ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
Volume 04. Nomor 01. Juni 2023
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
13
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS X SMA PGRI 2 MAKASSAR
The Effectiveness Of Implementing The Problem Solving Approach To The Mathematics Learning Outcomes Of Class X Students Of Sma Pgri 2
Makassar
Firmus Junius Balu1, Sri Rahayuningsish2, Nurfaida Tasni3 Pendidikan Matematika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)
Email1: [email protected] Email2: [email protected] Email3: [email protected]
(Received: 03-04-2023; Reviewed: 15-04-2023; Revised: 23-04-2023; Accepted: 07-05-2023; Published: 03-06-2023)
Abstrak
This study aims to measure the effectiveness of problem solving methods on students' mathematics learning outcomes. The type of this research is pre-experimental research with the entire population of class X SMA PGRI 2 Makassar, the sample in this research is class X-A students. From the descriptive statistical analysis, it shows that student learning outcomes in the pretest are in the very low category with an average score of 37.50 with a standard deviation of 14.386 and student learning outcomes in the posttest are in the high category with an average score of 79.20 with a standard deviation of 13.071 and a score ideal 100. The results of the analysis illustrate that learning outcomes experience a significant increase from the pretest to the posttest with a gain value of 0.71.
It can be concluded that the Problem Solving method is effective on the mathematics learning outcomes of class X SMA PGRI 2 Makassar.
Keywords: Learning mathematics, learning outcomes of mathematics, problem solving methods
Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusian(Utami, R., 2011). Setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda–beda dalam mengatasi suatu permasalahan, kemampuan untuk memberikan ide yang bersifat solutif diperlukan dalam kehidupan ini. Kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan harus dimiliki agar mampu mengatasi masalah yang terkait (Hamimah, 2019).
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
14 Pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan dalam proses pembelajaran yang ditinjau dari aspek
kurikulum(cahyani, H & Setyawati, W. R, 2016). Pemecahan masalah merupakan sarana bagi siswa untuk memahami, merencanakan, memecahkan dan meninjau kembali solusi yang di perolehnya(Nur, S. A & Palobo, M 2018, 2018). Kemampuan pemecahan masalah sangat penting baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan seari hari. Pemechan masalah juga sebagai langkah awal dalam mengembangkan ide ide dalam membangun pengetahuan baru dan mengembangkan keterampilan keterampilan matematika (Nurfatanah, dkk, 2018). Pada observasi awal peneliti menilai bahwa siswa kelas X pada SMA Negeri 16 makassar masih banyak yang kemampuan pemecahan masalahanya masih rendah, dimana dari jumlah siswa 10 orang, 8 orang yang punya kemampuan pemecahan masalahnya masih rendah sedangkan 2 orang lainyan mencapai rata – rata. Dari uraian diatas peneliti dapat melihat bahwa masih banyak siswa yang kemampuannya dalam memecahkan masalah masih rendah khususnya dalam bidang pendidikan matematika.
Pembelajaran yang ada disekolah turut andil dalam pencapaian mencerdaskan kehidupan bangsa.Pembelajaran ini dapat dispesifikasikan lagi sampai kepada pembelajaran dari salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif bagi kecerdasan kehidupan bangsa sekaligus turut memanusiakan bangsa Indonesia dalam arti dan cakupan luas. Mata pelajaran tersebut adalah matematika (Yansa, H. 2017).
Secara harafiah kata efektivitas berasal dari kata efektif, yang dalam bahasa indonseia ada efek (pengaruh, akibat/kesannya), pengertian menurut Gie (Jamalong, A, 2014, hlm. 2014) efektivitas adalah suatu keadaan yang mengundang pengertian mengenai terjadinya suatu efek/ akibat dikehendak Dalam metode pembelajaran problem solving dibahas mengenai pengertian metode pembelajaran problem solving, langkah-langkah metode pembelajaran problem solving, kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran problem solving,
Pengertian problem solving. Menurut (Wartini, L & dkk, 2018), Metode problem solving adalah cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan masalah dalam mecapai pengajaran. Didalam metode tersebut terdapat kegiatan pembeljaramdengan melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah pribadi, perseorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sedniri secara individual maupun secara kelompok Menurut. Menurut Marzano (Sulasamono, S. B, 2012) problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disismpulkan bahwa metode pembelajaran problem solving adalah metode yang menerapakn suatu proses pemebelajaran untuk melatih siswa berfikir tinggi dengan pemusatan pada pengajaran untuk mencari atau menemukan cara menyelesaikan suatau masalah matematika.
Adapun manfaat dari metode problem solving (Reza, M, 2020) antara lain :Siswa memproleh pengalaman proses dalam menarik kesimpulan ,Siswa lebh aktif (CBSA) ,Siswa meningkatkan keterampilan berpikir logis/ilmiah, Mengembangkan sikap dan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan yang objektif serta Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu siswa.
Adapun langkah langkah metode problem solving (Mulyatiningsih, E, 2012) yaitu : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, Guru memberikan kasus- kasus yang perlu dicari solusinya, Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar, Siswa mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan kasus yang diberikan guru, Siswa menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan kasus, Siswa memilih solusi dan menyusun cara pelaksanaanya, Siswa melaporkan tugas yang diberikan guru.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
15 Adapun kelebihan dari metode problem (Fahmi, S & dkk, 2016). Yaitu :Melatih siswa untuk
menghadapi problema atau situasi yang timbul secara spontan, Siswa menjadi aktif dan berinisatif serta bertanggung jawab, Pendidikan disekolah relevan dengan kehidupan, serta Sukar sekali menentukan maslah yang benar benar cocok dengan kemampuan siswa .
Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yang artinya sebagai penelitian yang didalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap faktor – faktor luar, serta melibatkan pembanding. Suatu penelitian eksperimen ini juga dapat didefinisikan sebagai metode ilmiah yang sistematis dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab akibat (casual effect relationship). jika penelitian eksperimen ini dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan bukti yang paling benar berkaitan dengan hubungan sebab akibat.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 2 Makassar, yang akandilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan disekolah di SMA PGRI 2 Makassar peniliti melihat sebagian besar siswanya tidak memililiki kemampuan, dalam hal ini kemampuan untuk memecahkan masalah matematika.
Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian pre eksperimen the one group pretest posttest design.Didalam desain ini, observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pretest dan observasi setelah eksperimen (O2) disebut posttest.Perbedaan antara O1 dan O2 yaitu O1 - O2 diasumsikan adalah efek dari eksperimen.Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut:One1-Group pretes-postes Desig Grafik 1. Desain Penelitian
Keterangan :
O1 : Kemampuan pemahaman konsep sebelum ( pretest) diterapakan metode problem solving X : perlakuan/penerapan metode problem solving
O2 : kemampuan pemahaman konsep setelah (posttest) diterapkan metode problem solving Teknik analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving.
Statistic deskriptif
Skor hasil belajar matematika yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Untuk keperluan analisis digunakan tabel distribusi frekuensi, rata-rata, standar deviasi, median, modus, rentang, dan skor ideal.
Data berupa hasil belajar selanjutnya dikategorikan secara kualitatif berdasarkan teknik kategorisasi.
Tabel 1. Kategorisasi Hasil Belajar
Tingkat penguasaan (%) Kategori hasil belajar 86 – 100
76 – 85 60 – 75 55 – 59
≤ 54
Sangat tinggi Tinggi Sedang rendah Sangat rendah Pretest perlakuan Posttest
O1 X O2
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
16 Observasi aktivitas siswaRumus untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dilihat dari aspek efektif dan
aspek psikomotor sebagai berikut:
Keterangan : NP = Nilai persen yang diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimal tes
Tabel 2. Kategori aktivitas siswa
Tingkat penguasaan (%) Kategori hasil belajar 86 – 100
76 – 85 60 – 75 55 – 59
≤ 54
Sangat baik baik cukup kurang Sangat kurang (Sudjono, 2008: 43)
Hasil dan Pembahasan Hasil
Berdasarkan keseluruhan nilai pretest, jika dikelompokkan ke dalam lima kategori hasil belajar, maka distribusi frekuensi, persentase, dan kategori hasil belajar seperti yang ditunjukan pada tabe 3.
Sebagai berikut.
Tabel 3. Persentase Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Menerapkan Metode Problem Solving.
Sumber: Data Diolah Tabel 3. menunjukkan bahwa persentase skor hasil belajar dari 10 siswa kelas X SMA PGRI 2 Makassar pada materi sistem persamaan linear dua variabel sebelum menerapkan metode problem solving tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai tes hasil belajar yang termasuk dalam kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi. Namun sebanyak 20 % nilai siswa berada pada kategori rendah, 80 % berada pada kategori sangat rendah. Apabila dilihat berdasarkan tabel 4.1 yang menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa adalah 37,50 hal ini menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa pada table 3. berada pada kelas interval 0-54. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel sebelum diajar dengan menggunakan metode problem solving berada pada kategori sangat rendah
Jika keseluruhan nilai posttest dikelompokan kedalam lima kategori hasil belajar, maka distribusi frekuensi, persentase, dan kategori hasil belajar dapat ditunjukan pada tabel 4. berikut:
N NP = 𝑅
𝑆𝑀 × 100%
Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase ( %)
90 -100 Sangat tinggi 0 0
80 – 89 Tinggi 0 0
65 – 79 Sedang 0 0
55 − 64 Rendah 2 20
0 – 54 Sangat rendah 8 80
Jumlah 10 100
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
17 Tabel 4. Persentase Rata-Rata Nilai Siswa Setelah Diterapkan Metode Problem Solving.
Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase ( %)
90 -100 Sangat tinggi 3 30
80 – 89 Tinggi 5 50
65 – 79 Sedang 2 20
55 – 64 Rendah 0 0
0 – 54 Sangat rendah 0 0
Jumlah 10 100
Sumber: Data Diolah
Dilihat berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest hasil belajar matematika siswa tersebut berada pada kelas interval 80 − 89 dengan persentase 50 % dan pada kategori tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata posttest hasil belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel setelah menrapkan metode problem solvingberada pada kategori tinggi.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Sebelum Dan Setelah Menerapkan Metode Problem Solving.
Skor Kategori Frekuensi Persentase(%)
Pretest Posttest Pretest Posttest
90 -100 Sangat tinggi 0 3 0 30
80 – 89 Tinggi 0 5 0 50
65 – 79 Sedang 0 2 0 20
55 − 64 Rendah 2 0 20 0
0 – 54 Sangat rendah 8 0 80 0
Sumber: Data Diolah
Tabel Persentase Kentutasan Hasil Belajar Akan Disajikan Pada Berikut Ini:
Tabel 6. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Kriteria Siswa Persentase Kategori
≥ 70 8 80 % Tuntas
< 70 2 20 % Tidak Tuntas
Pembahasan
Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah dirumuskan penulis sebelumnya untuk mengetahui keefektifan penerapan metode problem solving terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA PGRI 2 makassar. Dalam mengukur keefektifannya, peneliti menguji data hasil belajar matematika siswa sebelum (pretest) diterapkannya metode problem solving dan data hasil belajar matematika siswa setelah (posttest) diterapkannya metode problem solving. Selain itu peneliti juga memberikan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa selama penerapan metode problem solving. Kemudian data ini dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa metode problem solving efektif terhadap hasil belajar matematika siswa yaitu sebagai berikut :
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
18 1. Hasil belajar matematika setelah penerapan metode problem solving dalam pembelajaran
matematika siswa kelas X SMA PGRI 2 Makasaar lebih tinggi dari KKM dan ketuntasan Klasikal minimal 70
2. Nilai KKM dengan rata-rata skor hasil belajar sebesar 79,20dan standar deviasinya adalah 13.071 dari skor ideal 100,
3. Aktivitas siswa berada pada kategori aktif dengan skor rata rata 88,33%,ini memnanadakan bahwa setelah menerapakan metode problem solving daya minat siswa terhadapa mata pelajaran matematika mengalami peningkatan yang signifikan.
4. Respon siswa berada pada kategori postif dengan skor rata-rata 78,6% atau pada kategori positif,setelah menerapkan metode problem solvingrespon siswa pada saat proses kegiatan belajar berlangsung itu sangat baik, serta tidak cepat jenuh dan
5. Keterlaksanaan pembelajaran keterlakasanaan berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 82,05% .hasil ini meneujukan bahwa penerapan metode problem solving sangat efektiv untuk diguanakan dalam pembelajaran matematika.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan saran : Guru matematika hendaknya menggunakan metode problem solving dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Kepada penulis lain yang ingin melaksanakan penelitian, supaya benar-benar memahami konsepmetode problem solving ini sehingga dapat mempersiapkan instrumen sebaik mungkin agar data yang diperoleh benar-benar valid dan menggambarkan kemampuan responden yang sebenarnya.
Ucapan terima kasih
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada ayah dan ibu serta orang-orang terdekat, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
Referensi
cahyani, H & Setyawati, W. R. (2016). Pentingnya peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui PBL untuk mempersiapkan generasi unggul menghadapi MEA, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Fahmi, S & dkk.(2016). Penarapan metode pembelajaran problem solving untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII B SMP NENGERI 3 BATUKLIANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017, IKIP Mataram.
Hamimah.(2019). Kemampuan pemecahan masalah matematika.
Jamalong, A. (2014). Upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan melaluiI metode diskusi, IKIP PGRI Pontianak.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode penelitia terapan bidang pendidikan, ALFABETA.
Nur, S. A & Palobo, M . (2018). Profil kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gaya kognitif dan gender, Universitas Musamus, Merauke, Indonesia.
Nurfatanaih, dkk.(2018). Kemampampuan pemecahan masalah matematika siswa sekolah dasar.
Reza, M. (2020).Kelebihan dan kekurangan metode/teknik problem solving.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
19 Sulasamono, S. B. (2012). Problem solving: Signifikansi, pengertian dan ragamnya, FKIP
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA.
Utami, R. (2011). Model pembelajaran berbasis masalah dengan langkah penyelesian berdasarkan Polyo dan Krulik-Rudnick dari kraetivitas siswa.
Wartini, L & dkk.(t.t.).Penerapan metode problem solving untuk meningkatkan pemahaman matematika,UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG.
Yansa, H. (2017). Efektivitas pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe make a match pada siswa kelas X ipa SMA NEGERI 1 GOWA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.
Info lebih lanjut
Hubungi
LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar