• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIK. a Pengertian Bimbingan Dan Konseling Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORITIK. a Pengertian Bimbingan Dan Konseling Islam"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORITIK A. Kajian pustaka

1. Bimbingan dan Konseling Islam

a Pengertian Bimbingan Dan Konseling Islam

Secara umum Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus oleh guru pembimbing kepada individu yang membutuhkannya, agar individu atau sekelompok individu dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dan

menjadi pribadi yang mandiri.15

Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam pada dasarnya sama dengan pengertian bimbingan konseling pada umumnya, hanya saja dalam Bimbingan dan Konseling Islam pelaksanaannya didasarkan atas nilai – nilai keagamaan.

Menurut Stoops dan Walquist dalam bukunya Jamal Ma’ruf Asmani “Bimbingan dan Konseling di sekolah” mengemukakan Bimbingan adalah Proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar - besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky Bimbingan Konseling Islam adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran, dan

15Jamal Ma’mur Asmani,

Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Yogyakarta : DIVA press, 2010), hal. 36

(2)

pedoman kepada individu agar dapat mengembangkan potensi akal fikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup yang sedang dihadapi agar bisa hidup dengan baik dan benar secara mandiri yang berpedoman dengan

Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.16

Bimbingan konseling agama menurut H.M Arifin adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik kesulitan lahir maupun batin. Yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi masalahnya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui

dorongan kekuatan iman dan takwanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.17

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu proses bantuan seseorang atau sekelompok orang yang mengalami kesulitan lahir dan batin yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa yang akan datang, dimana bantuan tersebut berupa pertolongan dibidang spiritual agar yang bersangkutan mampu mengatasi masalahnya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri dengan melalui kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang berlandaskan pada ajaran islam.

16

M. Hamdani, Adz-Dzaky, Psikoterapi dan Konseling Islam (Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001), hal. 137

17

H.M Arifin, Pokok – Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama

(3)

b Unsur – Unsur Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan Konseling Islam adalah sebagai bentuk pemberian bantuan kepada seseorang yang membutuhkan, pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang terdiri dari komponen yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Yang menjadi komponen antara lain :

1) Konselor

Konselor sama halnya dengan pembimbing adalah orang yang mempunyai kewenangan (kompetensi) untuk melakukan Bimbingan dan Konseling secara Islami. Di dalam pelaksanaannya terdiri dari :

a) Ahli Bimbingan dan Konseling

b) Ahli psikologi

c) Ahli pendidikan

d) Ahli Agama18

Menurut H.M. Arifin, didalam bukunya “Pokok – Pokok Pikiran tantang Bimbingan dan Konseling Islam”. Menyatakan bahwa : seorang konselor dituntut untuk memiliki syarat- syarat mental pribadi tertentu karena mengingat tugas konselor adalah memberikan pencerahan jiwa sampai pada pengalaman ajaran agama kepada mereka (conselee).

18

Imam Suyuti Farid, Pokok – Pokok Bahasan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Sebagai Teknik Dakwah (Surabaya : Bagian Penerbitan Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1997), hal. 13

(4)

Beberapa persyaratan mental pribadi tersebut yang pokok antara lain :

a) Memiliki pribadi yang menarik, serta rasa berdedikasi tinggi

dalam tugasnya.

b) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan klien .

c) Bersikap terbuka, artinya tidak memiliki watak yang suka

menyembunyikan suatu maksud yang tidak baik.

d) Memiliki rasa cinta terhadap orang lain dan suka bekerja sama

dengan orang lain.

e) Memiliki kecekatan berfikir, cerdas sehingga mampu memahami

apa yang dikehendaki klien.

f) Harus sehat jasmani dan rohani, tidak terpecah – pecah jiwa

(karena frustasi).

g) Memiliki kematangan jiwa (kedewasaan) dalam segala perbuatan.

h) Bila konselor tersebut bertugas di bidang pembinaan agama,

berakhlak mulia, serta aktif menjalankan ajaran agama.

2) Klien

Klien (konseli) adalah orang yang sedang menghadapi masalah karena dia sendiri tidak mampu menyelesaikan masalahnya.

Menurut Imam sayuti didalam bukunya “Pokok – Pokok Bahasan Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama Sebagai Teknik Dakwah”, Konseli atau subyek bimbingan konseling islam adalah

(5)

yang mempunyai masalah yang memerlukan bantuan bimbingan dan

konseling.19

Adapun syarat – syarat seorang konseli (klien) adalah sebagai berikut :

a) Keberanian dan kemampuan untuk mengungkapkan pikiran

perasaannya serta masalah – masalah yang dihadapi.

b) Konseli harus mempunyai motivasi yang kuat untuk mencari

penjelasan atau masalah yang dihadapi, disadari sepenuhnya dan mau dibicarakan dengan konselor. Persyaratan ini merupakan persyaratan dalam arti untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan terapi.

c) Keinsyafan akan tanggung jawab yang dipikul oleh konseli dalam

mencari penyelesaian terhadap masalah dan melaksanakan apa

yang diputuskan dalam akhir konseling. 20

3) Masalah

Konseling itu berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh individu (klien), dimana masalah adalah sesuatu yang menghambat, merintangi dan mempersulit dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan. Hal semacam itu perlu ditangani oleh konselor bersama klien.

Menurut W.S Winkel dalam bukunya “Bimbingan Konseling Di Sekolah menengah”, masalah adalah sesuatu yang menghambat,

19

Imam Sayuti Farid, Pokok – Pokok Bahasan Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama Sebagai Teknik Dakwah, hal. 29

20

W.S.Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), hal. 309

(6)

merintangi, mempersulit dalam mencapai usaha untuk mencapai tujuan.21

Dengan demikian keberadaan masalah ini tergantung pada diri klien dan keluarga untuk perlu diadakan kegiatan Bimbingan Konseling Islam dengan cara memberikan petunjuk dan jalan keluar agar klien dapat memecahkan masalahnya sehingga hambatan dan rintangan dapat diatasi dan akhirnya kebahagiaan hidup bisa tercapai.

c. Prinsip – Prinsip Bimbingan dan Konseling

Dalam buku yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Ahmadi Rohani prinsip – prinsip tersebut antara lain :

1) Usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh kepada semua

orang.

2) Dalam memberikan suatu bimbingan harus diingat, bahwa semua

orang meskipun sama dalam kebanyakan sifatnya, namun mempunyai perbedaan itulah yang harus diperhatikan.

3) Supaya bisa berhasil dengan baik, dibutuhkan pengertian yang

mendalam mengenai orang – orang yang dibimbing.

4) Dibutuhkan suatu kerja sama yang baik antara pembimbing dengan

badan atau yayasan dalam masyarakat yang mempunyai hubungan dengan usaha bimbingan tersebut.

5) Usaha bimbingan harus bersifat lues sesuai dengan kebutuhan dan

keadaan masyarakat serta kebutuhan individual.

21

W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah (Jakarta: Gramedia, 1989), hal. 12

(7)

6) Berhasil tidaknya suatu bimbingan sebagian besar bergantung pada orang yang minta tolong tersebut, pada kesediaan, kesanggupan, dan proses yang terjadi dalam diri dan orangnya sendiri.

d. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

1. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Dalam Bimbingan dan Konseling Islam dapat dilaksanakan untuk mengatasi Depresi karena setiap manusia terkadang menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginannya dengan membantu, menjaga dan mengembangkan situasi atau keadaan klien dan masalah – masalah yang dihadapinya, sehingga Konseling Islam dilaksanakan dengan harapan klien memperoleh ketentraman hatinya kembali

dengan mengaharap ridlo Allah.22

Secara singkat bimbingan mempunyai tujuan memberi

pertolongan kepada individu yang di tolong agar ia dapat mencapai atau memiliki kehidupan yang layak dan berbahagia di masyarakat. Tujuan tersebut meliputi :

1) Pengenalan dan penerimaan terhadap diri sendiri

2) Penyesuaian diri terhadap lingkungan

3) Pengembangan potensi semaksimal mungkin

4) Pemecahan masalah dengan baik dan realistis.23

22

Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar Pelaksanaannya (Jakarta: CV Rajawali 1985), hal. 11

23

Amadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling Disekolah (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hal. 34-35

(8)

Tujuan Konseling Islam yang diberikan oleh Erhamwilda dibagi menjadi dua yaitu : tujuan secara umum / jangka panjang dan secara khusus / jangka pendek. Tujuan umum Konseling Islam adalah untuk mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Untuk mencapai tujuan umum tersebut dalam proses konseling perlu dibangun kemandirian individu sebagai pribadi muslim. Adapun ciri – ciri pribadi muslim yang diharapkan terbentuk melalui konseling adalah

a) Individu mampu mengenal dirinya sebagai makhluk ciptaan

Allah, sebagai makhluk yang unik dengan kelemahan dan kekurangannya.

b) Individu menerima keberadaan diri dan lingkungannya secara

positif dan dinamis yang dituntut dengan sejumlah tugas dan tanggung jawab dalam hidup.

c) Individu mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan

tuntunan nilai ilahi dalam eksistensi dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang diberi fitrah dengan potensi/kalbu, akal, fisik/psikis dan hawa nafsu, sebagai makhluk individu yang unik, sebagai makhluk sosial yang terkait dengan lingkungan sosial/orang lain di luar dirinya.

d) Individu mampu mengarahkan dirinya sesuai keputusan yang

(9)

e) Individu mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai insan yang tunduk pada aturan ilahi, menjadi dirinya sendiri yang bersikap dan bertindak sesuai fitrahnya, sebagai individu yang mampu menempatkan dirinya dalam lingkungan sosialnya sesuai nila – nilai islam.

Selanjutnya tujuan khusus proses konseling adalah membantu klien mengatasi masalahnya dengan cara mengubah sikap dan perilaku klien yang melanggar tuntunan islam menjadi sikap dan perilaku

hidup sesuai dengan tuntunan islam.24

Dari beberapa penjelasan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan Bimbingan dan Konseling Islam adalah membantu individu menghadapi dan mengatasi masalah dengan memfungsikan nilai ajaran agama Islam sehingga diharapkan orang tersebut dapat memecahkan masalahnya sendiri agar dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhirat.

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

a) Fungsi Pencegahan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang

akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya klien dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian – kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

24

(10)

b) Fungsi pengentasan adalah memecahkan masalah yang dihadapi

atau dialaminya sehingga bisa mengurangi bahkan

menghilangkan beban tersebut.

c) Fungsi pengembangan adalah membantu individu memelihara

dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah baginya.

d) Fungsi pemeliharaan adalah membantu individu menjaga agar

situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengundang atau mempunyai masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan

itu bertahan lama.25

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa fungsi Bimbingan dan Konseling Islam dapat dilaksanakan dalam mengatasi depresi karena setiap manusia terkadang tidak bisa menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginannya, konselor dengan membantu, menjaga, atau menegembangkan keadaan klien menjadi lebih baik, sehingga Bimbingan dan Konseling Islamdilaksanakan dengan harapan klien memperoleh

ketentraman hatinya kembali denga mengharap ridlo Allah.26

25

Aunur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta : UII Press, 2001), hal. 31

26

Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar Pelaksanaannya (Jakarta : CV Rajawali 1985), hal. 11

(11)

e. Asas – Asas Bimbingan dan Konseling Islam

a) Asas Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Kebahagiaan hidup di dunia bagi orang muslim hanya

merupakan kebahagiaan yang bersifat sementara, karena

kebahagiaan akhiratlah yang menjadi tujuan utama, sebab kebahagiaan akhirat merupakan kebahagiaan yang abadi, yang amat baik.

b) Asas Fitrah

Manusia menurut islam dilahirkan dalam atau membawa

fitrah, yaitu berbagai kemampuan potensi bawaan dan

kecenderungan sebagai muslim atau beragama.

c) Asas Lillahi Ta’ala

Bimbingan dan Konseling Islam diselenggarakan semata – mata karena Allah, konsekuensi dari asas ini berarti pembimbing melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih. Sementara yang dibimbing pun menerima atau meminta bimbingan dan konseeling dengan ikhlas dan rela, karena semua pihak merasa bahwa yang dilakukan adalah karena dan untuk mengabdi kepada Allah semata, sesuai dengan fungsi dan tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengabdi kepada-Nya. Allah berfirman dalam surat Al-An’am ayat 162 :

(12)

Artinya “Katakanlah : Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (Q.S. Al

An’am : 162)27

d) Asas Bimbingan Seumur Hidup

Manusia hidup betapapun tidak akan ada yang sempurna dan selalu bahagia. Dalam kehidupannya mungkin saja manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Oleh karena itu, maka Bimbingan Konseling Islam diperlukan selama hayat dikandung badan.

e) Asas Kesatuan Jasmani dan Rohani

Bimbingan dan Konseling Islam memperlakukan

konselinya sebagai makhluk jasmaniyah. Rohaniyah tidak

memandang sebagai makhluk biologis semata, atau makhluk rohaniyah semata. Bimbingan dan Konseling Islam membantu individu untuk hidup dalam keseimbangan jasmaniyah dan rohaniyah tersebut.

f) Asas Kemajuan Individu

Bimbingan dan konseling islam, berlangsung pada citra manusia menurut islam, bahwa memandang seorang individu

27

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta : Intermasa, 1986), hal. 216

(13)

merupakan suatu maujud (Eksisitensi) tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan individu dari apa yang lainnya dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai konsekuensi dari haknya dan kemampunnya fundamental potensi rohaniyahnya. Mengenai perbedaannya individual bisa dilihat dari Al Qur’an surat Al Qomar ayat 49

Artinya “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut

ukuran”. (Q.S. Al Qomar : 49)28

g) Asas Sosialitas Manusia

Dalam Bimbingan dan Konseling Islam, sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan hak individu (jadi bukan komunisme), hak individu juga diakui dalam batas tanggung jawab sosial.

h) Asas Kekhalifahan Manusia

Sebagai khalifah di bumi, manusia harus memelihara keseimbangan, sebab – sebab problem kehidupan kerap kali muncul dari ketidak seimbangan tersebut yang diperbuat oleh manusia itu sendiri. Sebagai khalifah makhluk Allah yang harus mengabdi pada – Nya.

Kedudukan manusia sebagai khalifah itu dalam

keseimbangan dengan kedudukannya sebagai makhluk Allah yang

28

(14)

harus mengabdi kepada-Nya. Dan jika memiliki kedudukan tidak akan mengedepankan hawa nafsu belaka.

i) Asas Keselarasan dan Keadilan

Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan dan

keseimbangan, keserasian dalam segala segi. Dengan kata lain, islam menghendaki manusia berlaku “adil” terhadap hak dirinya sendiri, hak orang lain “hak” alam semesta (hewan dan tumbuhan dan lain sebagainya) dan juga hak Tuhan.

j) Asas Pembinaan Akhlakul Karimah

Bimbingan dan Konseling Islam membantu konseli untuk

atau yang dibimbing, memelihara, mengembangkan,

menyempurnakan sifat – sifat yang tidak baik tersebut.

k) Asas Kasih Sayang

Setiap orang memerlukan cinta kasih dan sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan dan Konseling Islam dilakukan dengan berdasarkan kasih sayang, sebab hanya dengan kasih sayanglah bimbingan dan konseling dapat berhasil.

l) Asas Saling Menghargai dan Menghormati

Dalam Bimbingan dan Konseling Islam, kedudukan pembimbing atau konselor dengan yang dibimbing pada dasarnya sama atau sederajat, perbedaannya terletak pada fungsinya saja, yakni pihak yang satu memberikan bantuan dan yang satu menerima

(15)

bantuan. Hubungan yang terjalin antara pihak yang dibimbing merupakan hubungan yang saling menghormati sesuai kedudukan masing – masing sebagai makhluk Allah. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 86 :

Artinya “ Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”.

(Q.S. An Nisa’ : 86)29

m) Asas Musyawarah

Bimbingan dan Konseling Islam dilakukan dengan asas musyawarah, artinya antara pembimbing (konselor) dengan yang dibimbing atau konseli terjadi dialog amat baik, satu sama lain tidak saling mendekatkan, tidak ada perasaan tertekan dan keinginan tertekan.

n) Asas Keahlian

Bimbingan dan konseling islam dilakukan oleh orang – orang yang memang memiliki kemampuan, keahlian dibidang tersebut. Baik keahlian dalam metodologi dan teknik – teknik

29

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta : Intermasa, 1986), hal. 133

(16)

Bimbingan dan Konseling maupun dalam bidang yang menjadi

permasalahan (obyek garapan atau materi) bimbingan konseling.30

f. Langkah – Langkah Bimbingan dan Konseling

Dalam rangka penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling untuk memberikan bantuan kepada mereka sesuai dengan masalah yang dihadapinya, maka dalam memecahkan masalahnya diperlukan langkah – langkah sebagai berikut :

1) Identifikasi adalah langkah yang mengumpulkan data ke berbagai macam sumber yang berfungsi untuk mengetahui kasus beserta gejala – gejala yang nampak.

2) Diagnosa adalah langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya.

3) Prognosa adalah langkah untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi apa yang dilaksanakan untuk menangani masalah tersebut. 4) Terapi adalah langkah pelaksanaan bantuan dan bimbingan. 5) Evaluasi dan follow up adalah langkah untuk menilai atau

mengetahui sampai sejauh manakah terapi yang telah dilakukan

telah mencapai hasilnya.31

30

Aswadi, Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam (Surabaya : Dakwah Digital Press, 2009), hal. 28 - 31

31

I Jumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung : C.V. Ilmu, 1975), hal 104 - 106

(17)

2. Depresi

a. Pengertian Depresi

Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan atau gairah) disertai dengan gejala

– gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan.32

Depresi menurut Dadang Hawari adalah salah satu bentuk (afektif mood) yang ditandai dengan kemurungan, ketidak gairahan hidup,

perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya.33

Sedangkan menurut Widjaja Depresi adalah periode gangguan fungsi yang disertai mood yang tertekan dengan gejala – gejala yang berhubungan seperti gangguan tidur, makan, perubahan konsentrasi, perasaan lelah, perasaan putus asa, tidak berdaya dan pikiran bunuh diri.34

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan depresi adalah suatu bentuk gangguan kejiwaan yang ada pada seseorang yang disertai dengan adanya gejala – gejala dan tanda – tanda spesifik yang mengganggu kewajaran sikap dan tindakan seseorang atau pengurangan aktifitas fisik, maupun mental dan kesukaran dalam berfikir.

32

Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologis, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 13

33

Dadang Hawari, managemen Stres, Cemas dan Dpresi (Jakarta : Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011), hal. 91

34

Widjaja Kusuma, Kedaruratan Psikiatrik Dalam Praktek (Jakarta : Profesional Book,1997), hal. 243

(18)

b. Gejala – Gejala Depresi

Sebelum menjelajah lebih lanjut untuk mengetahui gejala depresi, kita akan mengenal apa artinya gejala. Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku, atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu yang bersamaan.

Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang

secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi.35

1) Gejala Fisik

a) Gangguan pola tidur

b) Menurunnya tingkat aktifitas, menyukai kegiatan yang tidak

melibatkan orang lain.

c) Menurunnya produktifitas kerja.

d) Mudah merasa letih dan sakit.

2) Gejala Psikis

a) Kehilangan rasa percaya diri

b) Sensitif

c) Merasa diri tidak berguna

d) Perasaan bersalah

e) Perasaan terbebani

3) Gejala Sosial

Masalah yang terjadi yaitu ketika berinteraksi dengan masyarakat. Namun masalah ini tidak hanya berbentuk konflik,

35

Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologis (Jakarta : Kencana, 2009), hal 22

(19)

namun masalah lainnya seperti perasaan minder, bersalah, malu, dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal atau enggan bicara.

Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada

kesempatan.36

c. Ciri – Ciri Depresi

Dalam kehidupan sehari – hari sikap seseorang yang mengalami depresi dapat terlihat dari kepribadiannya, corak depresi dapat ditunjukkan melalui sikap sebagai betrikut :

1) Mudah merasa bersalah/berdosa.

2) Mudah mengalah

3) Enggan berbicara

4) Mudah terasa haru, sedih dan menangis

5) Pemurung, sukar untuk bisa tenang, sukar untuk merasa bahagia.

6) Pesimis menghadapi masa depan

7) Memandang diri rendah

8) Tidak ada kepercayaan diri

9) Mudah tersinggung

10) Serba cemas, khawatir, takut

11) Mudah tegang, gelisah

12) Gerakan lamban, lemah, lesu dan kurang energik

36

Namora Lumongga Lubis, Depresi Tinjauan Psikologis (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 25

(20)

13) Merasa tidak mampu, merasa tidak berguna

14) Sulit mengambil keputusan

15) Lebih suka menjaga jarak, menghindari keterlibatan dengan orang.

16) Lebih suka menyisihkan diri, tidak suka bergaul, pergaulan sosial

amat terbatas

17) Pemalu dan pendiam (introvet)37

d. Faktor – Faktor Penyebab Depresi

1) Kekecewaan

Dari beratus – ratus depresi dapat diamati tanpa perkecualian mereka memulainya dengan kekecewaan atau pengalaman yang tidak menyenangkan. Tidak ada seorangpun yang

depresi jika segala sesuatu berjalan menurut rencana.38

2) Kurangnya Harga Diri

Kekurangan ini cenderung dilebih – lebihkan menjadi ekstrim, karena harapan – harapan yang tidak realistis membuat dia tidak mampu memperkuat masalah.

3) Penyakit

Periode – periode yang memperpanjang rasa sakit membuat anda mudah terserang depresi dan pengaruh sampingan obat – obatan mungkin memperkuat masalah.

37

Dadang Hawari, Al qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Yogyakarta : PT Bukit Prima Rasa, 1996), hal. 58

38

Kusumanto, Yul Iskandar, Rudy Salan,Kedja Musadik, Depresi Beberapa Pandangan Teori dan Implikasi Praktek di Bidang Kesehatan Jiwa (Yayasan Dharma Graha), hal. 11

(21)

4) Perbandingan Yang Kurang Adil

Hampir setiap saat anda mengajar perbandingan yang tidak seimbang, mencocokkan kekurangan anda dengan terhadap kekurangan orang lain. Hal yang membuat perbandingan ini menyakitkan adalah anda tidak menyadari kelemahan orang lain dan rasa iri hati memperkuat ketidakpuasan anda.

5) Tujuan Yang Tidak Tercapai

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang berjuang untuk mencapai tujuan. Tanpa tujuan dia berhenti berjuang. Tetapi jika kita mengalami kekecewaan yang tidak berlebihan atau terlerahkan sesudah tujuan itu tercapai.

3. Terapi Realitas

a Pengertian Terapi Realitas

Realitas adalah suatu system yang difokuskan pada tingkah laku sekarang. Terapis berfungsi sebagai guru dan model serta mengonfrontasi klien dengan cara-cara yang bisa membantu klien menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Inti dari terapi realitas adalah penerimaan tanggung jawab pribadi yang dipersamakan dengan kesehatan mental. Terapi realitas, yang menguraikan prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur yang dirancang untuk membantu orang-orang dalam mencapai suatu “identitas keberhasilan”. Dapat di terapkan pada psikoterapi, konseling,

(22)

pengajaran, kerja kelompok, konseling perkawinan, pengelolaan

lembaga, dan perkembangan masyarakat.39

Menurut Gerald Corey dalam bukunya “Teori dan Praktek Konselor dan Psikoterapi” dikatakan bahwa Terapi Realitas adalah terapi jangka pendek yang berfokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya merupakan jalan dimana para klien bisa belajar tingkah laku yang lebih realistis dan karenanya bisa mencapai

keberhasilan.40

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Terapi Realitas adalah salah satu terapi yang dapat digunakan dalam proses pelaksanaan konselor, yang mana memfokuskan pada tanggung jawab seseorang terhadap perilakunya sesuai dengan realitas yang ada. Terapi Realitas berusaha membantu klien untuk menilai kembali tingkah lakunya dari sudut bertindak dan bertanggung jawab. Dengan demikian proses konseling bagi konselor merupakan pengalaman belajar menilai dirinya sendiri dimana ia membantu klien mengganti tingkah laku yang keliru dengan tingkah laku yang tepat, sehingga klien dapat mencapai kebahagiaan.

39

Latipun, psikologi konseling ( malang : umm press, 2004), hal. 20

40

Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (Bandung : Rafika Aditama, 1999), hal. 9

(23)

b Ciri – Ciri Terapi Realitas

Sekurang-kurangnya ada 6 ciri yang menentukan terapi realitas sebagai berikut :

1) Terapi realitas menolak tentang penyakit mental. Ia berasumsi

bahwa bentuk – bentuk gangguan tingkah laku yang spesifik adalah akibat dari ketidak bertanggung jawaban. Pendekatan ini tidak

berurusan dengan diagnosis – diagnosis psikologis. Ia

mempersamakan gangguan mental dengan tingkah laku yang tidak bertanggung jawab dan mempersamakan kesehatan mental dengan tingkah laku yang bertanggung jawab.

2) Terapi realitas berfokus pada tingkah laku sekarang.alih – alih pada

perasaan – perasaan dan sikap – sikap. Meskipun tidak menganggap perasaan – perasaan dan sikap – sikap itu tidak penting, terapi ini menekankan kesadaran atas tingkah laku sekarang. Terapi realitas juga tidak bergantung pada pemahaman untuk mengubah sikap – sikap, tetapi menekankan bahwa perubahan sikap mengikuti perubahan tingkah laku.

3) Terapi realitas berfokus pada saat sekarang, bukan pada masa

lampau. Karena masa lampau seseorang itu telah tetap dan tidak bisa diubah. Maka sekarang dan masa yang akan datang terapis terbuka untuk mengeksplorasi segenap aspek – aspek dari kehidupan klien sekarang, mencakup harapan – harapan, ketakutan – ketakutan dan nilai – nilainya. Terapi ini menekankan kekuatan –

(24)

kekuatan, potensi – potensi, keberhasilan – keberhasilan dan kualitas – kualitas positif dari klien dan tidak hanya memperhatikan

kemalangan dan gejala – gejalanya. Glasser berpendapat bahwa

klien dipandang sebagai “ pribadi dengan potensi yang kuat, bukan hanya sebagai pasien yang memiliki masalah – masalah”.

4) Terapi realitas menekankan pertimbangan – pertimbangan nilai.

Terapi ini menempatkan pokok kepentingannya pada peran klien dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa yang membantu kegagalan yang dialaminya. Terapi ini beranggapan bahwa perubahan mustahil terjadi tanpa melihat pada tingkah laku dan membuat beberapa ketentuan mengenai sifat – sifat konstruktif dan dekstruktifnya. Jika para klien menjadi sadar bahwa mereka tidak akan memperoleh apa yang mereka inginkan dan bahwa tingkah laku mereka akan merusak diri, maka ada kemungkinan yang nyata untuk terjadinya perubahan positif, semata – mata karena mereka menetapkan bahwa alternative bias lebih baik dari pada gaya mereka sekarang yang tidak realistis.

5) Terapi realitas menekankan pada aspek – aspek kesadaran, bukan

aspek – aspek ketidaksadaran. Teori psikoanalitik, yang berasumsi bahwa pemahaman dan kesadaran atas proses – proses ketidaksadaran sebagai suatu persyaratan bagi perubahan kepribadian, menekankan pengungkapan konflik – konflik tak sadar melalui teknik – teknik eperti analisi transferensi, analisis

(25)

mimpi, asosiasi bebas, dan analisis resistensi. Sebaliknya, terapi realitas menekankan kekeliruan yang dilakukan oleh klien, bagaiman tingkah laku klien sekarang sehingga ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, dan bagaimana bisa terlibat dalam suatu rencana bagi tingkah laku yang berhasil yang berlandaskan tingkah laku yang bertanggung jawab.

6) Terapi realitas menekankan tanggung jawab. Glasser berpendapat

bahwa “kemampuan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan mereka”. Belajar tanggung jawab adalah proses seumur hidup. Meskipun kita memiliki kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk memiliki rasa berguna, kita tidak memiliki kemampuan bawaan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan itu.

Glasser menyatakan bahwa “kita perlu belajar mengoreksi diri

apabila kita berbuat salah dan membanggakan diri apabila kita berbuat benar”. Untuk memperbaiki tingkah laku kita apabila dibawah standar, kita perlu mengevaluasi tingkah laku kita itu. Oleh karena itu, bagian yang essensial dari terapi realitas mencakup moral, standart – standart, pertimbangan – pertimbangan nilai, serta benar dan salahnya tingkah laku karena semua itu berkaitan erat

dengan pemenuhan kebutuhan akan rasa berguna.41

41

Gerald Corey, Teori dan PraktekKonseling dan Psikoterapi (Bandung : PT Rafika Aditama, 2010) , hal. 274 - 276

(26)

c Tujuan Terapi Realitas

Tujuan umum terapi realitas adalah membantu seseorang untuk mencapai otonomi. Otonomi adalah kematangan yang diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan internal. Terapi realitas membantu orang-orang dalam menentukan dan memperjelas tujuan-tujuan mereka. Terapis membantu klien menemukan alternative – alternative dalam mencapai tujuan- tujuan. Tetapi klien sendiri yang menetapkan tujuan – tujuan terapi.

Glasser dan zunnin sepakat bahwa terapi harus memiliki tujuan-tujuan yang ditentukan oleh klien. Meskipun tidak ada kriteria yang kaku yang pencapaiannya menandai selesainya terapi.

d Teknik – Teknik Terapi Realitas

Terapi realitas bisa ditandai sebagai terapi yang aktif secara verbal. Dalam membantu klien dalam menciptakan identitas keberhasilan, terapis bisa menggunakan beberapa teknik sebagai berikut :

1) Terlibat dalam permainan peran dengan klien

2) Menggunakan humor

3) Mengkonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun

4) Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana yang spesifik

bagi tindakan

5) Bertindak sebagai model atau guru

(27)

7) Menggunakan terapi “kejutan verbal” atau sarkasme yang layak untuk mengkonfrontasikan klien dengan tingkah lakunya yang tidak realistis.

8) Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari kehidupan

yang lebih efektif. 42

Terapi realitas tidak memasukkan sejumlah teknik yang secara umum diterima oleh pendekatan – pendekatan terapi lain. Praktek terapi realitas berusaha membangun kerjasama dengan para klien untuk membantu mereka dalam mencapai tujuan-tujuannya.

4. Remaja Hamil Di Luar Nikah

Remaja berasal dari kata latin yakni adolescere yang berarti

“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Sedangkan dalam bahasa inggris

adalah adolesence yang berarti berangsur – angsur.

Masa remaja adalah masa Time Transition (perpindahan) dari masa anak ke masa dewasa. Pada periode ini digambarkan oleh para ahli psikologi sebagai periode yang penuh dengan tekanan dan ketegangan (stress and strain), karena pertumbuhan kematangannya baru hanya pada aspek fisik, sedangkan psikologinya masih belum matang saat mereka mengahadapi perubahan masa anak ke masa dewasa yang sangat cepat karena mereka mengalami ketidaktentuan tatkala mencari kedudukan dan identitas. Para remaja bukan lagi kanak-kanak, tetapi belum juga menjadi

42

Gerald Corey, Teori dan PraktekKonseling dan Psikoterapi (Bandung : PT Rafika Aditama, 2010) , hal. 274 - 276

(28)

orang dewasa. Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitif karena perannya

belum tegas.43

Hamil adalah suatu proses pertemuan antara sel telur dan sperma sehingga menjadi embrio yang terjadi pada wanita di masa subur dengan

salah satu ciri terlambatnya siklus haid.44

Jadi remaja hamil di luar nikah adalah suatu proses kehamilan yang terjadi sebelum adanya sebuah pernikahan karena telah melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan kehamilan di luar nikah.

5. Depresi Sebagai Masalah Bimbingan dan Konseling Islam

Dalam hidup manusia mempunyai kebutuhan – kebutuhan dasar, salah satunya adalah kebutuhan rohani yang berupa rasa aman, kasih sayang, harga diri dan dihormati, apabila salah satu kebutuhan dari jiwanya tidak terpenuhi, kemungkinan manusia tersebut akan mengalami kekecewaan.

Akan tetapi apabila seseorang dapat memenuhi seluruh kebutuhan tersebut hanya saja yang membedakan disini adalah kesiapan dan kekuatan dalam menghadapi masalah. Adalah orang – orang yang mendekatkan diri kepada Allah dan begitu juga sebaliknya orang yang tidak mampu menghadapi masalahnya adalah orang yang kurang mendekatkan diri kepada Allah.

43

Arif Ainur Rofiq, Sistematika Psikologi Perkembangan Anak sampai Dewasa

(Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press, 2011 ), hal 42-43

44

Aiman Al-Husaini, Tahun Pertama Pernikahan (Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2008 ), hal 58

(29)

Kekecewaan merupakan suatu keadaan yang biasa terjadi pada setiap manusia. Bila kekecewaan berlanjut makan akan dapat menjadi depresi seperti klien yang dihadapi pada masalah yang sulit ia pecahkan sehingga mengalami kegoncangan jiwa yaitu depresi.

Apabila kondisi seperti ini dibiarkan berlarut – larut maka hal ini akan berdampak tidak baik lagi bagi seseorang. Bahkan dapat membawa dampak yang kurang baik pula bagi lingkungan sekitarnya. Karena mengalami depresi itu cenderung bersikap tidak menghiraukan orang disekitarnya.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa depresi merupakan masalah Bimbingan Konseling Islam yang bisa ditangani dengan memberikan nasihat – nasihat untuk mencegah perbuatan yang bisa merugikan baik dirinya sendiri maupun orang disekitar.

6. Bimbingan dan Konseling Islam Dalam Mengatasi Depresi

Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan mencintai dan dicintai, rasa aman dan terlindungi untuk dihargai, dihormati, dan lain – lain.

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini, hal ini amat disorot karena orang depresi produktifitasnya akan menurun dan amat buruk dampaknya. Untuk itu bimbingan konseling islam tepat dalam mengatasi depresi agar klien biasa menegembangkan kekuatan psikologisnya dalam menerima kenyataan yang di alaminya.

(30)

Penyelesaian masalah melalui bantuan seorang konselor yang berperan aktif dalam proses bimbingan konseling islam yaitu memberikan support, motivasi (mendorong untuk mencapai apa yang diinginkan) dan nasihat – nasihat serta mengarahkan klien agar berperilaku yang tetap memegang konsep agama yaitu tetap bersabar, tabah, tawakal, dan berikhtiar agar dapat menerima kenyataan hidup sebagai cobaan dari Allah.

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relavan

1. Bimbingan Konseling Islam Dalam Mengatasi Depresi Seorang Remaja

Korban Pornografi Di Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jagir Wonokromo Surabaya (2008). Yang ditulis oleh Anik Masruroh, sebagai skripsi pada jurusan BKI Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam skripsi menjelaskan tentang depresi akibat korban pornografi saat klien foto dengan pacarnya dan lima temannya, kemudian foto itu disebarluaskan oleh temannya kepada pihak sekolah dan orang tua, kalau klien menyusui pacarnya hingga hubungan seksual dari kejadian itu klien mengalami depresi. Klien sulit tidur karena selalu terbayang kejadian yang menyakitkan itu tidak memiliki gairah kehidupan lagi. Perbedaannya terletak pada depresi yaitu seorang remaja yang mengalami hamil diluar nikah sehingga menjadikan depresi dan kekecewaan pada dirinya sendiri.

(31)

3. Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi SilatuRahmi Pada Seorang Remaja Yang Mengalami Depresi di Desa Sembayat Kabupaten Gresik. (2013). Yang ditulis oleh Iva Novia, sebagai skripsi pada jurusan BKI Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam depresi ini menjelaskan tentang depresi seorang remaja yang mengalami perubahan tingkah laku dengan menunjukkan sikap aneh yaitu sering melamun, pendiam, sensitif. Hal ini terjadi karena kondisi keluarganya yang berubah, yakni ibunya mengalami gangguan jiwa, dan faktor teman yang sering menghina atau mengejek kondisi keluarganya. Untuk mengatasi depresi pada remaja ini peneliti menggunakan terapi silaturahmi. Perbedaan terletak pada penyebab depresi yakni seorang remaja yang mengalami hamil diluar nikah sehingga menjadikan depresi dan kekecewaan pada dirinya sendiri.

4. Bimbingan dan Konseling Islam Dalam Mengatasi Depresi Seorang Ibu

Yang Mengalami Kegagalan Alat Kotrasepsi Mantap Tubektomi (MOW) di Desa Siwalan Panji Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. (2012). Yang ditulis oleh Lailil Mukarromah, sebagai skripsi pada jurusan BKI Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam depresi ini menjelaskan tentang depresi seorang ibu yang mengalami kegagalan dalam memakai alat kontrasepsi MOW sampai melahirkan lagi sehingga menjadikan depresi dan kekecewaan pada program KB. Perbedaan terletak pada penyebab depresi yakni seorang remaja yang mengalami hamil di luar nikah sehingga menjadikan

(32)

depresi dan kekecewaan kepada dirinya.

5. Bimbingan Konseling Agama Dengan Terapi Rasional Emotif Dalam

Mengatasi Depresi di Desa Kesamben Kulon Kecamatan Wringin Anom Kabupaten Gresik. Yang ditulis oleh Siti Hidayah, sebagai skripsi pada jurusan BKI Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam skripsi ini dijelaskan tentang depresi yang dialami oleh pemuda yang dipaksa menikah dengan gadis pilihan orang tuanya. Melihat kenyataan ini klienmenjadi putus asa, sedih, ketawa dan mudah tersinggung, berbeda dengan sebelumnya dikenal dengan ceria dan ramah. Perbedaan terletak pada penyebab depresi yakni seorang remaja yang mengalami hamil diluar nikah sehingga menjadikan depresi dan kekecewaan pada dirinya sendiri

6. Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama dalam Mengatasi

Depresi Pada Anak (Studi Kasus Anak Depresi Akibat Mengalami Keretakan Keluarga di Desa Manyarejo Kabupaten Gresik). Yang ditulis oleh Faizah, sebagai skripsi pada jurusan BKI Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam skripsi ini menjelaskan tentang seorang anak yang mengalami perubahan tingkah laku dengan menunjukkan sikap aneh, yaitu sering melamun, kecewa, pendiam, suka marah, kadang juga menangis. Hal ini terjadi karena kecewa terhadap ayahnya yang ternyata punya wanita simpanan yang menyebabkan seringnya terjadi

(33)

pertengkaran antara ayah dan ibunya. Keretakan rumah tangga ini yang membuat seorang anak mengalami depresi. Perbedaan terletak pada penyebab depresi yakni seorang remaja yang mengalami hamil diluar nikah sehingga menjadikan depresi dan kekecewaan pada dirinya sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Merujuk pada Rencana Strategis yang bersifat umum maka dalam Rencana Operasional secara rinci akan dipaparkan rencana program studi mencakup misi, tujuan, sasaran

sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik ganda. Hasil penelitian, menyimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara variabel

Pada tahap analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja dan memprediksi kebangkrutan perusahaan adalah analisis metode Altman Z-Score.. Berdasarkan kinerja keuangan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “ PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, DAN LABA BERSIH DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG (STUDI

Unit dalam Sistem Pengendalian Suhu No Unit Nama Alat Fungsi Alat Masukan Keluaran Nama Variabel Besaran dan satuan Nama Variabel Besaran dan satuan 1 Unit Proses Plate Heat

(2) Kawasan permukiman perdesaan seluas 5.072,49 Ha atau 1,46 % dari luas wilayah Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a adalah suatu kawasan untuk

b. bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Darma Pramuka sebagaimana telah ditetapkan dengan Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 001 Tahun 2012 dipandang perlu

Dalam hal KPP dan KP2KP memerlukan informasi pembayaran pajak yang telah masuk ke Kas Negara, KPP dapat melakukan pengecekan Kode Billing yang telah dilakukan pembayaran