• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Malassezia furfur PENYEBAB TERJADINYA PITIRIASIS VERSIKOLOR SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Malassezia furfur PENYEBAB TERJADINYA PITIRIASIS VERSIKOLOR SECARA IN VITRO"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Malassezia furfur PENYEBAB TERJADINYA PITIRIASIS VERSIKOLOR

SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Oleh:

Nabila Hani Nasution 1908260105

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN

2023

(2)

UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Malassezia furfur PENYEBAB TERJADINYA PITIRIASIS VERSIKOLOR

SECARA IN VITRO

Skripsi ini diajukan salah satu syarat untuk memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

Nabila Hani Nasution 1908260105

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN

2023

(3)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Nabila Hani Nasution NPM : 1908260105

Judul Skripsi : Uji Efektivitas Pemberian Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Malassezia furfur Penyebab Terjadinya Pitiriasis Versikolor Secara IN VITRO

Demikianlah pernyataan ini saya perbuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, 12 Desember 2023

Nabila Hani Nasution

(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warahmatullahiwabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Uji Efektivitas Pemberian Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Malassezia furfur Penyebab Terjadinya Pitiriasis Versikolor Secara IN VITRO

Alhamdulillah, seutuhnya saya menyadari dalam penyusunan dan penelitian pada skripsi ini. Saya mendapat banyak dukungan, bimbingan, arahan dan saran oleh berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan hingga ke tahap penyusunan skripsi ini. Ilmu, kesabaran, dan ketabahan yang dibagikan semoga menjadi amal ibadah dalam kebaikan dunia dan akhirat. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana kedokteran di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Pada kesempatan ini penulis memberikan ucapan terima kasih serta penghormatan yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi kepada :

1. dr. Siti Masliana Siregar, Sp. THT(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

2. dr. Riri Arisanty Syafrin Lubis, M.ked(DV).,Sp.DV selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan memberi masukan dalam proses serta penyelesaian skripsi ini

3. dr. Hervina, Sp.KK,MKM,FINSDV,FAADV yang telah bersedia menjadi dosen penguji satu dan memberi banyak masukan untuk penyelesaian skripsi ini

4. dr. Yenita, M.Biomed, Sp.KKLP yang telah bersedia menjadi dosen penguji dua dan memberi banyak masukan untuk penyelesaian skripsi ini 5. dr. Andri Yunafri, M.ked(An).,Sp.An-TI,FCC selaku dosen pembimbing

dosen akademik yang terus memberikan dukungan, arahan serta motivasi dalam penyelesaian pendidikan preklinik saya.

(7)

6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Basaruddin dan Ibunda Sri Rahmah Lubis yang telah memberikan kasih sayang dan berperan sebagai support system saya dalam perjalanan kehidupan hingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Doa dari orang tua tiada putus untuk saya, sehingga saya diberikan kemudahan dan kelancaran serta perlindungan dari Allah SWT.

7. Abang Syarifuddin Basrah Nasution (My One and Only Brotha) yang mendukung dan memberikan waktu luang untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi, kakak saya tersayang Dewi dan adik saya tersayang Nurul dan Dinda yang selalu mendengarkan dan memberikan semangat untuk saya

8. Sahabat-sahabat saya selama perkuliahan, Putri Yana Harahap dan Frisca Indriani Putri yang selalu memberikan solusi, saran dan motivasi kepada saya selama perkuliahan sampai selesainya skripsi ini

9. Pihak Laboratorium yang membantu saya dalam pembuatan ekstrak dan pengukuran terhadap pertumbuhan jamur hingga selesai untuk penelitian skripsi saya.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Nabila Hani Nasution, last but no least! diri saya sendiri. Apresiasi sebesar-besarnya karena telah bertanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai. Terimakasih telah berusaha dan menikmati setiap proses.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna dan semoga skripsi ini memberi banyak manfaat bagi banyak pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 12 Desember 2023 Penulis

(8)

Nabia Hani Nasution PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademia Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Nabila Hani Nasution HPM : 1908260105

Fakultas : Kedokteran

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui memberikan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyan Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas skripsi saya yang berjudul : UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Malassezia furfur PENYEBAB TERJADINYA PITIRIASIS VERSIKOLOR SECARA IN VITRO.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Muhammdiyah Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasi tugas akhir sayqa selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada taggal : 12 Desember 2023

Yang menyatakan

(9)

Nabila Hani Nasution

ABSTRAK

Pitiriasis versikolor atau yang lebih dikenal sebagai panu adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur superficial, Malassezia furfur. Penyakit ini menyebabkan perubahan warna kulit, disertai rasa gatal pada daerah terinfeksi. Meskipun tidak menular, pitiriasis versikolor sering terjadi pada remaja atau dewasa muda, dengan faktor resiko termasuk iklim tropis, kebersihan individu, faktor lingkungan, usia, jenis kelamin, dan faktor genetik. Tanaman herbal, seperti lidah buaya (Aloe vera L.), memiliki potensi sebagai pengobatan alternatif. Lidah buaya memiliki beragam kandungan seperti kuinon, saponin, aminoglukosida, fenol, tanin, asam salisilat, flavonoid, asam sinamat, minyak atsiri, dan sulfur, beberapa di antaranya memiliki sifat antifungi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak lidah buaya memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain posttest only control group. Dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Populasi penelitian adalah koloni jamur Malassezia furfur dibiakkan pada media agar Sabouraud Dextrose Agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak lidah buaya memiliki dampak positif dalam menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney menegaskan bahwa ekstrak lidah buaya efektif menghambat pertumbuhan jamur tersebut. Konsentrasi 90% ekstrak lidah buaya menunjukkan efek inhibisi terbaik dibandingkan dengan konsentrasi 80% dan 85%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak lidah buaya memiliki potensi sebagai agen antijamur untuk mengatasi pitiriasis versikolor. Konsentrasi 90% ekstrak lidah buaya menunjukkan efek inhibisi terbaik, dan temuan ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan terapi baru dalam mengatasi pitiriasis versikolor menggunakan ekstrak lidah buaya.

Kata Kunci: pitiriasis versikolor, Malassezia furfur, lidah buaya, ekstrak, inhibisi

(10)

pertumbuhan jamur.

ABSTRACT

Pityriasis versicolor, also known as tinea versicolor, is a skin infection caused by the superficial fungus Malassezia furfur. This condition results in changes in skin color accompanied by itching in the infected areas. Although non-contagious, pityriasis versicolor often occurs in teenagers or young adults, with risk factors including tropical climates, individual hygiene, environmental factors, age, gender, and genetic factors. Herbal plants, such as aloe vera, have the potential as alternative treatments. Aloe vera contains various compounds like quinones, saponins, aminoglycosides, phenols, tannins, salicylic acid, flavonoids, cinnamic acid, essential oils, and sulfur, some of which exhibit antifungal properties.

Previous studies have indicated that aloe vera extract has inhibitory effects on the growth of Malassezia furfur. This research adopts an experimental design with a posttest-only control group conducted at the Microbiology Laboratory and Biochemistry Laboratory of the Faculty of Medicine, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. The study population comprises colonies of Malassezia furfur cultured on Sabouraud Dextrose Agar media. The results reveal that the administration of aloe vera extract has a positive impact on inhibiting the growth of Malassezia furfur. Statistical analysis using the Mann-Whitney test confirms the effectiveness of aloe vera extract in hindering fungal growth. The 90%

concentration of aloe vera extract demonstrates the best inhibitory effect compared to the 80% and 85% concentrations. In conclusion, aloe vera extract shows potential as an antifungal agent for treating pityriasis versicolor. The 90%

concentration of aloe vera extract exhibits the most significant inhibitory effect, laying the foundation for the development of new therapies to address pityriasis versicolor using aloe vera extract.

Keywords: pityriasis versicolor, Malassezia furfur, aloe vera, extract, inhibition of fungal growth

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.) ... 4

2.1.1 Pengertian Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.) ... 4

2.1.2 Taksonomi Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.) ... 4

2.1.3 Morfologi Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.) ... 5

2.2 Histologi Kulit ... 6

2.2.1 Epidermis ... 7

2.2.2 Dermis ... 7

2.2.3 Hipodermis ... 7

2.3 Morfologi Jamur Malassezia furfur ... 7

2.4 Pitiriasis Versikolor ... 8

2.4.1 Definisi Pitiriasis Versikolor ... 8

2.4.2 Epidemiologi Pitiriasis Versikolor ... 8

2.4.3 Etiologi Pitiriasis Versikolor ... 8

2.4.4 Faktor Risiko ... 9

2.4.5 Patogenesis Pitiriasis Versikolor ... 9

2.4.6 Cara Menegakkan Diagnosis... 10

2.4.7 Diagnosis Banding Pitiriasis Versikolor ... 11

2.4.8 Tatalaksana Pitiriasis Versikolor ... 13

2.4.9 Edukasi dan Prognosis Pitiriasis Versikolor ... 13

2.5 Jenis Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L) ... 14 2.6 Kandungan Lidah Buaya dan Pengaruhnya Terhadap

(12)

Pertumbuhan Jamur ... 15

2.7 Metode Ekstraksi ... 16

2.8 Kerangka Teori... 18

2.9 Kerangka Konsep ... 19

2.10 Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Defenisi Operasional ... 20

3.2 Jenis Penelitian ... 21

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

3.3.1 Waktu Penelitian ... 21

3.3.2 Tempat Penelitian... 21

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

3.4.1 Populasi Penelitian ... 21

3.4.2 Sampel Penelitian ... 22

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.6 Persiapan Sampel ... 23

3.6.1 Alat dan Bahan ... 23

3.6.2 Cara Kerja ... 25

3.7 Pengelolaan dan Analisis Data ... 28

3.7.1 Pengelolaan Data ... 28

3.7.2 Analisis Data ... 28

3.8 Alur Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Hasil Analisis Data ... 31

4.1.1 Analisis Univariat ... 31

4.1.2 Uji Prasyarat ... 33

4.1.3 Efektivitas pemberian ekstrak lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap pertumbuhan jamur Maladdezia Furfur ... 34

4.2 Pembahasan ... 35

4.2.1 Efektivitas Lidah Buaya (Aloe vera L.) ... 35

4.2.2 Konsentrasi Ekstak Lidah Buaya (Aloe vera L.) Paling Efektif ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 46

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Tanaman Lidah Buaya ...

Tabel 2.2 Kandungan Zat Aktif Lidah Buaya ... 15

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 20

Tabel 3.2 Waktu Penelitian ... 21

Tabel 4.1 Rerata Pertumbuhan Jamur Malassezia furfur ... 31

Tabel 4.2 Pengujian Normalitas ... 32

Tabel 4.3 Pengujian Homogenitas ... 33

Tabel 4.4 Efektivitas Lidah Buaya ... 33

Tabel 4.5 Hasil Uji Lanjut (Post Hoc) ... 34

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem intergumen terdiri dari epidermis dan dermis, bagian epidermis terdiri dari epitel berlapis gepeng dengan keratin.1 Pada bagian bawah dari epidermis terdapat dermis yang lebih dalam, tebal dan juga vaskular. Bagian dermis ini menyatu dengan lapisan subkutan di bawahnya yang terdiri dari fasia superfisial dan lemak yang disebut hipodermis.2

Pitiriasis versikolor lebih dikenal dengan sebutan panu merupakan infeksi yang terjadi pada kulit yang disebabkan oleh jamur superficial yaitu Malassezia furfur.3 Penyakit ini membuat penderitanya mengalami perubahan warna kulit dan juga rasa gatal pada daerah tersebut. Perubahan warna berupa hiperpigmentasi, hipopigmentasi atau eritema pada kulit disertai skuama halus. Perlu diketahui bahwa pitiriasis versikolor ini bukan merupakan infeksi jamur pada kulit yang menular. Predileksinya sendiri biasanya di punggung dan dada, tetapi juga bisa mengenai area lain seperti wajah, leher, perut dan juga lengan atas.4,5 Selain hangat dan lembab seperti pada negara dengan iklim tropis, masih banyak lagi yang bisa menjadi faktor resiko dari pitiriasis versikolor. Higiene seseorang, faktor lingkungan, usia, jenis kelamin dan faktor genetik. Prevalensi penderita pitiriasis versikolor ini sering terjadi pada remaja atau dewasa muda.6,7

Menurut WHO kejadian pitiriasis versikolor di negara berkembang dengan usia 13 tahun sekitar 16%, pada usia 14-15 tahun sekitar 8-18% dan hanya 1% pada usia kurang dari 10 tahun.8,9 Di Indonesia sendiri penyakit panu ini merupakan penyakit kulit yang prevalensinya cukup tinngi, beberapa kota di Indonesia seperti Kota Semarang prevalensi infeksi pitiriasis versikolor ini sekitar 2,93% dan Kota Padang prevalensinya mencapai 27,6%. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Marlina mengenai kejadian pitiriasis di Kota Bandar Lampung mencapai 58,8%

dan meningkat pada musim panas.10

Berbagai macam tanaman herbal sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman herbal contohnya seperti tanaman lidah buaya, pandan, sambiloto,

(15)

kemiri, lada hitam, jahe, kunyit dan lainnya. Tanaman herbal yang beragam memiliki banyak manfaat baik dari seni kesehatan ataupun perekonomian masyarakat. Penggunaan tanaman herbal sebagai obat digunakan secara terus menerus di seluruh dunia. Menurut pemerintah Indonesia penggunaan tanaman herbal sebagi obat tradisional sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan.11 Aloe vera yang merupakan salah satu tanaman herbal merupakan tanaman yang memiliki istilah lain yaitu “true aloe” bermakna memiliki sangat banyak manfaat bagi kesehatan dan memiliki efek teraupetik.12 Lidah buaya merupakan tananam yang termasuk ke dalam famili Liliaceae yang terdiri dari banyak spesies. Selain terlihat seperti kaktus tanaman lidah buaya juga memiliki ciri khas yaitu daunnya runcing dan memanjang.13 Beberapa jenis kandungan yang terdapat di dalam tanaman ini adalah kuinon, saponin, aminoglukosida, fenol, tanin, asam salisilat, flavonoid, asam sinamat, minyak atsiri dan sulfur. Beberapa kandungan tanamas tersebut yang bermanfaat sebagai antifungi.14

Menurut Agusrimansyah, et al (2019) mengenai efektivitas lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap pertumbuhan jamur Malassezia furfur mendapat hasil ekstrak lidahbuaya zona hambatnya sebesar 5,82 mm dan 9,02 mm. Ekstrak lidah buaya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan jamur. Dijelaskan bahwa kandungan saponin pada lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan jamur.

Kandungan lain dalam lidah buaya juga berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan jamur.7

Berdasarkan penelitian sebelumnya dan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas dari pemberian ekstrak lidah buaya (Aloe vera L.) dalam menghambat zona pertumbuhan pada jamur Malassezia furfur.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah lidah buaya (Aloe vera L.) efektif dalam menghambat zona pertumbuhan jamur Malassezia furfur?

(16)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap pertumbuhan jamur Malassezia furfur.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui ekstrak lidah buaya (Aloe vera L.) dapat menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur

2. Untuk mengetahui konsentrasi paling efektif ekstrak lidah buaya (Aloe vera L.) 80%, 85% dan 90% terhadap pertumbuhan jamur Malasezzia furfur

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi peneliti dan juga pembaca adalah:

1. Menambahkan pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai manfaat lidah buaya (Aloe vera L.) yang bisa digunakan sebagai antijamur terkhusus jamur Malassezia furfur

2. Menjadi tambahan wawasan pengetahuan peneliti terkait dengan manfaat lidah buaya (Aloe vera L.) dalam menghambat zona pertumbuhan jamur Malassezia furfur

3. Jika hasil penelitian membuktikan bahwa (Aloe vera L.) ini mampu menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur maka dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif terapi pada pitiriasis versikolor dan menjadi sumber informasi untuk penelitian selanjutnya terkait pengobatan herbal dengan menggunakan lidah buaya (Aloe vera L.)

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.)

2.1.1 Pengertian Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.)

Lidah buaya adalah salah satu tanaman heirbal yang biasanya digunakan untuk meileimbabkan kulit. Seilain itu aloei veira meimiliki kandungan antioksidan yang kaya manfaat.13 Tanaman ini meimiliki ciri khas yaitu tumbuhan yang meiiliki batang peindeik yang tidak teirlihat kareina teirtutup daun. Lidah buaya ini meirupakana tanaman yang meimiliki banyak manfaat teirutama bagian dagingnya.

Seilain meimiliki daging yang teibal tanaman ini juga meimilki daun yang beirbeintuk pita deingan heilainya yang peinjang. Lidah buaya juga meimiliki kandungan air yang banyak diseirtai deingan kandungan geil yang banyak yang teirdiri dari geitah atau leindir.14

2.1.2 Taksonomi Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.)

Taksonomi tanaman lidah buaya (Aloei veira L.) adalah seibagai beirikut:15 Kingdom: Plantaei

Divisi : Angiospeirmaei Keilas : Monocotyleidoneiaei Ordo : Lilialeis

Famili : Liliaceiaei Geinus : Aloei Speisieis : Aloei veira

(18)

2.1.3 Morfologi Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera L.)

Tanaman lidah buaya meirupakan tanaman yang meimiliki batang peindeik, daunnya seikitar 40-90 cm dan leibarnya seikitar 6-13 cm. Lidah buaya teirdiri dari bagian batang, daun, akar dan bunga.11

1. Batang

Bagian batang tanaman lidah buaya peindeik dan biasanya tidak teirlihat kareina teirtutup bagian daunnya. Batang lidah buaya inilah yang tumbuh meinjadi tunas tunas.

2. Daun

Daun tanaman lidah buaya beirbeintuk pita dan beidaging teibal, beirwarna hijau, tidak beirtulang dan banyak meingandung air dan leindir yang kadarnya banyak pada bagian daun.

3. Akar

Seilanjutnya bagian akar tanaman lidah buaya (Aloei veira L.) meirupakan jeinis akar seirabut yang banyak dipeirmukaan tanah dan beirukuran peindeik. Seikitar 50-100 cm panjang akar tanaman lidah buaya seihingga pada musim keimarau eimbun yang ada diseikitar tanah akan dihisap akar lidah buaya.

4. Bunga

Bagian teirakhir dari tanaman ini adalah bunga, bunganya beirwarna kuning keimeirahan dan beirbeintuk seipeirti pipa. Panjang Bungan lidah buaya bisa meincapai 1 cm, teitapi bunga tanaman ini biasanya muncul di daeirah peigunungan saja.

Gambar 2.1 Tanaman Lidah Buaya16

(19)

2.2 Histologi Kulit

Kuliit teirdiirii da1rii eipiideirmiis da1n deirmiis, eipiideirmiis teirdiirii da1rii eipiiteil beirla1piis geipeing deinga1n keira1tiin.2 Pa1da1 ba1giia1n ba1wa1h da1rii eipiideirmiis teirda1pa1t deirmiis ya1ng ba1giia1nnya1 leibiih da1la1m, teiba1l da1n juga1 va1skula1r. Ba1giia1n deirmiis iinii meinya1tu deinga1n la1piisa1n subkuta1n diiba1wa1hnya1 ya1ng teirdiirii da1rii fa1siia1 supeirfiisiia1l da1n leima1k, a1da1pun ba1giia1n iinii diiseibut hiipodeirmiis.1 A1da1 ba1nya1k va1riia1sii untuk la1piisa1n eipiideirmiis beirga1ntung pa1da1 loka1siinya1. Eipiideirmiis kuliit meimiiliikii dua1 ba1giia1n ya1iitu kuliit tiipiis da1n kuliit teiba1l. Kuliit tiipiis a1da1la1h jeiniis kuliit ya1ng ba1giia1n eipiideirmiisnya1 teirdiirii da1rii eipiiteil beirla1piis geipeing da1n seila1piis tiipiis beirkeira1tiin. Foliikeil ra1mbut, keileinja1r keiriinga1t da1n juga1 keileinja1r seiba1seia1 teirda1pa1t pa1da1 kuliit tiipiis. Seida1ngka1n pa1da1 kuliit teiba1l meimiiliikii eipiideirmiis ya1ng leibiih teiba1l da1n leibiih kompleiks.16

Eipiideirmiis kuliit meimiiliikii eimpa1t jeiniis seil beirbeida1 diima1na1 a1da1 seil keira1tiinosiit, seil meila1nosiit, seil La1ngeirha1ns da1n seil Meirkeil. Pa1da1 ba1giia1n eipiideirmiis seil ya1ng jumla1hnya1 ba1nya1k a1da1la1h keira1tiinosiit da1n seil iinii a1ka1n meinga1la1mii keira1tiiniisa1sii. Ha1siil da1rii proseis iinii a1da1la1h teirbeintuknya1 peiliindung tubuh. Seil meila1nosiit beirfungsii teirha1da1p wa1rna1 kuliit seiseiora1ng. Seila1njutnya1 a1da1la1h seil La1ngeirha1ns ya1ng beirfungsii da1la1m siisteim iimun tubuh. Ya1ng teira1khiir a1da1la1h seil Meirkeil ya1ng beirfungsii seiba1ga1ii meika1noreiseiptor pa1da1 eipiideirmiis kuliit. Seila1iin iitu kuliit meimiiliikii beibeira1pa1 fungsii ya1ng diia1nta1ra1nya1 a1da1la1h fungsii peiliindung, reigula1sii suhu tubuh, peirseipsii seinsorii, peimbeintuk Viit D da1n la1iinnya1.16

Gambar 2. 2 Histologi Kulit18

(20)

2.2.1 Epidermis

La1piisa1n kuliit iinii teirba1gii meinja1dii kuliit teiba1l da1n kuliit tiipiis diima1na1 kuliit teiba1l meimiiliikii keileinja1r keiriinga1t, otot polos da1n keileinja1r seiba1seia1.2 Jeiniis seil preidomiina1n dii eipiideirmiis a1da1la1h keira1tiinosiit da1n seil meila1nosiit, La1ngeirha1ns da1n seil Meirkeil a1da1la1h seil ya1ng jumla1hnya1 seidiikiit pa1da1 eipiideirmiis. La1piisa1n seil eipiideirmiis a1da1 beibeira1pa1 ya1iitu stra1tum ba1sa1l, stra1tum spiinosum, stra1tum gra1nulosum, stra1tum lusiidum da1n stra1tum korneium.1

2.2.2 Dermis

Struktur deirmiis diiba1gii meinja1dii dua1 ya1iitu stra1tum pa1piilla1rei da1n stra1tum reitiicula1rei, diima1na1 stra1tum pa1piilla1rei a1da1la1h la1piisa1n pa1liing lua1r pa1da1 ba1giia1n kuliit deirmiis da1n meinga1ndung ja1riinga1n iika1t longga1r.2 Pa1da1 ba1giia1n seil iiniila1h diiteimuka1n reiseiptor seinsoriik. Stra1tum reitiicula1rei meirupa1ka1n la1piisa1n ya1ng leibiih da1la1m da1n teiba1l da1riiba1giia1n kuliit deirmiis da1n teirda1pa1t kola1gein tiipei Ii pa1da1 seil iinii.1 2.2.3 Hipodermis

Lapiisan hiipodeirmiis atau lapiisan subkutiis iinii beirada pada bagiian bawah deirmiis.2

2.3 Morfologi Jamur Malassezia furfur

Ada banyak flora normal yang teirdapat pada tubuh manusiia, yang salah satunya adalah jamur Malasseiziia furfur. Jamur iinii meirupakan jeiniis jamur yang dapat meinghasiilkan seibum dan teirdapat pada kuliit.17 Gambaran morfologii darii jamur Malasseiziia furfur diikeinal deingan seibutan spagheittii and meiatball. Jamur Malasseiziia furfur meirupakan flora normal tubuh yang beirbeintuk yeiast dan juga banyak diiteimukan pada bagiian kuliit yang kaya akan seibum.18

Gambar 2.3 Jamur Malasseiziia furfur30

(21)

2.4 Pitiriasis Versikolor

2.4.1 Definisi Pitiriasis Versikolor

Piitiiriia1siis veirsiikolor meirupa1ka1n sa1la1h sa1tu iinfeiksii kuliit ya1ng diiseiba1bka1n ka1reina1 iinfeiksii ja1mur Ma1la1sseiziia1 furfur.3 Pa1nu teirma1suk iinfeiksii oportuniistiik diika1reina1ka1n Ma1la1sseiziia1 furfur seindiirii meirupa1kn flora1 norma1l pa1da1 kuliit. Pa1da1 peindeiriita1 pa1nu deinga1n wa1rna1 kuliit geila1p ma1ka1 beirca1k ya1ng biia1sa1nya1 muncul beirwa1rna1 leibiih teira1ng da1n juga1 teirga1ntung suhu tubuh da1rii ma1siing ma1siing peindeiriita1 piitiiriia1siis veirsiikolor.19 Iinfeiksii ja1mur pa1da1 kuliit iinii juga1 tiida1k meirusa1k fungsii hiidup da1rii peindeiriita1nya1, ha1nya1 sa1ja1 meimpeinga1ruhii eisteitiika1 da1rii kuliit peindeiriita1nya1.20

2.4.2 Epidemiologi Pitiriasis Versikolor

Neigara deingan iikliim tropiis meimiiliikii preivaleinsii seibeisar 50% untuk teirkeina peinyakiit piitiiriiasiis veirsiikolor atau panu iinii. Masyarakat yang tiinggal dii daeirah subtropiis meimiilkii preivaleinsii seikiitar 5% dan juga <1% pada masyarakat yang tiinggal dii deirah diingiin. Iindoneisiia seindiirii beilum meimiilkii data pastii meingeinaii preivaleinsii peindeiriita peinyakiit piitiiriiasiis veirsiikolor. Darii total keiseiluruhan peindeiriita peinyakiit deirmatomiikosii, preivaleinsii masyarakat yang meingalamii piitiiriiasiis veirsiikolor cukup tiinggii, diimana seikiitar 40% darii total keiseiluruhan peindeiriita peinyakiitdeirmatomiikosiis.7

Dii Iindoneisiia1 tiinggiinya1 a1ngka1 preiva1leinsii da1rii peindeiriita1 peinya1kiit piitiiriia1siis veirsiikolor beirhubunga1n deinga1n tiingka1t sosiia1l eikonomii da1n juga1 tiingka1ta1n keibeirsiiha1n ya1ng ma1siih reinda1h dii Iindoneisiia1.3 Seiba1nya1k 50% da1rii tota1l peinduduk dii Iindoneisiia1 meindeiriita1 peinya1kiit piitiiriia1siis veirsiikolor da1n ha1l iitu juga1 diika1reina1ka1n Iindoneisiia1 meirupa1ka1n neiga1ra1 tropiis seihiingga1 meimungkiinka1n untuk tiinggiinya1 peindeiriita1 piitiiriia1siis veirsiikolor.21

2.4.3 Etiologi Pitiriasis Versikolor

Jamur Malasseiziia furfur meirupakan eitiiologii darii peinyakiit piitiiriiasiis veirsiikolor atau panu. Jeiniis jamur iinii meirupakan jamur liipofiiliik diimorfiik yang meirupakan flora normal pada manusiia dan juga beirbeintuk ragii (yeiast) keitiika

Gambar

Gambar 2.1 Tanaman Lidah Buaya 16
Gambar 2. 2 Histologi Kulit 18
Gambar 2.3 Jamur Malasse i zi i a furfur 30
Gambar 2.4 Lesi Pitiriasis Versikolor 20
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian ekstrak etanol akar lidah buaya berefek antelmintik terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro dengan potensi lebih lemah dari Pirantel pamoat.. Kata

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, yang menjadi masalah penelitian ini adakah perbedaan efektivitas antara ekstrak lidah buaya 100%, zinc pyrithione 1% dan ketokonazol

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun lidah buaya ( Aloe vera ) memiliki aktivitas antibakteri dan anti jamur karena dapat menghambat pertumbuhan

Sabun cair cuci piring yang dipreparasi menggunakan ekstrak tanaman lidah buaya dengan penambahan ekstrak sebesar 50 mL memiliki persentase kestabilan busa pada menit

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah warna, aroma, daya serap, dan kesukaan panelis, serta uji kimia untuk mengetahui kandungan pada hair tonic ekstrak lidah buaya

Sering diisolasi dari penderita dengan neoplastik, luka dan luka bakar.Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak lidah buaya mampu menghambat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi ekstrak daun tembakau terhadap zona hambat pertumbuhan jamur Malassezia

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kombinasi ekstrak bunga telang Clitoria ternatea dan ekstrak lidah buaya Aloe vera memiliki aktivitas tabir surya secara in vitro dengan kombinasi ekstrak