yang baik pada anaknya.

5. Sluku-Sluku Bathok

Sluku-Sluku Bathok Bathoke Ela Elo

Si Rama Menyang Solo Oleh-Olehe Payung Mutho Mak Jenthit Lolo Lo Bah Yen Mati Ora Obah Yen Obah Medeni Bocah Yen Urip Goleko Duwit”

Pendidikan karakter melalui lagu ini mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu rajin dalam segala hal. Mulai dari menuntut ilmu, mengerjakan tugas sekolah, membantu pekerjaan rumah. Anak-anak sejak dini sudah mulai diajarkan untuk selalu semangat dalam berbagai hal apalagi usianya masih anak. Kelak anak-anak akan menjadi tulang punggungnya negara ini.

Sejak dini anak-anak diajarkan untuk selalu rajin belajar sehingga akan tercapai cita- citanya setinggi langit. Orang tua bisa menasehati anaknya kelak jika ingin menjadi orangh sukses maka resepnya adalah rajin belajar.

Lagu ini biasanya dinyanyikan bersamaan dengan memperagakan sesuai irama lagunya. Lagu ini tergolong tipe lagu riang. Biasanya anak-anak memainkan di halaman rumah dengan teman-temannya

sore hari atau sepulang sekolah. Mereka bersenda gurau sehingga membentuk karakter anak yang baik yaitu periang dan senang hatinya. Secara emosi anak-anak tidak terganggu. Mereka akan memiliki peragai yang riang tidak mudah marah.

Lagu ini memiliki irami yang dinamis dan dinyanyikan dengan gerakan kepala maupun kaki dengan posisi duduk.

6. Menthok-Menthok Menthok-menthok tak kandhani Mung rupamu angisin-isini Mbokya aja ngetok

Ana kandhang wae Enak-enak ngorok Ora nyambut gawe

Menthok-menthok mung lakumu Megal-megol gawe guyu

Makna lagu dari Methok-Menthok adalah mendidik karakter anak untuk bekerja keras untuk mencari nafkah. Lagu ini mendidik karakter anak-anak untuk tidak malas hanya mengandalkan uluran tangan. Lagu ini digambarkan dengan hewan methok (sejenis ungags) yang memiliki kebiasaan cuma berdiam diri di kandang menunggu diberi makan oleh yang punya. Selain hanya makan dan tidur, hewan ini pun malas untuk bergerak sehingga berjalan kelihatan lucu (pantatnya bergerak megal megol). Anak-anak menyanyikan dengan gerakan menirukan hewan ini sambal megal megol. Lagu ini

(13)

33 tergolong tipe yang riang sehingga

menyenangkan anak-anak. Lagu ini sering dinyanyikan ketika anak-anak masih kecil (duduk di bangku TK).

7. Cublak-Cublak Suweng Cublak- cublak suweng Suwenge ting gelenter Mambu ketundung gudhel Pak Empong lerak-lerek Sopo ngguyu ndelekakhe

Sir-sir pong dele kopong Sir-sir pong dele kopong

Lagu Cublak-Cublak Suweng merupakan jenis lagu riang. Lagu ini dimainkan dengan cara anak berbaring secara telungkup dan anak-anak yang lain akan duduk melingkar di sekitarnya.

Masing-masing anak tersebut yang duduk meletakkan telapak tangan mereka di atas punggung Pak Empo. Anak-anak sambil menyanyikan lagu Cublak-cublak Suweng, seorang anak memegang batu atau biji yang dipindah dari satu telapak tangan ke telapak tangan lainnya.

Lagu Cublak-Cublak Suweng biasa dibawakan oleh anak-anak secara beramai- ramai. Pada waktu dahulu biasanya dinyanyikan pada malam hari, karena belum ada televisi sebagai hiburan dan belum ada listrik sebagai penerangan.

Dengan bergesernya waktu, lagu dolanan Cublak-Cublak Suwung mulai dinyanyikan

siang hari pada saat anak-anak bermain sepulang sekolah. Pada saat ini sudah jarang terdengar anak menyanyikan lagu ini karena sudah tergeser dengan televisi, internet, maupun game. Beberapa waktu yang lalu peneliti masih mendengar lagu ini dinyanyikan oleh beberapa anak-anak taman kanak-kanak pada waktu bermain.

Stasiun televisi hampir sering menayangkan lagu anak-anak yang sebetulnya kurang layak untuk dikonsumsi.

Mencermati hal tersebut, sebenarnya tidak sesuai dengan perkembangan usia pada anak. Semakin lama keberadaan lagu dolanan anak-anak tradisional semakin tidak dikenal dalam dunia permainan anak- anak. Lagu Cublak-Cublak Suweng bisa dimanfaatkan sebagai media pendidikan karakter pada anakanak. Karena, terkadung pesan moral kehidupan yang sangat bagus.

Anak-anak dapat dikenalkan dengan sifat kejujuran dalam segala aspek kehidupan.

Makna nilai jujur di sini adalah jujur dalam bertingkah laku dan jujur dalam pekerjaan (Rosmiati, 2014:76)

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI

PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI LAGU DOLANAN ANAK VERSI BAHASA JAWA

Menurut Megawangi (2010:717) ada sembilan karakter yang penting untuk ditanamkan dalam pembentukan karakter anak. Berbagai karakter tersebut sejalan

(14)

34 dengan nilai-nilai kearifan lokal yang

mengandung nilai-nilai luhur universal, meliputi: 1. Cinta kepada Tuhan dan alam semesta beserta isinya 2. Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian 3. Kejujuran 4. Hormat dan sopan santun 5. Kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama 6.

Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah 7. Keadilan dan kepemimpinan 8. Baik dan rendah hati 9.

Pendidikan karakter melalui lagu dolanan anak dapat dikembangkan melalui berbagai aspek antara lain :

A. Cinta kepada Tuhan dan Alam Semesta beserta isinya

Penanaman mengenal Allah atau Tuhan dapat ditanamkan pada anak sejak usia dini. Pada usia dini merupakan masa yang paling baik untuk dilakukan pembiasaan yang baik. Salah satunya adalah mengenal Tuhan dan seluruh makhluk ciptaanNya. Selain mengenalkan juga diajarkan pula bagaimana bertagwa kepadaNya. Untuk mengenalkan bisa melalui banyak cara. Salah satu yang sejak dulu dilakukan adalah dengan cara menyelipkannya di dalam syair lagu. Cara ini juga dirasa efektif agar anak dapat meresapinya dengan baik.

Penanaman untuk bertaqwa kepada Tuhannya dapat dilakukan dengan hal yang dapat menarik anak-anak. Misalnya dengan mengenalkan lagu dolanan yang

mengandung nilai- nilai ketuhanan. Dengan lagu-lagu dolanan, anak-anak biasanya akan cepat memahami dan mengamalkan dengan senang hati tentunya dengan bimbingan orangtua maupun gurunya.

Beberapa tembang dolanan anak yang dapat menyelipkan penanaman cinta kepada Tuhannya antara lain lagu Ilir-Ilir, Padhang Bulan maupun Sluku-Sluku Bathok.

B. Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian

Anak-anak sejak usia dini juga wajib dikenalkan tanggung jawab secara perlahan- lahan. Lewat tembang dolanan Jawa ini anak-anak dapat di latih untuk bertanggung jawab pada hal-hal yang ringan dimulai dari dalam dirinya.

Misalnya bertanggung jawab pada dirinya dimulai dari bangun pagi setiap harinya.

Setelah bangun pagi anak mulai menjadwal kegiatan dari beribadah, mandi, menata peralatan sekolah sampai berangkat sekolah. Hal ini merupakan contoh pembelajaran yang berharga bagi anak- anak. Sehingga tertanam kebiasaan yang baik sampai nanti anak tersebut dewasa.

Kelak ketika anak-anak tersebut dewasa selalu bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi amanahnya. Jiwa anak-anak juga ditanamkan sifat untuk selalu bertanggung jawab terhadap terhadap semua perbuatan yang dilakukan. Dengan

(15)

35 begitu, anak akan lebih berhati-hati dalam

melakukan sesuatu. Hal ini mendidik anak untuk berbuat baik dan tidak merugikan orang lain. Kelak jika ia sudah tumbuh dewasa akan selalu berhati-hati terhadap sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya.

C. Kejujuran

Kejujuran merupakan kunci utama dari sebuah pribadi yang unggul. Kejujuran juga merupakan dasar pembentuk pondasi yang baik untuk anak-anak. Anak-anak sudah semestinya diajari untuk slalu jujur dalam setiap tindakan. Meskipun, kejujuran itu kadang membuat sesuatu yang tidak menyenangkan akan tetapi hal itu akan menjadi lebih baik ke depannya. Satu kali saja tidak jujur maka selanjutnya dia akan selalu berbohong untuk menutupi kebohongan yang satu dan seterusnya.

Sebagai orangtua dapat memberi contoh kepada anaknya bahwa setiap perkataan ataupun perbuatan yang dilakukan harus dilandasi dengan sebuah kejujuran. Jika kejujuran itu tidak dilakukan mulai sejak kecil akan terasa berat bagi anak untuk melakukannya.

Sebagai contoh kita sebagai orang tua harus selalu berbicara apapun jujur kepada anak tidak boleh ada unsur supaya anak tidak rewel. Sehingga, kadang kita menakuti- nakuti dengan sebuah cerita yang tidak masuk akal. Ingatan anak akan selalu kuat tertanam kuat di memory nya sehingga

peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa kecil akan diingat selalu. Maka seharusnya sebagai orangtua harus berkata jujur kepada anak-anaknya. Anak-anak dbiasakan untuk diberi penjelasan yang bersifat mendidik sehingga tidak salah menafsirkan makna dari sebuah peristiwa.

D. Hormat dan sopan santun

Belajar untuk mengenal bagaimana menghormati orang lain merupakan hal yang harus kita tanamkan sejak dini pada anak-anak. Anak-anak harus ejak dini ditanamkan bagaimana menghormati orangtua, keluarga intinya, tetangga, guru- gurunya, tetangga, maupun orang lain.

Sebagai contoh ketika ada orang lain sedang berbicara maka anak harus mendengarkan sampai selesai dan tidak menyela ketika sedang ada orang yang berbicara. Pada masa sekarang mulai memudar etika menghormati orang lain yang sedang berbicara. Fenomena yang biasa ditemui sekarang ini jika ada orang yang sedang berbicara maka lawan bicaranya malahan asyik dengan handphonenya. Atau ketika ada acara kumpul bersama maka anak-anak seringkali tidak ikut berbicara tetapi sibuk dengan handphone masing-masing. Orangtua dapat menasehati ke anak-anak bahwa perilakunya tidak baik. Bahkan, orangtua dapat memberi contoh yang baik kepada anak-anak untuk menyimpan handphone

(16)

36 ketika sedang berbicara dengan orang lain.

Penggunaan handphone harus diatur dengan bijak agar anak-anak dapat menggunakan sesuai dengan kebutuhan.

Pada masa pademi covid 19 sekarang ini handphone dan laptop menjadi kebutuhan anak-anak untuk menunjang pembelajaran daring. Orangtua yang wajib mengontrol penggunaan handphone pada anak- anak agar tidak berlebihan menggunakan kedua benda ini.

Sopan santun merupakan sebuah tindakan yang harus diajarkan kepada anak- anak sejak dini mungkin. Perilaku anak- anak akan dapat dilihat bagaimana cara orangtua mendidiknya. Meskipun nilai kesopanan sekarang ini tidak bisa diukur dari seberapa besar orangtua mendidiknya karena nilai-nilai sudah mulai bergeser seiring dengan proses alkuturasi. Di sekolah pun anak-anak sebetulnya juga di didik para guru dengan sangat baik.

Akan tetapi, pengaruh yang tidak baik bisa di dapat dari lingkungan pergaulan anak- anak juga. Lingkungan tempat anak-anak berinteraksi pun mempengaruhi perilaku mereka.

E. Kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama

Perasaan kasih harus ditumbuhkan dalam hati anak-anak. Hati anak-anak pun harus sudah mulai ditanamkan peka terhadap lingkungannya. Kasih sayang

diajarka dalam bentuk empati maupun tindakan. Dari perasaan empati akan berefek pada sebuah tindakan. Orangtua atau guru dapat mengajarkan anak-anak untuk memiliki rasa saying terhadap orang- orang di sekelilingnya. Dengan rasa kasih saying itu maka akan terwujud rasa persatuan, kedamaian, kerukunan, maupun saling membantu satu dengan yang lain.

Penanaman rasa kasih sayang pada anak- anak dapat melalui media menyanyi. Lagu dolanan anak-anak berbahasa jawa ini dapat sebagai media untuk membantuk karakter yang baik pada anak.

Bentuk tindakan dari sebuah kasih sayang akan dapat berwujud pada kepedulian pada sesama. Beberapa contoh dapat kita lihat pada perilaku anak-anak ketika di sekolah. Sebagai misal anak-anak akan merasa peduli ketika salah satu temannya lupa tidak membawa bekal ataupun voucer. Maka anak-anak yang lain akan membagi bekalnya untuk dinikmati bersama. Bahkan, jika ada teman yang sakit maka anak-anak itu membawa ke UKS sambal ditemani. Hal-hal kecil tersebut menjadi pembiasaan yang baik untuk anak- anak sehingga mereka akan terbiasa peduli pada kondisi orang lain. Kepedulian itu juga diwujudkan dalam tindakan lain seperti peduli lingkungan. Sebagai contoh jika mendapati sampah yang dibuang pada tempatnya mereka akan memungutnya dan

(17)

37 dibuang ke tempat sampah. Beberapa

contoh lain, misalnya mereka menemukan barang jatuh yang bukan miliknya maka akan menyerahkan kepada yang memiliki.

Di tengah krisisnya nilai kesopanan maka hal dapat menjadi salah satu cara yang baik untuk memfilter hal-hal yang kurang baik.

Membangun kerjasama dengan siapa pun juga harus mulai ditanamkan kepada anak- anak dengan baik. Kerjasama di sini adalah bentuk kegiatan yang memiliki manfaat positif tentunya.

Orangtua ataupun guru dapat mengajarkan atau memberi contoh bentuk kegiatan kerjasama untuk anak-anak. Sebagai contoh anak-anak dapat diajarkan kerjasama dengan keluarga intinya untuk bergotong royong membersihkan halaman rumah. Selain pekerjaan cepat selesai juga untuk menumbuhkan rasa sayang terhadap anggota keluarga tersebut. Kelak ketika dewasa nanti anak-anak sudah terbiasa bekerjasama dengan orang lain yang mungkin memiliki karakter yang beragam.

Kehidupan ke depannya akan lebih memiliki tantangan yang lebih berat maka anak-enak harus dipersiapkan dengan baik.

F. Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah

Menumbuhkan sikap rasa percaya diri kepada anak-anak merupakan pondasi yang kokoh untuk membekali mereka kedepannya. Sikap rasa percaya diri sangat penting untuk membuat anak percaya

bahwa dirinya memiliki potensi yang dapat digunakan membantu untuk orang lain.

Orangtua atau guru dapat menanamkan rasa percaya diri kepada anak agar ia tidak minder terhadap kemampuan dirinya. Rasa minder atau kurang percaya diri dapat membuat anak-anak tidak berkembang karena ia merasa tidak memiliki potensi apapun dalam dirinya. Maka orangtua harusnya memberi apresiasi kepasa anaknya ketika anak tersebut melakukan suatu hal yang baik. Hal ini akan memberikan motivasi yang luar biasa terhadap perkembangan jiwa anak.

Selanjutnya dalam jiwa anak akan melahirkan energi positif yang baik sehingga mereka dapat berkembang sebagaimana mestinya.

Jika anak memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam dirinya maka dia akan memiliki pribadi yang kuat dan pantang menyerah pada suatu keadaan. Kondisi yang kuat menyebabkan anak-anak untuk tidak menyerah pada suatu keadaan.

Sebagai contoh ketika anak-anak bermain petak umpet maka ketika dia pada posisi jaga akan berjuang keras agar selesai dari hukuman. Beberapa contoh lain, ketika anak mengerjakan tugas sekolah yang banyak, dia akan mengerjakan dengan senang hati tidak merasa berat apalagi sampai menyerah.

G. Keadilan dan kepemimpinan

(18)

38 Berbuat adil kepada siapapun

bukanlah sesuatu yang sulit. Adil adalah bukan berarti membagi sesuatu sama rata akan tetapi membagi sesuatu sesuai porsinya. Anak-anak sejak usia dini sudah semestinya dikenalkan atau diberikan contoh untuk selalu berbuat adil kepada siapapun. Orangtua dapat memberikan contoh melalui perbuatan kepada anaknya baik dirumah maupun di lingkungan sekitarnya. Anak-anak akan mencontoh perilaku adil yang dilihat kesehariaannya di rumah atau di lingkungannya. Anak yang besar dan yang kecil akan mendapat pembagian yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Jadi, definisi adil bukan membagi rata sesuai takarannya atau ukurannya. Akan tetapi sesuai dengan porsinya masing-masing.

Keadialan dan kepemimpinan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan. Kata adil akan selalu menjadi pegangan ketika seseorang menjadi pemimpin. Pemimpin yang baik adalah yang dicintai dan mencintai bawahnnya.

Keberhasilan seorang pemimpin jika ia berhasil membuat bawahnya merasa nyaman karena selalu berbuat adil kepada siapapun. Begitupula dengan anak-anak sudah sepantasnya kita menanamkan sifat tauladan menjadi seorang pemimpin.

Anak-anak dapat dikenalkan karakter menjadi seorang pemimpin yang baik

dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pemimpin dirumah adalah ayah. Maka tingkah laku ayah harus dapat dicontoh anak-anak untuk dijadikan figure kelak ia menjadi seorang pimpinan. Ayah dapat memberikan contoh ketika menyelesaikan masalah-masalah di rumah dengan baik. Anak tidak merasa diperlakukan tidak adil ketika dia harus berbagi dengan saudara-saudara lainnya.

H. Baik dan rendah hati

Baik dan rendah hati merupakan satu rangkain yang menjelma menjadi satu perbuatan yang menandai perilaku. Anak- anak sejak usia dini harus dibiasanya memiliki sifat yang baik kepada siapaun dan di manapun. Berbuat baik dapat diajarkan dari hal-hak terkecil dimulai dari sekeliling kita. Anak-anak dibiasakan untuk berbuat baik dalam perkataan maupun tindakan. Orangtua dapat memberikan contoh ketika anak-anak untuk selalu berkata yang baik dengan Bahasa yang baik dan rendah hati dengan siapa pun. Sifat rendah hati pun harus biasa diajarkan pada anak-anak agar tidak membentuk karakter yang tinggi hati dalam dirinya.Sifat rendah hati kepada siapapun dapat dicontohkan melalui tembang dolanan anak-anak. Media lagu menjadi alat yang efektif untuk anak-anak untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik. Apalagi jika tembang itu dinyanyikan kemudian dijelaskan maknanya akan

(19)

39 mudah menyerap dalam ingatan anak-anak.

Masa anak-anak merupakan masa yang keemasaan untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam dirinya.

Kesimpulan

Tembang dolanan anak-anak versi Bahasa Jawa banyak mengandung nilai- nilai pendidikan yang baik untuk perkembangan anak. Nilai-nilai pendidikan itu termuat dalam setiap bait dari beberapa lagu seperti Gundhul-Gundhul Pacul, Sluku-Sluku Bathok, Padhang Bulan, Menthok-Menthok, Ilir-Ilir, dan sebagainya. Setiap lirik syairnya sarat mengandung makna moral yang baik untuk membangun karakter yang kokok bagi anak-anak. Lagu-lagu ini sebetulnya sudah jarang di dengarkan oleh anak-anak lagi karena sudah tergantikan dengan permainan yang lebih modern. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika anak-anak mulai diperkenalkan lagu ini dengan teknik yang lebih menarik. Anak-anak dapat diajak menyanyi dengan model berkelompok.

Untuk lebih menarik, anak-anak dapat menggunakan kostum Jawa sehingga terasa nuansa pada masa itu.

Anak-anak juga mulai diajarkan untuk berkomunikasi menggunakan Bahasa daerah. Pengunaan Bahasa Jawa dalam keseharian dapat membuat anak memiliki tingkat kesopanan dalam bertutur kata dengan orangtua, guru, ataupun teman.

Tutur kata yang sopan akan

mempengaruhi anak untuk bertindak yang tidak baik. Maka peranan Bahasa Jawa sangatlah penting kontribusinya dalam membangun pondasi yang kokoh pada anak-anak. Karakter anak-anak akan menjadi kuat dan tangguh dalam menghadapi kehidupan kelak karena sudah tertanam pondasi yang kuat.

(20)

40 Referensi

Ariesta, Fredy Widya, 2020. Nilai Moral Dalam lagu Cublak Cublak Suweng. Makalah Doni, Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Gramedia Elis Noviati. 2016. Eksistensi Nilai-Nilai

Tembang Macapat di Kalangan Anak Muda (Upaya Filterisasi Modernisasi Budaya Barat). Penelitian DIPA ISI Surakarta : Tidak Dipublikasikan .

Fauziyah, U.2011. Simbol dan Makna Kebangsaan Dalam Lirik Lagu Dolanan Di Jawa Tengah dan Implementasinya dalam Dunia Pendidikan. Lingua : Jurnal Bahasa dan Sastra. Volume VII Guntur. 2010. Menuju Sarjana Sujaning Budi. Pendidikan Karakter di Institut Seni Indonesia Surakarta. P3AI. Surakarta: ISI Surakarta.

Hartiningsih, Sutji.2015. Revitalisasi Lagu Dolanan Anak dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. ATAVISME, Vol.

18, No. 2, Edisi Desember 2015: 247—259

Megawangi, Ratna. 2010. Membangun Karakter Anak melalui Brain- based Parenty (Pola Asuh)

Ramah Otak

Indonesia.Heritage Foundation.

Miles, M.B. dan Huberman A.M. 1984.

Qualitative data analysis: A sourcebook of a new methods.

Berverly Hills Sage Publication Muljono, Untung. 2017. Tembang (lagu) Dolanan Anak sebagai Inspirasi

Penciptaan Tarian Anak.

Journal isi.ac.id.

Muklasin, Ahmad. 2019. Pendidikan Karakter Pemimpin Melalui Tembang Dolanan (Analisis Tembang Lir-Llir Karya Sunan Kali Jaga. Jurnal Warna Volume 3 No 1 Juni 2019.

Maryaeni. Kajian Tembang Dolanan dan Implikasinya dalam Pendidikan Budi Pekerti Anak Bangsa pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal Pendidikan dan pembelajaran, volume 16, nomor 2, oktober 2009

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Rosmiati, Ana. 2014. Teknik Stimulasi dalam Pendidikan Karakter Anak Usia

Dini Melalui Lirik lagu Dolanan. Jurnal Resital, Vol 15, No 1.

Soemaryatmi. 2010. Pendidikan Karakter”Melalui Model Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Koreografi. ISI Press:

Surakarta.

Suprayogi. Adi. Fenomena Lagu Dolanan

“Gundul-Gundul Pacul” dalam Pendidikan Karakter Anak Dan Ranah Sosial . Jurnal Emaji Vol. 16, No. 2, Oktober 2018:

109 - 117. Titin Masturoh, dkk.2015. Model Cerita Binatang Bergambar Sebagai Apresiasi Relief Candi Borobudur dan Sarana

(21)

41 Pendidikan Budi Pekerti.

Penelitian Hibah Bersaing.

Syafi’ul Huda, Muhammad.

2019. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tembang Dolanan Jawa Lir-Llir, Sluku- Sluku Bathok, dan Gundul- Gundul Pacul. Skripsi .

Sudaryanti dan Joko Pamungkas. 2012.

“Fenomena Lagu Dolanan

“Gundul-Gundul Pacul” dalam Pendidikan Karakter Anak dan Ranah Sosial. Makalah

Triyono, Bramantyo. 2000. Lagu Dolanan Anak. Yogya: Tarawang Press.

Wahyuningsih, Sri. 2009.

Permainan Tradisional.

Bandung: PT Sandiarta Sukses.

Wahyuningsih, Sungkawati Kardi. “Analisis Pendidikan Karakter Dalam Lagu Dolanan Anak”. Makalah diakses pada tanggal 10

Oktober 2020.

Aqib Zainal, Sujak, 2011, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Bandung: CV. Yrama Widya Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Karakter

Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa.

Bandung: CV. Yrama Widya

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan ini merupakan wujud kepedulian untuk melestarikan dan mengajarkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam lagu dolanan kepada anak-anak jaman sekarang dengan

Perancangan buku cerita bergambar yang menyampaikan bahwa pentingnya pendidikan karakter pada kegiatan keseharian anak serta eksistensi lagu anak sebagai salah satu

Keunikan masyarakat Jawa tersebut dalam hal melestarikan nilai budi pekerti/karakter, membuat peneliti tertarik untuk meneliti pola asuh seperti apa yang diterapkan

Dalam membentuk karakter anak dimulai sejak dini bahkan sejak dalam kandungan ibu. Terdapat banyak faktor yang dapat membentuk karakter anak. salah satunya adalah

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai usaha madrasah dalam membentuk karakter anak melalui program hafalan al-Qur’an Juz 30 dengan harapan karakter anak bangsa

5.3 Tahap Telaah Desain Awal Prototipe media bimbingan dan konseling berbasis islami untuk membentuk karakter mandiri anak usia dini Pada tahap ini peneliti bersama

Menerapkan Sistem Pendidikan Dini Berkaitan dengan peran orang tua dalam membentuk karakter anak di Desa Kedaton Induk peneliti melakukan wawancara Yanti orang tua beliau mengatakan

Berdasarkan hasil temuan dan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam lagu anak berjudul “Menanam Jagung” nilai-nilai karakter yang relevan