• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Jalur Sepeda pada Trotoar Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak

N/A
N/A
m. amin hoiri

Academic year: 2024

Membagikan "Efektivitas Jalur Sepeda pada Trotoar Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA PADA TROTOAR (STUDI KASUS JALAN AHMAD YANI KOTA PONTIANAK)

Pooja Nadia1), Akhmadali2), Said3)

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

2,3) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pemerintah Kota Pontianak telah melakukan revitalisasi trotoar di beberapa titik disepanjang Jalan Ahmad Yani. Di sepanjang trotoar itu disediakan jalur sepeda dengan lebar rata-rata 1,0 – 1,2 meter pada elevasi yang sama dan tanpa pembatas dengan jalur pedestrian. Karena pembangunan fasilitas pesepeda berupa jalur sepeda ini merupakan satu kesatuan dengan pelebaran trotoar yang berbeda dengan desain jalur sepeda terdahulu, maka perlu untuk dilakukan penelitian terhadapnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi trotoar setelah revitalisasi dan mengetahui efektivitas jalur sepeda pada trotoar Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak.

Pengambilan data fasilitas pesepeda, volume pesepeda dan kuesioner dilakukan langsung ke lapangan dan menggunakan kuesioner dengan google form. Data kemudian di olah dengan metode analisis deskriptif dan pengukuran menggunakan Bicycle Level Of Service (BLOS). Volume pesepeda terbanyak pada hari Minggu dari pukul 07.00 hingga 08.00 di zona satu dan dari pukul 08.00 hingga 09.00 di zona dua. Hasil analisis BLOS mendapatkan nilai dominan “B” yang menunjukkan lingkungan baik untuk sepeda. Dari 97 responden, tingkat kepuasan jalur sepeda menunjukkan skor 90,8 (94%) sangat puas. Tingkat keamanan jalur sepeda menunjukkan skor 91,7 (95%) sangat aman. Tingkat kenyamanan jalur sepeda menunjukkan skor 89,7 (92%) sangat nyaman.

Kata kunci : BLOS, Jalur Sepeda, Kuesioner, Trotoar

ABSTRACT

The Pontianak City Government has revitalised sidewalks at several points along Jalan Ahmad Yani.

Along the sidewalks, bicycle lanes are provided with an average width of 1.0 - 1.2 metres at the same elevation and without a barrier with the pedestrian lane. Because the construction of cycling facilities in the form of bicycle lanes is an integral part of sidewalk widening that is different from the previous bicycle lane design, it is necessary to conduct research on it. This study aims to determine the condition of the sidewalk after revitalisation and determine the effectiveness of the bicycle lane on the sidewalk of Jalan Ahmad Yani, Pontianak City. Data collection of cycling facilities, cycling volume and questionnaires was carried out directly to the field and using a questionnaire with google form. The data was then processed with descriptive analysis method and measurement using Bicycle Level Of Service (BLOS). The highest volume of cyclists on Sundays from 07.00 to 08.00 in zone one and from 08.00 to 09.00 in zone two. The BLOS analysis results obtained a dominant value of "B" which indicates a good environment for cycling. Out of 97 respondents, the satisfaction level of the cycle path showed a score of 90.8 (94%) very satisfied. The safety level of the cycle path scored 91.7 (95%) as very safe. The comfort level of the cycle path scored 89.7 (92%) very comfortable.

Keywords : Bicycle Path, BLOS, Questionnaire, Sidewalk

I. PENDAHULUAN

Kota Pontianak merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Barat. Pontianak memiliki jumlah penduduk 663.713 jiwa menurut sensus 2021, di kawasan dengan luas 107,82 km² jika dikaitkan dengan isu pemanasan global dapat memberikan dampak yang signifikan dalam perubahan iklim.

Jumlah kendaraan bermotor menurut jenis, sepeda motor sebanyak 120.042.298 unit, mobil penumpang 16.413.348 unit, mobil bis 237.566 unit dan mobil barang 5.299.361 unit (Badan Pusat Statistik, 2021)

telah menyumbang banyak emisi kepada bumi, dalam membantu mengurangi emisi perlu adanya sebuah perubahan gaya hidup yang lebih sehat seperti bersepeda dan berjalan kaki.

Di luar negeri, terutama negara Eropa, sepeda menjadi alat transportasi yang banyak digunakan masyarakat perkotaan. Salah satu negara Eropa yang menyediakan fasilitas bagi pesepeda dengan baik adalah Denmark. Pasalnya, hak asasi pesepeda mendapat prioritas tinggi. Bagi banyak warga Denmark, bersepeda adalah transportasi penting, baik

(2)

2 saat musim panas, hujan atau salju. Bersepeda menjadi cara hidup orang Denmark karena semakin banyak orang yang khawatir tentang polusi udara dan dampak parah dari perubahan iklim. Terkait masalah kesehatan, para pekerja kantoran semakin tertarik menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Fakta bahwa semakin banyak orang yang berkendara di seluruh negeri diperburuk oleh tingginya pajak bahan bakar dan mobil. Peralihan dari gaya hidup seperti memakai kendaraan yang menyebabkan polusi ke gaya hidup sehat dengan mengendarai sepeda dan berjalan kaki tentu memerlukan fasilitas dalam merealisasikannya.

II. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Persiapan

Beberapa hal diperlukan pada tahap ini yaitu : 1. Penentuan lokasi, segmen/ zona penelitian 2. Penentuan waktu penelitian, metode pengumpulan

dan analisis data yang digunakan dan jumlah sampel.

3. Mempersiapkan formulir survei dan membuat pertanyaan kuesioner

Tahap-Tahap Proses Penelitian

1. 1. Pengumpulan data.

Data sekunder dikumpulkan dari undang-undang, surat edaran, dan studi sebelumnya, data primer dikumpulkan melalui survei lapangan langsung dan penyebaran kuesioner. Adapun data primer yang diperlukan yaitu data fasilitas pesepeda seperti tipe jalur, lebar jalur, fasilitas jalur sepeda, rambu, marka, lokasi dan kondisi parkir sepeda. Data pesepeda berupa lebar jalur, volume pesepeda, jumlah jalur dan kondisi perkerasan. Data kuesioner yang akan didapatkan dari penyebaran kuesioner.

2. Pengolahan data

Data yang diterima selanjutnya diproses untuk menentukan apakah cukup untuk analisis atau tidak, tergantung pada kebutuhannya.

3. Analisis data

Teknik analisis menggunakan data statistik deskriptif, yang berfokus pada penjelasan fenomena lapangan secara spesifik, data dianalisis. Setelah mengumpulkan data yang diperlukan, dilakukan analisis. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fasilitas bagi pesepeda, analisis efektivitas jalur sepeda dengan metode BLOS, dan analisis kuesioner.

4. Kesimpulan dan saran

Bagian terakhir ini akan mengetahui kondisi jalur sepeda setelah dilakukan revitalisasi, serta efisiensi jalur sepeda dan mengevaluasi jalur sepeda di trotoar Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak.

Populasi Dan Sample

Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Cochran dimana populasi tidak diketahui :

𝑛 = 𝑍2𝑝𝑞

𝑒2 (1)

Di mana :

n = Banyak sampel yang dibutuhkan

= Tingkat kepercayaan yang diperlukan untuk sampel, yaitu 95%

p = akurasi 50%.

q = 50% kemungkinan salah

e = 10% tingkat kesalahan sampling (sampling error) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, nilai 19,6, dan tingkat kesalahan maksimal 10%.

𝑛 = (1,96)2 (0,5)(0,5)

(0,1)2 = 0,9604

0,01

= 96,04 → 97 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 (2)

Berdasarkanperhitungantersebut,

b

maka sampel yang harus digunakan dalam penelitian adalah minimal 97 responden.

Rencana Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengendara sepeda yang menggunakan jalur sepeda di lokasi penelitian. Penyebaran kuesioner dilakukan secara offline atau di tempat dan online melalui tautan formulir Google.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data

Pengumpulan data volume pesepeda selama 3 hari mulai tanggal 29 Oktober 2022 sampai dengan 31 Oktober 2022 dan selama 1 hari untuk fasilitas pesepeda.

Karakteristik Responden

Gambar 1-3 menampilkan temuan analisis karakteristik responden berdasarkan gender, umur, dan jenis pekerjaan.

Gambar 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (Sumber: Analisis Data, 2022)

68%

32%

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (Sumber: Analisis Data, 2022)

14%

44%

24%

9%

8%

Usia

(3)

3 Berdasarkan gambar 1-3 karakteristik respoden dapat disimpulkan bahwa dari segi jenis kelamin, sebagian besar adalah laki-laki sebesar 68%, menurut umur didominasi oleh responden berusia 18-26 tahun sebesar 44%, dan menurut jenis pekerjaan didominasi oleh responden dengan pekerjaan sebagai pelajar/

mahasiswa dengan persentase 40%.

Hasil Analisis Fasilitas Sepeda

a) Jenis Jalur Sepeda

Standar/Pedoman Kondisi Lapangan

Gambar

“Surat Edaran No.

05/SE/Db/2021 tentang Perancangan Fasilitas Pesepeda”.

Jenis jalur sepeda : Jalur terletak di jalan ataupun di luar jalan (Tipe A). Jalur terletak di Trotoar (Tipe B).

Jalur sepeda di badan jalan (Tipe C)”

Jalur termasuk kedalam Jenis B, selaras dengan peraturan yang ada.

b) Rambu Lalu Lintas Sepeda di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak

Standar/Pedoman Kondisi Lapangan

Gambar

Peraturan No.

PM.59 Tahun 2020 Menteri Perhubungan Republik Indonesia tentang keselamatan pesepeda di jalan

Suratt Edaran No.

05/SE/Db/2021 Tentang Perancangan

Belum terdapat rambu disepanjang trotoar yang memiliki jalur sepeda ini.

Tidak diketahui alasan mengapa tidak adanya rambu pada jalur sepeda ini, mengingat rambu ini cukup penting sebagai tanda,

Fasilitas Pesepeda.

pemberitahuan untuk pesepeda agar

menggunakan jalur sepeda yang telah disediakan.

c) Lebar Jalur Sepeda

Standar/Pedoman Kondisi Lapangan Gambar Surat Edaran

Nomor 05/SE/Db/2021 tentang Perancangan Fasilitas Pesepeda.

1. Lebar lintasan minimum sepeda adalah 1,44 meter 2. Volume

sepeda maksimal 120 sepeda/jam/

jalur.

Lebar rata-rata jalur sepeda adalah 1 hingga 1,2 meter.

Dimensi trotoar, di sisi lain, berkisar antara 3,0 hingga 9,0 meter. Volume pesepeda pada jam puncak sebanyak 137 sepeda/jam/jalur.

Sehingga diperlukan penambahan jalur.

d) Marka Jalur Sepeda

Standar/Pedoman Kondisi Lapangan

Gambar PeraturanPemerintah

Republik Indonesia No. 79 Tahun 2013 tentangJaringan Lalu Lintas dan AngkutanJalan.

Terdapat marka berwarna hijau sebagai penanda atau pembeda antara jalur sepeda dengan jalur lainnya.

Sudah sesuai dengan standar.

e) Parkir Sepeda

Standar/Pedoman Kondisi Lapangan

Gambar Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Terdapat marka berwarna hijau sebagai penanda atau pembeda antara jalur sepeda dengan jalur lainnya.

Sudah sesuai dengan standar.

Pegawai Swasta

30%

Pelajar/mahasiswa Wiraswasta 40%

4%

Pegawai Negeri 7%

BUMN 2%

Buruh 2%

Lainnya

5% Tidak Bekerja

10%

Pekerjaan

Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan (Sumber: Analisis Data, 2022)

Tabel 4. Marka Jalur Sepeda di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak (Sumber: Hasil Survei, 2022)

Tabel 1. JenisJalur Sepedadi Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak (Sumber: Hasil Survei, 2022)

Tabel 5. Parkir Sepeda Kota Pontianak (Sumber : Hasil Survei, 2022)

Tabel 2. Rambu Lalu Lintas Sepeda di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak (Sumber: Hasil Survei, 2022)

Tabel3. Lebar Jalur Sepeda di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak (Sumber: Hasil Survei, 2022)

(4)

4

Analisis Tingkat Pelayanan Jalur Sepeda di Trotoar dengan Pengukuran BLOS (Bicycle Level Of Service)

1. Volume Pesepeda

Data pesepeda pada trotoar Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak yaitu trotoar yang dimulai dari Jalan Tanjung Sari hingga Jalan Veteran ( zona 1) dan trotoar yang dimulai dari Jalan Perdana hingga Jalan Letnan Jenderal Sutoyo ( zona 2).

Zona : 1 Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Oktober 2022 Waktu

Sepeda Listrik Sepeda

Jumlah Diluar Jalur Diluar Jalur

06.00-07.00 - 67 67

07.00-08.00 - - 0

08.00-09.00 - - 0

09.00-10.00 - - 0

10.00-11.00 - - 0

11.00-12.00 - - 0

12.00-13.00 - - 0

13.00-14.00 - - 0

14.00-15.00 - - 0

15.00-16.00 - - 0

16.00-17.00 - - 0

17.00-18.00 - - 0

Total Keseluruhan 67

Zona : 1 Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Oktober 2022 Waktu

Sepeda Listrik Sepeda

Jumlah Diluar Jalur Diluar Jalur

06.00-07.00 -

52 52

07.00-08.00 - 128 128

08.00-09.00 - 35 35

09.00-10.00 - 23 23

10.00-11.00 - 11 11

11.00-12.00 - 1 1

12.00-13.00 - 1 1

13.00-14.00 - 2 2

14.00-15.00 - - 0

15.00-16.00 - 2 2

16.00-17.00 - - 0

17.00-18.00 - 6 6

Total Keseluruhan 261

Berdasarkan tabel 6. diketahui bahwa pengguna sepeda dijalur sepeda terbanyak pada akhir pekan yaitu hari Sabtu dengan jumlah 67 pesepeda di zona 1.

Sedangkan berdasarkan tabel 7. Didapatkan data terbanyak pengguna sepeda pada hari Minggu di zona 2 dengan jumlah pesepeda diluar jalur sepeda sebanyak 128 pesepeda.

2. Kondisi Perkerasan

Tabel 8 menunjukkan penentuan peringkat permukaan jalan oleh FHWA (2007).

Peringkat Kondisi Perkerasan 5,0 (sangat

baik)

Perkerasan baru atau mulus dan cukup bebas dari retakan yang memenuhi syarat untuk

kategori ini.

4,0 (baik) Permukaan jalan tidak semulus kategori diatas dan menunjukan tanda-tanda kerusakan

permukaan

3,0 (cukup) Kualitas berkendara terasa lebih buruk daripada diatas dan tidak dapat menahan lalu lintas berkecepatan tinggi, mungkin ada retak dan

tambalan luas

2,0 (buruk) Permukaan jalan rusak parah, menggangu lalu lintas bebas. Permukaan jalan rusak parah lebih

dari 50%

1,0 (sangat buruk)

Permukaan jalan sangat buruk dengan kerusakan 75% atau lebih

No .

Foto Perkerasan Jalur Sepeda

Penilaian Kondisi Perkerasan Nilai Peringkat

1a

5 Sangat Baik

Perkerasan baru dan

cukup mulus

1b

5 Sangat Baik

Perkerasan baru dan

cukup mulus Tabel 8. Peringkat Kondisi Perkerasan (Theodore A.

Petrisch, 2007)

Tabel 9. Dokumentasi dan Peringkat Perkerasan Jalan (Pc) (Sumber : Hasil Survei, 2022)

Tabel 6. Data Pesepeda zona 1 Akhir Pekan (Sumber : Hasil Survei, 2022)

Tabel 7. Data Pesepeda Zona 2 Hari Libur (Sumber : Hasil Survei, 2022)

(5)

5

2a

5 Sangat Baik

Perkerasan baru dan

cukup mulus

2b 5 Sangat

Baik

Perkerasan baru dan

cukup mulus

3. BLOS (Bicycle Level Of Service) Perhitungan Tingkat Pelayanan Jalur Sepeda

Rumus mengukur tingkat pelayanan sepeda (US HCM 2010) sebagai berikut :

BLOS = 0.760+Fv+Fs+Fp+Fw Di mana :

0.760 = Konstanta

Fv = Faktor Volume = 0.507 In(Vma/4.Nth) Fs = Faktor Kecepatan = 0.199 [ 1.1199 In ( Sra - 20) + 0.8103 (1 + 0.1038 PHVA)2

Fp = Faktor Kondisi Perkerasan = 7.066 / Pc2 Fw = Faktor Cross Section = -0.005 We2

Nilai BLOS Peringkat BLOS

Deskripsi

≤ 1,5 A Jalur sepeda sangat cocok

1,5 - 2,5 B

Jalur sepeda cocok

2,5 – 3,5 C Jalur sepeda cukup cocok

3,5 – 4,5 D Jalur sepeda kurang cocok

4,5 – 5,5 E Jalur sepeda sangat kurang cocok

≥ 5,5 F Jalur sepeda tidak aman untuk sepeda Diketahui :

Vma = 79 kend/jam Nth = 2 lajur

Sra = 0 km/jam PHVA = 0 %

Pc2 = 5 We2 = 62

Perhitungan :

Fv = 0.507 *In ( 79/4*2) = 1.161

Fs = 0.199*[1.1199*In ( 0 - 20) + 0.8103 (1 + 0.1038*0)2] = 0.161 Fp = 7.066 / 52 = 0.283

Fw = (-0.005)* 62 = -0.180

BLOS = 0.760 + 1.161 + 0.161 + 0.283 + (-0.180) = 2,185 Berdasarkan hasil perhitungan BLOS didapatkan nilai BLOS 2,185 mendapat peringkat BLOS B

BLOSS di Trotoar

Zona Zona 1 Zona 2

Pukul Minggu, 07.00-

08.00 Minggu, 08.00-09.00

Vma (kend./jam) 67 67 23 23

Sra (km/jam) 0 0 0 0

Phva (%) 0 0 0 0

Nth (lajur) 2 2 2 2

Pc 5 5 5 5

Ppk (m) 0 0 0 0

Wol (m) 3 3 2,6 5,9

Wbl (m) 1 1 1,2 1,2

Wos' (m) 2 2 0 0

We (m) 6 9 3,8 7,1

Fv 1,078 1,078 0,535 0,535

Fs 0,161 0,161 0,161 0,161

Fp 0,283 0,283 0,283 0,283

Fw -

0,180 -0,405 -0,072 -0,252 BLOSS 2,101 1,876 1,667 1,487

Peringkat B B B A

Analisis tingkat pelayanan jalur sepeda menggunakan pengukuran Bicycle Level Of Service (BLOS) menunjukkan bahwa keberadaan jalur sepeda di trotoar sudah efektif, baik dan aman bagi pengendara sepeda. Namun, sebagian besar pesepeda di lapangan, 128 kend/jam tidak menggunakan jalur sepeda di trotoar.

Analisis Karakteristik Responden Tingkat Keamanan, Kenyamanan dan Kelancaran Fasilitas Jalur Sepeda

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, didapatkan beberapa hasil yang telah dirangkum kedalam bentuk tabel.

No

Data Pribadi Responden

Kategori

1 Jenis

Kelamin

Laki-laki : 68%

Perempuan : 32%

Total : 100%

2 Usia

≤ 17 tahun : 14%

18-26 tahun : 44%

27-36 tahun : 24%

37-46 tahun : 9%

≥ 46 tahun : 8%

Total : 100%

3 Pekerjaan

Pegawai Swasta : 30%

Pelajar/mahasiswa : 40%

Wiraswasta : 4%

Pegawai Negeri : 7%

BUMN : 2%

Buruh : 2%

Tabel 10. Deskripsi Tingkat BLOS (Theodore A.

Petrisch, 2007)

Tabel 11. Rekapitulasi Perhitungan BLOS Jam Puncak (Sumber : Hasil Analisis, 2022)

Tabel 12. Data Pribadi Responden (Sumber : Hasil Analisis, 2022)

(6)

6

Lainnya : 5%

Tidak Bekerja : 9%

Total : 100%

2. Hasil Kuesioner Penelitian

Hasil kuesioner ini merupakan kumpulan jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada para responden mengenai jalur sepeda yang ada pada trotoar di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak.

No Pernyataan `Jawaban Jml Persen

1

Keamanan dari tindak kriminal

saat menggunakan sepeda di jalur sepeda Jalan Ahmad Yani

1 3 3%

2 5 5%

3 22 23%

4 28 29%

5 39 40%

Total 97 100%

2

Menurut anda, bagaimana kebersihan jalur sepeda (kotoran, sampah, dsb”)

1 2 2%

2 3 3%

3 20 21%

4 43 44%

5 29 30%

Total 97 100%

3

Bagaimana kondisi penerangan (contoh: lampu

jalan) di sepanjang jalur

sepeda

1 2 2%

2 3 3%

3 30 31%

4 38 39%

5 24 25%

Total 97 100%

4

Menurut anda, apakah permukaan lintasan sudah baik (rata, tidak

licin, tidak berlubang, dll)

1 2 2%

2 1 1%

3 29 30%

4 40 41%

5 25 26%

Total 97 100%

5

Kondisi jalur sepeda dari hambatan lainnya

(pkl, parkir, kendaraan bermotor, dll)

1 3 3%

2 7 7%

3 25 26%

4 45 46%

5 17 18%

Total 97 100%

6

Bagaimana lebar jalur sepeda di

Jalan Ahmad Yani

1 1 1%

2 5 5%

3 26 27%

4 35 36%

5 30 31%

Total 97 100%

7

Marka di sepanjang jalur

sepeda Jalan Ahmad Yani

1 1 1%

2 2 2%

3 26 27%

4 50 52%

5 18 19%

Total 97 100%

8

Rambu di sepanjang jalur

sepeda

1 1 1%

2 3 3%

3 30 31%

4 50 52%

5 13 13%

Total 97 100%

9

Menurut anda, bagaimana skala

prioritas pengguna sepeda

di jalur sepeda Jalan Ahmad

Yani

1 0 0%

2 8 8%

3 28 29%

4 34 35%

5 27 28%

Total 97 100%

10

Menurut anda, bagaimana fungsi

peneduh (pohon) di sepanjang jalur sepeda di

Jalan Ahmad Yani

1 2 2%

2 5 5%

3 27 28%

4 27 28%

5 36 37%

Total 97 100%

11

Bagaimana fungsi fasilitas

parkir sepeda

1 4 4%

2 6 6%

3 37 38%

4 38 39%

5 12 12%

Total 97 100%

12

Saya menggunakan

sepeda untuk

Berjalan-

jalan 33 34%

Olahraga 61,5 63%

Bekerja 1,5 2%

Kegiatan

sehari-hari 1 1%

Total 97 100%

13

Saya menggunakan sepeda secara

Individual 72,5 75%

Berkelompok 24,5 25%

Total 97 100%

14

Saya menggunakan

sepeda saat

Hari kerja 3,5 4%

Akhir pekan atau hari

libur 59,5 61%

Senggang 34 35%

Total 97 100%

15

Merasa aman bila terdapat "proteksi fisik"

yang memisahkan jalur sepeda dengan hambatan lainnya

(pejalan kaki, kendaraan bermotor,

dll)

Ya 92 95%

Tidak 5 5%

Total 97 100%

16

Apakah anda pernah menggunakan parkir

sepeda

Ya 46 47%

Tidak 51 53%

Total 97 100%

17

Apakah anda mengetahui tentang

keberadaan parkir sepeda

Ya 39 40%

Tidak 58 60%

Total 97 100%

Tabel 13. Hasil Kuesioner Penelitian (Sumber: Hasil Survei, 2022)

(7)

7 Berdasarkan jawaban pernyataan 1 dapat ditarik kesimpulan bahwa jawaban persentase terbesar yaitu 40% responden merasa sangat aman dari tindak kriminal”. Meskipun pesepeda merasa aman dari tindak kriminal namun tidak dengan fasilitas jalur sepeda dikarenakan beberapa waktu yang lalu terjadi pencurian fasilitas pesepeda berupa pencurian tiang pembatas trotoar.

Berdasarkan jawaban pernyataan 2 skor tertinggi terdapat pada jawaban baik yaitu sebanyak 44%, namun pada beberapa trotoar atau kawasan diluar wilayah studi kebersihan trotoar atau jalur sepeda sangat minim, ini disebabkan oleh pengguna trotoar yang menggunakan trotoar atau jalur sepeda sebagai tempat bersantai dan membuang sampah sembarangan.

Poin 3 menjelaskan bahwa kondisi penerangan di sepanjang jalur sepeda Jalan Ahmad Yani mendapatkan skor tertinggi pada jawaban baik sebanyak 39%. Lampu atau penerangan menyala sekitar pukul 17.30 sore, terkadang penerangan ini tidak menyala dengan alasan yang tidak diketahui.

Permukaan lintasan menurut para responden sudah baik, karena mendapatkan skor tertinggi yaitu 41%

pada jawaban baik. Terdapat beberapa genangan pada permukaan lintasan saat hujan.

Poin 5 menjelaskan bahwa kondisi jalur sepeda dari hambatan mendapat skor tertinggi pada jawaban baik yaitu 46% dan skor terendah pada jawaban sangat tidak baik yaitu 3%. Terdapat beberapa hambatan seperti parkir dikawasan tertentu yaitu kawasan Gedung Olahraga Pangsuma dan sekitarnya pada saat ada pertandingan dan car free day, kendaraan bermotor pada kawasan ATM center. Hambatan lainnya yaitu drainase terbuka yang memutus akses jalur sepeda.

Pada poin 6 menjelaskan bahwa skor tertinggi yaitu jawaban baik sebanyak 36%, namun pada saat penyebaran kuesioner beberapa responden mengeluhkan tentang kurang lebarnya jalur sepeda ini.

Lebar rata-rata jalur sepeda di lokasi studi adalah 1,0- 1,2 meter, namun sesuai aturan adalah 1,44 meter.

Marka yang ada disepanjang jalur sepeda ini mendapat skor 27% jawaban cukup baik lebih besar dari jawaban baik dengan skor 19%. Terdapat marka berwarna hijau sebagai penanda atau pembeda antara jalur sepeda dengan jalur lainnya. Sudah sesuai dengan standar.

Pada pernyataan 8 menjelaskan bahwa skor rambu tertinggi terdapat pada jawaban baik sebanyak 52%, skor jawaban sangat baik relatif kecil dibandingkan dengan jawaban cukup baik. Belum terdapat rambu disepanjang trotoar yang memiliki jalur sepeda ini.

Tidak diketahui alasan mengapa tidak adanya rambu pada jalur sepeda ini, mengingat rambu ini cukup penting sebagai tanda, pemberitahuan untuk pesepeda agar menggunakan jalur sepeda yang telah disediakan.

Berdasarkan tabel 13. poin 9, 28% responden merasa sangat diprioritaskan, 35% responden merasa diprioritaskan, 29% responden merasa cukup

diprioritaskan dan 8% responden merasa tidak diprioritaskan. Kondisi di lapangan apabila pesepeda berlawanan arah berpapasan maka pesepeda akan menggunakan jalur sepeda, dimana hal ini perlu dikaji lebih lanjut terkait pesepeda yang berlawanan arah dan pengaruhpejalan kaki terhadap tingkat pelayanan jalur sepeda.

Berdasarkan tabel 13. pernyataan bagaimana fungsi peneduh (pohon) di sepanjang jalur sepeda Jalan Ahmad Yani mendapat jawaban sangat baik 37%.

Peneduh yang ada pada jalur sepeda hanya mengandalkan jalur hijau atau pohon sebagai peneduh sehingga pada saat hujan tidak ada tempat berteduh disepanjang trotoar ini untuk para pesepeda yang melintas.

Berdasarkan tabel 13. menunjukan bahwa “fungsi fasilitas parkir sepeda skor 4% untuk jawaban sangat buruk, skor 6% jawaban buruk, skor 38% jawaban cukup baik, skor 39% jawaban baik dan skor 12%

sangat baik”. Skor tertinggi didapatkan pada jawaban baik, hal ini bertolak belakang dengan jawaban pertanyaan poin 17 dimana sebanyak 58 (60%) responden tidak mengetahui tentang keberadaan tempat parkir sepeda yang berlokasi di Taman Sepeda UNTAN dan Taman Catur Ayani.

Pada poin 12 menjelaskan bahwa skor tertinggi dalam penggunaan sepeda ialah untuk berolahraga dengan skor 63%. 34% penggunaan sepeda untuk berjalan-jalan, 2% menggunakan sepeda untuk bekerja dan 1% menggunakan sepeda untuk kegiatan sehari- hari. Peruntukkan jalur sepeda perlu diperjelas penggunaanya dikarenakan masih terdapat pesepeda yang tidak menggunakan jalur sepeda dengan alasan beragam, baik karena terburu-buru ataupun karena alasan lainnya.

Berdasarkan tabel poin 13 sebanyak 75%

pesepeda menggunakan sepeda secara individu dan 25% pesepeda menggunakan sepeda secara berkelompok. Penggunaan sepeda secara berkelompok ini terkendala dengan lebar jalur sepeda, akses keluar masuk jalur sepeda dan jalur sepeda yang terputus.

Berdasarkan tabel poin 14 menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat menggunakan sepeda saat akhir pekan atau hari libur. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan pertanyaan seberapa sering menggunakan jalur sepeda.

Berdasarkan tabel poin 15 dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 95% pengguna jalur sepeda merasa lebih aman saat ada "penghalang fisik"

yang memisahkan jalur sepeda dengan hambatan lainnya (pejalan kaki, kendaraan bermotor, dll). Hal ini dikarenakan jalur sepeda yang bersisian dengan pejalan kaki dan tanpa pembatas memiliki potensi terjadinya kecelakaan.

Tabel 13 poin 16 menjelaskan bahwa hanya sebanyak 46 (47%) responden pernah menggunakan parkir sepeda dan sebanyak 51 (53%) tidak pernah menggunakan parkir sepeda. Penggunaan lokasi parkir

(8)

8 ini sangat jarang terlihat, dikarenakan kurangnya alasan pengguna sepeda untuk menggunakan lokasi parkir. Perlu dilakukan pengkajian terkait alasan dan minat pesepeda dengan parkir sepeda.

Sebanyak 58 (60%) responden tidak mengetahui tentang keberadaan parkir sepeda yang berlokasi di Taman Sepeda UNTAN dan Taman Catur Ayani.

IV. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari temuan studi tentang jalur sepeda di jalan trotoar mulai dari Jalan Tanjung Sari hingga Jalan Veteran (zona satu) dan Jalan Perdana hingga Jalan Letnan Jenderal Sutoyo (zona dua), antara lain:

1. Fasilitas pesepeda yang tersedia pada lokasi studi yaitu:

a. Jalur sepeda di lokasi penelitian merupakan jalur tipe B, artinya terdapat jalur sepeda di trotoar. Dengan orang-orang, jalur sepeda ini tidak terhalang. Menurut jawaban kuesioner pertanyaan nomor 15, ketika ada “penghalang fisik” yang memisahkan jalur sepeda dari bahaya lain (pejalan kaki, kendaraan bermotor, dll), pengguna sepeda merasa lebih aman.

b. Belum terdapat rambu disepanjang trotoar yang memiliki jalur sepeda ini. Tidak diketahui alasan mengapa tidak adanya rambu pada jalur sepeda ini, mengingat rambu ini cukup penting sebagai tanda, pemberitahuan untuk pesepeda agar menggunakan jalur sepeda yang telah disediakan. Tidak adanya rambu jalur sepeda ini mengakibatkan jalur sepeda digunakan oleh sepeda listrik dan pesepeda yang tidak menggunakan jalur sepeda yang telah disediakan. Maka diperlukannya pemasangan rambu pada kawasan khusus jalur sepeda.

c. Trotoar memiliki dimensi 3,0 – 9,0 meter dengan lebar jalur sepeda rata-rata 1,0–1,2 meter. Volume pesepeda pada jam puncak sebanyak 137 sepeda/jam/jalur. Lebar minimal jalur sepeda adalah 1,44 m dengan volume sepeda maksimal 120 sepeda/jam/jalur, sehingga diperlukan penambahan jalur.

d. Tersedia marka lambing berupa gambar sepeda berwarna putih dan warna hijau disepanjang jalur sepeda. Sudah sesuai standar.

e. Terdapat dua lokasi parkir sepeda yaitu di Taman Sepeda UNTAN dan Taman Catur Ahmad Yani, namun hanya 40% responden yang mengetahui tentang keberadaan lokasi parkir sepeda.

f. Jalur sepeda yang tidak saling terhubung dan akses keluar masuk jalur sepeda yang tinggi dan sulit membuat banyak pesepeda lebih

memilih bersepeda di jalan raya dengan alasan yang beragam, baik karena terburu- buru ataupun karena bersepeda secara berkelompok. Sehingga perlu menghubungkan trotoar yang terputus, memperbaiki akses masuk trotoar sehingga tidak mempersulit pengguna sepeda.

2. Analisis tingkat pelayanan jalur sepeda di trotoar dengan pengukuran menggunakan BLOS (Bicycle Level Of Service)

a. Data yang digunakan yaitu volume pesepeda perjam/jalur, kondisi perkerasan, jumlah jalur, lebar trotoar.

b. Volume pesepeda terbanyak yaitu 128 sepeda/jam/jalur, namun tidak menggunakan jalur sepeda. Sehingga perhitungan dilakukan dengan menggunakan data pesepeda yang menggunakan jalur sepeda, dengan data volume terbanyak pada hari minggu dari pukul 07.00 hingga 08.00 di zona satu dan hari minggu dari pukul 08.00 hingga 09.00 di zona dua.

c. Berdasarkan hasil analisis efektivitas jalur sepeda, didapatkan hasil BLOS menunjukkan nilai dominan “B” maka dapat dinyatakan bahwa “lingkungan yang baik untuk sepeda”.

3. Hasil analisis karakteristik responden tingkat keamanan, kenyamanan dan kelancaran fasilitas jalur sepeda, sebagai berikut :

a. Jumlah sampel sebanyak 97 responden, penyebaran kuesioner dilakukan dengan dua cara yaitu lembaran kuesioner (Offline) dan google form (Online). Penyebaran kuesioner secara offline didapatkan sebanyak 42 responden. Sedangkan penyebaran kuesioner secara online didapatkan sebanyak 55 responden. Sehingga total keseluruhan responden yaitu sebanyak 97 responden b. Sebagian besar responden yang menggunakan

jalur sepeda pada terotoar di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak adalah pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 40%; 68%

bergender lelaki; dengan umur 18 sampai 26 tahun yaitu 44%, mereka menggunakan sepeda untuk berolahraga.

4. Terdapat 17 pernyataan yang diajukan kepada responden, pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dikelompokkan kedalam tingkat keamanan, kenyamanan dan kelancaran.

Berdasarkan hasil kuesioner yang diajukan kepada para responden mengenai jalur sepeda yang ada pada trotoar di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak, yaitu sebagai berikut :

a. Keamanan jalur sepeda poin 1, 40%

responden menjawab sangat aman dari tindak kriminal di jalur sepeda. Poin 3, 39%

responden menjawab kondisi penerangan baik. Poin 4, 41% responden menjawab

(9)

9 permukaan lintasan baik. Poin 15, 95%

responden merasa lebih aman ketika ada

“penghalang fisik” yang memisahkan jalur sepeda dengan hambatan lainnya.

Karakterisitk tingkat keamanan jalur depeda dari 97 responden dapat dinyatakan bahwa sangat aman dengan skor 91,7 (95%). Tingkat keamanan ini dapat ditingkatkan dengan mempertegas tentang sepeda listrik dijalur sepeda serta pengguna sepeda yang masih bersepeda di jalan raya karena dapat membahayakan pengguna sepeda.

b. Kenyamanan dan kelancaran jalur sepeda berdasarkan tabel 4.29 poin 2, 44% responden menjawab kebersihan jalur sepeda baik. Poin 5, 46% responden menjawab kondisi jalur sepeda dari hambatan lainnya (pkl, parkir, dll). Poin 6, 36% responden menjawab lebar jalur sepeda sudah cukup. Poin 7 dan poin 8, 52% responden menjawab baik. Poin 9, 35%

responden menjawab skala prioritas pengguna sepeda dijalur sepeda baik. Poin 10, 37%

responden menjawab fungsi peneduh sudah sangat baik. Poin 11, 39% responden menjawab fungsi fasilitas parkir sepeda sudah baik. Karakteristik responden tingkat kenyamanan pengguna jalur sepeda menunjukkan skor 89,7 (92%) kategori sangat nyaman dan karakteristik responden tingkat kelancaran pengguna jalur sepeda menunjukkan skor 90,8 (94%) kategori sangat lancar.

Saran dari peneliti yang dapat disampaikan antara lain :

a) Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan kawasan yang lebih luas.

b) Perlu dilakukan perhitungan persentase perbedaan dimensi trotoar serta pengkajian lebih lanjut terkait pengaruh pejalan kaki dan persentase perbedaan dimensi terhadap kinerja jalur sepeda.

c) Pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan tentang pengguna jalur sepeda dua arah saat berpapasan, apakah terdapat aturan terkait. Jenis sepeda yang digunakan, mencari tahu alasan atau minat pesepeda, serta peruntukan jalur sepeda digunakan mayoritas untuk apa.

d) Penelitian selanjutnya dapat menganalisis karakteristik asal tujuan pesepeda, dan menyebarkan kuesioner kepada pesepeda di luar jalur sepeda.

REFERENSI

Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2022. Kota Pontianak Dalam Angka. Pontianak: Badan Pusat Satistik Kota Pontianak.

Fadly, G., Widodo, S., & Mayuni, S. (2020). Analisis Efektivitas Lajur Khusus Sepeda Pada Kawasan Perkotaan Pontianak Studi Kasus (Jalan Gusti Sulung Lelanang – KH. Ahmad

Dahlan Johar HOS

Cokroaminoto). JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 7(1).

Federal Highway Administration (FHWA) (1980) Safety Design and Operational Pratices for street and highways, Technology Sharing Report 80-228, U.S. Department of Transportation, Washington, DC.

Herbie Hu_ and Robin Liggett. 2010 , The Highway Capacity Manual's Method for Calculating Bicycle and Pedestrian Levels of Service: the Ultimate White. PaperLewis Center for Regional Policy Studies and Institute of Transportation Studies University of California, Los Angeles.

Illus, Syafaruddin, & Kadarini, Nurlaily. 2017. Studi Tentang Kenyamanan Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan trotoar di Kota Pontianak (Studi Kasus Jalan Sultan Abdurrahman Pontianak).

Prodi Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura Kelvin Enrico, Desi Riani, dan S. P. S. (2021). Evaluasi

Implementasi Jalur Sepeda Di Lingkungan Universitas Palangka Raya. 5, 2021.

Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga Surat Edaran Nomor. 05/SE/Db/2021 tentang “Perancangan Fasilitas Pesepeda”.

Menteri Perhubungan Republik Indonesia, 2020.

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 59 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Pesepeda Di Jalan. Menteri Perhubungan Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia, 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Menteri Perhubungan Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia.

Ridwan., Widodo, S., & Suyono, R. S. (2017) Pengembangan Jalur Sepeda Di Kota Pontianak (Studi Kasus Jalan Ahmad Yani). JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 6(2).

Sprinkle Consulting Inc . April 2007 . Bicycle Level Of Service. TAMPA.FL

(10)

10 Sugasta, H. H., Widodo, S., & Mayuni, S. (2017).

Analisis Efektivitas Lajur Khusus Sepeda Pada Kawasan Perkotaan Pontianak (Studi Kasus Jalan Sutan Syahrir-Jalan Jendral Urip-Jalan KHW Hasyim-Jalan Merdeka). JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 4(4).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pelaksanaan EVALUASI dokumen kualifikasi pengadaaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan, untuk paket lelang “Peningkatan Jalan (Berm) di Jl.Ahmad Yani

Alasan pemilihan wilayah studi pada penelitian ini dikarenakan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Raden Intan merupakan ruas-ruas jalan nasional yang menjadi pintu masuk dan

Karakteristik Penggunaan Zona Selamat Sekolah Di Kota Jember (Studi Kasus jalan Ahmad Yani dan Jalan Brawijaya); Endar Dwi Agustien, 071910301077; 2007:55 halaman;

Salah satu ruas jalan dengan fungsi jalan arteri di Kota Sukabumi adalah jalan Ahmad Yani sebagai objek penelitian, dimana jalan Arteri ini memiliki arti jalan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan volume dan kecepatan lalulintas terhadap kinerja ruas jalan Ahmad Yani Kota Kupang Data jumlah kendaraan dari hasil

Kondisi eksisting yang terletak di jalan Ahmad Yani Pontianak yang merupakan pusat Kota yang sudah digunakan untuk kawasan olahraga sebelumnya dirasa sangat

Pembangunan koridor Jalan Ahmad Yani yang berkonsep city walk merupakan proyek ambisius dari pemerintah Kota Tegal, dimana konsep ini merujuk dari konsep-konsep city walk yang ada di

Kesimpulan dan saran berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh hambatan samping di ruas Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Ahmad Yani Kota Salatiga... | 17.B1.0049