• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB IV"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian.

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 April-9 Mei

2016. Penelitian dilaksanakan di Desa lilibooi, Kecamatan

Leihitu Barat Maluku tengah provinsi Maluku. Kabupaten

Maluku Tengah terdiri atas 17 Kecamatan yang terdiri dari

161 Desa dan 6 Kelurahan. Secara topografis Desa Lilibooi

merupakan desa di Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten

Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Secara administratif batas

wilayah Desa Lilibooi sebelah timur berbatasan dengan

Desa Hatu, sebelah barat berbatasan dengan Desa Allang,

sebelah utara berbatasan dengan Gunung Wawani, dan

[image:1.516.84.473.195.610.2]

sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Ambon.

Gambar 4.1 PETA DESA LILIBOOI

Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah

(2)

4.1.2 Proses Penelitian

Dalam penelitian ini yang pertama dilakukan oleh

peneliti adalah memberikan surat ijin penelitian dari Fakultas

Ilmu Kesehatan ke bagian Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik (Kesbangpol) Ambon setelah itu peneliti

mendapatkan surat rekomendasi penelitian dari Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik untuk dibawa ke Kepala Desa

Llilibooi dimana penelitian ini dilakukan. Setelah mendapat

ijin dari Kepala Desa Lilibooi barulah penelitian ini dilakukan.

Partisipan dalam penelitian ini adalah 6 orang ibu primipara

di Desa Lilibooi yang memenuhi kriteria yang ditentukan

peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

wawancara mendalam dengan total pertanyaan berjumlah 5

pertanyaan. Lamanya proses wawancara yang dilakukan

adalah ± 20-35 menit dalam satu kali pertemuan. Pada

tanggal 18 sampai 19 april peneliti menemui tiap-tiap

partisipan untuk membina hubungan saling percaya,

melakukan kontrak waktu, dan menjelaskan hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian dengan maksud agar partisipan

mengetahui tujuan dari penelitian yang dilakukan. Pada saat

wawancara berlangsung, peneliti menggunakan alat

perekam untuk merekam proses wawancara. Wawancara

(3)

kesedian dan kesiapan partisipan sendiri, sehingga proses

penelitian ini tidak menganggu aktivitas partisipan dan guna

melancarkan jalannya proses wawancara. Saat proses

wawancara berlangsung, partisipan terlihat antusias.

Partisipan juga sangat terbuka dalam menjawab tiap

pertanyaan yang ada.

4.1.3 Gambaran Umum Partisipan

Dalam penelitian ini peneliti melibatkan 6 orang ibu

yang selanjutnya disebut dengan partisipan (P). Partisipan

dalam penelitian ini memiliki anak berusia 0-1 tahun.

Adapun karakteristik partisipan dalam penelitian ini dapat

dilihat dalam tabel 4.2

Partisi-pan Nama Ibu Nama Anak Umur Ibu Umur

Anak Alamat

Jenjang Pendidika

n

Pekerjaa n

1 Ny.M By.C 26 Thn 8 Bln Ds.

Lilibooi

SMA /

Sederajat IRT

2 Ny.J By.L 26 Thn 6 Bln Ds.

Lilibooi Strata 1 Perawat

3 Ny.S By.S 25Thn 4 Bln Ds.

Lilibooi

SMA /

Sederajat IRT

4 Ny.J By.A 24Thn 6 Bln Ds.

Lilibooi

SMA /

Sederajat IRT

5 Ny. J By. R 23Thn 5 Bln Ds.

Lilibooi

SMA/

sederajat IRT

6 Ny.E By. K 19Thn 7 Bln Ds.

Lilibooi

SMA /

[image:3.516.48.506.112.596.2]

Sederajat IRT

(4)

Dalam karakteristik partisipan diatas terlihat bahwa pekerjaan

partisipan pada umumnya adalah Ibu rumah tangga dengan satu

partisipan yang memiliki pekerjaan sebagai perawat. Dia termasuk

dalam partisipan karena memenuhi kriteria inklusi serta karena

pada penelitian ini tidak melihat hubungan antara pengetahuan

dengan respon terhadap stresor tapi lebih kedukungan sosial.

4.2 Hasil penelitian

Hasil penelitian memaparkan mengenai beberapa

tema yang diangkat dari hasil sub-sub tema yang didapatkan

selama penelitian berlangsung. Peneliti mendapatkan 4 tema

besar yang mampu menjawab tujuan penelitian. Adapun tema

tersebut antara lain adalah:

4.2.1. Perasaan negatif yang muncul pada saat proses persalinan

Menghadapi proses persalinan adalah hal yang

mendebarkan. Apalagi untuk calon ibu pengalaman

pertama, ini tentunya menjadi hal asing yang mau tidak mau

harus dihadapi sehingga pada saat itu muncul

perasaan-perasaan negatif dalam diri ibu saat akan menghadapi

proses persalinan. Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan kepada 6 orang ibu primipara didapatkan bahwa

hampir semua partisipan memiliki perasaan negatif saat

akan menghadapi proses persalinan untuk pertama kalinya

(5)

sedih, kehilangan kepercayaan diri, putus asa dan

sebagainya bahkan ibu merasa tidak mampu untuk

menjalani proses persalinan. Ditemukan berbagai ungkapan

yang diberikan oleh partisipan terkait perasaan negatif yang

muncul

‘’... Perasaan saya saat akan melahirkan untuk pertama kalinya yaitu saya sangat takut karena ini merupakan

pengalaman Pertama yang saya alami dan selain

perasaan takut disini saya juga merasakan ketegangan

yang begitu luar biasa karena saat itu kondisi fisik saya

benar-benar lemah dan juga saya kehilangan

kepercayaan diri dan rasa gelisah bahkan putus asa

sehingga saya sudah berpasrah karena saat itu saya

merasa saya tidak mampu untuk menjalani proses persalinan itu ‘’ (P1Q1A1)

‘’...Karena ini merupakan hal pertama yang saya hadapi jadi perasaan saya saat itu bercampur baur karena takut

gugup cemas bahkan sampai stres karena keadaan yang

saya takutkan dan mungkin akan terjadi selama

persalinan berlangsung seperti rasa nyeri pada waktu

persalinan terus yang ada dibenak saya juga saya

memikirkan bayi saya selamat atau tidak, saya sendiri

sebagai ibu yang akan bersalin bisa selamat atau tidak

dan biaya yang akan dibayar pada saat itu karena saya melahirkan di Rumah Sakit ‘’ (P2Q1A1).

Ungkapan perasaan negatif dalam penelitian ini juga

muncul pada (P2Q1A1) (P3AQ1A1), (P4Q1A1),

(6)

Selain perasaan negatif yang muncul terhadap sebagian

besar partisipan, ada salah satu partisipan yang merasa

senang saat akan menghadapi proses persalinan karena

sebentar lagi dia akan mempunyai seorang anak dan juga

menjadi seorang ibu. Berikut jawaban partisipn terkait

perasaan senang menghadapi proses persalinan.

‘’... Saya merasa senang karena sebentar lagi saya akan punya bayi dan saya juga akan menjadi seorang ibu ‘’(P5Q1A2)

Walaupun saat akan menghadapi proses persalinan tersebut

ada berbagai macam perasaan negatif yang muncul dalam

diri ibu namun, ada usaha yang dilakukan oleh ibu untuk

melawan perasaan-perasaan negatif tersebut seperti berdoa,

tidur dan lain-lain. Berikut pernyataan ibu terkait usaha yang

dilakukan untuk melawan perasaan negatif yang muncul

‘’...Yang saya lakukan saat itu hanyalah berdoa karena menurut saya sendiri dengan berdoa memasrahkan

semuanya pada Tuhan maka semuanya akan baik-baik

saja. (P1Q1A2)

‘’... Untuk mengalihkan perasaan takut dan lain-lain itu saya coba untuk tidur tapi tidak bisa non selebihnya saya

pasrahkan kepada Tuhan. (P4Q1A2)

(7)

Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa perasaan

negatif saat akan menghadapi proses persalinan ini tidak

dapat dipungkiri apalagi untuk ibu primipara sendiri karena

saat akan menghadapi proses persalinan, ada berbagai

macam hal yang dipikirkan terkait dengan keselamatan ibu

dan bayi saat proses persalinan berlangsung dan hal-hal lain

yang berhubungan dengan berlangsungnya proses

persalinan. Rasa bahagia tentunya akan membuat mereka

antusias menghadapi proses persalinan ini. Namun dalam

penelitian ini, rasa takut masih menjadi kendala utama dalam

menghadapi proses persalinan tersebut. Takut apakah dia

bisa melahirkan dengan selamat, Lalu apakah dia bisa

mampu untuk menghadapi proses menagangkan tersebut

membuat calon ibu merasa tidak sanggup karenamenjadi

seorang ibu ternyata bukanlah hal yang mudah bagi ibu yang

baru pertama kali memiliki buah hati. Rasa takut ini membuat

ibu menjadi stress. Stress menjelang proses persalinan ini

berdampak buruk bagi sang ibu karena dapat menghambat

proses persalinan.

4.2.2 Dukungan sosial keluarga sangat berpengaruh pada ibu

primipara

Dukungan sosial dari keluarga merupakan faktor utama

(8)

hamil yang akan menghadapi proses persalinan khususnya

pada ibu primipara. Dukungan sosial yang diberikan

keluarga diharapkan oleh individu supaya keadaan menjadi

lebih baik dan juga keluarga merupakan tempat pelepas

lelah bagi seorang individu. Dilihat dari hal tersebut maka

dukungan sosial keluarga sangat berarti bagi individu untuk

meringankan stres yang dihadapi. Dalam penelitian ini

didapatkan bahwa dukungan sosial yang penting dan

berpengaruh pada ibu primipara adalah dukungan dari

keluarga. Yang pertama adalah dukungan keluarga dalam

bentuk pendamping persalinan yaitu dari keluarga dekat

partisipan yang selalu ada dan setia mendampingi partisipan

dalam menjalani proses persalinan. Keenam partisipan

penelitian juga mengatakan bahwa mereka sangat senang

dengan pendampingan yang diberikan oleh keluarga dan

orang-orang sekitar kepada mereka. Berikut pernyataan

partisipan terkait pendamping selama proses persalinan

berlangsung.

‘’...Yang ada disamping saya saat proses persalinan berlangsung itu ibu kandung saya sendiri’’(P1Q2A1)

‘’...Yang mendampingi saya saat proses persalinan berlangsung adalah suami saya, Mama (Ibu) kandung

saya , mertua dan dua orang teman saya waktu di kost

(9)

Ungkapan terkait pendamping persalinan dalam

penelitian ini juga muncul pada

(P3Q2A1),(P4Q2A1),(P5Q2A),(P6Q2A1)

Jawaban dari keenam partisipan juga membuktikan bahwa

dukungan keluarga dan orang sekitar sangat penting dan

berpengaruh selama proses persalinan berlangsung karena

dengan dukungan yang diberikan dan kehadiran keluarga

maupun orang-orang sekitar dalam ruang bersalin maka

dapat membantu ibu primipara dalam menjalani masa-masa

sulit dan juga dapat menenangkan kondisi fisik ibu saat

akan menghadapi proses persalinan serta membuat ibu

merasa nyaman, sekaligus membuat ibu menjadi kuat dan

lebih berani untuk menghadapi proses persalinan yang tidak

semua orang dapat melaluinya. Dalam penelitian ini juga

partisipan mengharapkan kehadiran orang-orang tersebut

agar dapat mendengar semua keluhan-keluhan yang

disampaikan oleh partisipan terkait proses persalinan dan

harapan besar semua pasrtisipan adalah kehadiran

keluarga dan orang sekitar juga dapat memberikan

perhatian yang cukup bagi partisipan sehingga dia tidak

merasa sendiri dalam menjalani proses persalinan itu.

Ditemukan berbagai ungkapan yang diberikan oleh

partisipan terkait pentingnya dukungan dari keluarga dan

(10)

‘’... Kehadiran meraka dapat memberikan kenyamanan dalam ruang bersalin dan juga dapat selalu mendengar

keluhan keluhan yang saya keluhkan kepada mereka

serta dapat memberikan perhatian penuh kepada saya

sehingga dengan semua yang mereka berikan saat itu

dapat membuat saya menjadi kuat dan dalam

menghadapi masa-masa sulit tersebut’’ (P1Q1A4)

‘’...Karena ini berkaitan dengan kesiapan saya sendiri dalam menjalani proses persalinan jadi kalau ada

dukungan dari orang-orang sekitar,maka saya akan lebih

siap dan lebih berani karena dengan kehadiran orang-orang sekitar perasaan saya menjadi lebih tenang’’ (P2Q1A4)

Ungkapan terkait pentingnya dukungan sosial juga

muncul pada (P3Q1A4),(P4Q1A4),(P5Q1A4),(P6Q1A4)

Selain dukungan dari keluarga dekat seperti ibu mertua,

bapak mertua dan lain-lain, dalam penelitian ini didapatkan

bahwa orang yang benar-benar kehadirannya diharapkan

oleh ibu primipara saat berlangsungnya proses persalinan

adalah suami. Semua partisipan dalam penelitian ini rata-rata

menginginkan suami untuk ikut serta dalam menyaksikan

proses persalinan yang berlangsung karena menurut ibu

primipara sendiri suami merupakan orang terpenting dalam

kehidupan mereka dan juga harapan mereka terkait

kehadiran suami ini agar suami dapat melhat sendiri

bagaimana perjuangan seorang istri untuk melewati proses

(11)

perjuangan mati dan hidup seorang istri sehingga dengan

semua yang sudah disaksikan oleh sang suami, maka

harapannya suami bisa lebih menghargai istrinya sendiri.

Dalam hal ini suami juga merupakan sumber dukungan dalam

segala hal sehingga ibu akan merasa diperhatikan dan

dihargai selama menjalani proses persalinan. Berikut

pernyataan partisipan terkait hal tersebut.

...’’ Karena dengan kehadiran suami saya diruang

bersalin, maka dia dapat melihat bagaimana perjuangan

seorang istri yang merupakan perjuangan mati dan hidup

sehingga dengan hal itu suami saya bisa lebih

menghargai saya sendiri sebagai istrinya dan juga suami

saya merupakan orang terpenting dalam hidup saya yang bisa mengerti keadaan saya’’ (P1Q2A3)

Ungkapan partisipan yang menunjukan pentingnya

kehadiran suami saat proses persalinan berlangsung

juga muncul pada

(P3Q2A3),(P4Q2A3),(P5Q2A3),(P6Q2A3).

Dengan hadirnya orang-orang sekitar saat berlangsungnya

proses persalinan ini diharapkan dapat mendengar semua

keluhan-keluhan ibu saat proses persalinan berlangsung.

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa orang-orag yang

mendampingi ibu saat berlangsungnya proses persalinan

dapat medengar semua keluhan-keluhan yang disampaikan

(12)

semua keluhan yang dikeuhkan oleh ibu primipara ini dapat

ditanggapi dengan baik oleh para pendamping persalinan.

Selain itu ibu juga mendapat kata-kata penguatan dari

keluarga maupun orang sekitar sehingga ibu dapat

merasakan kenyamanan dan terlebihnya dapat mengalihkan

rasa sakit yang ibu alami saat itu. Hal ini dapat dibuktikan

dengan kutipan wawancara berikut :

...’’ Ya saat itu semua keluhan yang saya keluhkan kepada mereka dapat ditanggapi dengan baik dan dengan penuh perhatian dan itu membuat saya lebih tenang bahkan lebih nyaman mengahadapi proses yang ada’’(P5Q2A4)

...’’ Salah satu contohnya saat itu saya mengeluh Sakit di daerah panggul dan tulang belakang dan dengan senag hati dan tidak bersungut-sungut mereka mengelus-elus pinggul saya untuk mengalihkan rasa sakit yang saya alami dan memberikan kata-kata penghiburan dan penguatan bagi saya’’ (P5Q2A5)

Dari ungkapan keenam partisipan juga didapatkan

bahwa dukungan yang paling berpengaruh selama proses

persalinan sampai selesai adalah dukungan dari keluarga

yang meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, juga dukungan informasi dan

dukungan kelompok. Dukungan emosional yaitu

memberikan perhatian dan semangat sehingga ibu merasa

nyaman dan tentram kembali. Dukungan emosional yang

(13)

dan orang-orang sekitar yang selalu mendengarkan keluhan

ibu terkait perasaan cemas dan takut yang ibu rasakan saat

akan menghadapi proses persalinan dan juga dukungan

dalam bentuk semangat, motivasi, dorongan daan

perhaatian yang cukup agar dapat mengurangi perasaan

takut dan cemas yang dialami oleh ibu primipara sehingga

ketika perasaan takut ibu sudah berkurang maka otomatis

proses persalinannya juga akan lebih cepat. Dalam

penelitian ini dapat dilihat bahwa ibu primipara merasa

nyaman, tentram dan merasa sangat diperhatikan oleh

keluarga dekat maupun orang-orang sekitar. Hal ini

didukung oleh pernyataan partisipan terkait dukungan

emosional yang diberikan oleh keluarga dan orang sekitar.

‘’... Sebenarnya disini saya tidak butuh dukungan yang macam-macam tapi disini saya hanya butuh perhatian

yang mama berikan untuk saya saat itu dan juga

semangat yang bisa menguatkan saya dalam

menghadapi proses persalinan’’ (P1Q3A1)

‘’...Dukungan pertama yang saya dapat saat akan menghadapi proses persalinan yaitu untuk tempat

bersalin dengan dokter maupun bidan yang akan

membantu saya saat proses persalinan berlangsung dan

informasi ini saya dapatkan dari teman kantor saya

sendiri, selanjutnya dukungan lain yang saya harapkan

adalah motivasi, dorongan terus perhatian yang cukup

untuk saya agar bisa membantu mengurangi perasaan

(14)

Ungkapan mengenai dukungan emosional juga muncul

pada (P3Q3A1),(P4Q3A1)(P5Q3A1),(P6Q3A1).

Dukungan penghargaan yang terdapat dalam

penelitian ini adalah adanya penghargaan positif yang

diberikan keluarga kepada ibu seperti memberikan pujian

kepada ibu saat ibu berhasil melalui proses persalinan

dimana keluarga maupun orang sekitar mengatakan bahwa

ibu lebih hebat dari orang lain karena bisa melalui proses

persalinan yang belum tentu orang lain bisa melewatinya.

Selain itu keluarga juga mengatakan bahwa ibu merupakan

wanita yang kuat yang bisa melalui proses persalinan yang

secara manusiawi sangat sulit namun ibu tetap bertahan

hingga prosesnya selesai. Dengan kata-kata pujian berupa

penghargaan dan perbandingan positif yang diberikan

keluarga kepada ibu maka hal tersebut membuat ibu merasa

lebih nyaman, percaya diri dan bernilai. Ungkapan dibawah ini

adalah ungkapan partisipan yang menyatakan penghargaan

yang diberikan setelah berhasil melalui proses persalinan.

‘’... Emm kalau kata pujian ada dari mama (Ibu) kandung saya yang saat itu mendampingi saya dalam proses

persalinan, dia bilang kamu luar biasa nak, kamu bisa

melewati proses sesulit ini yang mungkin orang lain tidak

(15)

‘’...Kata-kata pujian ya dari suami saya , dia bilang bahwa istri saya hebat ya bisa melalui proses sesulit ini dan membuat saya merasa lebih nyaman’’(P4Q4A3)

Ungkapan mengenai dukungan penghargaan juga

muncul pada (P6Q4A3).

Dukungan instrumental adalah dukungan yang berupa

bantuan secara langsung dan nyata seperti membantu

meringankan tugas orang yang sedang stres. Dukungan ini

membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya dan

dukungan dalam bentuk instrumental ini juga sangat

diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih

cepat dan mudah. Dalam penelitian ini didapatkan dukungan

instrumental yang berupa peran serta anggota keluarga

dalam mengambil alih dan juga membantu ibu mengerjakan

pekerjaan yang sebelumnya ibu lakukan serta membantu ibu

dalam merawat bayi untuk pertama kalinya karena dari

wawancara yang dilakukan kepada 6 orang ibu didapatkan

hasil bahwa sebagai ibu primipara keenam partisipan belum

terbiasa dan belum mampu bahkan masih sangat sulit untuk

merawat bayi karena hal ini merupakan hal pertama yang

dialami dalam hidup sebagai seorang ibu maka dukungan

dalam bentuk instrumental sangat mereka harapkan dan hal

itu dapat dirasakan oleh ibu karena keluarga dan orang

(16)

pekerjaan ibu terkait penyesuaian sebagai ibu baru dan

dukungan itu mereka masih rasakan sampai saat ini. Ketika

proses wawancara berlangsung, peneliti juga bisa melihat

sendiri bagaimana peran serta keluarga dalam mambantu ibu

merawat anak salah satu contohnya adalah memandikan

anak dan juga memberi makan kepada anak, mengganti

popok dan sebagainya. Berikut kutipan wawancara yang

menggambarkan dukungan instrumental

‘’... Iya Non setelah saya melahirkan tugas-tugas saya yang setiap hari saya lakukan diambil alih oleh ibu

mertua dan kakak ipar saya dan mereka bilang bahwa

kamu hanya boleh fokus untuk anak biar semua ini kami yang lakukan’’ (P1Q4A7)

‘’...Kalau untuk hal ini sangat mustahil ya kalau saya lakukan sendiri, apalagi ini baru pertama kali berhadapan

dengan hal ini jadi dukungan keluarga maupun orang

terdekat saya saat itu sangat terlihat sekali mereka

sangat sangat membantu saya dalam merawat bayi saya

bahkan sampai dia sudah berumur 6 bulan tapi dukungan

dan bantuan dari mereka masih saya rasakan (P3A4Q6)

Ungkapan terkait dukungan instrumental juga muncul

pada (P2Q4A3,P2Q4A4).

Dukungan informasi yaitu pemberian dukungan dengan

cara menyarankan beberapa pilihan tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengatasi masalah yang membuat

(17)

tentang bagaimana individu melakukan sesuatu.Dalam

penelitian yang dilakukan di Desa Lilibooi didapatkan hasil

bahwa dukungan informasi yang diberikan oleh keluarga

adalah dukungan mengenai tempat bersalin dan dokter atau

bidan yang bagus untuk menolong ibu dalam proses

persalinan selain itu keluarga juga memberikan informasi

sekaligus menyiapkan serta menyarankan makanan yang

bagus dan bergizi untuk ibu pasca melahirkan seperti dalam

penelitian ini didapatkan bahwa makanan yang disiapkan

oleh keluarga kepada ibu pasca melahirkan seperti pisang,

sayuran hijau dan lain-lain. Selain makanan bergizi yang

disiapkan untuk ibu, ada juga makanan pantangan yang

jangan dikonsumsi setelah melahirkan seperti makanan

berminyak, pedas, asam dan lain-lain . Hal ini dibuktikan

dengan pernyataan partisipan terkait dukungan informasi:

‘’...Kalau untuk makanan yaa mereka selalu menyiapkan bagi saya dan menyarankan untuk makan makanan yang

kata mereka bagus untuk ibu yang baru selesai

melahirkan seperti pisang terus sayuran hijau telur dan

lain lain dan juga sebaliknya makanan pantangan yang

jangan dimakan seperti makanan berminyak, pedas yang

asam asam dan lain-lain, seperti itu non’’ (P1Q4A10)

‘’...Dukungan pertama yang saya dapat saat akan menghadapi proses persalinan yaitu untuk tempat

bersalin dengan dokter maupun bidan yang akan

(18)

informasi ini saya dapatkan dari teman kantor saya

sendiri’’ (P2Q3A1)

Ungkapan terkait dukungan informasi juga muncul pada

(P1Q3A2),(P2Q3A1),(P3Q3A2),(P2Q4A8),

Dari penelitian ini didapatkan bahwa Dukungan

kelompok meliputi keikutsertaan anngota keluarga atau

orang-orang terdekat dalam menemani ibu selama

berlangsungnya proses persalinan sehingga dapat

mengurangi perasaan-perasaan takut yang muncul akibat

proses persalinan yang akan dilalui oleh ibu karena sesuai

dengan pernyataan keenam partisipan dalam penelitian ini

bahwa dukungan dalam bentuk keikutsertaan anggota

keluarga dan orang terdekat dapat memberikan

kenyamanan dalam ruang bersalin dan juga bisa mensuport

dan menopang ibu saat ibu berada dalam

perasaan-perasaan yang menakutkan dan melalui dukungan yang

diberikan maka dapat membuat ibu menjadi kuat, selain itu

juga ibu merasa dirinya dianggap, dicintai dan berharga bagi

orang-orang sekitar. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan

partisipan terkait dukungan kelompok yang diterimanya.

...’’Kehadiran meraka dapat memberikan kenyamanan

(19)

kuat dan dalam menghadapi masa-masa sulit tersebut’’ (P1Q1A4)

...’’Kehadiran mereka semua di samping saya maka

otomatis juga akan menopang dan mensupport saya saat ada dalam perasaan-perasaan seperti itu dan dengan dukungan yang mereka berikan juga disitu saya merasa ada yang peduli dengan kehidupan saya sehingga saya tetap kuat dalam menjalani hal itu’’ (P5Q1A5)

4.2.3 Rasa takut merupakan kendala utama dalam proses

persalinan

Perasaan takut dan cemas yang berlebihan

merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam

persalinan dan hal ini dapat berpengaruh terhadap kontraksi

rahim sehingga persalinan menjadi lama. Sesuai hasil

wawancara yang dilakukan kepada 6 orang ibu primipara

didapatkan hasil bahwa yang menjadi kendala utama dalam

menghadapi proses persalinan adalah perasaan takut

sehingga membuat durasi persalinan menjadi sangat lama.

Ungkapan dibawah ini adalah ungkapan partisipan yang

menyatakan kendala yang dialami saat proses persalinan

berlangsung.

‘’... Iya non jadi hambatannya itu cuman rasa takut saja karena saat itu ketakutan saya terlalu berlebihan, maka

proses persalinannya pun cukup lama dari saya masuk

(20)

‘’... Hambatan yang saya temui saat proses persalinan berlangsung yaitu sebenarnya cuman ada di perasaan

takut tadi karena ini merupakan pengalaman pertama

saya terus kita semua tahu sendiri kalau persalinan ini

merupakan pertaruhan mati dan hidup sehingga proses

persalinannya agak lama’’ (P3Q4A1)

Ungkapan terkait kendala dalam proses persalinan juga

muncul pada (P4Q4A1) dan (P5Q4A1).

Selain perasaan takut, jawaban salah satu partisipan juga

mengatakan bahwa yang menjadi kendala saat proses

persalinan berlangsung adalah kondisi panggulnya yang

sempit yang membuat semakin lamanya proses persalinan.

Berikut jawaban partisipan terkait hambatan yang ditemui.

‘’... Yang membuat proses persalinan saya menjadi lama yaitu kata bidan yang membantu saya untuk melahirkan

saat itu adalah bahwa kondisi pinggul saya sempit

(P1Q4Q1)

Selanjutnya ada satu partisipan yang mengatakan kendala

yang diahadapi saat menghadapi proses persalinan adalah

air ketubannya kering dan partisipan lain juga mengatakan

bahwa kendala yang dihadapi selama proses persalinan

adalah air ketuban belum pecah. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan kutipan wawancara seperti berikut :

(21)

‘’...Hambatan yang saya temui saat menghadapi proses persalinan untuk pertama kalinya yaitu perut saya sakit selama 3 hari dan saat itu ketuban saya belum pecah dan harus menunggu bidan beberapa jam dan setelah bidan datang baru semuanya diambil alih oleh bidan barulah semuanya bisa berjalan dengan baik. Mungkin itu merupakan hambatan kecil yang saya dapatkan saat itu (P5Q4A1)

4.2.4 Dukungan sosial berdampak positif bagi ibu primipara

Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik

dan psikologis kepada individu dapat dilihat dari bagaimana

dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari

stress yang dialami oleh individu tertentu. Dalam penelitian

ini didapatkan bahwa dukungan sosial yang didapatkan dari

keluarga untuk ibu primipara dapat memberikan dampak

positif bagi ibu ditandai dengan adanya perasaan nyaman,

tenang dan bahagia setelah mendapat dukungan dari

orang-orang sekitar saat persalinan berlangsung

‘’... Perasaan saya setelah mendapat dukungan dari orang-orang sekitar dapat membuat saya merasa nyaman, aman, tidak stres lagi bahkan lebih tenang terus kami semua bisa merasakan kebahagiaan besar karena anak saya lahir dengan selamat disisi lain saya juga sangat senang melihat suami, anggota keluarga saya bahkan teman-teman saya ikut serta dalam merawat bayi yang saya lahirkan sampai saat ini.(P1Q5A1)

‘’... Perasaan saya setelah mendapat dukungan dari

(22)

‘’...Perasaan saya setelah mendapat dukungan dari orang-orang sekitar yaitu perasaan saya kembali tenang dan bahagia setelah melewati proses menakutkan yaitu proses persalinan itu sendiri’ (P3Q5A1)

4.3 Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam

bentuk narasi berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.

Penjabaran dalam penelitian dengan tujuan penelitian,

menggunakan beberapa teori dalam pembahasan dan dan

menginterpretasikan tema yang sudah didapat dari

penelitian. Dari hasil penelitian terhadap 6 riset partisipan

didapatkan 4 tema yang dapat membantu menjawab tujuan

umum dan juga tujuan khusus.

4.3.1 Perasaan negatif saat menghadapi proses persalinan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 6

partisipan, didapatkan 6 sub tema yang terakit dengan

perasaan negatif saat akan menghadapi proses

persalinan. Sub tema tersebut didapat dari pernyataan

dari 6 partisipan penelitian.

Perasaan negatif selama proses persalinan selalu

menjadi akar penyebab reaksi stres. Hal ini didukung oleh

(23)

mempunyai perasaan negatif selama proses persalinan

kebanyakan ditemui pada ibu primipara karena

merupakan pengalaman pertama yang dirasakan oleh ibu

sehingga dapat menimbulkan hal-hal yang

mengkhawatirkan dan juga dapat mempengaruhi

perkembangan fisiologis dan psikologis bayi. Selain itu

Zanden (2007) juga menyatakan bahwa menghadapi

proses persalinan anak pertama merupakan suatu

kondisi yang mengancam diri ibu yang menyebabkan

perasaan negatif yang muncul diantaranya perasaan

tegang, takut, dan khawatir.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kartono (2007) yang menyebutkaan bahwa

perasaan negatif merupakan hal yang wajar dialami oleh

wanita bersalin, apalagi oleh calon ibu yang mengandung

anak pertama. Sumber yang sama juga mengatakan

bahwa perasaan negatif yang dialami oleh kebanyakan

wanita bersalin ini disebabkan oleh beberapa faktor: yang

pertama, ketakutan karena sering mendengar cerita

mengerikan dari kerabat atau teman tentang pengalaman

saat melahirkan anak pertama.

Pernyataan yang diungkapkan oleh partisipan dalam

(24)

mempunyai jawaban yang sama mengenai

perasaan-perasaan negatif yang muncul saat akan menghadapi

proses persalinan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Morgan,dkk (2011) yang menyatakan

bahwa kelahiran anak pertama dapat menimbulkan

perasaan was-was, takut, dan panik dalam diri calon ibu

karena baru pertama kali mengalami hal tersebut.

Morgan,dkk juga mengatakan bahwa perasaan-perasaan

negatif tersebut dikarenakan timbulnya perasaan gelisah

mengadapi kenyataan yang akan terjadi. Khawatir

terhadap kesehatan dan keadaan bayi yang akan lahir

ataupun karena ibu merasa takut menghadapi proses

persalinan yang sangat menegangkan. Akan tetapi dari

penelitian ini didapatkan bahwa selain perasaan negatif

yang dirasakan oleh semua partisipan penelitian ada satu

orang partisipan yang merasa senang saat akan

menghadapi proses persalinan diluar perasaan negatif

yang dirasakan karena sebentar lagi dia akan memiliki

dan merawat seorang bayi. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Maharini (2001) bahwa

kehadiran seorang bayi dalam keluarga membawa

perasaan yang menyenangkan, menggembirakan,

(25)

atau direncanakan sebelumya oleh pasangan suami istri

saat menikah. Hal ini sejalan dengan pendapat

(Sanders,2000) yang mengatakan bahwa anak adalah

pelengkap keluarga dan dengan kehadiran anak,

keluarga akan terasa lebih lengkap.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa hampir seluruh

partisipan mengalami perasaan negatif saat akan

menghadapi proses persalinan anak pertama. Hal ini

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Amalia

(2009) bahwa calon ibu yang mengandung anak pertama

biasanya mengalami perasaan-perasaan negatif yang

semakin meningkat saat usia kehamilan bertambah dan

mendekati proses persalinan. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Marmi (2011) bahwa menghadapi kelahiran

bayi merupakan pengalaman konkret yang dapat

menimbulkan kondisi psikologis tidak stabil pada

perempuan hamil, misalnya : perasaan tegang dan

khawatir atau takut, dengan demikian proses persalinan

bagi ibu primipara, wajar timbul perasaan cemas, takut

ataupun perasaan-perasaan negatif lainnya.

4.3.2 Dukungan sosial keluarga sangat berpengaruh bagi ibu

(26)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya

dukungan sosial yang diberikan kepada ibu primipara.

Dukungan sosial adalah cara yang baik untuk

menunjukkan kasih sayang, kepedulian, dan

penghargaan kepada orang lain sehingga Individu yang

mendapatkan bahkan yang menerima dukungan sosial

akan merasa dirinya dicintai, dihargai, berharga, dan

merupakan bagian dari lingkungan sosialnya (Sarafino,

2006; Taylor,Cohen & Syme 2000).

Sumber yang sama juga mengatakan bahwa ada

berbagai jenis dukungan sosial dan berdasarkan definisi

dari (Sarafino, 2006; Taylor,Cohen & Syme 2000),

maka dukungan sosial yang teridentifikasi dalam

penelitian ini adalah dukungan sosial dalam bentuk

informasi, dukungan sosial dalam bentuk penghargaan,

dukungan sosial dalam bentuk emosional, dukungan

sosial dalam bentuk instrumental dan dukungan dalam

bentuk kelompok. Menurut (Sherriff et al, 2014 ; Brown

& Davies, 2014) dukungan sosial berasal dari keluarga

dimana dukungan suami merupakan sumber dukungan

sosial terbesar bagi partisipan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Sarafino (2006) dimana sumber dukungan

(27)

sepanjang hidup kita, yang selalu bersama dengan kita

dan mendukung kita yaitu keluarga dekat, pasangan

(suami atau istri), atau teman dekat.

Dukungan sosial emosional merupakan ekspresi

dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan

didengarkan Sarafino, (2006) seperti dalam penelitian

ini dapat dilihat bahwa keluarga memberikan perhatian

kepada ibu saat proses persalinan berlangsung.

Dukungan sosial penghargaan yang tergambar dalam

penelitian ini adalah keluarga memberikan pujian

kepada ibu saat ibu berhasil melalui proses persalinan.

Hal ini didukung oleh pendapat Sarafino & Gousmmet,

(2006) yang mengatakan bahwa dukungan yang terjadi

lewat ungkapan penghargaan positif kepada orang lain

serta adanya pembandingan positif dari individu dengan

orang lain.

Dukungan sosial instrumental berupa tindakan

langsung seperti keluarga mengurus bayi jika ibu

sedang melakukan pekerjaan rumah Lester (2014).

Dukungan sosial informatif yang diberikan keluarga

berupa informasi tentang menyusui tanpa

(28)

pemberian nasihat agar menjaga kesehatan, dan

lain-lain juga informasi mengenai makanan yang bagus dan

bergizi untuk ibu pasca melahirkan dan juga sebaliknya

makanan pantangan yang jangan dimakan setelah

melahirkan. Hal ini sesuai dengan teori House (2005)

dalam Smet (2001) dimana bantuan instrumental

mempermudah aktivitas dan bantuan informatif untuk

menambahkan informasi. Penelitian Mazza et al, 2014

tentang pengaruh jaringan dukungan sosial bagi ibu

dalam proses menyusui menyebutkan bahwa

dukungan sosial primer berasal dari pengaruh keluarga

dan orang terdekat.

Dukungan informasi yang lain juga tergambar dari

pernyataan keenam partisipan yang mengatakan bahwa

keluarga merupakan salah satu tempat untuk

mendapatkan informasi terkait dengan kehamilan

sampai dengan persalinan yang mereka alami. Hal ini

didukung oleh pendapat dari Haminton (2007) yang

mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang

mempengaruhi bagaimana ibu hamil mengatasi

masa-masa kritis adalah dukungan sosial yang mereka

harapkan. Dukungan ini merupakan orang maupun

(29)

dukungan seperti bantuan, dan perawatan bagi

orang-orang terdekatnya dalam hal ini adalah keluarganya.

Pentingnya dukungan keluarga terlihat dari adanya

fokus keperawatan keluarga pada keperawatan

maternitas Lowdermilk & Bobak (2000). Hal ini juga

didukung oleh Friedaman (2010) bahwa salah satu

tugas atau fungsi keluarga adalah untuk mencari

informasi yang tepat sesuai dengan kondisi anggota

keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga

yang mempunyai kemampuan memutuskan tindakan

yang seharusnya dilakukan. Sesuai hasil penelitian ini

didapatkan bahwa keluarga selalu siap untuk mencari

informasi terkait proses persalinan yang akan dihadapi

anggota keluarga yang lain.

Dukungan kelompok dalam bentuk pendampingan

yang diberikan oleh anggota keluarga dan orang sekitar

selama berlangsungnya proses persalinan hal ini

sejalan dengan pendapat Sarafino (2006) yaitu

menemani orang yang sedang stres ketika beristirahat

atau berekreasi.

Dari penjelasan tersebut maka dapat dilihat bahwa

(30)

penelitian ini adalah dukungan sosial dalam bentuk

informasi, dukungan sosial dalam bentuk penghargaan,

dukungan sosial dalam bentuk emosional, dukungan

sosial dalam bentuk instrumental dan dukungan dalam

bentuk kelompok.

4.3.4 Rasa takut merupakan kendala utama dalam proses

persalinan.

Dari hasil analisa data yang didapatkan dalam

penelitian ini membuktikan bahwa rasa takut merupakan

kendala utama saat seseorang akan menghadapi

proses persalinan apalagi hal ini merupakan

pengalaman pertama yang dihadapi sehingga membuat

perasaan takut yang berlebihan dan itu sangat

menghambat proses persalinan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Adams (2012) di Norwegia tentang perasaan

takut menghambat proses persalinan. Penelitian

tersebut lebih lanjut membuktikan bahwa wanita yang

menunjukkan rasa takut berlebihan menghabiskan

rata-rata satu jam saat menjalani proses persalinan dengan

masa kontraksi yang berlangsung selama delapan jam.

Sedangkan wanita yang tidak mengalami rasa takut

(31)

sekira 32 menit masa melahirkan dan enam jam masa

kontraksi.

Widianti & Manuaba (2010) menyatakan bahwa

kondisi internal klien yaitu kondisi panggul sempit juga

bisa menghambat proses persalinan seperti juga dalam

penelitian ini terdapat dua partisipan yang mengalami

hal serupa.

Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa rasa takut

yang merupakan penghambat persalinan ini tergantung

oleh kondisi psikologi seorang ibu karena dengan

kondisi psikologi yang baik dapat memperlancar proses

persalinan, hal ini didukung oleh pendapat Ati Herawati

(2015) bahwa Kondisi psikologis seorang ibu dapat

menentukan kelancaran proses persalinan. Jika kondisi

psikologis seorang ibu tidak baik maka tentu saja ibu

juga tidak akan memiliki kekuatan untuk melewati masa

persalinan. Hal ini senada dengan pendapat Asrinah

(2010) yang mengatakan bahwa setiap ibu yang

memasuki masa persalinan biasanya mengalami

perasaan takut, khawatir, ataupun cemas, terutama

pada ibu primipara. Perasaan takut bisa meningkatkan

(32)

cepat lelah sehingga keadaan ibu mempengaruhi

lamanya proses persalinan.

4.4.4 Dukungan sosial berdampak positif pada ibu primipara

Dukungan sosial dapat memberikan rasa nyaman,

rasa sejahtera, dan perasaan yang positif, serta

membantu ibu pasca melahirkan untuk mengetahui

berbagai perubahan yang terjadi selama kehamilan

dengan tingkat stres yang lebih rendah (Collins dkk.,

2005).

Hal ini didukung oleh pendapat (Baron & Byrrne,

2004) yang menyatakan bahwa dukungan sosial dapat

memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada

individu dan hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana

dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari

keadaan stress. Stress yang tinggi dan berlangsung

dalam jangka panjang dapat memperburuk kondisi

kesehatan sehingga dapat menyebabkan penyakit.

Tetapi dengan adanya dukungan sosial yang diterima

oleh individu yang sedang mengalami stres maka hal

ini akan dapat mempertahankan daya tahan tubuh dan

meningkatkan kesehatan individu dan kemudian

individu merasa nyaman dan bangga. Hal ini juga

(33)

Anisa (2015) tentang dampak dukungan sosial yang

dirasakan oleh ibu menyusui dari suami yang

menyebutkan bahwa dukungan sosial yang diberikan

suami berdampak positif kepada responden. Dampak

positif yang dirasakan oleh responden tersebut yaitu

ASI semakin lancar, sehingga membuat ibu tambah

bersemangat dalam memberikan ASI kepada anaknya,

merasakan kenyamanan dan beban yang dihadapi

berkurang.

Dalam penelitian ini, dukungan sosial dari keluarga

dan orang-orang sekitar memberikan dampak positif

kepada ibu primipara ditandai dengan perasaan

senang, nyaman, bahagia dan bangga bahkan

bersyukur ketika hal sesulit itu bisa dilalui dengan baik

berkat dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga

maupun orang-orang sekitar. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul (2015)

tentang pengalaman ibu primipara saat menghadapi

proses persalinan yang hasil penelitiannya mengatakan

bahwa pengalamannya setelah mendapat dukungan

sosial dari suami, ibu kandung, mertua dan orang-orang

sekitar dapat membawa dampak positif bagi ibu yaitu

(34)

setelah melalaui proses persalinan yang menakutkan.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Hastuti (2009)

yang menyimpulkan bahwa dukungan sosial akan

membuat seseorang merasa aman, nyaman, lebih

percaya diri dan damai dalam menghadapi

proses-proses yang menegangkan. Baron dan Byrne (2005)

juga menyatakan bahwa dampak dukungan sosial

adalah kenyamanan secara fisik,dan psikologis yang

diberikan oleh teman atau anggota keluarga.

Dari hal tersebut peneliti beasumsi bahwa

dukungan sosial pada ibu primipara sangat besar

manfaatnya dan dapat membawa dampak positif

kepada ibu dalam menjalani masa-masa menegangkan

dan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terhadap 6 orang ibu primipara dapat tergambar

bahwa perasaan setelah mendapat dukungan sosial

dari keluarga dan orang sekitar bisa membawa

kenyamanan dalam diri ibu sendiri. Asumsi peneliti ini

didukung oleh penelitian Fatimah (2009) tentang

dukungan sosial suami dengan post partum blues pada

ibu primipara yang hasil penelitiannya mengatakan

bahwa dukungan sosial sangat berpengaruh dan

(35)

ditandai dengan perasaan tenang, merasa nyaman dan

senang setelah mendapat dukungan sosial. Hal ini juga

senada dengan Burroughs & Leifer (2001) yang

menyatakan bahwa dukungan sosial selama proses

persalinan dapat mempersingkat lamanya persalinan

karena dengan dukungan sosial yang diterima membuat

ibu merasa nyaman, aman, lebih percaya diri dan ibu

merasa lebih damai.

Dari beberapa penjelasan tersebut maka dapat

dilihat bahwa dukungan sosial dapat diberikan dalam

bentuk, penghargaan, informasi, instrumental,

emosional dan dukungan kelompok yang berefek pada

kenyamanan fisik dan psikologis ibu primipara.

4.4 Keterbatasan Penelitian.

Dalam penelitian ini, yang menjadi keterbatasan

penelitian adalah pada saat peneliti mengurus surat

rekomendasi penelitian di Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik (Kesbangpol) Ambon untuk di bawa ke Kepala Desa

lilibooi agar peneliti mendapat ijin melakukan penelitian di

Desa Lilibooi dan untuk pengurusan surat rekomendasi

sendiri memakan waktu selama 1 minggu sehingga hal ini

(36)

saat itu. Sama halnya dengan pengurusan surat bukti

selesai penelitian juga memakan waktu 1 minggu jadi untuk

pengurusan surat baik rekomendasi maupun surat

keterangan selesai penelitian ini memakan waktu selama 2

Gambar

Gambar 4.1 PETA DESA LILIBOOI
Tabel 4.2 karakteristik Partisipan

Referensi

Dokumen terkait

ini dilakukan pada media cetak yang berafiliasi dengan tokoh yang diberitakan.. Peneliti meninjau penelitian-penelitian sebelumnya

Crackers dengan subtitusi 50% pati batang aren memiliki kualitas paling baik ditinjau dari sifat kimia, fisik, dan mikrobiologi dan disukai karena memiliki rasa, warna, tekstur,

Bahan yang digunakan dalam pembuatan crackers terdiri dari : tepung, gula, lemak, susu, garam, ragi, baking powder dan air serta bahan pelapis adonan/dust filling yang terdiri

Subtitusi pati aren dalam pembuatan crackers daun pepaya memberikan pengaruh terhadap sifat kimia, fisik, dan organoleptik crackers yang dihasilkan.. Subtitusi pati aren

• Tabel digunakan untuk menampilkan data jenis suku cadang dari database dengan query : SELECT dataJenisSukucadang FROM tabelJenisSukucadang; dan mencantumkan link-link

Gambar 4.4 Signal respon elektroda terhadap perubahan laju alir pada konsentrasi 1000 ppm timbal dengan penambahan ISAB 0,2 mL. Gambar 4.5 Optimasi laju alir dengan variasi 25 μ

Dari praktikum ini, diperoleh hasil bahwa Kadar gula pereduksi pada sirup glukosa hasil praktikum paling tinggi pada proses liquifikasi menggunakan enzim α -amilase didapat

Zalco Pratama Gugur Tidak memasukkan dokumen kualifikasi 32 PT Windya Karsa Konsultan Gugur Tidak memasukkan dokumen kualifikasi.