• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas pemanfaatan dana desa dalam menunjang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas pemanfaatan dana desa dalam menunjang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA DESA DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN DESA BA’BA TAPUA KECAMATAN

MATANGNGA KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN ANGGARAN 2017-2019

Suyadiadmo1, Hasrajuddin2, Muhammad Idris3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1Suyayadi1282@gmail.com, 2Hasrajuddin@gmail.com,3Idrismm394@gmail.com.

ABSTRACT

The objective of the research was to find out the effectiveness of village fund utilization in Ba’ba Tapua Village if it was effective or not. This research applied qualitative and quantitative design. The primary and secondary data used was obtained from documents and interview. The conclusion was that the effectiveness of village fund utilization in Ba’ba Tapua village Matangga District of Polewali Mandar Regency in fiscal year 2017-2019 achieved 94.94 % totally. Therefore it can be stated that the utilization of village fund in Ba’ba Tapua was effective as proven by the development program in every hamlet.

Keywords: Utilization of Village Fund, Village Development.

PENDAHULUAN

Pada sistem pemerintahan yang ada dan berlaku pada saat ini, desa mempunyai wewenang yang penting dalam membantu pemerintah daerah dalam pelaksanaan pemerintahan termasuk pembangunan. Semua ini dilakukan sebagai langkah nyata pemerintah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah (Juliana, 2017). Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat (Siregar, 2017). Daerah otonom yang selanjutnya disebut daerah wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemrintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI (Amalia, 2019 ).

Dalam Boedijino (2019) Peraturan menteri keuangan RI tentang tata cara pengelolaan dana desa setiap kabupaten/kota dan penghitungan rincian dana setiap desa yang mengacu pada letak geografis, jumlah penduduk, dan angka kematian. Tata cara penganggaran dana desa pada setiap daerah kabupaten/kota dialokasikan secara adil yang mengacu pada jumlah pemberian minimal secara merata pada semua desa. Selanjutnya

alokasi dasar dan alokasi formula akan dihitung untuk mengetahui berapa jumlah tertinggal atau desa sangat tertinggal yang mempunyai angka kemiskinan tertinggi.

Program dana desa memiliki sasaran sebaran pada semua wilayah yang ditetapkan paling membutuhkan untuk memberikan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat yang khususnya untuk pada pedesaan. Rincian alokasi dana pada APBN 2017-2019 telah di publikasikan oleh pemerintah. Dari 34 Provinsi 440 Kabupaten, Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu yang mendapat kucuran anggaran Dana Desa pada tahun 2017-2019 sebesar Rp. 2.467.254.000 dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Kabupaten Polewali Mandar merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Sulawesi Barat, Indonesia. Kabupaten ini beribukotakan Mamuju dengan luas wilayah 2.022.30 km2 dan terdiri dari 23 kelurahan, 144 desa dan 16 kecamatan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pemanfaatan Dana Desa dalam pembangunan desa Ba’ba Tapua Kecamatan matangnga Kabupaten Polewali Mandar sudah efektif ? sedangkan tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan dana desa dalam pembangunan desa Ba’ba Tapua Kecamatan matangnga Kabupaten Polewali Mandar.

(2)

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Basri (2019) Efektivitas adalah sebuah kosa kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa inggris Efektive. dalam kamus besar bahasa Indonesia Efektivitas berarti dapat membawa hasil.

Menurut Batul (2018) Efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan dalam istilah ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain.

Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan.

Menurut Gibson dalam Nurhayati (2017) ada dua pendekatan dalam menilai keefektifan menurut tujuan dan teori sistem. Berdasarkan pendekatan tujuan maka untuk merumuskan dan mengukur keefektifan melalui pencapaian tujuan ditetapkan dengan usaha kerja sama.

Sedangkan pendekatan teori sistem, menekankan pentingnya adaptasi terhadap tuntunan eksternal sebagai kriteria penilaian keefektifan.

Menurut Sinta (2019) Efektif adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dan hasil. Dengan demikian untuk menganalisi efektivitas Dana Desa dapat dilihat dari perbandingan antara realisasis belanja dengan target belanja sebagai berikut.

Efektivitas = x 100

Standar efektivitas menurut Keputusan Meteri Dalam Negeri No. 690.900.327 tentang kriteria penilaian dan kinerja keuangan dapat diketahui efektif atau tidak dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Hasil perandingan atau tingkat pencapaian diatas 100% berarti sangat efektif.

2. Hasil perbandingan antara 90% - 100%

berarti efektif.

3. Hasil perbandingan 80% - 90% berarti cukup efektif.

4. Hasil perbandingan antara 60% - 80%

berarti kurang efektif.

5. Hasil pebandingan dibawah 60% berarti tidak efektif.

Menurut Rosidin (2019) Pembangunan harus menyangkut semua pihak, yaitu dari

tingkat pusat sampai tingkat daerah.

Pembangun pertama yang harus dibina dan dikembangkan adalah pembangunan desa.

Pembangunan desa diartikan sebagai berikut, Pembanguan desa adalah proses perubahan yang terus-menerus dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat beserta pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, materi dan spiritual berdasarkan pancasila yang berlangsung di Desa.

Menurutt Nurcholis (2016) dalam Batul (2018) Beberapa indikator yang menjadi tolak ukur dalam mengukur keberhasilan sebuah pembangunan, diantaranya :

1. Kekayaan Rata-rata, Menurut Pettty dalam Batul (2018) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat menjadi tolak ukur sebuah keberhasilan pembangunan, yang diukur adalah tingkat produktivitas masyarakat untuk kemudian mempengaruhi produktivitas suatu negara secara keseluruhan. Jika produktivitas tinggi maka dapat dipastikan pendapatan rata-rata penduduk dan bahkan suatu negara akan tinggi juga. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan yang dilakukan bekerja dengan baik karena dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Pemerataan, Pendapatan rata suatu negara bukan satu-satunya tolak ukur dalam pembangunan karena bisa jadi kekayaan- kekayaan tersebut hanya dimiliki beberapa penduduk atau beberapa kelompok penduduk saja. Sehingga perlunya tolak ukur pemerataan, dalam hal ini bahwa menilai sebuah kekayaan masyarakat tersebut tersebar merata.

3. Kualitas kehidupan, Dalam hal ini menggunakan tolak ukur PQLI (Phisical Quality Of Life Index), tolak ukur yang digunakan adalah:

a. Rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun

b. Jumlah kematian bayi

c. Rata-rata persentase buta huruf.

Ketiga hal tersebut menjadi satu bagian dalam indikator kualitas hidup yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu pembangunan.

(3)

Menurut Herlinto (2017) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Sujarweni (2015) Desa dalam pengartian umum adalah sebagai suatu gejala yang bersifat Universal, terdapat dimanapun di dunia ini, sebagai suatu komunitas kecil, yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara mantap) maupun bagi penemuan kebutuhannya, dan terutama yang tergantung pada sektor pertanian.

Dalam Juliana (2017) menyatakan bahwa desa dimaksudkan daerah yang terdiri dari satu atau lebih dari satu yang digabungkan hingga merupakan suatu daerah yang mempunyai syarat-syarat cukup untuk berdiri menjadi daerah otonom yang berhak mengatur dan mngurus rumahnya tangganya sendiri, sebab desa atau kota kecil itu ialah pemerintahan daerah-daerah yang terbawah. Sebenarnya desa juga adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya.hasil dari perpaduan itu ialah satu wujud atau kenampaan bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, kultural yang saling berinteraksi antara unsur tersebut serta dalam hubungannya dengan daerah lain.

Menurut UU No.6 Tahun 2014 tentang desa pasal 72 dalam Julian (2017) menyatakan bahwa dana desa merupakan salah satu sumber pendapatan yang bersumber dari APBN sehingga salah satu program pemerintah dalam mendukung desa adalah dengan mengeluarkan dana desa sebagai salah satu sumber pendaptan desa.

Menurut Bawono (2019) Dana Desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten atau Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat

Menurut Rijal (2019) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemanfaatan adalah proses, cara atau perbuatan

memanfaatkan. Pemanfatan merupakan turunan kata dari kata “manfaat”, yakni suatu pendapatan yang semata-mata menunjukkan kegiatan penerima. Penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada perolehan atau pemakaian hal-hal yang berguna baik, baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung agar dapat bermanfaat.

Menurut Nurcholis (2016), Anggaran Belanja dan Pendapat Desa adalah rencana keuangan dalam satu tahun yang memuat pekerjaan pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan, dan rencana pembiayaan yang dibahas dan disetujui oleh pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa, dan ditetapkan degan peraturan desa.

Penyelenggaran pemerintahan desa yang output-nya berupa pelayanan pubik, pembangunan, dan perlindungan masyarakat harus disusun perencanannya setiap tahun dan dituangkan dalam APBDes. Dalam APBDes inilah terlihat apa yang akan dikerjakan pemerintah desa dalam tahun berjalan.

Pemerintah desa wajib membuat APBDes. Melalui APBDes kebijakan desa yang dijabarkan dalam berbagai program dan kegiatan sudah ditentukan anggarannya.

Dengan demikian, kegiatan pemerintah desa berupa pemberian pelayanan, pembangunan, dan perlindungan kepada warga dalam tahun berjalan sudah dirancang anggarannya sehingga sudah dipastikan dapat dilaksanakan.

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara yang kebenarannya masih perlu diteliti. Berdasarkan pada rumusan masalah, serta peneliti terdahulu, maka hipotesisnya adalah Pemanfaatan Dana Desa Dalam Menunjang Pembangunan Desa Pada Desa Ba’ba Tapua Kecamatan Matangnga Kabupaten Polewali Mandar sudah efektif.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian merupakan panduan atau pedoman serta prosedur atau teknik dalam perencanaan penelitian yang dapat digunakan sebagai pegangan atau panduan dalam menyelesaikan sebuah penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan data kualitatif dan kuantitatif yang merupakan data yang diperoleh melalui wawancara. Adapun tujuan penulis menggunakan data kualitatif adalah untuk mengetahui Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Dalam Menunjang Pembangunan Desa

(4)

Ba’ba Tapua Kecamatan Matangnga Kabupaten Polewali Mandar.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2020 s/d 15 November 2020, Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ba’ba Tapua Kecamatan Matangnga Kabupaten Polewali Mandar

Penelitian ini menggunakan tipe data primer dan sekunder dengan teknik pengupulan data mengguanakan Wawancara dan Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Reduksi Data, Sajian Data, Penarikaan kesimpulan serta menggunakan Rasio Efektivitas untuk mengukur tingkat efektivitasnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyaluran Dana Desa Menjadi hal terpenting untuk Pembangunan desa yang lebih maju. Didalam peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana desa merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal dari Anggaran pendapatan Belanja Negara (APBN) yang ditujukan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat.

Tujuan dari Dana Desa pada dasarnya adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan lebih meratakan pendapatan.

Di Desa Ba’ba Tapua sendiri, Penyaluran dana desa melalui pemanfaatan dana desa sangat dirasakan manfaatnya melalui peningkatan pembangunan pada setiap Dusun yang ada pada desa Ba’ba Tapua Kecamatan Matangnga Kabupaten Polewali Mandar.

Untuk penyaluran Dana Desa yang bersumber dari APBN, menurut Alwi selaku bendahara desa bahwa Dana Desa disalurkan langsung ke rekening desa yang bersangkutan melalui transfer bank, Penyaluran dana desa pada Desa Ba’ba Tapua dilakukan 3 tahap yang dimana tahap pertama itu 20%, kedua 40%

serta ketiga sama dengan yang kedua yaitu 40% (WWC.02.11.2020).

Dari Pernyataan bendahara desa dapat kita ketahui bahwa penyaluran Dana Desa pada Desa Ba’ba Tapua langsung melalui rekening desa yang dimana tiap tahunnya sama yaitu tiga tahap dimana pada tahap pertama itu adalah 20% kemudian pada tahap yang kedua

yaitu 40% sedangkan pada tahap yang ketiga sama dengan tahap yang kedua yaitu 40%.

Adapun penyaluan Dana Desa pada Desa di Desa Ba’ba Tapua (2017 s/d 2019) yang bersumber dari APBN disajikan dalam tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Tahap Penyaluran Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN pada Desa

Ba’Ba Tapua Tahun 2017-2019

N o

Tahu n

Penyaluran

Total Tahap 1 (Rp)

(20%)

Tahap 2 (40%)

Tahap 3 (40%)

1 2017 156.636.800 312.272.600 312.272.600 781.819.

000 2 2018 152.699.200 305.398.400 305.398.400 763.496.

000 4 2019 184.387.800 368.775.600 368.775.600 921.939.

000

Sumber: Wawancara Bendahara Desa Ba’Ba Tapua (2020).

Berdasarkan tabel 1 tersebut diketahui bahwa Dana Desa yang bersumber dari APBN pada Desa Ba’ba Tapua tepatnya pada tahun 2017 Dana APBN yang disalurkan untuk Desa Ba’ba Tapua sbesar Rp. 781.819.000,- yang disalurkan dalam 3 tahap. Selanjutnya pada pada Tahun 2018, Pemerintah kembali menyalurkan Dana Desa sebesar Rp.

763.496.000,- atau menurun sekitar 2,34% dari anggaran yang disalurkan pada Tahun sebelumnya (2017), pada tahun 2018 tersebut penyaluran dilakukan sama dengan Tahun 2017 yaitu 3 tahap. Dan pada Tahun 2019 angaran Dana Desa yang bersumber dari APBN yang disalurkan kembali memperoleh tambahan sebesar 20,76% dari anggaran tahun sebelumnya atau sebesar Rp, 921.939.000,- pada tahun 2019 penyaluran Dana Desa dilakukan sama halnya pada Tahun 2017 dan 201 8 yaitu sebanyak 3 tahap.

Keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dana desa untuk pembangunan menurut bapak Andi Muh. Hamka Yasin Mengatakan ya alhamdulillah semua masyarakat dilbatkan dalam menentukan tahap-tahap Pemanfaatan Dana Desa misalnya dalam bentuk musyawarah sebelum ada tahapan itu ada proses perencanaan dan proses pelaksanaannyapun ada masyarakat kita pake paling tidak mereka dilibatkan dalam HOK (WWC 02.11.2020). Sedangkan menurut bapak Ansarullah mengatakan kalau masyrakat dilibatkan dalam tahapan-

(5)

tahapannya itu tergantung dari tahapan musyawarahnya karena musyawarah di Desa itu awalnya kita lakukan musyawarah Dusun, jadi semua Masyarakat dusun kita ikutkan untuk membahas apa yang akan dilakukan Tahun depan, nah di dalam hal ini setelah kita lakukan musyawarah dusun kita bawa lgi ke musyawarah Desa setelah musyawarah Desa di undang lagi wakil dusun masing-masing untuk memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakan di Tahun selanjutnya yaitu usulan- usulan prioritas yang diutamakan (WWC.02.11.2020). kemudian dibenarkan oleh Takadu (WWC.08.11.2020), dan Amirunddin Masyaraka (WWC.09.11.2020).

selaku masyarakat bahwa ia pernah dilibatkan dalam memutuskan tahap-tahap pemanfaatan dana desa untuk pembangunan desa

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada aparat desa maupun masyarakat desa mengenai tahap pemeanfataan dana desa serta keterlibatan masyarakat dalam penentuan tahap-tahap pemanfaatan dana desa yaitu dapat kita ketahui bahwa terdapat lima tahap yang sangat penting agar dalam Pemanfaatan Dana Desa nantinya dapat berjalan lancar, sedangkan untuk keterlibatan masyarakat dalam penentuan tahap-tahap pemanfaatan dana desa semua bisa ikut memberi masukan untuk pembangunan yang diprioritaskan.

Adapun Pembangunan sebelum dan setelah adanya pemanfaatan dana desa pada Desa Ba’ba Tapua Menurut bpk. Muh. Hamka Yasin Bahwa pembangunan sebelum adanya Pemanfaatan Dana Desa contohnya pada sebelum adanya pembangunan rabat beton yah akses transfostasi masyarakat Desa untuk mengangkat hasil bumi kurang lancar, dan setelah adanya dana Desa akses transfortasinya jadi lancar (WWC 02.11.2020). Menurut bpk. Ansarullah bahwa pembangunan di Desa Ba,ba Tapua sebelum adanya Pemanfaatan Dana Desa ada cuman belum maksimal karena dana pada saat itu masih terbatas (WWC.02.11.2020). dan menurut Bpk. Irwan mengatakan bahwa sebelum adanya Pemanfaatan Dana Desa, pembangunan di Desa Ba’ba Tapua tetap ada tapi pembangunan hanya 2-3 item saja dalam satu Tahun tapi dengan adanya Dana Desa pembangunan sudah bisa bertambah banyak setidaknya 4-5 itemlah dalam satu Tahun (WWC.02.11.2020).

Dari hasil wawancara pada Aparat Desa serta Masyarakat Desa dapat diketahui bahwa

sebelum adanya Pemanfaatan Dana Desa untuk Pembangunan Desa masyarakat tidak adanya peningktan perekenomian tapi setelah adanya pemanfaatan dana desa untuk pembangunan perekonomian masyrakat contohnya masyrakat sudah bisa mengangkut hasil panennya dengan mudah berkat adanya pembangunan rabat beton.

Berikut akan disajikan tabel Pemanfaatan Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk Pembangunan Di Desa Ba’ba Tapua Kecamatan Matangnga Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2017-2019.

Tabel 2. Realisasi Pelaksanaan Pembangunan pada Desa Ba’ba Tapua

Tahun 2017-2019

Tahun Uraian/Kegiatan Nama Dusun

Pengeluaran (Rp)

2017

Pembangunan Rabat

Beton Mappe 372.263.600,00 Pengadaan Jembatan

Desa

Salukum

ba 225.056.400,00 Pembangunan

Jamban Keluarga

Desa Ba’ba Tapua

159.499.000,00 Total Anggaran 756.819.000,00

2018

Revitalisasi Lapangan 70x78 M

Tottonga

n 77.882.100,00 Pembangunan Rabat

Beton dan Talud

Tottonga

n 35.175.800,00 Pembangunan Rabat

Beton 150 M

Saludad

eko 57.871.000,00 Pembangunan Rabat

Beton 68x3 M

Saludad

eko 42.828.200,00 Pembanguan Rabat

Beton 429 M mappe Mappe 259.062.900,00 Rehab Jembatan

Gantung 30,5 M

Tottonga

n 73.144.000,00 Rehab Jembatan

Gantung 29,5 M

Salukum

ba 72.959.000,00 Pembangunan sarana

air bersih

Saludad

eko 95.829.400,00 Total Anggaran 714.752.400,00

2019

Pembangunan PAUD Holistik tottongan

Tottonga

n 127.741.000,00 Pembangunan Rabat

Beton Mappe 119.799.600,00 Pembangunan

Jembatan Beton

Salukum

ba 177.717.200,00 Pembangunan

Draenase 79 Meter

Tottonga

n 27.117.600,00 Pembangunan

Deucker Mappe 17.981.800,00 Pembangunan Talud

200 Meter

Saludad

eko 350.167.000,00 Pembangunan Talud

19 Meter

Tottonga

n 34.253.800,00 Pembangunan Talud

7 Meter

Tottonga

n 15.659.000,00 Total Anggaran 870.437.000,00

(6)

Sumber: Rencana Anggaran Desa yang telah Terealisasi 2017-2019 (2020).

Berdasarkan Tabel 2 tersebut diketahui bahwa dari awal disalurkannya Dana Desa yang bersumber dari APBN hingga pada tahun 2017-2019, Dana Desa yang telah digunakan untuk Pembangunan di Desa Ba’ba Tapua mencapai angka sebesar Rp.

2.342.008.400,00,-. dimana pada tahun 2017 dana Desa yang telah digunakan untuk Pembangunan sebesar Rp. 756.819.000,00,- untuk tahun 2018 Dana Desa yang telah digunakan sebesar Rp. 714.752.400,00,-.dan untuk Tahun 2019 Dana desa yang telah digunakan sebesar Rp. 870.437.000,00,-.

Adapun terkait Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa yang bersumber dari APBN Dalam meningkatkan pembangunan khususnya pembangunan di Desa Ba’ba Tapua Kecamatan Matangnga Kabupaten Polewali Mandar merujuk pada perbandingan realisasi pembangunan desa dibagi dengan target belanja kemudian dikalikan 100% untuk 3 (tiga) Tahun terakhir (2017-2019) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Tingkat Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa pada Desa Ba’ba Tapua Tahun

2017-2019

Tahu n

Realisasi Pembangun

an (Rp)

Target Belanja (Rp)

Efektivi tas (%)

Katego ri 2017 756.819.000 781.819.00

0 96,80% Efektif 2018 714.752.400 763.496.00

0 93,62% Efektif 2019 870.437.000 921.939.00

0 94,41% Efektif Rata-rata 94,94% Efektif

Sumber: Realisasi Dana Desa Ba’ba Tapua 2017-2019 (2020).

Berdasarkan pada tabel 3, dapat diketahui bahwa persentase capaian pembangunan pada Desa Ba’ba Tapua tepatnya pada tahun 2017 mencapai 96,80% dari target belanja yang telah ditetapkan sebelumnya, selanjutnya pada tahun 2018 capaian pembangunan sebesar 93,62%, dan pada tahun 2019 realisasi pembangunan mencapai 94,41% dari target belanja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan kesimpulan hasil wawancara langsung dengan masyarakat desa Ba’ba

Tapua dari kegiatan pembangunan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembangunan di Desa Ba’ba Tapua sudah efektif, sekalipun masih ada kekurangan tetapi pemanfaatan dana desa akan semakin baik dimasa yang akan datang. Pemerintah desa akan selalu membenahi apa saja yang harus diprioritaskan untuk pembangunan yang lebih baik, sebelum dan setelah pembangunan melalui dana desa dapat dikemukakan bahwa pemanfaatan Dana Desa dalam pembangunan di Desa Ba’ba Tapua sangat membantu hal ini terlihat dari beberapa pernyataan warga dari tiap masing-masing dusun yang mengatakan bahwa sudah merasakan manfaat dari pembangunan itu sendiri, seperti pembangunan rabat beton, pembangunan jamban keluarga, pembangunan revitalisasi lapangan, pembangunan dreinase, pembangunan rehab jembatan gantung, serta pembangunan talud.

Melalui penyaluran Dana Desa khususnya Dana Desa yang bersumber dari APBN yang mana proses penyalurannya melalui transfer dari pemerintah pusat kepada masing-masing pemerintah desa, diharapkan akan memberikan perubahan nyata atas bukti fisik sehingga diharapakn masing-masing aparat desa yang berkompeten dapat memanfaatkan dengan baik dana tersebut untuk pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat. Hal ini berlaku pada semua desa di seluruh Indonesia sehingga tidak hanya pada Desa Ba’ba Tapua.

Berdasarkan pada tabel 3 dapat diketahui bahwa Pemanfaatan dana Desa, dalam menunjang Pembangunan Desa pada tahun 2017 yang bersumber dari APBN sudah memadai, hal ini di tandai bahwa capaian pembangunan dari rencana target belanja sudah mencapai angka 96,80%, berdasarkan angka persentase tersebut maka pembangunan di Desa Ba’ba Tapua dapat dikatakan Efektif berdasarkan standar efektivitas. Pada tahun 2018, persentase capaian pembangunan Desa Ba’ba Tapua dari rencana target belanja mengalami penurunan sebaayak 3,18%

sehingga mencapai angka 93,62% yang dapat dikatakan sudah efektif berdasarkan standar efektivitas. Dan pada tahun 2019 persentase pembangunan mengalami peningkatan kembali sebanyak 0,79% menjadi 94,41% dari Tahun sebelumnya. Maka pembangunan dapat dikategorikan Efektif berdasarkan standar efektivitas.

(7)

Berdasarkan tabel 3 tersebut, diketahui bahwa rekapitulasi pembangunan secara umum mulai dari tahun 2017-2019 menunjukkan angka rata-rata capaian sebesar 94,94% yang berarti bahwa Pemanfaatan Dana Desa Dalam Menunjang Pembangunan Desa Ba’ba Tapua dikategorikan Efektif.

Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis penelitian yang menyatakan “diduga bahwa Pemanfaatan dana Desa Dalam Menunjang Pembangunan Desa telah Efektif dilaksanakan pada Desa ba’ba Tapua Kecamatan Matangnga Kabupaten Polewali Mandar”. Capaian ini sudah sangat memberikan kepuasan bagi masyarakat Desa Ba’ba Tapua karena mereka menyadari bahwa Pembangunan dilakukan bertahap.

Berdasarkan hasil Responden Wawancara langsung dengan masyarakat serta dari tabel 3 maka dapat disimpulkan bahwa Efektivitas pemanfataan Dana Desa Dalam Menunjang Pembangunan Desa melalui persentase capaian pembangunan yang secara keseluruhan menunjukkan 94,94% (selama tiga tahun terakhir) dengan klasifikasi efektif, bukan karena adanya penyalahgunaan Dana Pembangunan, namun karena adanya pembagian dana secara terpadu baik untuk pembangunan fisik yang berupa pembangunan infrastruktur maupun nonfisik seperti pemberdayaan msyarakat. Hal ini sesuai dengan amanah yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinanti (2019) bahwa alokasi pemanfaatan dana desa oleh pemerintah di desa sumurgede telah menggunakan atau memanfaatkan dana desa untuk pelaksanaan pemabangunan baik pembangunan instruktur maupun rehabilitas atau perbaikan sarana dan prasarana yang ada di desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga telah dikatakan efektif. Dan hasil penelitian ini hamipir sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Listiyani (2016) bahwa implementasi kebijakan penggunaan dana desa tahun anggaran 2015 cukup efektif.

PENUTUP

Berdasarkan hasil Analisis bahwa Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Dalam Menunjang Pembangunan Desa Ba’ba Tapua Kecamatan Matangnga Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 2017-2019 yang dilihat dari perbandingan realisasi pembangunan desa dengan target belanja untuk tiga tahun degan capaian pembangunan yang secara keseluruhan 94,94% Sehingga dapat dikatakan bahwa pemanfaatan Dana Desa untuk Pembangunan pada Desa Ba’ba Tapua sudah Efektif.

Saran-saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

Bagi pemerintah Desa dalam Pemanfaatan Dana Desa khususnya untuk pembangunan Desa Ba’ba Tapua harap disalurkan semuanya agar pemanfaatan Dana Desa pada tahun selanjutnya dapat lebih efektif lagi sehingga dapat menjadi contoh pada desa lain dalam pemanfaatan Dana Desa khususnya untuk Pemabangunan Desa.

Bagi penliti selanjutnya penulis memberi saran untuk menggunakan variabel lain selain variabel yang ada dalam penelitian ini seperti Efektivitas Pengelolaan anggaran Dana Desa atau Efektivitas Penggunaan anggaran Dana Desa untuk diteliti dan memperdalam ruang lingkup penelitian pada masa yang akan datang sehingga bermafaat bagi pihak instansi tempat penelitian serta pihak lainnya dalam efektivitas pemanfaatan dana desa.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, D. L. (2019). Efektivitas Pelaksanaan Penggunaan Anggaran Dana Desa Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Greges, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung Tahun 2015-2018. 1 (1):

44. Diakses pada 06 September 2020 melaluiwebsite http://jom.untidar.ac.i d/inde.php/dynamic/article/view/442/2 41.

Basri, S. R. (2019). Efektivitas penggunaan dana desa di leppangeng kecamatan ajangale kabupaten bone. 3 (1):7.

Diakses pada 03 September 2020

melalui website

http://eprints.unm.ac.id/16190/.

(8)

Batul, F. Z. (2018). Efektivitas Kebijakan Dana Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan di Desa tegalrejo Kecamatan gondang Kabupaten Sragen . Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Bawono, I. R. (2019). Panduan Dan Pengelolaan Dana Desa. Jakarta: PT Grasindo.

Boedijino, G. W. (2019). Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Untuk Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Kabupaten Bundoso. 4 (1):16.Diakses pada 03 September 2020 melalui website http://jrmb.ejournal-

feuniat.net/index.php/JRMB.

Herlianto, D. (2017). Manajemen Keuangan Desa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Juliana, E. (2017). Efektivitas Pemanfatan dana desa Dalam menunjang pembangunan Pedesaan di Kabupaten Asahan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan.

Juliana, E. (2017). Efektivitas Pemanfatan dana desa Dalam menunjang pembangunan Pedesaan di Kabupaten Asahan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan.

Nurcholis, H. (2016). Pertumbuhan dan penyelenggaraan Pemerintah Desa.

Jakarta: Erlangga.

Nurhayati, D. (2017). Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desadalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat. 3 (1):9-10.

Diakses Pada Tanggal 03 September

2020 melalui website

http://ejournal.stkipjb.ac.id/index.php/

ekonomi

Rijal, C. (2019). Program Pemanfaatan Dana Desa Untuk Pembangunan Masyarkat (Studi Kasus Desa Kecamatan Jaken Kabupaten Pati). Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Sintia, E. D. (2019). Efektivitas Pengelolaan dana Desa Meningkatkan Pembangunan Desa Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Desa Semuli Raya Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara).

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Siregar, B. (2017). Akuntansi Sektor Publik.

Yogyakarta: UPPM STIM YKPN.

Sujarweni, V. W. (2015). Akuntasi Desa.

yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sujarweni, W. (2015). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.. Peraturan Pemerintah