PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumsan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
- Biaya
- Kualitas
- Biaya Kualitas
- Produk Cacat
Sedangkan Hansen dan Mowen (2009:7) mengatakan biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena mungkin ada atau ada produk yang kualitasnya buruk. Biaya perencanaan mutu (quality planning cost), yaitu biaya yang berhubungan dengan perencanaan mutu produk dan sistem pengembangan mutu.
Penelitian Terdahulu
Padahal, kenaikan harga produk bisa ditekan jika produk yang rusak itu masih bisa dimanfaatkan sehingga memiliki nilai jual. Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah pada tahun 2017 berjudul Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Cacat (Studi Kasus PT Golden Metal Industries). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya kualitas secara parsial berpengaruh negatif terhadap jumlah produk cacat, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya kualitas maka akan diikuti dengan penurunan jumlah produk cacat.
Biaya kualitas berpengaruh signifikan terhadap jumlah produk cacat sebesar 21,7%, dan sisanya sebesar 79,3% merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Yulia Helmi pada tahun 2016 berjudul Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Cacat CV. Variabel dalam penelitian ini adalah biaya kualitas yang diukur dengan biaya pencegahan dan biaya evaluasi.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara bersamaan terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya kualitas yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian untuk produk cacat.
Kerangka Pikir
Hipotesis
Uji parsial atau t-test dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian individu terhadap variabel terikat yaitu produk cacat pada PT South Suco Makassar. Uji simultan atau uji-f digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh biaya pencegahan dan biaya evaluasi secara simultan atau bersamaan terhadap produk cacat di PT South Suco Makassar, dengan menentukan tingkat signifikansi 0,05 (a = 0,05). Di PT South Suco Makassar, biaya pencegahan digunakan pada awal proses untuk membekukan udang yang akan diekspor.
Sehingga dapat diartikan bahwa variabel biaya pencegahan (X1) dan biaya penilaian (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produk cacat (Y). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas yang diukur dengan biaya pencegahan dan biaya penilaian produk cacat di PT South Suco Makassar. Biaya pencegahan yang dikeluarkan oleh PT South Suco meliputi biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya perencanaan dan pemantauan kualitas produk, serta biaya pelatihan karyawan.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap produk cacat Diantara variabel biaya pencegahan (X1) dan biaya penilaian (X2) yang paling dominan pengaruhnya terhadap produk cacat adalah biaya penilaian (X2) dengan nilai tertinggi yaitu B (Beta) sebesar 0,251 > 0,123 nilai biaya pencegahan (X1). Faricha Kurniawati, Handriyono, dan Eka Bambang Kusminto, 2016 “Analisis Pengaruh Biaya Pencegahan dan Biaya Penilaian Terhadap Produk Cacat (Studi Kasus Pada Produk Karet PT Perkebunan Nusantara XII Kota Blater, Jember) Jurnal Ilmiah.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Suco Selatan yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor produk udang atau tambak yang berlokasi di Kawasan Industri Makassar (KIMA), perusahaan ini beralamat di Jl.
Metode Pengumpulan Data
Dokumentasi (baik yang sudah tersedia maupun melalui proses pelacakan sebelumnya), memeriksa dan menganalisis dokumen atau catatan perusahaan terkait dengan data yang diperiksa. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder guna mendukung data primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku dan referensi lain yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian.
Jenis dan Sumber Data
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan melihat informasi berupa data dan dokumen lain baik di dalam maupun di luar perusahaan yang relevan dengan penelitian ini. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung berupa laporan, dokumen, observasi langsung, wawancara atau diskusi terfokus. Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu data yang diperoleh diolah, dianalisis dan diolah lebih lanjut dengan teori-teori dasar yang dipelajari, sehingga ditarik kesimpulan.
Metode analisis deskriptif adalah pengumpulan data mengenai permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan saat ini, yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan data diolah dan dianalisis untuk kemudian diambil suatu kesimpulan atau saran. Tujuan analisis regresi ini adalah untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel bebas (X) yang berjumlah dua atau lebih dari dua, dengan variabel terikat (Y) yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Jika sig-value > 0.05, atau t-score < t-tabel, maka tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Jika nilai sig < 0,05 atau fhitung > ftabel, maka ada pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y. Jika nilai sig > 0,05 atau fhitung < ftabel, maka tidak ada pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y.
Definisi Operasional
- Variabel Independen
- Variabel Dependen
Dalam penelitian ini biaya kualitas yang diteliti adalah biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian, karena biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan sebelum adanya produk cacat. Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa biaya pencegahan tertinggi terjadi pada bulan Maret 2017 yaitu sebesar Rp, sedangkan biaya pencegahan terendah terjadi pada bulan September 2017 yaitu sebesar Rp. Variabel biaya pencegahan memiliki nilai t hitung sebesar 0,595, variabel biaya penilaian memiliki nilai t hitung sebesar 0,933.
Pada tabel di atas terlihat bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (R Square) adalah 0,550, yang berarti bahwa pengaruh variabel biaya pencegahan dan biaya evaluasi yang terjadi pada variabel Y (produk cacat) adalah 55% ditentukan dari variabel pencegahan. biaya dan biaya evaluasi. Sedangkan H3 ditolak, artinya bukan biaya pencegahan (X1) yang paling berpengaruh terhadap pengendalian produk cacat (Y), melainkan biaya evaluasi (X2). Biaya penilaian yang dikeluarkan oleh PT South Suco meliputi biaya penilaian persediaan dan biaya pemeliharaan alat uji.
Hal ini juga diungkapkan oleh Hansen dan Mowen (2009:13), jika biaya pencegahan dan biaya evaluasi meningkat, berarti jumlah produk cacat akan berkurang. Namun H3 ditolak karena hasil uji t menunjukkan bahwa biaya pencegahan tidak berpengaruh signifikan terhadap produk cacat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
- Sejarah Singkat PT SOUTH SUCO
- Visi dan Misi Perusahaan
- Struktur Organisasi Perusahaan
PT South Suco didirikan pada tahun 1989 berdasarkan akta notaris Susanto Wibowo, Sarjana Hukum nomor 139 tanggal 27 Juli 1989 dan izin usaha yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian nomor XXIII/01/I/1990, dengan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) status. PT South Suco didukung oleh 241 karyawan tetap, yang terdiri dari 56 pekerja laki-laki dan 185 pekerja perempuan, serta kurang lebih 50 pekerja tidak tetap yang semuanya perempuan. Selain itu, PT South juga memproduksi ikan, cumi, cumi dan udang kipas sesuai pesanan yang diminta konsumen.
Sebagian besar bahan baku berupa udang beku segar dari PT Suco Selatan berasal dari beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, ada yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tanggara dan Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Papua, Dobu (Provinsi Maluku). Negara tujuan ekspor PT Suco adalah Jepang, Taiwan, Singapura, Italia, Rotterdam (Belanda), Korea, Inggris (London) dan Rusia. PT South Suco selalu mengutamakan kualitas karena produk yang dihasilkannya mengacu dan berpedoman pada sistem mutu HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) serta memiliki sertifikat mutu dan standar mutu dari dinas perikanan.
PT South Suco sudah memiliki laboratorium sendiri dan digunakan untuk pengujian antibiotik seperti Cholorampenicol, Nitrofuran, dan untuk semua pengujian mikrobiologi. PT South Suco memiliki visi yaitu “Menjadi eksportir yang tangguh bagi devisa negara” dan misi yang menjadi prioritas di PT South Suco adalah.
Deskripsi Data
- Deskripsi Variabel Penelitian
- Produk Cacat
- Biaya Pencegahan
- Biaya Penilaian
Pada tabel 4.1 tahun 2015, produksi tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 81.249,3 kg dan terendah pada bulan Juni sebesar . Pada tahun 2017 produksi tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 197.069,6 kg dan terendah pada bulan September sebesar 34.685,5 kg. Untuk produk rusak, jumlah tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 9.853,46 kg dan terendah pada bulan September sebesar 2.427,98 kg.
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa biaya perencanaan dan pemantauan kualitas produk tertinggi terjadi pada bulan Maret 2017, dengan total produksi sebesar Rp 197.069,6 kg. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa biaya pelatihan pegawai terbesar terjadi pada bulan Maret 2017 sebesar Rp. Berdasarkan Tabel 4.6, biaya evaluasi persediaan terbesar terjadi pada bulan Maret 2017 sebesar Rp. Sedangkan biaya terendah terjadi pada bulan Desember 2016 yaitu sebesar Rp.
Sedangkan biaya perawatan alat terendah untuk pengujian terjadi pada November 2016 mencapai Rp 64.556,7. dalam jumlah produksi. Pada tabel 4.8 terlihat bahwa biaya penilaian tertinggi terjadi pada bulan Maret 2017 yaitu sebesar Rp, sedangkan biaya penilaian terendah adalah.
Analisis Data
- Uji Normalitas Data
- Uji Multikolinearitas
- Uji Autokorelasi
- Uji Heterokedastisitas
- Uji Regresi Linear Berganda
- Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
- Uji Statistik t ( Uji Parsial )
- Uji Statistik F ( Uji Simultan )
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi menemukan adanya korelasi antar variabel bebas, dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas terlihat pada tabel Koefisien (nilai toleransi dan VIF) bahwa variabel Abatement Cost dan Assessment Cost memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10. Apakah atau tidak terdeteksinya autokorelasi dalam model regresi dilakukan dengan melihat nilai statistik uji Durbin-Watson (Dw) (Gujarati 2000: 217).
Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat disparitas varians dan residual dalam model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Nilai konstanta (α) yang diperoleh adalah 19,976 yang berarti jika X1. abatement cost) dan X2 (assessment cost) diberi nilai 0, sehingga tingkat Y (defective product) yang terjadi adalah sebesar 19,976. Koefisien regresi X1 = 0,123 artinya jika X1 (biaya pencegahan) naik satu satuan, Y (produk cacat) turun sebesar 0,123 satuan, dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar proporsi atau dampak biaya kualitas variabel independen (biaya pencegahan dan biaya kegagalan internal) terhadap variabel dependen (produk cacat). Uji parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing atau sendiri-sendiri variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pembahasan Hasil Penelitian
Diharapkan perusahaan lebih memperhatikan biaya kualitas terutama biaya pencegahan, karena lebih memperhatikan konsumsi biaya pencegahan dapat membantu mengurangi terjadinya produk cacat. Hasil penelitian tentang dampak biaya kualitas terhadap produk cacat, seperti yang terdapat dalam penelitian ini, memiliki keterbatasan. Dita Santri Martha, 2010 “Dampak Biaya Kualitas Terhadap Kinerja Pendapatan Operasional Perusahaan (Studi Kasus Pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung)”, Skripsi.
Dini Verdania Latif, 2002 “Manfaat Informasi Biaya Kualitas Dalam Persaingan Global”, Fokus Jurnal Akuntansi dan Manajemen Fakultas Ekonomi Vol. Mathius Tandiontong, Fentri Sitanggang dan Verani Carolina, 2010 “Dampak Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Majesty Hotel and Apartment, Bandung)”, Jurnal Ilmiah Akuntansi No. Nisa Fitriyah, 2016 “Dampak biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas (Studi kasus pada perusahaan mesin turbin di Bandung), Paper.
Rosalia Lina Hastuti, 2013 “Komposisi Biaya Kualitas dan Hubungannya dengan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT MaduBaru)”. YoanaCinthya Permatasari, 2017 “Hubungan Antara Biaya Mutu dan Cacat Produk (Studi Kasus di PT. Kanisus Yogyakarta)”, Disertasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji-f (simultan) dengan hasil f-score (5.500) > f-tabel (4,26) dan nilai p-value 0,028 lebih kecil dari 0,05 biaya pencegahan (X1) dan biaya penilaian (X2 ) berpengaruh signifikan terhadap produk cacat (Y). Suco Selatan, persentase produk cacat yang masih diterima perusahaan adalah 5% - 10% dari pemasok udang.
Saran