Semoga bahan ajar ini dapat menambah pemahaman dan wawasan kita tentang bimbingan dan konseling, sehingga kita dapat mengembangkan diri kita secara maksimal. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah bukan hanya terletak pada ada tidaknya landasan hukum (peraturan perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik, setelah disebut sebagai klien, untuk dapat mengembangkan potensinya atau mencapai tugas perkembangannya (mengenai aspek fisik, emosional, intelektual, sosial dan moral-spiritual).
Latar belakang sosial budaya perlunya bimbingan dan konseling
Oleh karena itu, pendidikan yang kualitatif, efektif, atau ideal adalah pendidikan yang ketiga bidang kegiatan pokoknya terpadu secara sinergis, yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang pendidikan atau kurikulum, dan bidang bimbingan dan nasehat. Pendidikan yang hanya terfokus pada bidang administrasi dan pengajaran saja, sedangkan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling hanya akan menghasilkan klien yang cerdas dan berkemampuan akademis namun kurang memiliki kompetensi atau kematangan dalam aspek kepribadian.
Latar Belakang Agama Perlunya Bimbingan Dan Konseling
Latar belakang pendidikan perlunya bimbingan dan konseling
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan (sosial budaya) pendidikan dan siswa (psikologis) menjadi latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah. Ketiga hal di atas memerlukan bimbingan dan konseling sebagai salah satu unsur pendidikan umum di sekolah.
Latar belakang perkembangan IPTEK perlunya bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multi referensi, artinya merupakan ilmu yang mengacu pada berbagai ilmu lainnya. Bidang yang banyak memanfaatkan layanan komputer adalah bimbingan karir serta bimbingan dan konseling pendidikan.
Sejarah di Amerika 1898-1907
Munculnya Bimbingan dan Konseling di Amerika pada pergantian abad ke-20 merupakan panduan logis terhadap dinamika masyarakat Amerika pada saat itu. Bimbingan dan konseling dalam masyarakat Islam hendaknya didasarkan pada prinsip integrasi antara agama dan kehidupan duniawi.
Sejarah di Amerika Awal 1950
Sejarah di Indonesia Awal 1960
Bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar belum terealisasi sesuai harapan, dan belum ditunjuknya guru bimbingan dan konseling di sekolah dasar, kecuali di sekolah swasta tertentu. Pada tahun 1976, SMK diberikan aturan yang sama, sehingga terjalin kerjasama dengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang.
Sejarah di Indonesia 1980-an
Beberapa upaya pendidikan yang dilakukan pada dekade ini adalah penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984.
Bimbingan Konseling dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional
Secara formal, bimbingan dan konseling telah diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum tahun 1975, yang menyatakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan sekolah. Asal usul nama ini terutama didasarkan pada gagasan bahwa bimbingan dan konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan masyarakat.
Pengertian, Tujuan, Fungsi, Dan Prinsip Bimbingan
Pengertian Bimbingan
Surya berpendapat bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang berkelanjutan dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah. Dari pengertian di atas dapat kita pahami bahwa konseling pada prinsipnya adalah suatu proses pemberian bantuan, yang dilakukan oleh seorang profesional, kepada satu atau lebih individu dalam hal pemahaman diri, menghubungkan pemahaman diri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan citra diri dan kebutuhan lingkungan berdasarkan norma yang berlaku.
Pengertian Konseling
Sejalan dengan hal tersebut, Winkel (2005:34) mengartikan konseling sebagai serangkaian kegiatan bimbingan yang paling mendasar, dalam upaya membantu klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai permasalahan tertentu. atau masalah. Berdasarkan pengertian konseling di atas, maka dapat dipahami bahwa konseling adalah upaya membantu klien secara pribadi (melalui wawancara) yang dilakukan oleh seorang konselor, dengan tujuan untuk memberdayakan klien agar dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau permasalahan tertentu.
Tujuan Bimbingan Dan Konseling
Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu klien memahami dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan dan norma agama). Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan nasihat yang lebih proaktif dibandingkan fungsi lainnya. Fungsi adaptif, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu klien beradaptasi secara dinamis dan konstruktif terhadap dirinya dan lingkungannya.
Fungsi korektif, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu klien memperbaiki kesalahan dalam berpikir, merasakan dan bertindak (kemauan).
Pendekatan, Tahapan, dan Teknik konseling
Tahapan Bimbingan dan Konseling
Sedangkan dalam bidang bimbingan dan konseling, wawancara dapat mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti (a) mengumpulkan data, (b) menjalin hubungan baik, (c) memberikan bantuan. Mengenai layanan bimbingan dan konseling dalam konteks Indonesia, selain didasarkan pada empat landasan tersebut, juga harus didasarkan pada aspek pedagogi, agama, dan hukum-formal. Dengan kata lain pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak terstruktur sebagaimana mestinya.
Landasan bimbingan dan nasehat pada hakikatnya merupakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan diperhitungkan khususnya oleh.
Landasan Filosofis
Begitu pula dalam dunia konsultan, jika tidak didasari landasan atau fondasi yang kuat, maka konsultan itu sendiri akan hancur, dan individu yang mereka layani (klien) akan menjadi taruhannya. Secara teoritis, berdasarkan hasil kajian dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek utama yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan landasan ilmiah (ilmiah) dan. dasar teknologi. Landasan filosofis adalah landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bertanggung jawab secara logika, etika, dan estetis. jawaban atas pertanyaan filosofis tentang: apakah manusia itu?
Dengan memahami hakikat manusia, diharapkan setiap upaya bimbingan dan konseling tidak menyimpang dari hakikat manusia.
Landasan Psikologis
Begitu pula dengan lingkungan, ada individu yang tumbuh dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang memadai sehingga seluruh potensi bawaannya dapat dikembangkan secara maksimal. Namun ada juga individu yang hidup di lingkungan yang kurang mendukung dengan keterbatasan sarana dan prasarana, sehingga seluruh potensi yang dimilikinya tidak dapat dikembangkan dan disia-siakan dengan baik. Perkembangan individu mengacu pada proses pertumbuhan dan perkembangan individu yang dimulai dari saat pembuahan (sebelum kelahiran) hingga akhir hayat.
Untuk keperluan pelayanan bimbingan dan konseling serta dalam upaya memahami dan mengembangkan perilaku individu yang dilayaninya (klien), konselor harus memahami dan mengembangkan setiap motif dan motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu yang dilayaninya (klien). .
Landasan Sosial-Budaya
Dalam proses bimbingan akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dan klien, bisa saja antara konselor dan klien yang berbeda latar belakang sosial dan budaya. Agar komunikasi sosial antara konselor dan klien dapat harmonis, lima hambatan komunikasi berikut harus diantisipasi. Surya (2006) menyatakan kecenderungan bimbingan dan konseling multikultural bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat diterapkan pada lingkungan budaya plural seperti Indonesia.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan atas dasar semangat kesatuan dalam keberagaman, yaitu kesetaraan dalam keberagaman.
Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang mengharuskan klien yang menjadi sasaran layanan ikut serta secara aktif dalam pelaksanaan layanan/kegiatan bimbingan. Guru pembimbing harus mampu mengarahkan seluruh layanan bimbingan dan konseling yang diberikannya untuk mengembangkan kemandirian konselor. Asas yang berlaku saat ini, yaitu asas bimbingan dan konseling yang mensyaratkan bahwa sasaran layanan bimbingan dan konseling haruslah tepat.
Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan nasehat yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan nasehat dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip profesional.
Jenis Alat Pengumpul Data
Materi Layanan Orientasi Dan Informasi Layanan Orientasi : layanan yang memungkinan peserta
Layanan Penempatan
- Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak- Kanak Awal (0,0–6.0)
- Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-10)
- Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal a. Memilih pasangan
- Tugas Perkembangan Tingkat SLTP
- Tugas Perkembangan Peserta didik SLTA a. Mencapai kematangan dalam beriman dan
Setiap fase pengembangan ditandai dengan sejumlah tugas pengembangan spesifik yang harus diselesaikan. Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku dan keterampilan yang harus dikuasai sesuai dengan usia atau tahap perkembangannya. Tugas perkembangan individu timbul dari faktor: (1) kematangan fisik; (2) tuntutan budaya masyarakat; (3) tuntutan, dorongan, dan cita-cita individu itu sendiri; dan (4) norma agama.
Untuk kejelasan, butiran tugas pembangunan dari setiap peringkat mengikut Havighurst dibentangkan di bawah.
Perkembangan Sosial Anak-Anak
Perilaku berkuasa (incidental behavior), yaitu suatu jenis perilaku untuk mengontrol, mendominasi, atau bersikap suka memerintah dalam situasi sosial, merupakan salah satu bentuk perilaku tersebut, seperti meminta, memerintah, dan mengancam atau memaksa orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Seiring bertambahnya usia anak, sikap egoisnya mulai berkurang dan sikap sosialnya mulai berkembang, dalam hal ini rasa simpati terhadap orang lain. Seperti simpati, empati meningkatkan pemahaman tentang perasaan dan emosi orang lain, namun juga membutuhkan kemampuan untuk membayangkan diri Anda berada di tempat orang lain.
Anak yang pada masa bayi mendapatkan kepuasan dari hubungan yang hangat, dekat dan personal dengan orang lain lambat laun memberikan kasih sayang kepada orang di luar rumah, misalnya guru indera atau benda-benda tersebut disebut benda kesukaan.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMA
PROFIL KOMPETENSI LULUSAN SMA
ASPEK KOGNITIF
ASPEK PSIKOMOTOR
PENGEMBANGAN KOMPETENSI MELALUI BIMBINGAN KONSELING
BIMBINGAN PRIBADI SISWA SLTA a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta
BIMBINGAN SOSIAL SISWA SLTA a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik
Memperkuat kemampuan mengembangkan kecerdasan emosional dalam hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya dalam lingkungan sekolah yang sama maupun di luar sekolah.
BIMBINGAN BELAJAR SISWA SLTA a. Pemantapan sikap dan kebiasaan dan
BIMBINGAN KARIR SISWA SMA
PENGENALAN DIRI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGEMBANGAN DIRI DAN KARIR
Memahami Ciri-ciri Perkembangan/Potensi/Tugas peserta didik dan membantu memahaminya secara obyektif/realistis. Memberikan layanan bimbingan dan informasi tentang berbagai aspek kehidupan yang perlu dipahami peserta didik guna mencegah terjadinya permasalahan. Kuratif Membantu peserta didik agar dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya (pribadi, sosial, akademik atau karir).
Arahan bimbingan dan konseling mengembangkan kompetensi siswa agar mampu memenuhi tugas perkembangannya secara optimal dan membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya.
VISI BIMBINGAN DAN KONSELING Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian
MISI BIMBINGAN DAN KONSELING Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa
Filosofi tentang manusia ini memiliki implikasi terhadap praktik terapi yang berpusat pada klien, di mana terapis menempatkan tanggung jawab proses terapeutik pada klien, bukan pada terapis yang memegang otoritas. Pendekatan konseling yang berpusat pada klien menekankan pada kemampuan klien untuk mengidentifikasi hal-hal yang penting bagi mereka dan memecahkan masalahnya sendiri. Carl R. Rogers mengembangkan terapi yang berpusat pada klien sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya sebagai keterbatasan mendasar psikoanalisis.
Pendekatan yang berpusat pada klien ini menaruh kepercayaan besar pada kemampuan seseorang untuk mengikuti jalur terapi dan menemukan arahnya sendiri.
Konseling / Terapi Gestalt
Konseling Trait & Factor
Langkah merangkum dan mengorganisasikan data hasil analisis sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat, kelebihan, kelemahan, dan kemampuan beradaptasi klien. Faktanya, ini adalah langkah awal dalam panduan dan harus dapat menemukan keputusan yang dapat menimbulkan masalah, penyebabnya, karakteristik pelanggan yang relevan dan pengaruhnya terhadap penyesuaian pribadi. D. Merupakan hubungan untuk membantu klien menemukan sumber dayanya sendiri dan sumber di luar dirinya, baik di lembaga, sekolah, dan masyarakat dalam upaya mencapai perkembangan dan adaptasi yang optimal, sesuai dengan kemampuannya.
Berkenaan dengan itu, ada lima jenis konseling, yaitu: 1) pembelajaran terbimbing ke arah pemahaman diri 2) pendidikan ulang atau pengajaran sesuai kebutuhan individu sebagai alat untuk... mencapai tujuan pribadi dan penyesuaian hidup.
Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling Kegiatan bimbingan dan koseling secara keseluruhan
Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling 3. Layanan Orientasi, yaitu Layanan BK yang
Untuk mempunyai pengetahuan tentang lingkungan hidup diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang timbul sehubungan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, kedudukan dan sosial budaya. Hal ini memungkinkan menentukan arah hidupnya, menentukan segala sesuatu yang perlu dilakukan dan bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan informasi yang ada.