• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download (2MB) - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Download (2MB) - etheses UIN Mataram"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hal ini dikarenakan kegiatan belajar mengajar tidak berdasarkan model pembelajaran tertentu sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar. Rendahnya hasil belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Abhariyah juga erat kaitannya dengan masalah metode atau model.

Rumusan dan Batasan Masalah

Melihat kondisi tersebut, peneliti berupaya menerapkan pembelajaran kooperatif tipe team game tournament (TGT) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII. Dampak penerapan pembelajaran kolaboratif tipe TGT pada bidang studi Pendidikan Agama Islam dengan mata pelajaran “Salat Jumat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang peneliti angkat adalah “Adakah pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournaments (TGT) terhadap hasil belajar siswa kelas VII bidang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Abhariyah? SMA Jerneng Terong Tawah Tahun Ajaran 2013/2014”. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya pada Pendidikan Agama Islam.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Deskripsi Teoretis

  • Pengertian Pembelajaran Kooperatif
  • Hasil Belajar
  • Materi Penelitian

Oleh karena itu, peneliti memilih materi sholat jumat sebagai materi dalam penelitian ini. Wanita, anak-anak, budak dan orang yang sedang bepergian tidak diwajibkan untuk melakukan shalat Jumat.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif. 16
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif. 16

Kerangka Berpikir

Hal ini terjadi karena kurangnya dorongan atau motivasi baik dari siswa maupun guru, sehingga kemungkinan hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang optimal. Sedangkan ketika guru (peneliti) menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) kepada siswa, ternyata siswa merasa senang dan antusias dalam belajar, karena model pembelajaran TGT ini merupakan model pembelajaran yang didalamnya terdapat unsur permainan yang tidak akan terjadi. membuat siswa jenuh, jenuh dan mengantuk saat belajar. Selain unsur permainan, juga terdapat turnamen atau pertandingan yang akan membangkitkan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar meningkat.

Dari uraian di atas, variabel terikatnya adalah hasil belajar, sedangkan variabel bebasnya adalah model pembelajaran TGT. Alasan utama peneliti menggunakan model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT) adalah karena pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menyenangkan dimana terdapat unsur permainan dan pertarungan yang membuat siswa senang dan tidak bosan dalam belajar. Selain itu, model pembelajaran tipe TGT ini dapat meningkatkan keaktifan siswa karena siswa akan berperan sebagai tutor sebaya, dan yang terpenting siswa dapat belajar untuk saling menghargai dan bekerja sama dalam kelompok.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis secara etimologis berasal dari kata HYPO yang berarti kurang dari dan THESA yang berarti pendapat atau teori. Bisa juga diutarakan secara berbeda, hipotesis berarti kesimpulan yang belum pasti karena belum diuji kebenarannya. Oleh karena itu, hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan sementara dalam memecahkan suatu masalah, yang setelah diuji dapat benar atau salah.

Kemudian para ahli mengartikan pengertian hipotesis sebagai pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Lebih lanjut, Sudjana dalam bukunya Riduwan, Fundamentals of Statistics mendefinisikan hipotesis sebagai asumsi atau anggapan tentang suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut, yang seringkali perlu dibuktikan kebenarannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah asumsi atau jawaban sementara yang masih perlu dibuktikan secara empiris.

Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti dapat mengajukan hipotesis alternatif sebagai berikut: Penggunaan model pembelajaran kolaboratif tipe TGT dapat mempengaruhi hasil belajar siswa VII. dalam bidang pendidikan agama Islam di SMA Islam Abhariyah Jerneng Terong Tawah tahun ajaran 2013/2014.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Selanjutnya kelas eksperimen mendapatkan perlakuan berupa model TBT dalam proses belajar mengajar, sedangkan kelas kontrol mendapatkan perlakuan atau metode pengajaran biasa. Setelah kelas eksperimen diberi perlakuan, peneliti memberikan tes akhir (post test) kepada kedua kelas tersebut untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran TSL.

Populasi dan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan objek yang menjadi sumber data. 53 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. 54. Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan yang akan diteliti. Jadi, populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Islam Abhariyah yang berjumlah 44 orang.

Dimana kelas VIIA digunakan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 21 orang dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 23 orang.

Variabel Penelitian

Variabel bebas adalah kondisi atau karakter yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menjelaskan hubungannya dengan fenomena yang diamati. Variabel ini sering disebut variabel pengaruh karena fungsinya mempengaruhi variabel lain sehingga bebas mempengaruhi variabel lain. Dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Variabel dependen adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian memperkenalkan, mengubah, atau mengganti variabel independen.

Instrumen Penelitian

  • Tes
  • Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakan tes untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Pada penelitian ini tes hasil belajar siswa terdiri dari 25 butir soal yang terdiri dari 4 pilihan yaitu satu jawaban benar dan tiga jawaban pengecoh. Tes prestasi belajar ini diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah siswa mempelajari mata pelajaran dengan menggunakan metode Teams Games Tournaments (TGT).

Berikut kisi-kisi soal tes yang diberikan kepada siswa untuk mengukur hasil belajar. Untuk menguji validitas soal, peneliti menggunakan rumus product moment sebagai berikut : .. koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = jumlah siswa .. jumlah nilai variabel X = jumlah nilai variabel Y .. jumlah hasil perkalian antara variabel X dan Y = jumlah seluruh nilai variabel X kuadrat = jumlah seluruh nilai variabel Y kuadrat = penjumlahan nilai kuadrat variabel X. Sedangkan lembar observasi yang diberikan kepada siswa adalah untuk melihat aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan yang muncul pada lembar observasi akan dicek dalam bentuk checklist ( ) untuk mengetahui kesesuaian antara kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (LPP).

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Soal Tes Hasil Belajar Siswa  No  Indikator Soal  Bentuk
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Soal Tes Hasil Belajar Siswa No Indikator Soal Bentuk

Tekhnik Pengumpulan Data

  • Metode Observasi
  • Metode Tes

Hasil penelitian dikatakan logis jika datanya dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat dibuktikan dengan data yang lengkap dan akurat. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi tertentu 62 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data primer, karena data yang diperoleh peneliti berasal langsung dari responden. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai guru pembelajaran dengan menggunakan metode Team Games Tournament (TGT) untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol serta peneliti untuk melihat reaksi siswa terhadap metode yang diberikan.

Tes adalah salah satu alat yang diberikan kepada individu atau kelompok orang untuk memperoleh jawaban yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan suatu hasil numerik. Tes lisan, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang statusnya juga ingin diketahui dari jawaban lisan. Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan tertulis tentang aspek-aspek yang statusnya juga ingin diketahui dari jawaban tertulis.

Sedangkan tes subyektif di sini umumnya berbentuk esai, yaitu tes kemajuan belajar yang membutuhkan jawaban berupa pembahasan atau uraian kata.

Tekhnik Analisis Data

  • Data Hasil Observasi
  • Data Hasil Tes
  • Uji Normalitas

PELAKSANAAN PENELITIAN

Validitas dan Realibilitas Instrumen

Validitas dan Relalibilitas Tes

Pengumpulan dan Penyajian Data

Penelitian ini hanya difokuskan pada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT). Berikut ini akan dipaparkan hasil lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat dari jumlah persentase yang diperoleh yaitu kelas eksperimen mendapat skor 30 dengan persentase 93,7%.

Jika kita bandingkan kedua kelas tersebut, maka kelas eksperimen memiliki aktivitas belajar yang sangat tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa hasil yang dicapai siswa baik pada posttest maupun pretest lebih rendah dari standar KKM tertentu.

Tabel  4.4  Hasil  Observasi  Guru  di  kelas  Kontrol  Terkait  Keterlaksanaan RPP
Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru di kelas Kontrol Terkait Keterlaksanaan RPP

Analisis Data

Berdasarkan kriteria keputusan dalam uji normalitas data, kedua kelompok data tersebut disimpulkan berdistribusi normal. Rerata (2-tailed) untuk kelompok data kelas eksperimen adalah 0,919 dan untuk kelompok data kelas kontrol adalah 0,142. Berdasarkan kriteria keputusan dalam uji normalitas data, kedua kelompok data tersebut disimpulkan berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan rumus uji-t diperoleh nilai t sebesar 4,10 dan ttabel dengan derajat kebebasan (db/dk)=(n1+n2-2 =42) pada taraf signifikansi ( ) 1 % dari 2, 42.

Tabel  di  atas  memberikan  informasi  tentang  nilai  probabilitas  (P.
Tabel di atas memberikan informasi tentang nilai probabilitas (P.

Analisis Hasil Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi dan Hasil

Yayasan Darul Falah Diniyah Abhariyah berubah nama menjadi Yayasan Pondok Pesantren Abhariyah pada tahun 1996. Sejak berdiri hingga tahun 2000, pondok pesantren ini tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan sistem “sorogan”, yang dikelola secara eksklusif oleh Diniyah dan Majlis Ta’lim. hanya. Hal tersebut didengar Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat, sehingga saat itu mereka langsung mengusulkan agar pesantren ini juga dikelola.

Belakangan tahun itu, setelah berkonsultasi dengan sesepuh pesantren, akhirnya pesantren berkonsultasi dengan Kementerian Agama. Pada tahun 2001, dibentuk program wajib belajar sembilan tahun (Wajar Dikdas) di Pondok Pesantren Salafiyah dengan piagam terdaftar yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Kabupaten Lombok Barat Nomor:Mx-1/:Mx-1/4-d/ Kp. Program Pendidikan Berkeadilan di Pondok Pesantren Salafiyah versi Kementerian Agama sudah ada beberapa tahun, membuat para penyelenggara pendidikan umum saat itu tidak puas jika hanya mempelajari 3 (tiga) mata pelajaran.

Hal ini dilakukan agar Pondok Pesantren Abhariyah tidak hanya menggunakan 3 (tiga) mata pelajaran saja, tetapi dapat menggunakan lebih banyak mata pelajaran seperti sekolah lainnya.

Tabel  5.3 Keadaan Guru 75
Tabel 5.3 Keadaan Guru 75

Pengujian Hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: “jika nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka hipotesis alternatif yang diajukan (Ha) diterima, sebaliknya jika ttabel lebih besar dari thitung, maka hipotesis nol (Ho) diterima Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4,10 > 2,42 artinya hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan peneliti diterima.

Pembahasan

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil analisis hipotesis dengan menggunakan rumus t-test atau uji-t diperoleh thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 1% yaitu 4,10 > 2,42. Berdasarkan hasil analisis di atas maka hipotesis (Ha) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe team game tournaments (TGT) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII di kelas VII. bidang Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Abhariyah Jerneng Terong Tawah Tahun Pelajaran 2013/2014.

Saran

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif. 16
Gambar 1. Penempatan Siswa ke Meja Turnamen 24 TIM A
Tabel 2.2 Tabel Penghargaan Tim 25
Diagram di atas, diuraikan secara singkat, bahwa dalam proses belajar  mengajar awalnya guru menerapkan metode ceramah kepada siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis