1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jagung merupakan tanaman serealia terpenting kedua setelah padi. Hal ini dikarenakan permintaan jagung setiap tahunnya meningkat, dapat ditanam pada berbagai kondisi, mudah dipanen dan menghasilkan produksi yang cukup tinggi, serta dapat dijadikan pangan dan pakan (Adnan et al., 2005).
Menurut Badan Pusat Statistik pada kurun waktu 2005-2009, produksi jagung di Indonesia terus meningkat dari 12,52 juta ton pada tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi 17,65 juta ton pada tahun 2009 (Badan Pusat Statistik, 2009) (Tabel 1.1.).
Tabel 1.1. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung Tahun 2005-2009 Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton)
2005 3.625.987 34,54 12.523.894
2006 3.345.805 34,70 11.609.463
2007 3.630.324 36,60 13.287.527
2008 4.001.724 40,78 16.317.252
2009 4.096.838 41,60 17.659.067
Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
Kebutuhan jagung nasional yang terus meningkat, harus diimbangi oleh produksi jagung yang lebih tinggi. Kementerian Pertanian Republik Indonesia menempatkan jagung sebagai salah satu komoditas prioritas untuk swasembada dan swasembada berkelanjutan. Hal ini mengindikasikan bahwa jagung masih menjadi komoditas penting untuk pemenuhan pangan, pakan, dan industri di Indonesia (Adnan, 2011).
Efektivitas Ekstrak Buah..., Alif Ilham Baihaqy, FKIP UMP 20151
2
Namun, dalam melaksanakan program swasembada berkelanjutan dihadapkan berbagai kendala, antara lain berupa serangan hama. Salah satu hama yang menyerang tanaman jagung adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Hama ini mempunyai kisaran inang yang cukup luas atau banyak inang, sehingga agak sulit dikendalikan (Marwoto dan Suharsono, 2008).
Larva yang masih muda merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas dan tulang daun. Larva berada di permukaan bawah daun dan menyerang secara serentak dan berkelompok. Serangan berat menyebabkan tanaman gundul karena daun habis dimakan ulat. Serangan berat pada umumnya terjadi pada musim kemarau, dan menyebabkan kerusakan daun yang sangat berat (Marwoto dan Suharsono, 2008).
Cara terpopuler yang dilakukan oleh sebagian besar petani untuk mengendalikan hama ulat grayak adalah dengan pestisida sintetik. Cara ini efektif dan biayanya relatif murah, namun penggunaan pestisida sintetik ini memberikan dampak negatif. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada kesehatan manusia (Adnan et al., 2005).
Penggunaan pestisida sintetik dapat menimbulkan gangguan kesehatan di antaranya iritasi mata dan kulit, kanker, gangguan saraf, hati, ginjal, dan pernafasan. Efek lain yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan pestisida sintetik ini adalah menimbulkan pencemaran lingkungan, terbunuhnya organisme non-target, mengganggu keragaman hayati, menimbulkan resistensi (ketahanan hama sasaran), meningkatnya populasi hama, munculnya hama baru, dan terbunuhnya musuh alami (Djojosumarto, 2008).
Efektivitas Ekstrak Buah..., Alif Ilham Baihaqy, FKIP UMP 2015
3
Oleh karena itu, perlu alternatif penggunaan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai insektisida nabati adalah mengkudu (Morinda citrifolia L.). Penelitian yang dilakukan oleh Hasnah dan Nasril (2009), menunjukkan bahwa senyawa aktif dari ekstrak buah mengkudu seperti saponin, flavonoid, dan polifenol dapat bersifat antifeedant (mengganggu aktivitas makan). Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu pada konsentrasi 150 ml L-1 larutan dapat membunuh larva P. xylostella L. sebesar 100%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Purba (2007), menunjukkan bahwa ekstrak daun mengkudu pada konsentrasi 400 ml/L air dapat membunuh larva P. xylostella L. sebesar 70%. Dengan demikian perlu kiranya dilakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana efektivitas buah mengkudu terhadap mortalitas ulat grayak.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, efektivitas ekstrak buah mengkudu (M. citrifolia L.) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura) pada tanaman jagung dapat diperoleh perumusan masalah sebagai berikut :
1. bagaimana pengaruh ekstrak buah mengkudu (M. citrifolia L.) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura F.) pada tanaman jagung ?
2. sejauh mana efektivitas ekstrak buah mengkudu (M. citrifolia L.) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura F.) pada tanaman jagung ?
Efektivitas Ekstrak Buah..., Alif Ilham Baihaqy, FKIP UMP 2015
4
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini meliputi :
1. mengkaji bagaimana pengaruh ekstrak buah mengkudu (M. citrifolia L.) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura F.) pada tanaman jagung;
2. mengetahui efektivitas ekstrak buah mengkudu (M. citrifolia L.) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura F.) pada tanaman jagung.
1.4. Manfaat
Pada penelitian tentang efektivitas ekstrak buah mengkudu (M.
citrifolia L.) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura F.) pada tanaman jagung diharapkan memberikan manfaat, di antaranya :
1. permasalahan dalam menanggulangi serangan hama ulat grayak pada tanaman jagung dapat teratasi;
2. keberadaan buah mengkudu yang melimpah dapat dimanfaatkan menjadi insektisida nabati;
3. meningkatkan kesadaran petani untuk mengurangi penggunaan insektisida sintetik beralih menggunakan insektisida nabati;
4. memberikan referensi bagi peneliti lain yang akan mengembangkan penelitian.
Efektivitas Ekstrak Buah..., Alif Ilham Baihaqy, FKIP UMP 2015