• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download this PDF file

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Download this PDF file"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 1858-4101 Volume 9 Nomor 2, November 2013

KAPATA Arkeologi

Jurnal Arkeologi Wilayah Maluku dan Maluku Utara

DAFTAR ISI Marlon Ririmasse

Arkeologi Pulau Kobror Kepulauan Aru 59 - 74 The Archaeology of Kobror Island Aru Islands

Hari Suroto

Strategi Subsistensi dan Pemilihan Lokasi Hunian Prasejarah di Situs Yomokho, Sentani 75 - 80 The Subsistence Strategy and Prehistoric Settlement Location Consideration

at Yomokho, Sentani Lucas Wattimena

Pengelompokan Masyarakat Negeri Tuhaha Pulau Saparua, Maluku Tengah:

Tinjauan Etnoarkeologis 81 - 88 The Classification of Tuhaha Village Community in Saparua Island, Central Mollucas:

An Ethnoarchaeological Perspective Syahruddin Mansyur

Studi Konseptual Museum Negeri Sirisori Islam 89 - 102 The Conseptual Study Of Negeri Sirisori Islam Museum

Andrew Huwae

Salib di Ujung Timur Nusa Lease: Gereja Ebenhaezer, Tinggalan Kolonial di

Desa Sila-Leinitu, Kecamatan Nusalaut 103 - 110

The Cross at The End of Eastern Nusa Lease: The Ebenhaezer Church The Colonial Remains in The Village of Sila-Leinitu Nusalaut District

KAPATA Arkeologi

ISSN 1858-4101 Volume 9 Nomor 2, November 2013

Copy right © Balai Arkeologi Ambon 2013

Media Penyebarluasan Hasil Penelitian Arkeologi di Wilayah Provinsi Maluku dan Maluku Utara serta wilayah lainnya di seluruh Indonesia. Diterbitkan oleh Balai Arkeologi Ambon dibawah Perlindungan Pusat Arkeologi Nasional

Pelindung

Kepala Pusat Arkeologi Nasional Penanggung Jawab

Kepala Balai Arkeologi Ambon Ketua Redaksi

Syahruddin Mansyur, M.Hum Anggota Redaksi

Marlon NR Ririmasse, MA (Penyunting Bahasa Inggris) Wuri Handoko, SS

Lucas Wattimena, M.Si Redaksi Pelaksana

Cheviano Alputilla, S.Hum Karyamantha Surbhakti, SS Mitra Bestari

Prof. Dr. H.L. Soselisa, MA (Antropologi-Universitas Pattimura)

Prof. (Ris.) Dra. Naniek Harkantiningsih (Arkeologi Sejarah-Puslit Arkenas) Dr. Bagyo Prasetyo (Arkeologi Prasejarah-Puslit Arkenas)

Drs. M. Bashori Imron M.Si (Ilmu Komunikasi dan Media-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

Alamat Redaksi : Balai Arkeologi Ambon

Jl. Namalatu-Latuhalat, Ambon-97118 Telp/Faks: 0911-323382 / 0911-323374 Email : balar.ambon@yahoo.co.id Website : www.arkeomaluku.com

Desain Sampul: Marlon NR Ririmasse

Gambar Sampul: Mozaik Tinggalan Arkeologi di Maluku dan Maluku Utara

(2)

KATA PENGANTAR

Kapata Arkeologi Edisi November 2013 ini merupakan kelanjutan dari edisi sebelumnya dalam format yang sudah terbaharui dan telah melalui pembenahan disana sini, menyesuaikan standar jurnal yang akan diajukan sebagai jurnal akreditasi LIPI. Edisi ini menghadirkan 5 (lima) buah makalah yang masing-masing ditulis oleh Syahruddin Mansyur, Marlon Ririmasse, Lucas Wattimena, Andrew Huwae yng berasal dari Balai Akeologi Ambon, dan Hari Suroto yang berasal dari Balai Arkeologi Papua.

Tulisan pertama dari Marlon Ririmasse, yang mendeskkripsikan hasil penelitiannya di wilayah Kepulauan Aru dengan lokus di desa Kobror. Hasil penelitian menemukan aspek penting dalam tinjauan sejarah budaya di Kepulauan Aru: pertama adalah jejak budaya prasejarah yang teramati lewat situs lukisan cadas dan kedua, ragam tradisi berlanjut sebagaimana terekam dalam situs penguburan kuno yang tekait dengan aplikasi perahu sebagai simbol dan religi tradisional.

Tulisan berikutnya oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua, menulis tentang staretgi subsistensi dan pemilihan lokasi hunian prasejarah Yomokho di Sentani. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa fragmen gerabah hanya ditemukan di lapisan tanah bagian atas yang berwarna hitam. Kondisi Bukit Yomokho berupa lereng bukit yang miring. Diasumsikan manusia pendukung Situs Yomokho tinggal di rumah panggung, tidak semua bagian bukit dipilih untuk mendirikan tempat tinggal, tetapi disesuaikan dengan kondisi lereng bukit dan kondisi tanah. Pemilihan Situs Yomokho sebagai hunian masa lalu didasarkan pada lokasinya yang dekat dengan danau dan didukung oleh keberadaan hutan sagu.

Lucas Wattimena, dalam tulisannya mencoba mengkaji pola pengelompokkan masyarakat di wilayah Palau Saparua, yakni di Negeri Tuhaha. Dalam tulisannya Lucas menjelaskan bahwa pengelompokan masyarakat Negeri/Desa Tuhaha berdasarkan tinggalan arkeologis secara kontekstual budaya memiliki hubungan interaksi simbolik, integrasi dan sistem sosial budaya atas dasar pola pengelompokan pada struktur dolmen, menhir (skala Mikro) dan kampung Lama Huhule (skala Makro). Huhule sebagai kesatuan sistem sosial integral, yang di dalamnya terdapat bagian sistem dolmen, menhir, serta konsep-konsep pemetaan budaya (monodualisme).

Integrasi antara dolmen berjumlah lima, melambangkan kelompok masyarakat patalima, dan soa berjumlah sembilan (patasiwa).

Sementara itu, Syahruddin Mansyur, memberikan ulasannya tentang studi konsepsi museum negeri di salah satu desa di wilayah Pulau Saparua, Maluku Tengah yakni Negeri Siri Sori Islam. Menurut Syahruddin, berdasarkan kajian konseptual museum negeri merupakan alternatif bentuk pengelolaan museum dengan mengadaptasi bentuk eco-museum sebagai upaya untuk melestarikan sumberdaya budaya yang ada di Negeri Sirisori Islam. Tema-tema yang dapat ditampilkan dalam penyajian museum diataranya; Sejarah Negeri Sirisori Islam, tradisi masyarakat Negeri Sirisori Islam, dan koleksi arkeologi Negeri Sirisori Islam.

Terakhir, Andrew Huwae mencoba mendeskripsikan keaslian dari karatkteristik arsitektur

Gereja Ebenhaezer di Pulau Nusa Laut. Menurutnya meskipun menjadi gereja tertua di Kepulauan

Ambon Lease, Gereja Ebenhaezer di desa Sila Leinitu kecamatan Nusa Laut yang dibangun pada

tahun 1715, adalah salah satu dari sekian banyak gereja di Maluku yang masih mempertahankan

(3)

sifat keaslian tersebut, walau telah beberapa kali mengalami renovasi bangunan. Penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan teknik arsitektur dan tata ruang gereja. Selain itu juga, penulisan ini menjelaskan tentang hasil temuan perlengkapan peribadatan di dalam ruang gereja yang kini sudah sangat jarang ditemui pada gereja lainnya di Maluku.

Akhir kata, semoga kelima tulisan dalam edisi jurnal ini dapat memberikan informasi yang mencerahkan untuk memahami dinamika budaya masyarakat di wilayah Kepulauan Maluku dan sekitarnya. Berbagai kelemahan dalam tulisan ini semoga mendapat maklum dari para pembaca dan dapat memetik hikmahnya. Terima Kasih

Redaksi

Volume 9 Nomor 2, November 2013

KAPATA Arkeologi

ISSN 1858-4101 Lembar abstrak ini boleh dicopy tanpa izin dan biaya

DDC: 930.1 Marlon Ririmasse

Arkeologi Pulau Kobror Kepulauan Aru

Kapata Arkeologi, Volume 9 Nomor 2, November 2013, Hal. 59-74 Kepulauan Aru adalah salah satu kawasan terpenting dalam studi sejarah budaya di Asia Tenggara dan Australia. Peran penting ini setidaknya diwakili oleh dua aspek: pertama, karakter paleogeografi Kepulauan Aru yang merupakan bagian dari perluasan daratan besar Sahul yang mencakup juga Papua dan Australia serta kedua, peran khas wilayah ini sebagai salah satu kawasan sumber komoditi eksotik seperti mutiara dan bulu burung cendrawasih. Dengan profil yang sedemikian kepulauan ini sejatinya memiliki potensi arkeologis yang cukup raya untuk dikaji. Beberapa penelitian arkeologis pada tahap mula memang telah dilaksanakan. Namun dirasa belum berbanding lurus dengan luasnya cakupan sejarah budaya wilayah ini. Tulisan ini mencoba untuk mengisi ruang dimaksud dengan memberi perhatian pada tinjauan atas potensi arkeologis yang ada di Pulau Kobror Kepulauan Aru. Sebagai sebuah kajian yang bersifat inisiasi, pendekatan yang digunakan adalah survei penjajakan guna merekam segenap data arkeologis yang ada di wilayah Kobror.

Kajian pustaka juga dilakukan untuk menemukan kerangka historis wilayah kajian. Hasil penelitian menemukan aspek penting dalam tinjauan sejarah budaya di Kepulauan Aru: pertama adalah jejak budaya prasejarah yang teramati lewat situs lukisan cadas dan kedua, ragam tradisi berlanjut sebagaimana terekam dalam situs penguburan kuno yang tekait dengan aplikasi perahu sebagai simbol dan religi tradisional.

Kata Kunci: Arkeologi, Pulau Kobror, Seni Cadas

DDC: 930.1 Hari Suroto

Strategi Subsistensi dan Pemilihan Lokasi Hunian Prasejarah di Situs Yomokho, Sentani

Kapata Arkeologi, Volume 9 Nomor 2, November 2013, Hal. 75-80 Penelitian di Kawasan Danau Sentani dilakukan di Situs Yomokho untuk mengetahui strategi pemilihan tempat tinggal manusia pendukung budaya Situs Yomokho, dan pola subsistensi. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan survei permukaan tanah dan ekskavasi. Hasil ekskavasi di Situs Yomokho diperoleh temuan berupa fragmen gerabah polos maupun hias. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa fragmen gerabah hanya ditemukan di lapisan tanah bagian atas yang berwarna hitam. Kondisi Bukit Yomokho berupa lereng bukit yang miring. Diasumsikan manusia pendukung Situs Yomokho tinggal di rumah panggung, tidak semua bagian bukit dipilih untuk mendirikan tempat tinggal, tetapi disesuaikan dengan kondisi lereng bukit dan kondisi tanah. Pemilihan Situs Yomokho sebagai hunian masa lalu didasarkan pada lokasinya yang dekat dengan danau dan didukung oleh keberadaan hutan sagu.

Kata Kunci: Situs Yomokho, Hunian, Subsistensi

DDC: 930.1 Lucas Wattimena

Pengelompokan Masyarakat Negeri Tuhaha Pulau Saparua, Maluku Tengah: Tinjauan Etnoarkeologis

Kapata Arkeologi, Volume 9 Nomor 2, November 2013, Hal. 81-88 Pemaknaan pengelompokan masyarakat Tuhaha berdasarkan tinggalan arkeologis tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, disebabkan oleh sifat temporal parsial. Penelitian ini menggunakan kajian kepustakaan, guna menelaah permasalahan penelitian, yaitu bagaimana pengelompokan masyarakat Negeri Tuhaha, berdasarkan tinggalan arkeologi. tinggalan arkeologis yang dimaksudkan di sini adalah dolmen, menhir serta kampung lama/

permukiman kuno. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami pola pengelompokan masyarakat Negeri Tuhaha berdasarkan tinggalan arkeologis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengelompokan masyarakat Negeri/Desa Tuhaha berdasarkan tinggalan arkeologis secara kontekstual budaya memiliki hubungan interaksi simbolik, integrasi dan sistem sosial budaya atas dasar pola pengelompokan pada struktur dolmen, menhir (skala Mikro) dan kampung Lama Huhule (skala Makro). Huhule sebagai kesatuan sistem sosial integral, yang di dalamnya terdapat bagian sistem dolmen, menhir, serta konsep-konsep pemetaan budaya (monodualisme). Integrasi antara dolmen berjumlah lima, melambangkan kelompok masyarakat patalima, dan soa berjumlah sembilan (patasiwa).

Kata Kunci : Pengelompokan Masyarakat, Dolmen, Menhir, Soa.

DDC: 930.1

Syahruddin Mansyur

Studi Konseptual Museum Negeri Sirisori Islam

Kapata Arkeologi, Volume 9 Nomor 2, November 2013, Hal. 89-102 Provinsi Maluku memiliki karakteristik pemerintahan yaitu sistem Pemerintahan Negeri sebagai kesatuan masyarakat hukum adat dalam wilayah pemerintahan Provinsi Maluku. Hal ini memberi pemahaman bahwa sistem pemerintahan negeri memiliki implikasi pada aspek hukum adat yang terkait dengan pemahaman sejarah budaya suatu negeri. Oleh karena itu, dalam konteks pelestarian sumber daya budaya, pemerintahan negeri merupakan memori kolektif masyarakat Maluku yang harus dilestarikan. Dalam kaitan pelestarian sumberdaya budaya tersebut, penelitian yang dilakukan di Negeri Sirisori Islam ini diharapkan dapat merangkum totalitas sejarah budaya negeri Sirisori Islam. Selanjutnya, hasil penelitian ini merupakan kajian konseptual pendirian museum negeri di Sirisori Islam. Berdasarkan kajian konseptual tersebut, alternatif bentuk pengelolaan museum dapat mengadaptasi bentuk eco-museum sebagai upaya untuk melestarikan sumberdaya budaya yang ada di Negeri Sirisori Islam. Tema-tema yang dapat ditampilkan dalam penyajian museum diataranya; Sejarah Negeri Sirisori Islam, Tradisi Masyarakat Negeri Sirisori Islam, dan Koleksi Arkeologi Negeri Sirisori Islam.

Kata Kunci: Sumberdaya Budaya, Museum, Sirisori Islam, Eco- Museum.

(4)

Volume 9 Number 2, November 2013

KAPATA Arkeologi

ISSN 1858-4101 These Abstracts can be copied without permission and fee

DDC: 930.1 Marlon Ririmasse

The Archaeology of Kobror Island Aru Islands

Kapata Arkeologi, Volume 9 Number 2, November 2013, Hal. 59-74 The Aru islands is one of the key regions in the cultural historical study of Southeast Asia and Australia. This major role is represented at least by two aspects: firstly, the paleogeographical character of the Aru Islands as an extension of Sahulland that included New Guinea and Australia and secondly the role as a resource regio for exotic commodities such as pearl and bird of paradise. With this specific profile, Aru islands is potential to be studied archaeologically. Few archaeological studies had been initiated over last decade but still not balance with the colossal profile of regoin’s cultural history. This study tries to contribute in improving such condition by focusing on the archeological potential in the kobror island. As an initial study, this research has adopted the reconnaissance survey as a key method to collect data. Referential study also has been adapted to reconigze the historical background of the region. This study found that two major aspects : firstly, the prehistotic character of the archaeological profile of the region as represented by the presence of a rock art sites and secondly, living tradition as reflected by the representation of cave burial that associated with the application of boat as a symbol and traditional religion.

Keywords: Archaeology, Kobror Island, Rock Art

DDC: 930.1 Hari Suroto

The Subsistence Strategy and Prehistoric Settlement Location Consideration at Yomokho, Sentani

Kapata Arkeologi, Volume 9 Number 2, November 2013, Hal. 75-80 The research in the Sentani was concucted in the Yomokho site to understand the strategy of human occupation and subsistence.

Reconesaince survey and excavation was adopted in this research.

Focus group discussion was also adopted in this research to test the most adoptable heritage socialication for the school students.

Pottery is the main artifacts found in this research. The analysis also found that the past communities in the Yomokho site lived the traditional house. The main factor to consider this site as the place to live in the past was based on the location that nearby the lake and sago forest.

Keywords: Yomokho Site, Settlement, Subsistence

DDC: 930.1 Lucas Wattimena

The Classification of Tuhaha Village Community in Saparua Island, Central Mollucas: An Ethnoarchaeological Perspective Kapata Arkeologi, Volume 9 Number 2, November 2013, Hal. 81-88 The Meaning of Tuhaha community’s grouping based on archaeological remains can not be separated from one another, due to the partial temporal nature. This study used a literature study, in order to examine the issue of research, how society grouping Tuhaha State, based on archaeological remains. Archaeological remains is meant here is a dolmen, menhirs and the old village / ancient settlements. The objective of this study is to know and understand the patterns of grouping Tuhaha State community based archaeological remains. The results showed that grouping State community / village Tuhaha archaeological remains contextually based culture has symbolic interaction, integration and socio-cultural systems on the basis of grouping patterns in the structure of the dolmen, menhirs(micro scale) and Old village Huhule (macro scale). Huhule as anintegral unity of the social system, in which there are parts of the system dolmen, menhirs, as well as the concepts of cultural mapping (monodualisme). Integration between the dolmen of five, symbolizing Patalima community groups, and soa of nine (patasiwa).

Keywords: Classification Society, Dolmen, Menhir, Soa.

DDC: 930.1

Syahruddin Mansyur

The Conseptual Study of Negeri Sirisori Islam Museum Kapata Arkeologi, Volume 9 Number 2, November 2013, Hal. 89-102 Maluku provincial government has the local characteristic as represented in the “pemerintahan negeri” as a unified system of customary communities in Maluku province government areas. It gives an understanding that the land administration system has implications for aspects of customary law relevant to understanding the history of the culture of a country. Therefore, in the context of the preservation of cultural resources, land administration is the collective memory of the people of Maluku that must be preserved. In regard to the preservation of cultural resources, research conducted in the State Islamic Sirisori is expected to summarize the totality of the cultural history of the country Sirisori Islam. Further more, the results of this study is a conceptual study on the establishment of the museum Sirisori Islamic country. Based on the conceptual study, an alternative form of museum management can adapt the form of eco- museum as an attempt to preserve the cultural resources that existin Sirisori Islamic State. The themes that can be displayed in a museum presentation; State History Sirisori Islam, Islamic tradition Sirisori State Society, and the State Archaeological Collection Sirisori Islam.

Keywords: Resource Culture, Museum, Sirisori Islam, Eco-Museum.

DDC: 930.1 Andrew Huwae

Salib di Ujung Timur Nusa Lease: Gereja Ebenhaezer, Tinggalan Kolonial di Desa Sila-Leinitu Kecamatan Nusalaut

Kapata Arkeologi, Volume 9 Nomor 2, November 2013, Hal. 103-108 Tidak banyak gereja di Indonesia yang masih mempertahankan sifat keaslian sejak gereja tersebut didirikan. Meskipun menjadi gereja tertua di Kepulauan Ambon-Lease, Gereja Ebenhaezer di desa Sila-Leinitu Kecamatan Nusaluat yang dibangun pada tahun 1715 adalah salah satu dari sekian banyak gereja di Maluku yang masih mempertahankan sifat keaslian tersebut, walau telah beberapa kali mengalami renovasi bangunan. Penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan teknik arsitektur dan tata ruang gereja. Selain itu juga, penulisan ini menjelaskan tentang hasil temuan perlengkapan peribadatan di dalam ruang gereja yang kini sudah sangat jarang ditemui pada gereja lainnya di Maluku.

Kata Kunci : Gereja Ebenhaezer, Teknik Arsitektur, Tata Ruang Gereja.

(5)

ARKEOLOGI PULAU KOBROR KEPULAUAN ARU The Archaeology of Kobror Island Aru Islands

Marlon Ririmasse Balai Arkeologi Ambon Jl. Namalatu-Latuhalat 97118

ririmasse@yahoo.com

Naskah diterima: 21-06-2013; direvisi: 04-08-2013; disetujui: 06-09-2013 Abstract

The Aru islands is one of the key regions in the cultural historical study of Southeast Asia and Australia. This major role is represented at least by two aspects: firstly, the paleogeographical character of the Aru Islands as an extension of Sahulland that included New Guinea and Australia and secondly the role as a resource regio for exotic commodities such as pearl and bird of paradise. With this specific profile, Aru islands is potential to be studied archaeologically. Few archaeological studies had been initiated over last decade but still not balance with the colossal profile of regoin’s cultural history. This study tries to contribute in improving such condition by focusing on the archeological potential in the kobror island. As an initial study, this research has adopted the reconnaissance survey as a key method to collect data.

Referential study also has been adapted to reconigze the historical background of the region. This study found that two major aspects : firstly, the prehistotic character of the archaeological profile of the region as represented by the presence of a rock art sites and secondly, living tradition as reflected by the representation of cave burial that associated with the application of boat as a symbol and traditional religion.

Keywords: Archaeology, Kobror Island, Rock Art Abstrak

Kepulauan Aru adalah salah satu kawasan terpenting dalam studi sejarah budaya di Asia Tenggara dan Australia. Peran penting ini setidaknya diwakili oleh dua aspek: pertama, karakter paleogeografi Kepulauan Aru yang merupakan bagian dari perluasan daratan besar Sahul yang mencakup juga Papua dan Australia serta kedua, peran khas wilayah ini sebagai salah satu kawasan sumber komoditi eksotik seperti mutiara dan bulu burung cendrawasih. Dengan profil yang sedemikian kepulauan ini sejatinya memiliki potensi arkeologis yang cukup raya untuk dikaji. Beberapa penelitian arkeologis pada tahap mula memang telah dilaksanakan. Namun dirasa belum berbanding lurus dengan luasnya cakupan sejarah budaya wilayah ini. Tulisan ini mencoba untuk mengisi ruang dimaksud dengan memberi perhatian pada tinjauan atas potensi arkeologis yang ada di Pulau Kobror Kepulauan Aru. Sebagai sebuah kajian yang bersifat inisiasi, pendekatan yang digunakan adalah survei penjajakan guna merekam segenap data arkeologis yang ada di wilayah Kobror. Kajian pustaka juga dilakukan untuk menemukan kerangka historis wilayah kajian. Hasil penelitian menemukan aspek penting dalam tinjauan sejarah budaya di Kepulauan Aru: pertama adalah jejak budaya prasejarah yang teramati lewat situs lukisan cadas dan kedua, ragam tradisi berlanjut sebagaimana terekam dalam situs penguburan kuno yang tekait dengan aplikasi perahu sebagai simbol dan religi tradisional.

Kata Kunci: Arkeologi, Pulau Kobror, Seni Cadas

Arkeologi Pulau Kobror Kepulauan Aru, Marlon Ririmasse

59

DDC: 930.1 Andrew Huwae

The Cross at The End of Eastern Nusa Lease: The Ebenhaezer Church The Colonial Remains in The Village of Sila-Leinitu Nusalaut District

Kapata Arkeologi, Volume 9 Number 2, November 2013, Hal. 103-88 Not many churches in Indonesia, which still retain the authenticity of nature since the church was founded. Despite being the oldest church in Ambon Islands Lease, Ebenhaezer Church in the village of Sila Leinitu Nusa Laut sub-district which was built in 1715, is one of the many churches in the Moluccas which still retains the authenticity of nature, even after repeated experience of building renovations. This research aims to describe the architecture and layout of the church. In addition, this paper describes the findings of worship fixtures in the church hall which is now very rare in other churches in the Moluccas.

Keywords: The Ebenhaezer Church, Technical Architecture, Layout of the Church.

Referensi

Dokumen terkait

- S6 stated that Google Classroom assisted learning was useful, as it helped to carry out the learning process during the pandemic, which allowed students to learn from

Building Rank Based on Designation Values and Recommendations Building Name Final Value Interval Class Information Rumah Cina Yok Tjau Soe 97 82-106 Recommended for