• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DI PANTI ASUHAN STUDI DI PANTI SOSIAL ASUHAN MUHAMMADIYAH BANDUNG - Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "EFEKTIFITAS BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DI PANTI ASUHAN STUDI DI PANTI SOSIAL ASUHAN MUHAMMADIYAH BANDUNG - Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DI PANTI ASUHAN

Studi di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung

Shilhiya Khairi Nafs 20200011026

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Master of Arts (M.A)

Program Studi Interdisiplinary Islamic Studies Konsentrasi Bimbingan Dan Konseling Islam

YOGYAKARTA 2022

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

(4)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

(5)

NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth.,

Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr. wb

Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap penulisan tesis yang berjudul:

EFEKTIVITAS BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK PANTI ASUHAN Studi di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung Yang ditulis oleh:

Nama : Shilhiya Khairi Nafs, S. Sos

NIM : 20200011026

Jenjang : Magister (S2)

Program Studi : Interdisiplinary Islamic Studies Konsentrasi : Bimbingan dan Konseling Islam

Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Master of Arts.

Wassalamu’alaikum, wr. wb

Yogyakarta, 02 Agustus 2022 Pembimbing,

Dr. Nurjannah, M. Si NIP: 196003101987032001

(6)

MOTTO

Hidup akan jauh lebih bahagia jika didasari dengan berfikir positif,

bersyukur, dan ikhlas

(7)

PERSEMBAHAN

Karya tesis ini dipersembahkan untuk:

“Kedua orang tua ku tersayang”

Keluarga besarku

“Teman-teman seperjuanganku”

“Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam”

“Program Studi Interdisiplinary Islamic Studies”

“UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”

(8)

ABSTRAK

Shilhiya Khairi Nafs. Efektifitas Biblioterapi untuk Meningkatkan Kecedasan Spiritual Anak Panti Asuhan (Studi di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung). Tesis. Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam Program Studi Interdisiplinary Islamic Studies Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022.

Tesis ini merupakan studi biblioterapi untuk meningkatan kecerdasan spiritual anak di panti asuhan. Argumen dalam tesis ini adalah biblioterapi menjadi salah satu teknik yang efektif utnuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Argumen ini didasarkan pada kecenderungan awal anak panti yang memiliki tingkat kecerdasan spiritual rendah yang ditunjukan dengan adanya sikap tidak percaya diri, pesimis, melanggar aturan, dan belum memiliki planning dalam hidupnya. Kecenderungan tersebut berubah dan mengalami peningkatan setelah diadakannya treatment biblioterapi. Peningkatan itu terlihat dalam hasil posttest dan sikap yang menunjukkan adanya perubahan seperti lebih percaya diri, memiliki visi dan misi dalam hidup, dan mengikuti aturan ada.

Penelitian ini mengacu pada teori danah Zohar dan Ian Marsahll terkait dengan kecerdasan spiritual. Adapun teori Samuel Crothers (1916) dan mengenai biblioterapi yang menyebutkan bahwa terapi ini efektif digunakan untuk konseli agar membantu dalam menyelesaikan masalahnya.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah desain eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah preexperimental designs.

Bentuk preexperimental desain yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Subjek dalam penelitian ini adalah anak di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung yang berjumlah 30 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan konsep skala kecerdasan spiritual yang disusun peneliti dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Adapun analisis datanya menggunakan uji paired sample t-test dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Melalui metode eksperimen penelitian ini menyimpulan bahwa biblioterapi dapat meningkatkan kecerdasan spiritual anak panti asuhan. Hal tersebut terlihat dari hasil nalisis data, diketahui nilai sig. (sig. 2-tailed) adalah sebesar 0.000 < 0.05, sehingga berdasarkan pada pedoman pengambilan keputusan, dapat disimpulkan bahwa H1

diterima. Maka penggunaan teknik bliblioterapi ini efektif untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak di Panti Sosial Muhammadiyah Bandung. Kesimpulan ini mengukuhkan hasil riset sebelumnya yang menegaskan teknik biblioterapi efektif untuk meningkatkan kecerdasam spiritual. Tesis ini cukup penting dalam menumbuhkan karakter anak dan penting untuk dikembangkan di lingkungan pendidikan khusunya panti asuhan.

Kata Kunci: Biblioterapi, Kecerdasan Spiritual, Anak Panti Asuhan

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, dahabatnya dan kepada umatnya yang senantiasa patuh dan taat kepadanya.

Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir Program Magister Jurusan Bimbingan Konseling Islam Program Studi Interdisiplinary Islamic Studies UIN Sunan Kalijaga dengan judul Efektifitas Biblioterapi untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Anak Panti Asuhan (Studi di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung).

Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan arahan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril ataupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu sebagai rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Phil Al Makin, MA selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Dr. Nina Mariani Noor, MA selaku Ketua Prodi Interdisiplinary Islamic Studies Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Dr. Nurjannah, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Segenap Dosen dan karyawan akademik Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah mendidik, menginspirasi dan memotivasi penulis.

6. Kepada orang tua tercinta Dr. Hendar Riyadi, M.Ag dan Tuti Yustiani, M.Ag yang sudah mendoakan dan memotivasi serta memberi dukungan yang tiada henti agar penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

7. Kepada sahabat seperjuangan, BKI 2020 yang selalu memberikan semangat dan motivasi dari awal perkuliahan hingga lulus sampai saat ini.

(10)

8. Kepada Alfie Kurniawan, Siti Dinar Maesaroh, Hayatul Mala, Rahmaditta Kuniawati yang membantu penelitian serta mendo’akan dan memberikan semangat untuk menyelesaikan tesis ini.

9. Kepada pihak Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah bandung yang telah mengizinkan serta bekerjasama dalam penelitian ini.

10. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan, dorogan dan motivasi juga yang telah memberikan do’a baik secara langsung maupun tidak langsung hingga penulis dapat menyelesaikan stesis ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, hal tersebut bukanlah faktor kesenjangan melainkan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Demikian penulis berharap mudah-mudahan berguna bagi yang membacanya dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 5 Agustus 2022 Saya yang menyatakan,

Shilhiya Khairi Nafs NIM: 20200011026

(11)

TRANSLITERASI KATA-KATA ARAB A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

أ Alif Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

ب Ba’ B be

ت Ta’ T te

ث S a S Es

(dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح H H Ha

(dengan titik dibawah)

خ Kha’ Kh Ka dan ha

د Dal D De

ذ Zal Z Ze

(dengan titik di atas)

ر Ra’ R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy Es dan ye

ص Sad S Es

(dengan titik dibawah)

ض Dad D De

(dengan titik di bawah)

ط Ta’ T Te

(dengan titik dibawah)

(12)

ظ Za’ Z Zet

(dengan titik dibawah)

ع ‘Ain ‘ Koma terbalik di atas

غ Gain G Ge

ف Fa’ F Ef

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L ‘El

م Mim M ‘Em

ن Nun N ‘En

و Waw W W

ه Ha’ H Ha

ء Hamzah ‘ Apostrof

ي Ya’ Y Ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap م

ت ع د د

ة Ditulis Muta’addidah ةدع Ditulis ‘Iddah

C. Ta’Marbutoah di akhir kata 1. Bila dimatikan tulis h

ةمكح Ditulis Hikmah ج

ز ي

ة Ditulis Jizyah

2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h

(13)

ك ر ا م ة ا أل و لي ا

ء Ditulis Karamah al-auliya’

3. Bila Ta’ Marbutah hidup atau berharakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t

ةاكز ا لف ط

ر Ditulis Zakat al-fitr D. Vokal pendek

1. - - - Fathah Ditulis a - - - Kasrah Ditulis i - - - Dammah Ditulis u E. Vokal Panjang

1 Fathah + alif ج

ا ح لي ة

Ditulis A

Jahiliyah 2 Fathah + ya’ mati

تن س

Ditulis A

Tansa 3 Kasrah + ya’ mati

ك ر ي م

Ditulis I

Karim 4 Dammah + wawu mati

ف ور ض

Ditulis U

Furud F. Vokal Rangkap

1 Fathah + ya’ mati بي

ن ك م

Ditulis

Ditulis

ai

bainakum 2 Fathah + wawu mati

ق و ل

Ditulis Ditulis

Au qaul

(14)

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

أأ نت

م ditulis A’antum

تدعأ ditulis U’iddat ل

ئ ن ش ك ر ت

م ditulis La’in syakartum

H. Kata Sandang Alif=Lam

1. Bila diikuti Huruf Qomariyah نأرقلا Ditulis Al-qur’an

ال قي ا

س Ditulis Al-qiyas 2. Bila diikuti Huruf Syamsiah

Ditulis dengan menggunakan huruf syamsiah yang mengkutinya, serta huruf I (el) nya

ال س م ا

ء Ditulis As-sama’

ال ش م

س Ditulis Asy-syams

I. Penulisan Kat-Kata Kalimat ذ و ي ا لف ر

ض Ditulis Zawi al-furud ا

ه ل ا ل س ن

ة Ditulis Ahl as-sunnah

(15)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...II PERNYATAAN KEASLIAN...III SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME...IV NOTA DINAS PEMBIMBING ... V ABSTRAK ... VI KATA PENGANTAR ... IX TRANSLITERASI KATA-KATA ARAB ... XI DAFTAR ISI ... XV DAFTAR TABEL ... XVII DAFTAR LAMPIRAN ... XVIII

BAB I PENDAHULUAN ... 19

A. Latar Belakang Penelitian ... 19

B. Rumusan Masalah ... 23

C. Tujuan Penelitian ... 24

D. Kegunaan Penelitian ... 24

E. Kajian Pustaka ... 24

G. Metode Penelitian ... 29

H. Sistematika Pembahasan ... 42

BAB II LANDASAN TEORI...43

A. Kecerdasan spiritual Anak Panti Asuhan...43

B. Biblioterapi...49

C. Biblioterapi untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Anak Panti Asuhan...59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...63

A. Hasil Penelitian...63

B. Pembahasan...73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...77

A. Hasil Penelitian...77

B. Pembahasan...92

(16)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

LAMPIRAN...83

RIWAYAT HIDUP...126

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rancangan Penelitian 26

Tabel 2 Jumlah Anak Asuh Berdasarkan Daerah Asal 28

Tabel 3 Jumlah Anak Asuh Berdasarkan Pendidikan Dan Usia 28 Tabel 4 Rancangan Pelaksanaan Biblioterapi 31

Tabel 5 Blue Print Skala Kecerdasan Spiritual 33

Tabel 6 Skala Penilaian Kuisioner Kecerdasan Spiritual 33 Tabel 7 Hasil Validitas 35

Tabel 8 Hasil Reliabilitas 35 Tabel 9 Uji Normalitas 62 Tabel 10 Hasil Pretest 64

Tabel 11 Jadwal Kegiatan Biblioterapi 65 Tabel 12 Hasil Posttest Anak Asuh 70

Tabel 13 Perbandingan Hasil Rata-Rata Pretest-Posstest 71 Tabel 14 Analisis Data Deskriptif 71

Tabel 15 Sampel Paired 71

Tabel 16 Paired Samples Correlations 72 Tabel 17 Paired Sample Test 72

Tabel 18 Hasil N-Gain 74

Tabel 19 Kategori Tafsiran Efektifitas N-Gain 74

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Panduan Penelitian 83 Lampiran 2 Kuisioner 85

Lampiran 3 Modul Biblioterapi 88

Lampiran 4 Hasil Validitas Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah Bandung 101

Lampiran 5 Hasil Validitas Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah Bandung 111

Lampiran 6 Hasil Reliabilitas Panti Asuhan Taman Harapan Bandung 112 Lampiran 8 Data Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung 118

Lampiran 9 Hasil Deskriptif Statistik Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung 119

Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung 120

Lampiran 11 Diagram Hasil Pretest Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung 120

Lampiran 12 Diagram Hasil Posttest Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung 122

Lampiran 13 Hasil Uji Paired Sample T-Test Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung 123

Lampiran 14 Dokumentasi Kegiatan 124

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Penelitian ini mengkaji tentang persoalan anak yang terlantar atau disebut juga sebagai anak. Anak terlantar yang dimaksudkan ialah seseorang yang tidak tersalurkan haknya, baik dari segi jasmani, rohani ataupun sosialnya1. Berdasarkan data dari Kementerian Sosial, pada tahun 2020 terdapat 67.368 anak Indonesia yang terlantar 2. Anak-anak tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah salah satunya yang dinaungi oleh lembaga kesejahteraan sosial seperti panti asuhan. Anak yang berada di panti asuhan sering disebut jua sebagai anak asuh. Dalam peraturan pemerintah 44 tahun 2017 mengenai Pelaksanaan Pengasuhan Anak memaparkan bahwa anak asuh merupakan anak yang dirawat oleh seorang individu ataupun lembaga untuk dapat memberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, kesehatan, karena keluarganya tidak dapat menjamin perkembangan anak dengan baik3. Panti Asuhan adalah lembaga kesejahteraan sosial yang mendapatkan amanah berupa pemberian bantuan sosial kepada anak terlantar, seperti menjadi walinya dalam pemenuhan kebutuhan anak baik itu fisik ataupun psikis sehingga mendapatkan kesempatan yang luas serta mencukupi untuk pertumbuhan dirinya4. Dengan adanya lembaga ini, hak anak-anak terpenuhi untuk dilindungi. Bukan hanya itu, terdapat pengasuhan dan pendidikan yang baik untuk anak dari pihak panti yaitu dari para pengasuhnya.

1 Irwan Sandi, “Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Terlantar Pada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah,” e Jurnal Katalogis, 4, no. 5 (2016): 150–160.

2 Puput Mutiara, “Penanganan Anak Terlantar Butuh Komitmen,” 2020, https://www.kemenkopmk.go.id/penanganan-anak-terlantar-butuh-komitmen.

3 Kharisma Nail Mazaya and Ratna Supradewi, “Konsep Diri Dan Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Di Panti Asuhan,” Proyeksi 6, no. 2 (2011): 103.

(20)

Pendidikan merupakan alternatif untuk dapat menjadikan anak-anak di panti asuhan lebih baik. Begitupun dengan perilaku anak yang harus di ubah sehingga dapat menjadikan hidupnya lebih bermakna.

Pada saat ini, terdapat beberapa panti asuhan yang sudah berkembang namun masih belum memperlihatkan adanya keidealan yang diberikan pada anak. Salah satu yang mungkin terlupakan dalam bangsa ini adalah pendidikan yang sewajarnya pada anak- anak yang berada di panti asuhan. Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh departemen sosial dan Unicef Save The Children, terdapat panti asuhan sebanyak 37 dan provinsi sebanyak 6 di Indonesia yang mencerminkan terkait kualitas pengasuhan panti asuhan di Indonesia5. Bahwa minimnya pengetahuan dari pembimbing di panti asuhan mengenai keadaan anak yang sepatutnya diasuh dan dirawat di dalam panti serta pengajaran yang ideal diterima anak.

Beberapa panti asuhan yang ada cenderung memfokuskan program pada pemberian kebutuhan secara materi terhadap anak dan kurang memperhatikan aspek lain pada anak, terutama dalam pendidikan untuk memperkuat spiritual anak-anak terlantar. Oman dan Thoresen mengemukakan bahwa model spiritual merupakan elemen yang sering diabaikan dalam kehidupan beragama6. Anak-anak yang berada di panti asuhan cenderung masih belum terlihat perkembangan pendidikan spiritualnya.

Hal ini tergambarkan dalam penelitian yang menyatakan bahwa terdapat kenakalan anak di panti asuhan yang dilihat dari perilaku anak-anak di panti asuhan ini sering sekali berbohong pada pembimbing panti hingga membolos sekolah dan tidak izin ketika akan keluar dari panti 7. Anak-anak di panti asuhan sering melanggar peraturan

5 UNICEF, “Situasi Anak Di Indonesia - Tren, Peluang, Dan Tantangan Dalam Memenuhi Hak-Hak Anak,” Unicef (2020): 8–38, file:///C:/Users/USER/Documents/SKRIPSI KAK PUTRI/Situasi-Anak- di-Indonesia-2020.pdf.

6 Doug Oman and Carl E Thoresen, “Spiritual Modeling: A Key Spiritual and Religious Growth?,” The International Journal for the Psychology of Religion 13, no. 3 (2003): 149-165.

(21)

yang ada di panti karena terbiasa bebas hidup tanpa aturan8. Adapun anak yang merasa bahwa dirinya putus asa dengan kehidupan yang dijalaninya, mengalami kebingungan perihal apa yang harus dilakukannya dengan kata lain sudah kehilangan makna hidup9.

Perilakunya tersebut mengindikasikan bahwa anak-anak mempunyai kecenderungan kecerdasan spiritual yang rendah. Kerendahan ini dilihat dari kebiasaan anak yang melakukan sesuatu tidak sesuai dengai nilai yang terkandung dalam konsep kecerdasan spiriual. Perilaku yang dilakukan oleh anak asuh yang cenderung tidak sesuai dengan teori yang ada terkait dengan kecerdasan spiritual. Seperti yang disebutkan oleh Zohar dan Marsahll bahwa kecerdasan spiritual seseorang dapat dilihat dari tingginya tingkat kesadaran, bersikap fleksibel, memiliki visi dan misi dalam hidup, serta kemandirian dalam diri10. Indikator lain dikemukakan oleh Tasmara, bahwa kecerdasan spiritual dapat dilihat pada akhlak seseorang seperti jujur, istiqomah, amanah, fathonah, dan tabligh11. Kecerdasan spiritual ini ialah kecerdasan yang membantu seseorang dalam menghadapi dan memecahkan problem terkait nilai dan makna, yaitu kecerdasan untuk dapat menyesuaikan perilaku dan hidup seseorang perihal makna yang lebih luas, serta mengevaluasi bahwa tindakannya lebih bermakna dari yang lain12. Dalam konteks Islam kecerdasan spiritual ini menjadi bagian pada kecerdasan qalbu yang berhubungan dengan kualitas batin seseorang. Abdul Mujib mengatakan bahwa kecerdasan ini membimbing individu agar dapat berperilaku

8 Ayu Nuzulia Rahma, “Hubungan Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan,” Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam 8, no. 2 (2011): 231–

246.

9 Mazaya and Supradewi, “Konsep Diri Dan Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Di Panti Asuhan.”

10 Danah Zohar and Ian Marsahll, Kecerdasan Spiritual, ed. Jalaludin Rakhmat (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2000).

(22)

dengan sewajarnya, sehingga dapat sampai pada nilai-nilai luhur yang belum dapat disentuh oleh manusia itu13.

Pada studi ini, pendidikan yang mesti dijadikan sebagai pola untuk memperkuat generasi yatim adalah perlu dibangun kecerdasan spiritual. Tidak hanya soal kecerdasan intelektual dan emosionalnya, akan tetapi penting juga kecerdasan spiritualnya, sebab kecerdasan spiritual ini yang sangat mendasari kecerdasan yang lain. Membangun pendidikan bagi anak yatim perlu diperkuat tentang kecerdasan spiritualnya, salah satu yang penting untuk dikembangkan adalah pendekatan biblioterapi.

Biblioterapi ini adalah salah satu terapi dengan penggunaaan buku sebagai alatnya agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi seseorang 14. Penggunaan biblioterapi dianggap efektif karena telah banyak penelitian yang menggunakan terapi ini. Seperti penelitian Erviana mengenai Biblioterapi yang diberikan pada anak di rumah sakit.

Terapi yang dipakainya memberikan motivasi dan pengaruh positif pada pasien anak untuk sembuh lebih cepat15. Biblioterapi juga memiliki manfaat yang kuat dalam kebutuhan spiritual dalam mengungkapkan kebutuhan yang tidak tersadarkan oleh seseorang16. Adapun penelitian Zoe Brennan dan kawannya pun mengemukakan bahwa biblioterapi ini memiliki hasil yang positif yaitu mampu mengurangi trauma serta berdampak pada kualitas hidup anak17. Jika melihat sejarah singkatnya, dalam Islam terapi ini hadir pertama kali pada abad-13. Pada abad ini, biblioterapi sudah mulai dikembangkan. Orang yang sedang sakit di rumah sakit ini bukan hanya diberi obat

13 Abdul Mujib and Jusuf Mudzakir, Nuasa-Nuansa Psikologi Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2001).

14 Herlina, Bibliotherapy Mengatasi Masalah Anak Dan Remaja Melalui Buku (Bandung: CV. Pustaka Cendikia Utama., 2013).

15 Erviana Dwinugrahaningtyas and Nita Ismayati, “Biblioterapi Dalam Perawatan Pasien Anak Di Rsi Banyubening Serta Tinjauannya Menurut Islam,” Bibliotech : Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi 3, no. 1 (2018): 57–72.

16 Ágnes Bálint and Judit Magyari, “The Use of Bibliotherapy in Revealing and Addressing the Spiritual Needs of Cancer Patients,” Religions 11, no. 3 (2020): 1–15.

17 Dawn De Vries et al., “Healing With Books: A Literature Review of Bibliotherapy Used With Children and Youth Who Have Experienced Trauma,” Therapeutic Recreation Journal 51, no. 1

(23)

sebagai pengobatan, tetapi diberikan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk didengarkan.

Tujuannya supaya memberikan efek positif bagi pasien dan dapat mempercepat proses penyembuhan18. Hingga saat ini, biblioterapi berkembang sebagai pemanfaatan media buku, literatur, serta media audio, visual, dan audio-visual untuk memfasilitasi kegiatan terapi, mengarahkan diskusi, dan memperilhatkan perkembangan berfikir individu 19.

Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak yang berada di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung. Tempat ini adalah salah satu panti yang cenderung memfokuskan pada pemberian materi untuk anak. Dalam kesehariannya, panti ini tidak memiliki program terkait dengan pendidikan pada anak khususnya persoalan kecerdasan spiritual. Peneliti tertari dengan persoalan yang terjadi sehingga ingin melakukan penelitian terkait kecerdasan spiritual anak di panti asuhan Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Bandung. Peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam membangun peradaban melalui pemberdayaan anak terlantar atau anak yatim, begitupun dengan penanganannya yang menggunakan biblioterapi untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Karena tar belakang tersebut, dalam hipotesis penulis bahwa bibioterapi sangat efektif membangun pendidikan kecerdasan spiritual karena akan membangun generasi yang kuat khususnya bagi anak yatim.

B. RUMUSAN MASALAH

Berikut adalah fokus permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi kecerdasan spiritual anak Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung?

18 Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Dan Perawatan Rohani Islam Di Rumah Sakit (Bandung: CV.

(24)

2. Apakah teknik biblioterapi efektif digunakan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak panti asuhan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan fokus masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam penelitian yaitu untuk mengetahui teknik biblioterapi efektif digunakan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak panti asuhan.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Pencapain dalam penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat untuk pengembangan teori maupun praktisnya. Dalam pengembangan teori, penelitian ini diharapkan mampun berkontribusi dalam memberikan pengetahuan lebih dan memperluas ilmu konseling pada teori biblioterapi. Dengan begitu, teori mengenai biblioterapi bisa dijadikan bahan dasar pada tindakan-tindakan dalam melakukan bimbingan pada anak khususnya di panti asuhan. Dalam prakteknya juga penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan rujukan untuk guru, pembimbing, dan konselor untuk melakukan terapi dengan menggunakan biblioterapi dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Dan diharapkan mampu memberikan partisipasi dalam mengembangkan teori biblioterapi.

E. KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelusuran terkait dengan biblioterapi dan kecerdasan spiritual anak di panti asuhan sudah banyak dilakukan. Dalam kajian pustaka ini, peneliti mencari dan mengkaji mengenai penelitian sebelumnya terkait biblioterapi dan kecerdasan spiritual di panti asuhan dan menjadikan penelitian tersebut sebagai acuan dan bahan perbandingan dan penyusunan pada penelitian ini. Penelitian tersebut diantaranya sebagai berikut:

(25)

Erna Labudasari melakukan penelitian mengenai Peran Biblioterapi dalam Mengatasi Permasalahan Siswa. Tujuan dari Penelitiannyaialah untuk mengatasi masalah murid yang berkaitan dengan permasalahan sosial, emosional, pendidikan maupun akademiknya dengan berdasakan literatur. Penggunakan biblioterapi ini dilaksanakan dengan metode membandingkan permasalahan dan cara penyelesaiannya dengan menggunakan literatur yang tepat yang sudah dipilih guru untuk siswanya20.

Penelitian mengenai biblioterapi pada anak yang mengalami kecemasan juga kerap kali dilakukan di Rumah Sakit. Apriza dan Marwan Riki serta kawannya yang meneliti terkait dengan pengaruh biblioterapi pada kecemasan anak di rumah sakit yang berbeda dengan metode pre-experiment. Hasil dari penelitian milikinya memaparkan bahwasannya terdapat pengaruh yang signifikan dari sebelum dilakukannya intervensi dan sesudahnya21. Begitupun penelitan Erviana dan Nita terkait dengan penerapan biblioterapi pada pasien anak di rumah sakit. Dalam penelitian ini, biblioterapi yang digunakan adalah storytelling atau bercerita. Pembimbing bercerita lalu mendiskusikannya dengan anak tersebut. Penerapan ini memberikan efek positif pada anak22. Adapun Natasia Pusvita yang melakukan penelitian terkait dengan penggunaan biblioterapi pada anak penderika kanker di Jakarta. Penelitian tersebut memaparkan mengenai kegiatan biblioterapi yang diberikan oleh guru dengan melalui tahapan pada memilih bahan bacaannya, memberikan motivasi, mendiskusikan bahan bacaan, serta

20 E Labudasari, “Peran Biblioterapi Dalam Mengatasi Permasalahan Siswa,” Jurnal Buah Hati 5, no. 1 (2018): 38–46, https://www.uam.es/gruposinv/meva/publicaciones

jesus/capitulos_espanyol_jesus/2005_motivacion para el aprendizaje Perspectiva

alumnos.pdf%0Ahttps://www.researchgate.net/profile/Juan_Aparicio7/publication/253571379_Los_est udios_sobre_el_cambio_conceptual_.

21 Marwan Riki Ginanjar, Miranti FLorencia Iswari, and Noftalina, “Pengaruh Biblioterapi Terhadap Kecemasan Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang,” Jurnal Masker Medika 8, no. 1 (2020): 53–57, https://jmm.ikestmp.ac.id/index.php/maskermedika; Apriza Apriza, “Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku Cerita Bergambar Terhadap Tingkat Kecemasan Efek Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah,” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1, no. 2 (2017): 105.

(26)

mengevaluasi. Terapi yang diberikan menunjukkan adanya dampak positif pada pasien anak yang sedang menderita penyakit kanker di Yayasan Anak Kanker Indonesia23.

Selanjutnya, penelitian mengenai kecerdasan spiritual anak di panti asuhan sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian mengenai optimalisasi kecerdasan spiritual anak yang dilakukan oleh Lubis memaparkan penggunaan teori Abdullah Nasih yang menawarkan optimalisasi kecerdasan spiritual dengan mengikat anak pada beberapa hal yaitu ibadah, Al- Qur’an, rumah ibadah, amalan sunnah, serta sifat muroqobah kepada Allah SWT. Menurut Lubis kecerdasan spiritual ini tidak hanya menuntut keberhasilan pada pemahaman saja, tetapi juga dari segi pengalamannya. Keberadaan kecerdasan spiritual ini sangat penting dalam kehidupan seseorang24. Dalam mengembangkan kecerdasan spiritual di panti asuhan, Sabila Dina melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat metode-metode yang berbeda dalam menumbuhkan kecerdasan spiritual anak seperti menumbuhkan sikap kasih sayang dan saling menghargai, menumbuhkan rasa ingin tahu anak, mengajarkan anak untuk ikhlas dan bersyukur, dan mengajak anak mengikuti kegiatan sosial25.

Berdasarkan pada hasil temuan peneliti, sejauh ini memang belum ada penelitian yang secara khusus mengkaji tentang biblioterapi pada kecerdasan spiritual anak panti asuhan. Fokus dalam penelitian ini yaitu efektifitas biblioterapi untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak panti asuhan. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. pertama, subjek dalam penelitian ini dilakukan pada anak di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung dengan menggunakan metode desain experimen. Kedua, materi biblioterapi yang diberikan berupa cerita-cerita

23 Natasia Pusvita, “Implementasi Biblioterapi Untuk Penderita Kanker Anak Di Program Sekolah-Ku”

(UIN Syarif Hidayatullah, 2017).

24 Rahmat Rifai Lubis, “Optimalisasi Kecerdasan Spiritual Anak,” Jurnal Pendidikan dan Keislaman I (2018): 1–18.

25 Sabila Dina, “Implementasi Sholat Berjamaah Dan Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Remaja

(27)

motivasi dan Islami dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak. Namun begitu, penelitian ini memiliki kesamaan dari penelitian-penelitian sebelumnya. pertama, dalam penelitian ini metode yang diberikan berupa storytelling dan menonton film. Kedua, dari segi penerapannya dengan melalui pemilihan bahan bacaan, kegiatan motivasi, diskusi pembahasan, dan evaluasi.

F. Kerangka Teoritis

Dalam kajian ini, penulis menggunakan dua kerangka teoritis. Pertama, biblioterapi yakni penggunaan media buku sebagai terapi Samuel Crothers. Pemanfaatan buku ini sangat berpengaruh bagi seseorang yang sedang menangani permasalahannya.

Biblioterapi merupakan salah satu terapi kognitif dan perilaku (Cognitive – Behavioral Therapy atau CBT)26. Biblioterapi merupakan proses terapi dari diskusi literatur yang dapat memberikan pengalaman bagi seseorang dan digunakan untuk mengobati permasalahan emosional dan perilaku27.

Dalam sejumlah penelitian, efek terapi yang dilakukan dapat berdampak positif bagi seseorang yang sudah menggunakannya. Secara umum membaca telah terbukti membantu seseorang mengeksplorasi perasaan dan sikap mereka sambil meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia di sekitar mereka28. Manfaat dari membaca termasuk peningkatan harga diri, memberikan kenyamanan, dan mengatasi pengalaman yang menantang. Ketika membaca digabungkan dengan pemrosesan atau diskusi seperti dalam biblioterapi telah membuktikan terdapat hasil positif bagi emosional, sosial, dan

26 I P Dewi, R A Suryadi, and S U R Fitri, “Pengaruh Terapi Bacaan Al-Qur’an (TBQ) Sebagai Biblioterapi Islami Pada Kesehatan Mental Narapidana Lesbian,” Faletehan Health … 7, no. 2 (2020):

104–112, https://journal.lppm-stikesfa.ac.id/index.php/FHJ/article/view/135.

27 De Vries et al., “Healing With Books: A Literature Review of Bibliotherapy Used With Children and Youth Who Have Experienced Trauma.”

28 D McCulliss and D Chamberlain, “Bibliotherapy for Youth and Adolescents: School-Based

(28)

kognitif seseorang29. Seperti dalam sejumlah penelitian, biblioterapi digunakan pada beberapa kasus, diantaranya mengatasi kebutuhan spiritual30, mengatasi kecemasan 31, kesehatan mental32, pengembangan karakter33, dan pengembangan resiliensi seseorang34.

Kerangka teori kedua yaitu, kecerdasan spiritual yang dikembangkan oleh Danah Zohar dan Ian Marsahll. Menurutnya, secara harfiah seseorang telah kecerdasan spiritual ini untuk menumbuhkan otak manusiawinya. Kecerdasan spiritual diartikan sebagai kemampuan yang ada dalam diri seseorang utnuk mendengarkan hati nuraninya baik buruk dan rasa moral dalam caranya menempatkan diri pada sebuah pergaulan35. Kecerdasan spiritual “menyalakan” seseorang untuk menjadi manusia seperti adanya sekarang dan memberi potensi untuk tumbuh dan berkembang serta menjalani lebih lanjut evolusi potensi manusiawi seseorang36.

Melihat studi kasus dari beberapa penelitian telah dilakukan dengan penggunaan biblioterapi dapat memberikan hasil yang positif. Maka penelitian ini berusaha menjelaskan tentang peranan biblioterapi terhadap kecerdasan spiritual anak di panti asuhan. Kecerdasan spiritual bagi anak sangat penting karena spiritual bisa menjadi dasar yang kuat bagi pengembangan kecerdasan yang lain. Dalam penelitian ini akan melihat efek biblioterapi terhadap kecerdasan spiritual anak. Kemudian, memahami bacaan apa saja yang dapat dipakai untuk mampu melahirkan atau mengubah sudut

29 C. V Lucas and L. Soares, “Bibliotherapy: A Tool to Promote Children’s Psychological Well- Being,” Journal of Poetry Therapy 26, no. 3 (2013): 137–147.

30 Bálint and Magyari, “The Use of Bibliotherapy in Revealing and Addressing the Spiritual Needs of Cancer Patients.”

31 Nicole M. Schneider et al., “Bibliotherapy’s Effect on Anxiety in Children with Cancer,” Child and Adolescent Health Issues (A Tribute to the Pediatrician Donald E Greydanus) (2015): 121–132.

32 Dewi, Suryadi, and Fitri, “Pengaruh Terapi Bacaan Al-Qur’an (TBQ) Sebagai Biblioterapi Islami Pada Kesehatan Mental Narapidana Lesbian.”

33 Vivik Shofiah, “Metode Biblioterapi Islam Untuk Pengembangan Karakter Tanggung Jawab Pada Mahasiswa,” Educational Guidance and Counseling Development Journal 2, no. 1 (2019): 1.

34 Amien Wahyudi, Aprilia Setyowati, and Siti Partini, “Biblioterapi : Pengembangan Resiliensi Individu Di Era Covid 19,” Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling (2020),

http://conference.um.ac.id/index.php/bk2/article/view/73.

35 Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Transendental Intellegence).

(29)

pandang serta perilaku anak di panti asuhan. Sehingga mampu berkontribusi dalam diskusi biblioterapi terhadap kecerdasan spiritual anak di panti asuhan.

G. METODE PENELITIAN

Metode ekperimen digunakan dalam penelitian ini yang mana metode ini menyiapkan pendekatan valid dalam penyelesain masalah pendidikan ataupun sosial dan sistematis serta logis dalam menjawab pertanyaan penelitian37. Tujuan dari metode ini ialah untuk mengetahui efektifitas biblioterapi untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak panti asuhan. Desain eksperimen yang dipakai adalah preexperimental designs. Bentuk preexperimental desain yang digunakan adalah one group pretest- postest. Pemilihan bentuk desain ini dengan alasan agar dapat diketahui efektifitas biblioterapi dari hasil pretest dan posttost pada kelompok yang sama.

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Tabel 1Rancangan Penelitian

Keterangan:

O1: Pretest pada kelompok eskperimen X : Perlakuan berupa Bimbioterapi O2: Posttest pada kelompok eksperimen

a. Memberikan pre-test

Langkah pertama yang dilakukan adalah pemberian pretest kepada anak panti asuhan pada seluruh responden. Pre-test ini menggunakan indikator kecerdasan spiritual yang diambil dari teorinya Danar Zohar dan Marsahll juga teori Khavari. Pretest ini digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual anak panti asuhan dan hasilnya menjadi bandingkan dengan data posttest.

(30)

b. Perlakuan (Treatment)

Perlakuan ini dilaksanakan dengan pemberian biblioterapi pada anak panti asuhan yang dilakukan sebanyak lima pertemuan dengan jangka waktu 60 menit disetiap sesi pertemuannya. Biblioterapi ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kecerdasan spiritual anak panti asuhan. Biblioterapi ini membantu konseli agar mampu memiliki tujuan dalam hidupnya serta bersikap sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Peneliti berharap proses biblioterapi ini berjalan lancar dan memperoleh hasil yang positif pada diri anak panti asuhan.

c. Pemberian Posttest

Post-test ini diberikan pada seluruh anak panti asuhan yang menjadi responden. Posttest ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan biblioterapi dan mengetahui adanya peningkatan kecerdasan spiritual anak panti asuhan.

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala hal yang akan menjadi objek dalam pengamatan penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab munculnya variabel dependen38. Variabel independen dalam penelitian ini adalah teknik biblioterapi. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecerdasan spiritual anak di panti asuhan.

3. Sumber Data

(31)

a. Subjek Penelitian

Seluruh anak yang berada di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung yang berjumlah 30. Secara demografis, anak asuh di panti ini berasal dari daerah Bandung. Namun, ada juga anak asuh yang berasal dari daerha lain seperti dari Cimahi, Cianjur, Jakarta, Tangerang dan Lampung. Berikut adalah klasifikasi anak asuh berdasarkan usianya:

No Daerah Jumlah 1 Bandung 17

2 Cianjur 6

3 Cimahi 1

4 Jakarta 3

5 Lampung 1

6 Tangerang 1

Tabel 2 Jumlah Anak Asuh Berdasarkan Daerah Asal

Subjek dalam penelitian ini dikhususkan pada asuh asuh yang memang masih berada di bangku sekolah. Dari 30 anak asuh, terdapat 10 anak di bangku SD, 8 anak di bangku SMP, dan 12 anak di bangku SMA. Berikut adalah klasifikasi anak asuh berdasarkan pendidikan dan usianya:

PENDIDIKAN USIA JUMLAH HASIL KESELURUHAN

SD

7 Tahun 1

10 Anak

9 Tahun 2

10 Tahun 1 11 Tahun 1 12 Tahun 5 SMP

13 Tahun 2

8 Anak 14 Tahun 4

15 Tahun 2 SMA

16 Tahun 5

12 Anak 17 Tahun 3

18 Tahun 4

Tabel 3 Jumlah Anak Asuh Berdasarkan Pendidikan dan Usia

(32)

b. Informan

Penelitian ini memiliki informan yaitu orang yang dekat dengan anak panti asuhan, seperti:

1) Bapak Udin Nasrudin

Bapak Udin ini adalah ketua dan juga pembimbing di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung. Beliau juga merupakan lulusan S1 jurusan Pendidikan Agama Islam. Pekerjaan utamanya adalah seorang guru di SD Muhammadiyah, namun diberikan amanah sebagai ketua panti juga pada tahun 2019.

2) Ibu Susanty

Ibu Susan merupakan seorang pembimbing juga di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung. Beliau lulusan S1 jurusan Ilmu politik.

Ibu Susan ini isteri dari pak Udin. Kedua pembimbing ini merupakan pasanagan suami isteri yang mendedikasikan hidupnya untuk anak panti asuhan.

3) Ibu Siti Dinar

Ibu dinar merupakan konselor yang diamanahkan untuk memberikan biblioterapi di panti asuhan ini. Beliau merupakan lulusan S1 jurusan Bimbingan dan Konseling Islam. pengalamannya dalam memberikan bimbingan dan konseling pada anak sudah begitu banyak dari mulai anak 5-20 tahun. pekerjaannya sekarang ialah tenaga pengajar di salah satu sekolah di Bandung.

4. Lokasi Penelitian

(33)

Penelitian ini berlokasi di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Bandung yang berada di Jl. A.H. Nasution No.140, RT.02/RW.04, Sukamiskin, Kec. Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat.

5. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini terbagi kedalam beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap awal

Pada tahap pertama ini peneliti memuluai pelaksanaan penelitian dengan menyusun skala kecerdasan spiritual, menyusun modul, telaah kembali modul, perizinan yang meliputi pihak kampus, dan juga uji coba skala.

Adapaun skala kecerdasan spiritual disusun dengan tujuan untuk mengetahui kecerdasan spiritual anak panti asuhan.

Perumuskan materi yang dipakai dalam memberikan perlakuan kepada subjek penelitian merupakan tujuan dari penyusunan modul, sehingga harus dilakukannya telaah modul dengan melakukan perbaikan dan sumbangan pemikiran dari dosen pembimbing untuk merevisi modul tersebut.

Kegiatan selanjutnya ialah perizinan yang termasuk pada bagian awal persiapa penelitian. Perizinan ini dibuat untuk dapat memiliki surat resmi izin penelitian. Lalu uji coba skala yang ditujukan untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen penelitian, sehingga instrumen penelitian valid untuk dipakai pada saat pretest dan posttest.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksaan ini yaitu kegiatan pemberian pretest, pelaksanaan biblioterapi, dan posttest. Tahap pretest diberikan pada anak di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung pada seluruh responden untuk melihat

(34)

kondisi awal subjek penelitian. Selanjutnya kegiatan biblioterapi dengan mengacu pada panduan atau modul yang sudah dibuat. Kemudian, dilakukannya posttest pada subjek untuk mengetahui perubahan kecerdasan spiritual seluruh anak panti asuhan serta melihat keefektifan penggunaan biblioterapi.

c. Tahap Akhir

Pelaksanaan analisis data, pembahasan dan penarikan kesimpulan, analisis data yang dilakukan menggunkan uji statistik dengan bantuan program SPSS versi 21.0 merupakan tahap akhir dalam penelitian. Uji statistik ini ditujukan untuk mengetahui apakah biblioterapi dapat meningkatan kecerdasan spiritual anak Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung atau tidak. Uji statistik yang dimaksud adalah uji T yaitu Paired Sample T-Test. Hasil dari uji yang telah dilakukan ini menjadi bahan asuan guna menjawab hipotesis yang dirumuskan melalui interpretasi daya yang dilakukan. Kemudian, pembahasan menyeluruh terkait dengan hasil yang diperoleh, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari kegiatan penelitian ini.

6. Prosedur Penyusunan Instrumen

Prosedur yang ditempuh pada penelitian ini dilakuakn melalui beberapa tahap yaitu merencanakan, menuliskan butir soal, menyunting, uji coba, menganalisis validitas dan reliabilitas, dan mengadakan revisi. Adapun langkah yang dilalui dalam pengadaan instrumen antara lain yaitu membuat kisi-kisi instrumen, lalu dikonsultasikan, hasil konsultasi direvisi, instrument yang telah direvisi diujicobakan, kemudian revisi jika diperlukan. Setelah diketahuinya langkah tersebut, maka selanjutnya membahas mengenai pengukuran, kisi-kisi instrumen yang dilanjutkan dengan menyusun instrumen utuh beserta lembar jawabannya.

(35)

7. Intervensi

Pelaksanaan perlakuan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada modul yang sudah disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang ada. Modul ini terdiri atas pendahuluan, petunjuk penggunaan modul, tujuan, lokasi penelitian, waktu, media mendukung, materi, dan sesi intervensi hingga tahap terakhir.

Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian biblioterapi yang diberikan pada anak panti asuhan yang memiliki kecerdasan spiritual yang rendah. Perlakuan dilaksanakan dalam waktu satu bulan yang terbagi ke dalam lima sesi pertemuan.

Berikut adalah gambaran secara umum terkait dengan pelaksanaan biblioterapi pada kecerdasan spiritual anak panti asuhan:

Kegiatan Tujuan Waktu Metode

Pertemuan pertama

Mengenal diri sendiri dan lingkungan sekitar

60 menit

Bercerita Pertemuan

kedua

Pemberian motivasi untuk semangat meraih cita-cita

60 menit

Membaca Pertemuan

ketiga

Menumbuhkan sikap optimis 60 menit

Menonton Pertemuan

keempat

Menumbuhkan Akhlakul karimah 60 menit

Bercerita Pertemuan

kelima

Memperkuat akhlakul karimah 60 menit

Menonton

Tabel 4 Rancangan Pelaksanaan Biblioterapi

8. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui dua tahap.

Pertama, pengumpulan data dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dan mengkaji biblioterapi dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Kedua, pengumpulan data dilakukan dengan cara test. Teknik pengumpulan data yang digunakan, seperti:

(36)

a. Skala

Skala merupakan kesepakatan yang dipakai untuk menjadi tolk ukur dalam menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur. Sehingga, ukuran tersebut akan menghasilkan data39. Skala likert dipakai peneliti untuk mengukur sikap individu mengenai suatu objek sikap40. Setiap pertanyaan dihubungkan dengan jawaban berupa dukungan terhadap pernyataan sikap yang diungkapkan pada kata-kata dan setiap item berskor secara bertingkat. Terdapat dua jenis pernyataan sikap yaitu pernyataan yang mendukung pada objek sikap dan tidak mengukung pada objek sikap. Teknik ini menggunakan skala yang dibagi kedalam dua bagian yaitu pretest dan posttest yang bertujuan untuk mengetahui apakah adanya perubahan sebelum dan setelah anak panti mengalami tindakan atau perlakuan.

Skala ini disusun oleh peneli sendiri dengan memperhatikan indikator kecerdasan spiritual anak di pati asuhan. Indikator tersebut diambil dari teori Zohar dan Marsahll juga Khavari. Teori Danah Zohar dan Marsahll menyebutkan bahwa indikator kecedasan spiritual yaitu dapat bersikap fleksibel, tingginya tingkat kesadaran, mampu untuk dapat menyelesaikan dan memanfaatkan masalah yang terjadi, memiliki visi dan misi dalam hidup, mampu berpandangan pada hal yang lebih luas, cenderung bertanya “mengapa”

dan “bagaimana jika”, dan memiliki kemandirian41. Dan teori Khavari yaitu spiritual keagamaan, relasi sosial keagamaan, dan sudut pandang etika sosial42.

39 Ibid.

40 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media, 2014).

41 I. Zohar, D., & Marsahll, Spiritual Capital Memberdayakan SQ Di Dunia Bisnis (Bandung: PT.

Mizan Pustak, 2005).

42 Khavari Khalil, Spiritual Intelligence: A Practical Guide to Personal Happiness (Canada: White

(37)

Kisi-kisi skala kemampuan mengenai kecerdasan spiritual dengan empat jenis jawaban yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

NO SUB

VARIABEL

INDIKATOR

FAVORABLE UNFAVORABLE N 1 Kemampuan

bersikap fleksibel

Berinteraksi dan Bersosialisasi

dengan orang lain 1,2 5 Berempati pada

orang lain 23 3

2 Tingkat kesadaran tinggi

Memahami

dirinya sendiri 7,8 Mengikuti aturan

yang ada 6,11

3 Kemampuan menghadapi masalah

Mampu

menyelesaikan masalah

9,12 10, 14

Mampu

mengendalikan diri

4 13,18

4 Memiliki kemandirian

Percaya diri

21,22 24

Bertanggung

jawab 19 20

5 Kualitas hidup yang diilhami visi dan misi

Memiliki prinsip

hidup 17

Memiliki

planning 15

Bersikap optimis 19 6 Spiritual

Keagamaan

beribadah 25,26 28

bersyukur 27

7 Relasi Sosial Keagamaan

Mengikuti

kegiatan sosial keagamaan

29,30,31,34 32,33 8 Sudut Pandang

Etika Sosial

Berperilaku baik

35 36,37

Menghargai satu

sama lain 38,39

Tabel 5 Blue Print Skala Kecerdasan Spiritual

Dalam penyajian terdapat empat alternatif jawaban pada skala ini yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).

(38)

subjek memilih jawaab STS, skor 3 pada jawaban TS, skor 2 pada jawaba S, skor 1 pada jawaban SS.

No Alternatif Jawaban Bobot penilaian

favorable Unfavorable

1 Selalu (SL) 5 1

2 Sering (SR) 4 2

3 Kadang-Kadang (K) 3 3

4 Jarang (J) 2 4

5 Tidak Pernah (TP) 1 5

Tabel 6 Skala Penilaian Kuisioner Kecerdasan Spiritual

Jumlah skor total merupakan indikator kemampuan kecerdasan spiritual anak di panti asuhan. Skor tinggi pada kecerdasan spiritual yang tinggi (positif), sebaliknya, skor rendah pada kecerdasan spiritual yang rendah.

b. Observasi

Observasi yang dilakukan yaitu dengan mengamati langsung di lapangan kegiatan sehari-hari yang ditunjukkan anak dan perilaku anak di lokasi penelitian. Observasi ini digunakan untuk merekam serta mencatat informasi yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Bandung. Kegiatan observasi juga dilakukan pada saat biblioterapi berlangsung untuk mengamati proses dari awal hingga akhir.

c. Wawancara

Penelitian ini menggunakan sistem wawancara terbuka yang mana dengan proses pelaksanaan tanya jawab secara langsung. Pertanyaan tertulis disiapkan terlebih dahulu oleh peneliti mengenai kondisi kecerdasan spiritual anak panti asuhan juga biblioterapi. Kemudian wawancara diberikan pada pembimbing dan anak-anak panti asuhan. Wawancara ini dilakukan guna mendapatkan informasi terkait pelaksanaan biblioterapi dan kondisi kecerdasan spiritual anak-anak di panti asuhan.

(39)

d. Dokumentasi

Dokumetasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa rekaman, foto, catatan, surat serta arsip yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi ini juga dipakai agar mendapatkan informasi tambahan terkait biblioterapi dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Bandung.

9. Validitas dan Reabilitas a. Validitas

Uji validitas menjadi alat ukur untuk memperlihatkan validnya atau sahihnya suatu instrumen. Saifuddin Azawar mengartikan kata validity sebagai alat ukur yang memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melaksanakan fungsi ukurannya. Validitas yang tinggi dilihat pada tes instrumen pengukur yang menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sama dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Berdasarkan uji kuisioner sebanyak 30 orang responden, pernyataan valid dilihat dari nilai r tabel dengan batasan koefisien korelasi > 0,361 dengan memakai taraf signifikansi 5%. Jadi semua item dengan koefisien korelasi minimal 0,361 dapat dikatakan memenuhi syarat yang valid sebagai bagian dari tes dengan bantuan SPSS for Windows.

Indikator Item awal Item gugur Item valid

Kemampuan bersikap fleksibel

1,2,3,4,5,6 4 1,2,3,5,6

Tingkat kesadaran

tinggi

7,8,9,10,11,14 7, 9 8, 10,11,14

Kemampuan menghadapi

masalah

12,13,15,16,17,21,27 12,13,15,16,17,21,27

Memiliki 23,24,25,26,28 23,24,25,26,28

(40)

Kualitas hidup yang diilhami

visi dan misi

18, 19, 20, 22 22 18, 19, 20

Spiritual Keagamaan

29,30,31,32,33 32 29,30,31,33

Relasi Sosial Keagamaan

34,35,36,37,38,39 34,35,36,37,38,39

Sudut Pndang Etika Sosial

40, 41, 42, 43, 44 40, 41, 42, 43, 44

Tabel 7 Hasil Validitas

Instrumen penelitian yang telah dibuat diujikan pada Panti Asuhan Muhammadiyah Cibereum Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 15 juni 2022. Setelah diujikan, maka dihitunglah untuk menetukan validitasnya. Dalam pengujian validitas, apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,361 maka instrumen tersebut valid dan sebaliknya rhitung < rtabel maka instrumennya itu tidak valid. Dalam pengujian validitas, peneliti menggunakan SPSS vertsi 21 untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat dan juga terhindar dari resiko kesalahan hitung secara manual. Dan hasil uji validitas ini menunjukan bahwa terdapat 5 butir item yang tidak valid dan 39 item yang valid. Item yang tidak valid ini tidak dapat digunakan tidak memenuhi syarat.

b. Reabilitas

Reabilitas merupakan suatu indeks yang memperlihatkan bahwa instrumen bisa dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.. Penggunaan analisis realibilitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan melihat hasil tes antar item atau antar bagian yang ada pada bagian alat ukur tersebut. alpha cronbach dijadikan sebagai alat ukur perhitungan reliabbilitas, jika nilai alpha crounbach lebih kecil dari 0,68 maka dianggap tidak reliable, sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0,68 maka dianggap reliable43. Dalam penelitian ini

(41)

nilai alpha crounbach 0, 899 lebih besar dari 0,68, sehingga penelitian ini reliable. Berikut adalah tabel hasil reliabilitas yang item yang telah diujikan.

Tabel 8 Hasil Reliabilitas

10. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara untuk mencari dan mengatur secara sistematis dari hasil observasi, wawancara, data statistik dan bahan-instrumen yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal dan memungkinkan menyajikan apa yang telah ditemukan. Analisis data bivariet ini dilakukan dengan beberapa tahap seperti:

a. Uji normalitas dipakai dalam menentukan data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas tersebut dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program SPSS 21 for Windows.

b. Uji homogenitas dua variant, tahap ini dilakukan ketika hasil uji normalitas berdistribusi normal dengan menggunakan uji levene dengan penggunaan SPSS 21.0 for windows

c. Uji kesamaan dua rerata (Uji-t) data berpasangan, tahap ini dilakukan setelah hasil uji normalitas berdistribusi normal dan data homogen terpenuhi. Uji-t ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0 for Windows menggunakan Paired Sample T-Test dengan asumsi kedua varians homogen (equal varians assumed). Data berpasanagan adalah yang berbeda dari sumber yang sama (sampel).

Cronbach's Alpha N of Items

,899 44

(42)

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam kepenulisan proposal ini, untuk mencapai tesis yang sistematis, peneliti membaginya menjadi 5 bagian, diantaranya adalah. Bab pertama, peneliti menuliskan penjelasan akademik terkait biblioterapi terhadap kecerdasan spiritual anak di panti asuhan. Pembahasan bab I ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik dan metode penelitian Selanjutnya pada bab kedua, peneliti memaparkan profil Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Bandung. Selanjutnya bab tiga, peneliti akan membahas mengenai gambaran umum mengenai di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Bandung.

Selanjutnya pada bab empat, peneliti membahas tentang teknik biblioterapi yang digunakan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak di panti asuhan. Kemudian pada bagian akhir bab lima yaitu penutup, berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwasannya anak yang berada di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung memiliki hasil pretest dengan rata-rata nilai 126.20. Setelah melakukan biblioterapi, menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan dari anak panti asuhan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata 154,33. Berdasarkan hasil pada tabel paired sample t test, diketahui nilai sig. (sig. 2-tailed) adalah sebesar 0.000 < 0.05, sehingga berdasarkan pada pedoman pengambilan keputusan, disimpulkan bahwa H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang berarti dalam penggunaan teknik bliblioterapi untuk meningkatkan kecerdasan spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Muhammadiyah Bandung. Kesimpulan ini sekaligus memperkuat riset sebelumnya yg menyebut bahwa biblioterapi efektif digunakan pada anak dalam aspek pendidikan khususnya di Panti Asuhan.

B. SARAN

Meskipun riset ini menyimpulkan bahwa biblioterapi efektif, tetapi perlu riset lebih lanjut terkait dengan biblioterapi dalam aspek lain, sehingga dapat mengembangkan biblioterapi lebih dalam lagi. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini memerlukan riset lebih lanjut berkait dengan pendekatan holistik dalam peningkatan kecerdasan spiritual anak asuh untuk dapat mengembangkan keilmuan Bimbingan dan Konseling Islam. Begitu juga dengan pihak panti asuhan,

(44)

diharapkan dapat menggunakan teknik biblioterapi sebagai salah satu program panti untuk dapat lebih mengembangkan pendidikan karakter anak khususnya kecerdasan spiritual ini. Dan teruntuk pemerintah, semoga dapat lebih memperhatikan anak- anak panti asuhan tidak hanya dari aspek materialnya saja tetapi juga aspek lain terutama pada aspek pendidikannya. Hal ini dilakukan agar dapat menjadikan anak panti asuhan sebagai generasi penerus bangsa yang baik.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, Made Kerta. “Model Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng.” Jurnal Santiaji Pendidikan vol 4, no. 1 (2014): 1–12.

https://media.neliti.com/media/publications/129514-ID-model-pendidikan- karakter-berbasis-mendo.pdf.

Agustina, Susanti. Biblioterapi Untuk Pengasuhan. Jakarta: Mizan Publika, 2017.

Akinola, Ajayi Nathaniel. “Bibliotherapy as an Alternative Approach to Children’s Emotional Disorders.” Creative Education 05, no. 14 (2014): 1281–1285.

Apriliana, Anggi Citra, and Titi Setiawati. “The Effectiveness of Bibliotherapy in Improving Honest Character on the Elementary Students.” Widyagogik : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar 8, no. 1 (2020): 16–25.

Apriza, Apriza. “Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku Cerita Bergambar Terhadap Tingkat Kecemasan Efek Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1, no. 2 (2017): 105.

Arifin, Isep Zaenal. Bimbingan Dan Perawatan Rohani Islam Di Rumah Sakit.

Bandung: CV. Mimbar Pustaka, 2015.

Aryanto, Ihsan. “Pelaksanaan Bimbingan Perawatan Rohani Islam (Warois) Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien.” Irsyad: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5, no. 3 (2017): 241–260.

Astama, Faishal Yuda. “Panti Asuhan Anak Terlantar Di Kabupaten Magelang.”

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2015.

Baharuddin, Elmi. “Kecerdasan Ruhaniah Dan Amalan Agama Di Rumah Kebajikan.” Universiti Kebangsaan Malaysia, 2013.

Baharuddin, Elmi Bin, and Zainab Binti Ismail. “7 Domains of Spiritual Intelligence from Islamic Perspective.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 211, no. September (2015): 568–577.

Bálint, Ágnes, and Judit Magyari. “The Use of Bibliotherapy in Revealing and Addressing the Spiritual Needs of Cancer Patients.” Religions 11, no. 3 (2020):

1–15.

Brewster, Liz, and Sarah Mcnicol. “Bibliotherapy in Practice: A Person-Centred Approach to Using Books for Mental Health and Dementia in the Community.” Medical Humanities 47, no. 4 (2021).

Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Bandung: Alfabeta, 2013.

Dewi, I P, R A Suryadi, and S U R Fitri. “Pengaruh Terapi Bacaan Al-Qur’an (TBQ) Sebagai Biblioterapi Islami Pada Kesehatan Mental Narapidana Lesbian.” Faletehan Health … 7, no. 2 (2020): 104–112. https://journal.lppm-

(46)

Dewi, Inggriane Puspita, Redita Aida Suryadi, and Siti Ulfah Rifa’atul Fitri.

“Pengaruh Terapi Bacaan Al-Qur’an (TBQ) Sebagai Biblioterapi Islami Pada Kesehatan Mental Narapidana Lesbian.” Faletehan Health Journal 7, no. 02 (2020): 104–112.

Dewi, Inggriane Puspita, and Anggriyana Tri Widiyanti. “Qur’anic Therapy (Islamic Bibliotherapy) To Improve Religious Coping In Hemodialysis Patient.” Media Keperawatan Indonesia 1, no. 3 (2018): 12.

Dina, Sabila. “Implementasi Sholat Berjamaah Dan Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Remaja Di Panti Asuhan Wisma Rini ’Aisyiyah Pekalongan.” IAIN Pekalongan, 2020.

Drianus, Oktarizal, and Siti Nuraisah. “Transformasi Diri Melalui Narasi: Kajian Kepustakaan Atas Teknik Konseling Biblioterapi.” Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity 1, no. 2 (2020): 99–111.

Dwinugrahaningtyas, Erviana, and Nita Ismayati. “Biblioterapi Dalam Perawatan Pasien Anak Di Rsi Banyubening Serta Tinjauannya Menurut Islam.”

Bibliotech : Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi 3, no. 1 (2018): 57–72.

Dzaki, Hamdani Bakran. Prophetic Intelligence: Kecerdasan Kenabian Manumbuhkan Potensi Hakiki Insani Melalui Pengembangan Kesehatan Ruhani. Yogyakarta: Islamika, 2005.

Fiqih, Fikri Tahta Nurul, Annita Wahyuningtyas, Abid Abdi Aziz, and Erni Agustina Setiyowati. “Efektivitas Biblioterapi Kelompok Untuk Menurunkan Agresivitas Siswa Sekolah Dasar.” Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah 12, no. 1 (2020): 93–102.

Ginanjar, Ary. ESQ (Emotional Spiritual Quoitient). Jakarta: Arga, 2001.

Ginanjar, Marwan Riki, Miranti FLorencia Iswari, and Noftalina. “Pengaruh Biblioterapi Terhadap Kecemasan Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.” Jurnal Masker Medika 8, no. 1 (2020): 53–57. https://jmm.ikestmp.ac.id/index.php/maskermedika.

Gunawan, Wahyu Madya. Strategi Bercerita Kepada Anak. Yogyakarta: CV Solusi Distribusi, 2018.

Harahap, Safril Matua, and Rina Junarti. “Pengaruh Biblioterapi Menggunakan Longer Picture Book Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia 3-6 Tahun Pada Masa Hospitalisasi” 3, no. 1 (2021).

Herlina. Bibliotherapy Mengatasi Masalah Anak Dan Remaja Melalui Buku.

Bandung: CV. Pustaka Cendikia Utama., 2013.

Heryyanoor, Heryyanoor, Muhsinin Muhsinin, Rahmawati Rahmawati, Fitriyanti Patarru’, Febrina Secsaria Handini, and Basilius Yosepfus Weu. “Music Therapy and Bibliotherapy to Reduce Child Anxiety When Given Intravenous Therapy.” Jurnal Ners 14, no. 3 (2020): 340.

Gambar

Lampiran 12  Diagram  Hasil  Posttest  Panti  Sosial  Asuhan  Muhammadiyah  Bandung 122
Tabel 1Rancangan Penelitian
Tabel 2 Jumlah Anak Asuh Berdasarkan Daerah Asal
Tabel 3 Jumlah Anak Asuh Berdasarkan Pendidikan dan Usia
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari Penelitian ini dapat diambil kesimpulan diantaranya: (1) Aspek Efektifitas Pendidikan Islam yang dilakukan Panti Asuhan Muhammadiyah Pasarbatang Brebes yaitu

Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial untuk peningkatan Kecerdasan Emosional bagi Siswa- siswi remaja Panti Asuhan Pondok Harapan Diakonia Bawen. No Aspek

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh intensitas mengikuti bimbingan Islam terhadap spiritual quotient (SQ) di Panti asuhan Arrabitah

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah pertama untuk mendeskripsikan upaya Pembimbing Panti Asuhan ‘Aisyiyah dalam meningkatan Spiritual Quotient (SQ) Remaja di Nganjuk

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi yang berjudul “Teknik Self Management untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Grogol

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional melalui bimbingan kelompok dengan metode role playing pada remaja panti asuhan Nurul Haq.. Penelitian ini

iii STRATEGI PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DALAM PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL ANAK PANTI ASUHAN AR-RISALAH HIDAYATULLAH KOTA PAREPARE Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap naskah tesis berjudul: PERAN IPNU DAN IPPNU DALAM MEMBANGUN KARAKTER GENERASI MUDA DI DESA BANYUDONO, DUKUN, MAGELANG,