• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efikasi Diri Ibu Primipara Dalam Pemberian ASI

N/A
N/A
Fina Fauziah Chilyatuszulfa

Academic year: 2025

Membagikan "Efikasi Diri Ibu Primipara Dalam Pemberian ASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MULTIPLE CASE STUDY HOLISTIC: BREASTFEEDING SELF-EFFICACY PADA IBU PRIMIPARA DALAM PEMBERIAN ASI

¹Fina Fauziah Chilyatuszulfa, ²Astri Mutiar Koresponding Author :

[email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang : Pemberian ASI adalah landasan gizi bayi, selain memenuhi kebutuhan fisik dan fisiologisnya, pemberian ASI juga penting untuk kesehatan mental ibu dan bayi. Ditegaskan bahwa faktor yang paling mempengaruhi durasi dan keberhasilan menyusui adalah persepsi self-efficacy ibu. Pentingnya self-efficacy dalam mendukung pemberian ASI, maka dari itu diperlukan adanya penelitian yang mengeksplorasi lebih dalam tentang breastfeeding self-efficacy pada ibu primipara terkait pemberian ASI dikarenakan masih sedikit yang meneliti dan ASI sangat bermanfaat, baik secara fisik maupun psikologis untuk bayi bahkan ibunya, namun pengeluaran ASI juga sangat dipengaruhi oleh self-efficacy ibu itu sendiri terutama pada ibu primipara. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan breastfeeding self-efficacy pada ibu primipara dalam pemberian asi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kualitatif case study . Fokus studi ini adalah multiple case study holistic atau subjek yang berfokus pada beberapa subjek sesuai dengan kriteria inklusi pengkajian mendalam tentang breastfeeding self-efficacy pada ibu primipara terhadap pemberian ASI. Hasil: Dalam penelitian ini menghasilkan enam tema yait 1) Self Experience, 2) Social Persuasion, 3) Coping Mechanism, 4) Self Perception, 5) Intens Social Support, 6) Information Needs. Breastfeeding Self-Efficacy yang diungkapkan ibu primipara dalam menyusui dipengaruhi dengan adanya dukungan keluarga, social, dan informasi. Semakin baik dukungan yang didapat maka akan mempengaruhi persepsi diri ibu, koping ibu, dan pengalaman ibu dalam Breastfeeding Self-Efficacy untuk menyusui anak pertamanya. Kesimpulan:

Pengalaman self-efficacy ibu primipara dalam memberikan ASI memiliki berbagai macam pengalaman dengan faktor yang melatarbelakangi diantaranya Self Experence, Social Persuasion, Coping Mechanism, Self Perseption, Information Needs, dan Intens Social Support. Saran:

Dukungan terhadap ibu primipara terhadap pemberian ASI perlu diperhatikan terutama dari tenaga kesehatan terkait pemberian ASI pada ibu primipara.

Kata kunci : Breastfeeding Self-Efficacy, Ibu Primipara

(2)

ABSTRACT

Background : Breastfeeding is the foundation of infant nutrition, apart from meeting physical and physiological needs, breastfeeding is also important for the mental health of mothers and babies. It was emphasized that the factor that most influences the duration and success of breastfeeding is the mother's perceived self-efficacy. The importance of self-efficacy in supporting breastfeeding, therefore there is a need for research that explores more deeply about breastfeeding self-efficacy in primiparous mothers regarding breastfeeding because there is still little research and breast milk is very beneficial, both physically and psychologically for the baby and even the mother. However, breast milk production is also greatly influenced by the mother's own self-efficacy, especially in primiparous mothers. Purpose: The aim of this research is to describe breastfeeding self-efficacy in primiparous mothers in providing breast milk. Method: This research uses a qualitative case study design. The focus of this study is a holistic multiple case study or subject that focuses on several subjects in accordance with the inclusion criteria for an in-depth study of breastfeeding self-efficacy in primiparous mothers regarding breastfeeding. Results: This research produced six themes, namely 1) Self Experience, 2) Social Persuasion, 3) Coping Mechanism, 4) Self Perception, 5) Intense Social Support, 6) Information Needs. Breastfeeding Self-Efficacy expressed by primiparous mothers in breastfeeding is influenced by the presence of family, social and information support. The better the support received, the more it will influence the mother's self-perception, the mother's coping, and the mother's experience in Breastfeeding Self-Efficacy for breastfeeding her first child. Conclusion: Primiparous mothers' self-efficacy experiences in providing breast milk have various experiences with underlying factors including Self Experience, Social Persuasion, Coping Mechanism, Self Perception, Information Needs, and Intense Social Support. Suggestion: Support for primiparous mothers regarding breastfeeding needs to be considered, especially from health workers regarding breastfeeding for primiparous mothers.

Keywords: Breastfeeding Self-Efficacy, Primiparous Mother

A. PENDAHULUAN

WHO dan United Nations International Children’s Emergency Fun merekomendasikan bahwa menyusui bayi secara eksklusif harus di 6 bulan pertama setelah kelahiran, diikuti dengan pemberian ASI lanjutan beserta makanan pendamping ASI yang sesuai hingga berusia 2 tahun atau lebih (WHO, 2017). Pemberian ASI adalah

landasan gizi bayi, selain memenuhi kebutuhan fisik dan fisiologisnya, pemberian ASI juga penting untuk kesehatan mental ibu dan bayi (Chowdhury & Chakraborty, 2021).

Berdasarkan data open data jabar pada tahun 2021, total Persentase Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Kabupaten/Kota di Jawa Barat adalah 2.293,73, turun -1.04%, dengan nilai rata-rata Persentase IMD tiap tahun adalah 2.290,32 dengan data dalam 3 Tahun Terakhir (Dinas

(3)

Kesehatan & Diskominfo Jabar, 2021).

Rendahnya ASI eksklusif disebabkan oleh pengetahuan ibu, karena pemberian ASI setelah melahirkan bisa menjadi proses yang tidak mudah bagi seorang ibu. Ibu setelah melahirkan akan mengalami kendala saat menyusui diantaranya merasakan kegelisahan, kecemasan dan ketidaknyamanan secara psikologis dengan lahirnya anak, sering atau bahkan banyak ibu yang kurang akan pengetahuan tentang faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran produksi ASI, yang akan menyebabkan ibu merasa pesimistis mengenai jumlah yang dihasilkan (Susilawati, 2019). Proses adaptasi menjadi seorang ibu primipara tidak mudah, dimulai dengan mengasuh anak, terkadang tidak mengetahui cara merawat maupun menyusui bayi, hingga banyak perubahan pada dirinya (Adila et al., 2019). Menyusui bagi ibu dapat membuat ibu bingung, jika ASI yang keluar sedikit dan puting terasa nyeri, sehingga ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya walaupun mereka

mengetahui akan risikonya (Suryati et al., 2021).

Orang dengan self-efficacy yang rendah sering kali merasa sulit melakukan suatu tugas. Jika gagal, mereka akan menyalahkan diri sendiri, sedangkan orang dengan self- efficacy tinggi siap menguji dan mencoba hingga mencapai solusi (Rosenblad & Funkquist, 2022).

Dalam banyak penelitian yang mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI, ditegaskan bahwa faktor yang paling

mempengaruhi durasi dan

keberhasilan menyusui adalah persepsi self-efficacy ibu (De Roza et al., 2019).

Menurun (Henshaw et al., 2015) bahwa Breastfeeding Self- Efficacy diperkirakan mempengaruhi hasil pemberian ASI dengan cara

memberikan motivasi dan

kepercayaan diri kepada ibu menyusui untuk bertahan melalui tantangan umum seperti kesulitan pelekatan diri, kekhawatiran pasien, dan kembali bekerja.

Pada ibu primipara bahwa Breastfeeding Self-Efficacy (BSE) menjadi salah satu faktor penting

(4)

yang mempengaruhi pemberian asi.

Keyakinan efikasi mungkin dibentuk oleh pengalaman postpartum sebelumnya. Misalnya, ibu yang memiliki pengalaman menyusui sebelumnya melaporkan efikasi diri menyusui yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak memiliki pengalaman menyusui sebelumnya (Henshaw et al., 2015).

Asumsi ini berasal dari pengamatan bahwa ibu dengan kesejahteraan yang lebih buruk menganggap bayinya lebih sering mengalami masalah dalam menangis, tidur, dan makan, kadang-kadang diringkas sebagai kesulitan dalam pengaturan diri (Korja et al., 2017). Misalnya, kecemasan ibu adalah prediktor terbaik, seperti mudah tersinggung dan kesulitan untuk menyusui (Rosenblad & Funkquist, 2022).

Pada ibu primipara bahwa Breastfeeding Self-Efficacy (BSE) menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemberian asi.

Keyakinan efikasi mungkin dibentuk oleh pengalaman postpartum sebelumnya. Misalnya, ibu yang memiliki pengalaman menyusui sebelumnya melaporkan efikasi diri

menyusui yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak memiliki pengalaman menyusui sebelumnya (Henshaw et al., 2015).

Menurut (James et al., 2020) bahwa awal mula ibu primipara menyatakan keraguan dan perasaan kewalahan yang menyebabkan breastfeeding self-efficacy menurun, hal tersebut dikarenakan pengaruh dari kurangnya pengetahuan, tekad ibu, dan dukungan professional maupun sosial. Namun dengan menumbuhkan rasa tekad ibu, ibu dengan mencari validasi atau informasi, validasi baik social maupun professional, seiring dengan waktu ibu primipara menjadi lebih percaya diri dalam menyusui anaknya.

Pentingnya self-efficacy dalam mendukung pemberian ASI, maka dari itu diperlukan adanya penelitian yang mengeksplorasi lebih dalam tentang breastfeeding self- efficacy pada ibu primipara terkait pemberian ASI dikarenakan masih sedikit yang meneliti dan ASI sangat bermanfaat, baik secara fisik maupun psikologis untuk bayi bahkan ibunya, namun pengeluaran ASI juga sangat

(5)

dipengaruhi oleh self-efficacy ibu itu sendiri.

B. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Multiple Case Study yang berfokus pada beberapa subjek sesuai dengan kriteria inklusi pengkajian mendalam tentang breastfeeding self-efficacy pada ibu primipara terhadap pemberian ASI.

Subjek studi kasus dalam penelitian ini adalah self-efficacy ibu primipara.

Adapun kriteria let subjek yang akan diteliti oleh peneliti yaitu ibu primipara dengan pemberian ASI mulai dari 24 jam setelah kepulangan dari Rumah Sakit hingga sebelum 6 bulan, dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia . Untuk kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu ibu dengan gangguan pada payudara yang menganggu ibu untuk menyusui seperti mastitis, trauma pada payudara seperti hematoma awal dan nekrosis lemak, infeksi pada payudara, dan obstruksi pada payudara dengan diskrining menggunakan SADARI.

C. HASIL

Hasil wawancara yang dilakukan dikediaman informan pada tanggal 2 – 6 Februari 2024 dengan subjek ibu primipara dengan pemberian ASI mulai dari 24 jam setelah kepulangan dari Rumah Sakit hingga sebelum 6 bulan, dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia . Untuk kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu ibu dengan gangguan pada payudara yang menganggu ibu untuk menyusui seperti mastitis, trauma pada payudara seperti hematoma awal dan nekrosis lemak, infeksi pada payudara, dan obstruksi pada payudara.

Dengan waktu setiap siklus wawancara dilakukan selama 40 – 60 menit didapatkan 6 tema yaitu, tema pertama : Self Experience, tema kedua : Social Persuasion, tema ketiga : Coping Mechanism, tema keempat : Self Perception, tema kelima : Intens Social Support, dan tema keenam : Information Needs.

(6)

Tabel Conten Analysis

Coding Kategori Tema

1. Bersyukur 2. Semangat

3. Lapang dada (lega) 4. Tenang

5. Stress 6. Khawatir 7. Takut

8. Terhambat memberikan ASI karena penyakit

Perasaan Menyenangkan dan Tidak Menyenangkan

Self Experience

Coding Kategori Tema

9. Mendengar apa perkataan orang lain yang membuat responden terpengaruh

Dorongan Verbal

Social Persuasion

Coding Kategori Tema

10. Mencari solusi dengan beragam cara

11. Inisiatif

12. Mampu melakukan Teknik menyusui setelah diedukasi

dengan baik Mempelajari

Meminimalkan Stress

Koping Dalam Mengatasi Kepercayaan Diri

Coding Kategori Tema

13. Merasa Ribet

14. Merasa Berat Respon Psikologis Self Perception

Coding Kategori Tema

15. Harapan dari seorang ibu yang percaya dirinya rendah

16. Bersyukur ada dukungan luar (Dukungan Keluarga yang baik)

Dukungan Keluarga

dan Tenaga Kesehatan Intens Social Support

Coding Kategori Tema

17. Lupa Dengan Edukasi

Menyusui Edukasi Information Needs

(7)

Tema 1 : Self Experience

Tema pertama menggambarkan pengalaman yang dialami oleh wanita dengan pengalaman menyusuinya yang pertama.

Terdapat dua kategori pada tema pertama yaitu Perasaan Menyenangkan dan Perasaan Tidak Menyenangkan. Informan menuturkan pengalaman pertama dalam menyusui.

Pengalaman yang dijelaskan oleh informan tersebut menggambarkan bahwa pengalaman menyenangkan dalam menyusuinya adalah merasa bersyukur bahwa menyusui bisa menjadi pengalaman yang berharga, merasa bersemangat dan lega dikarenakan menyusui ASInya lancar. Pengalaman tidak menyenangkan yang dijelaskan oleh informan menggambarkan bahwa dalam menyusuinya merasa stress, takut, dan khawatir karena pengeluaran ASInya terhambat.

Kategori 1 : Perasaan Menyenangkan Pada kategori ini, informan menjelaskan pengalaman perasaannya dan menjelaskan alasan menyenangkan yang dirasakan dengan kalimat sebagai berikut : I1 : “..menyusui menjadi pengalaman yang berhargaa, jujur..

I2 : “..kaya lega rasanya akhirnya rasa takut aku kalo gaada asi, akhirnya teratasi..”

I3 : “..tapi kesini-sini menyusui itu asik ternyata bisaa bikin bonding sama anak lebih deket..”

Kategori 2 : Perasaan Tidak Menyenangkan

Pada kategori ini informan menjelaskan pengalaman perasaannya dan menjelaskan alasan tidak menyenangkan yang dirasakan dengan kalimat sebagai berikut:

I1 : “.. meskipun berat awalnya..”

I2 : “.pengalaman menyusui aku pas lagi hamil khawatir banget takut ga keluar ASInya..”

I3 : “..disisi lain sempet stress karena ASI di awal ga keluar..”

I4 : “..jadi aku sempet stress gitu sebulan karena kan asinya banyak banget tapi gabisa dikasihin ke bayi, terus kalo dipumping sakit..”

Tema 2 : Social Persuasion

Tema kedua menggambarkan pengalaman dengan mendapatkan dorongan verbal dari orang lain yang membantu mengatasi keraguan diri. Terdapat satu kategori pada tema kedua yaitu dorongan verbal. Informan menuturkan mendapatkan dorongan verbal dari orang lain yang

(8)

dipercaya bahwa mereka memiliki keterampilan dan kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Ketika mendapatkan dorongan verbal dari orang lain yang menyebabkan informan terbantu untuk mengatasi keraguan dirinya.

Kategori 1 : Dorongan Verbal

Pada kategori ini informan menjelaskan pengalaman perasaannya dan menjelaskan alasan dorongan verbal yang dirasakan dengan kalimat sebagai berikut : I1 : “..tapi setelah denger cerita dari orang- orang kalo aku tuh termasuk ibu yang beruntung. Karena kata mereka teh produksi asinya aku bagus, dari cerita orang-orang kaya gitu akhirnya bikin aku semangat buat full menyusui anak bayi aku dehh..”

Tema 3 : Coping Mechanism

Tema ketiga menggambarkan pengalaman taktik seseorang yang digunakan untuk menghadapi situasi yang menyebabkan stress. Terdapat satu kategori pada tema ketiga yaitu mempelajari meminimalkan stress. Informan menuturkan pengalaman dalam mencari solusi dengan beragam cara maupun mencari tahu caranya secara inisiatif.

Pengalaman yang dijelaskan oleh informan tersebut menggambarkan mencari solusi agar

ASI informan menjadi lancar hingga rasa inisiatif informan muncul.

Kategori 1 : Mempelajari Meminimalkan Stress

Pada kategori ini informan menjelaskan pengalaman perasaannya dan menjelaskan alasan mempelajari meminimalkan stress yang dirasakan dengan kalimat sebagai berikut :

I2 : “..Jadi dari sejak mengandung mulai nyari-nyari info gimana yaa caranya biar asi bisa keluar. Aku pake cara bersiin pake minyak jaitun di awal-awal usia kehamilan 37w sampe melahirkan usia 38w..”

I3 : “..aku yang inisiatif buattt banyak nanya..”

I4 : “..si PD nya bengkak nah ke mamahnya mayang dibenerin..”

Tema 4 :Self Perception

Tema keempat menggambarkan pengalaman yang dialami oleh wanita dengan pengalaman menyusuinya sehingga menimbulkan sudut pandang masing-masing dari tiap individu. Terdapat satu kategori pada tema keempat yaitu respon psikologis.

Informan menuturkan pengalamannya dalam menyusui. Pengalaman yang dijelaskan oleh informan tersebut menggambarkan bahwa

(9)

respon psikologis individu dalam menyusuinya bahwa itu merupakan hal yang ribet dan berat.

Kategori 1 : Respon Psikologis

Pada kategori ini informan menjelaskan pengalaman perasaannya dan menjelaskan sudut pandang yang dirasakan dengan kalimat sebagai berikut :

I4 : “..jadi ngasih asi tuh lama pake apa sih nipple gitu, nah dia mau cuman akunya kaya ribett gitu kan pake nipple tapi dianya mau..”

I1 : “..karena jujur awal-awal semuanya kerasa berat bangeettt..”

Tema 5 : Intens Social Support

Tema kelima menggambarkan pengalaman yang dialami oleh wanita dengan segala sesuatu bentuk bantuan, perhatian, penghargaan, kenyamanan yang didapatkan dari seseorang maupun kelompok. Terdapat dua kategori pada tema kelima yaitu dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan. Informan menuturkan pengalaman pertama dalam menyusui yang didukung secara emosional, fisik, materi, dan pengetahuan oleh keluarga dan tenaga kesehatan.

Kategori 1 : Dukungan Keluarga

Pada kategori ini informan menjelaskan pengalaman perasaannya dan menjelaskan alasan dukungan keluarga yang dirasakan dengan kalimat sebagai berikut : I2 : “..Alhamdulillah aku lahiran tuh banyak yang support banget dari mulai suami, kedua orang tua dan tetangga tuh pada dateng hahaha..”

I1 : “..orang-orang juga pada ngerti, semuanya nge treat aku like a pasien haha bener-bener gaboleh ngapa-ngapain selain makan dan menyusui, sisanya dikerjain sm keluarga-keluarga aku dirumah..”

Kategori 2 : Dukungan Tenaga Kesehatan Pada kategori ini informan menjelaskan pengalaman perasaannya dan menjelaskan alasan dukungan tenaga kesehatan yang dirasakan dengan kalimat sebagai berikut :

I1 : “..susternya jugaaa selalu memastikan kalo aku ga stres untuk rawat bersama bayi, jd suster selalu nawarin kalo bayinya mau dibawa ke ruang rawat bayi dan diurus sama suster disana jg gapapa..”

I4 : “..engga, cuman di…ini aja ee ajarinnya eee masukin putting ke mulut aja sama gendong gini, ga diajarin kan kalo di bidan mah banyak lah diajarinnya..”

(10)

I1 : “..sebelum pulang sama konselor laktasi dikasi tau tata cara menyusui, pelekatan yang baik supaya puting ngga lecet, sampai tata cara pijat2..”

Tema 6 : Information Needs

Tema keenam menggambarkan pengalaman yang dialami oleh wanita dengan

pengalaman menyusuinya yang

membutuhkan informasi lebih terkait cara menyusui dengan benar. Terdapat satu kategori pada tema pertama yaitu butuh informasi. Informan menuturkan pengalaman pertama dalam menyusui.

Kategori 1 : Kebutuhan Dalam Informasi Pada kategori ini informan menjelaskan pengalaman perasaannya dan menjelaskan alasan kebutuhan dalam informasi yang dirasakan dengan kalimat sebagai berikut :

I1 : “..tapi pas sampai rumah semuanya buyar seakan2 lupaa, jadinya pelekatannya ga bener..”

I2 : “..tapi Taunya pas sampe rumah berasa lupa semua..”

I3 : “..cuman emang sedikit butuh diingetin lagi gitu soalnya ada lupa-lupanya hehe..”

D. PEMBAHASAN Self-Experience

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengalaman ibu primipara dalam memberikan ASI yang menyenangkan seperti merasa bersyukur ketika ASInya lancar, dan tidak menyenangkan seperti merasa tegang hingga merasa takut. Sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa meskipun beberapa peserta pada awalnya menyatakan keraguan dan perasaan kewalahan setelah mereka keluar dari rumah sakit lebih awal, tekad mereka untuk menyusui meningkatkan efikasi diri mereka hingga merasakan pencapaian kinerja yang positif dan merasa senang ketika bisa pulang lebih awal dengan harapan menerima dukungan berkelanjutan setelah pulang (James et al., 2020).

Hasil penelitian sebelumya bahwa harapan yang tercipta berdasarkan pengalaman masa lalu dan informasi yang diterima dapat menimbulkan konflik dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan perasaan bersalah, dimana perempuan merasa bahwa dirinya dinilai oleh lingkungannya, bahkan menilai dirinya sendiri dengan menilai bahwa dirinya “tidak menjadi ibu yang baik”. Persepsi negatif terhadap efikasi diri ibu dapat menyebabkan penyapihan dini (Gálvez-Adalia et al., 2022).

(11)

Social Persuasion

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengalaman dalam mendengarkan dengan mendapatkan dorongan verbal dari orang lain yang membantu mengatasi keraguan dalam diri ibu primipara. Sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa 'persuasi verbal' dikatakan sebagai faktor signifikan yang mempengaruhi efikasi diri, dengan peningkatan kepercayaan diri pada kemampuan seseorang untuk mencapai sesuatu terjadi setelah keberhasilan dan pengalaman positif yang berulang-ulang dan dari menerima dorongan verbal yang dikonfirmasi (James et al., 2020).

Coping Mechanism

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengalaman ibu primipara dalam mengatasi konflik yang muncul akan meningkat jika kepercayaan diri pada informan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian (James et al., 2020) bahwa efikasi diri tidak hanya memengaruhi awal suatu perilaku, namun juga memperkuat tingkat upaya dan tekad seseorang dalam keberlanjutan perilaku tersebut dalam menghadapi kesulitan. Bagi sebagian besar perempuan, mereka mencari kepastian dan dorongan, yang merupakan bentuk 'persuasi verbal' dan dukungan ini memberikan

kontribusi positif terhadap efikasi diri dan pengalaman menyusui mereka.

Self-Perception

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa adanya proses menginterpretasikan suatu kesan pada lingkungannya dengan cara yang berbeda pada ibu primipara dalam pemberian ASI. Menurut penelitian sebelumnya bahwa efikasi diri menyusui yang rendah dikaitkan dengan persepsi ASI yang tidak mencukupi, yang dapat mempengaruhi suplementasi susu (Shiraishi et al., 2020).

Intense Social Support

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa dukungan keluarga maupun dukungan dari tenaga kesehatan Hasil ini menunjukkan sejalan dengan penelitian (Brockway et al., 2017) bahwa efikasi diri menyusui memang merupakan faktor psikologis yang dapat dimodifikasi yang dapat dipengaruhi oleh bidan dan bentuk dukungan menyusui lainnya untuk meningkatkan angka menyusui. Penelitian sebelumnya juga menginformasikan bahwa tingkat dukungan sosial yang tinggi meningkatkan tingkat efikasi diri menyusui (Mercan & Selcuk, 2021). Tingkat efikasi diri, yang dapat berubah dengan efek pengalaman dalam sistem sosial, dipengaruhi oleh hubungan

(12)

pernikahan, pengasuhan anak, status sosial, peran keluarga atau profesional, dan membantu pasangan dalam pengasuhan anak (Mercan & Selcuk, 2021)

Information Needs

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengalaman ibu primipara dalam menyusui perlunya sesi informasi tentang menyusui. Sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa hasil dari penelitiannya sekitar 30,0% ibu memiliki pengetahuan yang kurang tentang menyusui, yang menunjukkan perlunya sesi informasi tentang menyusui sebagai bagian dari program perawatan (Değer et al., 2023). Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa wanita dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan mudah mengakses informasi terkait kesehatan dan memiliki sikap yang lebih baik terhadap menyusui (Shiraishi et al., 2020).

E. KETERBATASAN PENELITIAN Peneliti menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan studi ini adalah sulitnya peneliti dalam mendapatkan responden. Kemudian ketika memberikan pertanyaan peneliti harus menjelaskan berulang sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan.

F. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Pengalaman self-efficacy ibu primipara dalam memberikan ASI

memiliki berbagai macam

pengalaman.

2. Faktor yang melatarbelakangi breastfeeding self-efficacy pada ibu primipara beragam diantaranya Self Experience, Social Persuasion, Coping Mechanism, Self Perseption, Information Needs, dan Intens Social Support.

3. Breastfeeding Self-Efficacy yang diungkapkan ibu primipara dalam menyusui dipengaruhi dengan adanya dukungan keluarga, social, dan informasi. Semakin baik dukungan yang didapat maka akan mempengaruhi persepsi diri ibu, koping ibu, dan pengalaman ibu dalam Breastfeeding Self-Efficacy untuk menyusui anak pertamanya..

SARAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi mampu meningkatkan mutu pendidikan dengan memperbanyak studi kasus mengenai self-efficacy ibu primipara dalam pemberian asi sebagai masa

(13)

adaptasi awal menyusui dan dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk proses pembelajaran mengenai self-efficacy ibu primipara dalam pemberian asi.

2. Bagi Penelitan Berikutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan self-efficacy ibu primipara dalam pemberian asi terutama jika ibu primipara tersebut mengalami penyakit diluar penyakit yang berhubungan dengan kewanitaan.

G. DAFTAR PUSTAKA

H. Adila, D. R., Saputri, D., Niriyah, S., Studi, P., Keperawatan, I., Hang, S.,

& Pekanbaru, T. (2019).

PENGALAMAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU PRIMIPARA. In Jurnal Ners Indonesia (Vol. 9, Issue 2).

I. Brockway, M., Benzies, K., &

Hayden, K. A. (2017). Interventions to Improve Breastfeeding Self- Efficacy and Resultant Breastfeeding Rates: A Systematic Review and Meta-Analysis. Journal of Human Lactation, 33(3), 486–499.

https://doi.org/10.1177/08903344177 07957

J. Chowdhury, S., & Chakraborty, P.

pratim. (2021). Effect of peer support on breastfeeding self-efficacy in

ilamian primiparous women: A single-blind randomized clinical trial.

Journal of Family Medicine and Primary Care, 10(9), 3417–3423.

https://doi.org/10.4103/jfmpc.jfmpc K. De Roza, M. J. G., Fong, M. M. K.,

Ang, M. B. L., Sadon, M. R. B., Koh, M. E. Y. L., & Teo, M. S. S. H.

(2019). Exclusive breastfeeding, breastfeeding self-efficacy and perception of milk supply among mothers in Singapore: A longitudinal

study. Midwifery, 79.

https://doi.org/10.1016/j.midw.2019.

102532

L. Değer, M. S., Sezerol, M. A., & Altaş, Z. M. (2023). Breastfeeding Self- Efficacy, Personal Well-Being and Related Factors in Pregnant Women Living in a District of Istanbul.

Nutrients, 15(21).

https://doi.org/10.3390/nu15214541 M. Dinas Kesehatan, & Diskominfo

Jabar. (2021). Persentasi Bayi Menerima Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Berdasarkan Kabupaten/Kota

di Jawa Barat.

Https://Opendata.Jabarprov.Go.Id/Id/

Dataset/Persentase-Bayi-Menerima- Inisiasi-Menyusui-Dini-Imd-

Berdasarkan-Kabupatenkota-Di- Jawa-Barat.

N. Feenstra, M. M., Jørgine Kirkeby, M., Thygesen, M., Danbjørg, D. B., &

Kronborg, H. (2018). Early breastfeeding problems: A mixed method study of mothers’

experiences. Sexual and Reproductive Healthcare, 16.

https://doi.org/10.1016/j.srhc.2018.0 4.003

O. Gálvez-Adalia, E., Bartolomé- Gutiérrez, R., Berlanga-Macías, C.,

(14)

Rodríguez-Martín, B., Marcilla- Toribio, I., & Martínez-Andrés, M.

(2022). Perceptions of Mothers about Support and Self-Efficacy in Breastfeeding: A Qualitative Study.

Children, 9(12).

https://doi.org/10.3390/children9121 920

P. Gordon, B. J., Young, K. A., & Wise, J. A. (2013, April 25). Anatomy and Physiology.

Https://Courses.Lumenlearning.Com/

Suny-Ap2/Chapter/Lactation/.

Q. Henshaw, E. J., Fried, R., Siskind, E., Newhouse, L., & Cooper, M. (2015a).

Breastfeeding self-efficacy, mood, and breastfeeding outcomes among primiparous women. Journal of Human Lactation, 31(3), 511–518.

https://doi.org/10.1177/08903344155 79654

R. Henshaw, E. J., Fried, R., Siskind, E., Newhouse, L., & Cooper, M.

(2015b). Breastfeeding self-efficacy, mood, and breastfeeding outcomes among primiparous women. Journal of Human Lactation, 31(3), 511–518.

https://doi.org/10.1177/08903344155 79654

S. James, L., Sweet, L., & Donnellan- Fernandez, R. (2020a). Self-efficacy, support and sustainability – a qualitative study of the experience of establishing breastfeeding for first- time Australian mothers following early discharge. International Breastfeeding Journal, 15(1).

https://doi.org/10.1186/s13006-020- 00337-1

T. James, L., Sweet, L., & Donnellan- Fernandez, R. (2020b). Self-efficacy, support and sustainability – a qualitative study of the experience of

establishing breastfeeding for first- time Australian mothers following early discharge. International Breastfeeding Journal, 15(1).

https://doi.org/10.1186/s13006-020- 00337-1

U. Korja, R., Nolvi, S., Grant, K. A., &

McMahon, C. (2017). The Relations Between Maternal Prenatal Anxiety or Stress and Child’s Early Negative Reactivity or Self-Regulation: A Systematic Review. Child Psychiatry and Human Development, 48(6), 851–869.

https://doi.org/10.1007/s10578-017- 0709-0

V. Lindblad, V., Melgaard, D., Jensen, K. L., Eidhammer, A., Westmark, S., Kragholm, K. H., & Gommesen, D.

(2022). Primiparous women differ from multiparous women after early discharge regarding breastfeeding, anxiety, and insecurity: A prospective cohort study. European Journal of Midwifery, 6(March), 1–11.

https://doi.org/10.18332/ejm/146897 W. Lowdermilk. (2004). Buku Ajar

Keperawatan Maternitas. EGC.

X. Mercan, Y., & Selcuk, K. T. (2021).

Association between postpartum depression level, social support level and breastfeeding attitude and breastfeeding self-efficacy in early postpartum women. PLoS ONE, 16(4

April 2021).

https://doi.org/10.1371/journal.pone.

0249538

Y. Rosenblad, A. K., & Funkquist, E. L.

(2022). Self-efficacy in breastfeeding predicts how mothers perceive their preterm infant’s state-regulation.

International Breastfeeding Journal, 17(1).

(15)

https://doi.org/10.1186/s13006-022- 00486-5

Z. Shiraishi, M., Matsuzaki, M., Kurihara, S., Iwamoto, M., &

Shimada, M. (2020). Post- breastfeeding stress response and breastfeeding self-efficacy as modifiable predictors of exclusive breastfeeding at 3 months postpartum: a prospective cohort study. BMC Pregnancy and

Childbirth, 20(1).

https://doi.org/10.1186/s12884-020- 03431-8

AA. Suryati, Y., Ramdaniati, R., studi Magister Keperawatan Universitas Jenderal Achmad YaniJl Terusan Jend Sudirman, P., Cimahi Tengah, K., Zhang, Y., Jind, Y., Vereijken, C., Stahl, B., Jiang, H., Margareta Andini, D., Wuri Astuti, A., Siswi Utami, F., Wen, J., Yu, G., Kong, Y., Liu, F., & Wei, H. (2021).

The experience of primiparous mothers in the breastfeeding process.

Jurnal Keperawatan Komprehensif

, 7, 2021.

https://doi.org/10.33755/jkk

BB. Susilawati, S. F. (2019).

Perbedaan self-efficacy pada ibu menyusui post partum normal dan post sectio caesarea di RSUD Sekarwangi kabupaten sukabumi. 2, 42–52.

CC. Topuz, Ş., DUMAN, N. B., Uysal, G. K., & Öcalan, D. (2021).

Breastfeeding self-efficacy and related factors during early postpartum period. Universa

Medicina, 40(3).

https://doi.org/10.18051/univmed.20 21.v40.216-225

DD. WHO. (2017).

Guideline:Protecting, promoting and supporting breastfeeding in facilities providing maternity and newborn services. In World Health OrganizationWHO.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Menganalisis hubungan antara efikasi diri dan dukungan suami dalam menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja

Hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Pemberian ASI Eksklusf Pada Ibu Primpara dengan Bayi Usia >6-12 Bulan (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambulu

Sebagian besar ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Jebed hanya memberikan ASI nya sampai bayi berusia 3-4 bulan, setelah itu bayi mulai diberikan makanan

Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu dengan efikasi diri tinggi lebih lama memberikan ASI saja daripada efikasi diri rendah, hal ini dapat dilihat bahwa mean lama

Hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Pemberian ASI Eksklusf Pada Ibu Primpara dengan Bayi Usia >6-12 Bulan (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambulu

Sebagian besar ibu primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Jebed hanya memberikan ASI nya sampai bayi berusia 3-4 bulan, setelah itu bayi mulai diberikan makanan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perilaku pemberian ASI eksklusif dengan kategori baik sebesar 80% (40 responden) sedangkan perilaku pemberian ASI eksklusif

Strategi Inovatif untuk Meningkatkan Kesadaran dan Dukungan Ibu dalam Praktik Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI: Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Gambesi Innovative Strategy