• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU PRIMIPARA DALAM PEMBERIAN ASI DENGAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA BALITA USIA 0-24 BULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU PRIMIPARA DALAM PEMBERIAN ASI DENGAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA BALITA USIA 0-24 BULAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU PRIMIPARA DALAM PEMBERIAN ASI DENGAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA BALITA USIA 0-24

BULAN

Luthfiah Nur Aini

Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : [email protected]

ABSTRAK

Sampai saat ini perilaku menyusui yang tidak benar masih banyak ditemukan pada ibu yang menyusui bayinya. Hal ini ditandai dengan banyaknya kejadian seperti puting susu lecet, terjadinya bendungan ASI dan beberapa akibat lain yang dikarenakan tidak tersalurkannya ASI dari ibu secara optimal kepada bayi. Adanya mitos-mitos yang menyesatkan mengenai menyusui dan cara menyusui yang kurang tepat merupakan hal yang sering menghambat dalam pemberian ASI. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan antara sikap ibu primipara dalam pemberian ASI kepada balita usia 0-24 bulan dengan teknik menyusui yang benar di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primipara yang menyusui balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan pada bulan April-Mei 2011 sebanyak 121 ibu menyusui. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 responden yang ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil dengan menggunakan probability sampling dengan jenis cluster sampling. Terdapat 2 variabel dalam penelitian ini yaitu variable dependen dan independen. Untuk analisa data digunakan uji korelasi fisher exact dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.

Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu primipara dalam pemberian ASI kepada balita usia 0-24 bulan dengan teknik menyusui yang benar di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan dengan nilai signifikasi dari hasil uji korelasi fisher exact yang didapatkan sebesar 0,000.

Perlu adanya health education yang dilakukan oleh bidan kepada ibu menyusui mengenai teknik menyusui yang benar dengan tujuan agar ASI tersalurkan kepada bayi secara optimal dan mengurangi resiko yang terjadi akaibat menyusui kepada bayi seperti puting susu lecet, terjadinya bendungan ASI. Untuk melakukan hal tersebut perlu adanya kerjasama yang baik antara instansi kesehatan, tenaga kesehatan dan didukung dengan fasilitas dan sarana untuk melakukan health education agar tujuan dan maksud sosialisasi tercapai.

(2)

Halaman | 2 PENDAHULUAN

Sampai saat ini perilaku menyusui yang tidak benar masih banyak ditemukan pada ibu yang menyusui bayinya. Hal ini ditandai dengan banyaknya kejadian seperti puting susu lecet, terjadinya bendungan ASI dan beberapa akibat lain yang dikarenakan tidak tersalurkannya ASI dari ibu secara optimal kepada bayi. dr.Josep Budi, S.SPA mengatakan meskipun menyusui itu mudah, namun masih banyak ibu bayi yang tidak dapat menyusui dengan sukses (Kelkes.biz, 2007). Pengalaman dalam upaya meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) menunjukkan bahwa hambatan utama dalam pemberian ASI kepada bayi adalah kurangnya informasi yang benar tentang ASI dan menyusui pada para ibu. Roesli (2008) mengemukakan bahwa adanya mitos-mitos yang menyesatkan mengenai menyusui dan cara menyusui yang kurang tepat merupakan hal yang sering menghambat dalam pemberian ASI. Sebagian besar masyarakat di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan cenderung bersikap negatif dalam menyusui balita yang dimiliki. Hal ini ditunjukkan masih ditemukannya ibu yang memberikan makanan selain ASI seperti nasi yang dilumatkan, pisang, serta bubur bayi instant pada balita usia 0-6 bulan. Selain itu masih ditemukan pula ibu yang memberikan balitanya susu kaleng sebagai pengganti ASI.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Nursusanti tahun 2006 pada 32 orang ibu post partum primipara di Puskesmas Sawoo Ponorogo Jawa Timur, didapatkan teknik menyusui buruk 19 orang (59,38%), teknik menyusui baik 13 orang (40,62%). Hasil penelitian yang dilakukan Ria Puspita tahun 2006 pada 17 ibu primipara di BPS CH. Sudilah Ganjar Agung Metro Barat, ditemukan 11 orang yang masih salah dalam melakukan teknik menyusui (61,9%). Kesalahan banyak terletak pada posisi menyusui dan

langkah-langkah menyusui.

Masalah yang tersering dalam menyusui adalah puting susu nyeri / lecet, sekitar 57% dari ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putingnya. Kebanyakan Puting nyeri atau lecet disebabkan oleh kesalahan dalam teknik menyusui yaitu bayi tidak menyusu sampai ke areola payudara. (Soetjiningsih, 1997 dikutip dalam Admin, 2009). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 ibu menyusui, seluruh ibu

mengatakan bahwasanya mereka sering mengalami puting susu lecet saat menyusui bayi mereka. Hasil wawancara dengan bidan desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, pada bulan Desember 2010 terdapat 5 ibu menyusui yang mengalami mastitis, payudara bengkak / engorgement sebanyak 3 ibu dan yang mengalami puting susu lecet sebanyak 12 ibu menyusui.

Teknik menyusui yang benar merupakan cara menyusui yang terdiri dari persiapan menyusui, cara menyusui dan posisi menyusui (Kristyansari, 2009). Hal ini perlu diperhatikan karena menyusui terutama di awal kehidupan bayi merupakan saat yang paling menentukan pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya. Sikap ibu dalam pemberian ASI kepada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adat istiadat / kebiasaan, pengalaman menyusui sebelumnya, pola aktifitas ibu bayi, dukungan keluarga, pengetahuan tentang manfaat ASI dan cara menyusui yang benar. Seorang ibu yang tidak mengetahui tentang cara menyusui yang benar yang meliputi persiapan menyusui, cara menyusui dan posisi menyusui dapat mengakibatkan berbagai hal seperti tidak terpenuhinya kebutuhan ASI pada bayi, puting susu menjadi lecet, mastitis, terjadi bendungan ASI, payudara bengkak / engorgement, dan berbagai hal lainnya yang diakibatkan tidak tersalurkannya ASI secara optimal kepada bayi. Selain itu bayi yang tidak mendapatkan ASI yang cukup dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan (Kristyansari, 2009 dikutip oleh Sari, 2010).

Sikap ibu dalam pemberian ASI secara tidak langsung mempengaruhi tehnik menyusui pada bayi. Seorang ibu yang mempunyai sikap positif dalam pemberian ASI memberikan pengaruh yang besar terhadap penerapan teknik menyusui yang benar pada bayi. Untuk meningkatkan sikap positif ibu menyusui diperlukan peran serta instansi kesehatan, petugas kesehatan serta media informasi yang ada untuk memberikan informasi yang tepat mengenai manfaat dari pemberian ASI kepada bayi dengan cara melakukan penyuluhan / pelatihan tentang tehnik menyusui yang benar dan mempromosikan manfaat pemberian ASI sebagai salah satu cara meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi

Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan antara sikap ibu

(3)

primipara dalam pemberian ASI kepada balita usia 0-24 bulan dengan teknik menyusui yang benar di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primipara yang menyusui balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan pada bulan April-Mei 2011 sebanyak 121 ibu menyusui. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Dalam penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Dalam penelitian ini jumlah sampel penelitian sebanyak 93 responden. Karena cakupan wilayah Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan yang cukup luas dan terbagi menjadi 8 dusun, maka dari jumlah sampel yang ada di ambil menurut populasi dari masing-masing dusun. Untuk mempermudah peneliti dalam pemilihan sampel, maka peneliti selanjuntnya menggunakan cluster sampling, sehingga jumlah responden untuk masing-masing dusun yang berada di wilayah Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan sebagai berikut :

1. Dusun Sumur Waru Barat : (22/121) x 93 = 16,90 = 17 responden

2. Dusun Sumur Waru Timur : (16/121) x 93 = 12,29 = 12 responden

3. Dusun Curah Timah : (14/121) x 93 = 10,76 = 11 responden

4. Dusun Wonokaton : (18/121) x 93 = 13,83 = 14 responden

5. Dusun Alas Kerbau : (11/121) x 93 = 8,45 = 8 responden

6. Dusun Gunung Bukor : (10/121) x 93 = 7,68 = 8 responden

7. Dusun Karanganyar : (13/121) x 93 = 9,99 = 10 responden

8. Dusun Sumberanyar : (17/121) x 93 = 13,06 = 13 responden

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Probability Sampling dengan jenis cluster sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sikap ibu primipara dalam pemberian ASI pada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah teknik menyusui yang benar oleh ibu primipara pada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Untuk mengetahui hubungan antara sikap ibu primipara dalam pemberian ASI dengan teknik menyusui yang benar pada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan digunakan uji korelasi Fisher Exact dengan tingkat kemaknaan α = 0,05

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan umur di Desa Sumberayar Kabupaten Pasuruan.

No Kategori Jumlah Persentase

1 2 3 4 5 6 7 16 – 17 tahun 18 – 19 tahun 20 – 21 tahun 22 – 23 tahun 24 – 25 tahun 26 – 27 tahun 28 – 29 tahun 10 18 32 15 14 2 2 10.8% 19.4% 34.4% 16.1% 15.1% 2.2% 2.2% Jumlah 93 100% Mean : 20,9892 Median : 21,0000

Dari tabel 1 diatas di temukan responden berumur 20 – 21 tahun yaitu sebanyak 32 responden (34.4%) dan responden yang terkecil terdapat pada rentan usia 26 – 29 tahun masing-masing sebanyak 2 responden (2,2%). Hasil penelitian didapatkan rata-rata usia responden dalam penelitian ini adalah 21 tahun.

(4)

Halaman | 4 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Desa Sumberayar Kabupaten Pasuruan

No Kategori Jumlah Persentase

1 2 3 SD SMP SMA 19 13 61 20.4% 14.0% 65.6% Jumlah 93 100% Median : 47

Dari tabel 2 diatas, sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan SMA yaitu sebanyak 61 responden (65,6%), sebagian kecil responden yang memiliki latar belakang pendidikan SMP yaitu sebanyak 13 responden (14%) dan pada pendidikan SD didapatkan sebanyak 19 responden (20.4%). Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata pendidikan responden adalah SMA.

3. Karakteristik responden berdasarkan suku

Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan suku di Desa Sumberayar Kabupaten Pasuruan

No Kategori Jumlah Persentase

1 2

Suku jawa

Selain suku jawa ( Madura )

44 49

47,3% 52,7%

Jumlah 93 100%

Dari tabel 3 diatas, lebih dari separuh responden adalah bukan suku jawa (Madura) yaitu sebanyak 49 responden (52,7%) dan kurang dari separuh responden adalah suku jawa yaitu sebanyak 44 responden (47,3%)

4. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi di Desa Sumberayar Kabupaten Pasuruan

No Kategori Jumlah Persentase

1 2 3 Televisi / radio Tenaga kesehatan Majalah / buku 14 79 0 15,1% 84,9% 0% Jumlah 93 100%

Dari tabel 4 diatas, responden mendapatkan informasi tentang kesehatan dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 79 responden (84,9%) dan hanya sebagian kecil responden yang mendapatkan informasi kesehatan dari televisi / radio yaitu sebanyak 14 responden (15,1%).

5. Karakteristik responden berdasarkan sikap dalam pemberian ASI

Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan sikap dalam pemberian ASI di Desa Sumberayar Kabupaten Pasuruan

No Kategori Jumlah Persentase

1 2 Positif Negatif 34 59 36,6% 63,4% Jumlah 93 100%

Dari tabel 5 diatas di dapatkan hasil responden bersikap negatif dalam pemberian ASI kepada balita yaitu sebanyak 59 responden (63,4%) dan hanya sebagian kecil responden bersikap positif dalam pemberian ASI kepada balita yaitu sebanyak 34 responden (36,6%).

6. Karakteristik responden berdasarkan teknik menyusui yang benar

Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan teknik menyusui yang benar di Desa Sumberayar Kabupaten Pasuruan

No Kategori Jumlah Persentase

1 2 3 Baik Cukup Kurang 38 55 0 40,9% 59,1% 0% Jumlah 93 100% Median : 47

(5)

Dari tabel 4.6 diatas di dapatkan responden cukup baik dalam pelaksanaan teknik menyusui yang benar yaitu sebanyak 55 responden (59,1%) dan hampir separuh responden baik dalam pelaksanaan teknik menyusui yang benar yaitu sebanyak 38 responden (40,9%).

7. Hubungan antara sikap ibu primipara dalam pemberian ASI dengan teknik menyusui yang benar pada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kabupaten Pasuruan

Tabel 7 Tabulasi silang hubungan antara sikap ibu primipara dalam pemberian ASI dengan teknik menyusui yang benar pada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kabupaten Pasuruan

No sikap ibu primipara dalam pemberian ASI

Teknik menyusui yang benar

Baik Cukup Jumlah

N % N % N %

1 Positif 34 100 0 0,0 34 100

2 Negatif 4 6.8 55 93.2 59 100

Jumlah 38 40.9 55 59.1 93 100

Dari tabel 7 didapatkan dari ibu primipara yang mempunyai sikap negatif dalam pemberian ASI, hampir seluruhnya (93,2%) melakukan teknik menyusui yang cukup dan dari ibu primipara yang mempunyai sikap positif seluruhnya (100%) melakukan teknik menyusui yang baik.

Tabel 4.8 Uji korelasi fisher exact hubungan antara sikap ibu primipara dalam pemberian ASI dengan teknik menyusui yang benar pada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kabupaten Pasuruan Tahun 2011.

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 77.569a 1 .000 Continuity Correctionb 73.759 1 .000 Likelihood Ratio 96.548 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 76.735 1 .000

N of Valid Cases 93

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.89. b. Computed only for a 2x2 table

Dari hasil uji korelasi fisher exact dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai signifikasi (p) sebesar 0,000. Karena nilai signifikasi yang didapatkan < α, maka hipotesis penelitian H1 diterima yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara sikap ibu

primipara dalam pemberian ASI dengan teknik menyusui yang benar pada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.

PEMBAHASAN

1. Sikap ibu primipara dalam pemberian ASI kepada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan

Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden bersikap negatif dalam pemberian ASI kepada balita yaitu sebanyak 59 responden (63,4%) dan hanya sebagian kecil responden bersikap positif dalam pemberian ASI kepada balita yaitu sebanyak 34 responden (36,6%). Dalam penelitian ini sikap ibu primipara kurang memperhatikan dalam mencuci tangan

sebelum menyusui, kurangnya memperhatikan posisi yang baik dalam menyusui dan cara melepaskan puting susu dari mulut bayi.

Pemahaman terhadap latar belakang sosial, budaya, agama, dan pendidikan seseorang akan lebih memudahkan dalam mengenal sikap apa yang mendasarinya. Sikap primipara dalam pemberian ASI dapat berupa sikap positif yaitu mendukung (favorable) dan sikap negatif yaitu tidak mendukung (unfavorable) (Tridayahusni dan Hudaniyah, 2003). Hal tersebut di tunjang dengan 3 faktor dalam pembentukan

(6)

Halaman | 6 sikap yaitu afektif, kognitif, dan konatif

yang merupakan predisposisi terhadap tindakan dan perilaku seseorang (Azwar, 2010). Pemahaman seseorang tentang informasi yang beragam dan berbeda di pengaruhi tingkat pendidikan, pengalaman, pengaruh orang lain, kebudayaan dan faktor emosional.

Pada masyarakat di desa sumberanyar khususnya ibu yang menyusui balita sebagian besar mempunyai sikap negatif terhadap pemberian ASI. Adapun sikap negatif tersebut adalah kurangnya memperhatikan dalam mencuci tangan sebelum menyusui dan kurangnya memperhatikan posisi yang baik dalam menyusui. Hal tersebut kurang di perhatikan karena pengaruh dari lingkungan masyarakat sekitar atau pengaruh dari orang sekitarnya dan meniru ibu ibu yang lain. Hal tersebut terjadi karena di pengaruhi faktor dari usia ibu primipara yang masih muda, belum pengalaman dalam hal menyusui sebab baru memiliki anak pertama dan faktor emosional dalam menyusui karena belum bisa menerima kenyataan sudah memiliki anak. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Seorang ibu yang hidup di lingkungan pedesaan cenderung tidak bersikap positif terutama dalam kebersihan. Sikap ibu primipara kurang memperhatikan dalam mencuci tangan sebelum menyusui. Kebiasaan mencuci tangan sebelum menyusui merupakan salah satu teknik menyusui yang benar. Namun pada kenyataan di masyarakat, sebagian besar ibu menyusui kurang memperhatikan hal ini. Kebiasaan menyusui yang sering dilakukan ibu adalah ketika si balita menangis, maka ibu akan secepatnya untuk menyusui bayinya. Hal ini merupakan kebiasaan turun temurun yang tidak dihindarkan dan merupakan suatu kebiasaan yang selalu dilakukan ibu menyusui.

Sikap negatif ibu primipara untuk memperhatikan posisi yang baik dalam menyusui merupakan suatu hal yang dapat ditemui di tempat penelitian. Selama ini ibu menyusui selalu menyusui balita yang dimiliki tanpa memperhatikan kenyamanan dalam menyusui. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di

tempat penelitian, ibu menyusui balitanya dilakukan dalam berbagai posisi dan kesempatan. Menyusui balita di tempat penelitian cenderung dilakukan secara spontan. Beberapa ibu terkadang menyusui balita sambil berbincang-bincang dengan tetangga atau pada saat belanja dan memilih menu makanan, ibu masih dapat menyusui balitanya tanpa memperhatikan kenyamanan dari ibu itu sendiri.

Faktor lain yang mempengaruhi sikap negatif ibu dalam pemberian ASI pada balita usia 0-24 bulan adalah cara ibu untuk melepaskan puting susu dari mulut bayi. Sebagian besar ibu balita cenderung langsung menarik keluar puting susu dari mulut bayi tanpa menggunakan bantuan jari. Sikap seperti ini merupakan hal yang dapat ditemukan hampir pada semua responden dalam penelitian ini. Kesalahan teknik melepaskan puting susu dari mulut bayi dapat mengakibatkan puting mudah lecet dan timbul nyeri.

2. Teknik menyusui yang benar oleh ibu primipara kepada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan

Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden cukup baik dalam pelaksanaan teknik menyusui yang benar yaitu sebanyak 55 responden (59,1%) dan hampir separuh responden baik dalam pelaksanaan teknik menyusui yang benar yaitu sebanyak 38 responden (40,9%).

Notoatmodjo (2010)

mengemukakan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya. Disamping itu ketersediaan fasilitas, sikap, perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan

mendukung dan memperkuat

terbentuknya perilaku.

Teknik menyusui yang meliputi 3 indikator yaitu persiapan menyusui, cara menyusui dan posisi menyusui dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu : faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya, faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya

(7)

fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya serta faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat

Faktor yang mempengaruhi teknik yang cukup pada ibu primipara dalam menyusui adalah fasilitas dan tenaga kesehatan yang tersedia. Di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, terdapat 2 Bidan Praktik Swasta, 1 dokter praktik swasta dan 1 buah Puskesmas. Dengan adanya fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai, menjadikan perilaku ibu primipara dalam menyusui cenderung cukup baik karena kemudahan dan dukungan fasilitas serta tenaga kesehatan yang ada. Tenaga kesehatan mempunyai peran penting dalam transfer informasi kepada masyarakat melalui health education (sosialisasi dan penyuluhan). Seorang petugas kesehatan yang ramah serta mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menjadikan masyarakat cenderung untuk mengikuti setiap anjuran yang disampaikan oleh tenaga kesehatan. Hampir dalam setiap kegiatan yang dilakukan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, tenaga kesehatan selalu menyampaikan beberapa informasi penting seputar kesehatan kepada masyarakat. Dengan adanya transfer informasi dari petugas kesehatan kepada ibu primipara mengenai teknik menyusui yang benar, menjadikan ibu primipara dapat melakukan teknik menyusui yang benar sesuai dengan anjuran yang disampaikan oleh tenaga kesehatan. 3. Hubungan antara sikap ibu primipara

dalam pemberian ASI kepada balita usia 0-24 bulan dengan teknik menyusui yang benar di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan

Dari hasil uji korelasi fisher exact dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai signifikasi (p) sebesar 0,000. Karena nilai signifikasi yang didapatkan < α, maka hipotesis penelitian H1 diterima yang berarti terdapat

hubungan yang kuat antara sikap ibu

primipara dalam pemberian ASI dengan teknik menyusui yang benar pada balita usia 0-24 bulan di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.

Ibu menyusui merupakan suatu perilaku budaya dimana tidak terlepas dari pandangan budaya yang telah diwariskan turun-temurun dalam kebudayaan yang bersangkutan (Swaswono & Meutia, 1998). Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan di tentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan budaya. Di samping itu ketersediaan fasilitas, sikap, perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga mendukung dan kuat terbentuknya perilaku (Notoatmodjo, 2010). Agar suatu perilaku itu terbentuk dengan baik maka terdapat 3 faktor dalam pembentukan perilaku itu sendiri yaitu predisposisi, enabling, reinforcing yang saling berkaitan. Faktor predisposisi (predisposing factor) meliputi sikap, kepercayaan, keyakinan, sosial budaya, adat istiadat dan tradisi. Faktor pemungkin (enabling factor) meliputi jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan, dan fasilitas kesehatan yang tersedia. Sedangkan faktor pendorong / penguat (reinforcing factor) meliputi sikap petugas kesehatan dan perilaku petugas kesehatan. Teknik menyusui yang benar secara tidak langsung akan dipengaruhi oleh sikap ibu dalam pemberian ASI. Seorang ibu primipara yang mendapatkan informasi mengenai teknik menyusui yang benar dari tenaga kesehatan maupun media massa, yang didukung dengan ketersediaan dan keterjangkauan akses layanan kesehatan serta sikap positif dari petugas kesehatan menjadikan perilaku ibu dalam penerapan teknik menyusui yang benar akan semakin baik pula. Selain itu latar belakang pendidikan yang dimiliki ibu primipara berpengaruh terhadap sikap ibu dalam menyusui. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki, maka akan semakin baik pula pola pikir yang dimiliki karena dengan memiliki pendidikan yang memadai menjadikan ibu primipara mudah untuk menerima informasi baru yang dikembangkan guna peningkatan derajat kesehatan seperti mengenai teknik menyusui yang benar. Dengan adanya

(8)

Halaman | 8 hal ini menjadikan pemberian ASI kepada

balita akan semakin optimal.

Berdasarkan fakta di atas diharapkan tenaga kesehatan khususnya Bidan untuk terus meningkatkan sikap ibu primipara dalam pemberian ASI serta penarapan teknik menyusui yang benar melalui health education dengan cara menyampaikan kepada ibu primipara berbagai informasi tentang pentingnya menyusui kepada balita dan penerapan teknik menyusui yang benar. Bidan dapat melibatkan kader – kader kesehatan yang ada untuk menyampaikan informasi kepada ibu primipara. Diharapkan dengan adanya hal ini kemampuan ibu primipara dalam menyusui balita akan semakin meningkat dan lebih baik

SIMPULAN

Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu primipara dalam pemberian ASI kepada balita usia 0-24 bulan dengan teknik menyusui yang benar di Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan dengan nilai signifikasi dari hasil uji korelasi fisher exact yang didapatkan sebesar 0,000.

SARAN

1. Bagi ilmu keperawatan

Diharapkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan kajian pustaka dalam pengembangan ilmu keperawatan maternitas dan keperawatan anak.

2. Bagi tenaga kesehatan / institusi

Diharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat digunakan sebagai informasi mengenai sikap ibu primipara dalam pemberian ASI kepada bayi dan kemampuan ibu dalam penerapan teknik menyusui yang benar bagi bidan desa dan kader–kader posyandu di desa sumberanyar sehingga dapat segera diambil tindakan seperti melakukan penyuluhan mengenai teknik menyusui yang benar dan mafaat menyusui bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi pada ibu ibu yang melahirkan dan menyusui di desa sumberanyar.

3. Bagi responden

Diharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat digunakan sebagai informasi mengenai manfaat menyusui dan bagaimana cara menyusui yang

benar sehingga proses menyusui dapat dirasakan manfaatnya baik bagi bayi maupun bagi ibu primipara itu sendiri dan pengetahuan seberapa pentingnya penggunaan ASI bagi bayi dan balita. 4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagai salah satu informasi untuk mengembangkan ilmu ilmu yang sudah didapat dan di terapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

DAFTAR PUSTAKA

Agustiana, Dwi. 2009. Teknik Menyusui Yang Benar Oleh Ibu Bayi di BPS Siti Khotimah Krian Sidoarjo. Akbid Mitra Sehat ; Sidoarjo

Alimul. Aziz Hidayat. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Cetakan Kedua. Jakarta ; Salemba Medika

Azwar, Saifuddin. 2010. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar

Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media

Dja’ali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara

Indiarti, 2008. Buku Pintar Ibu Kreatif ASI Susu Formula dan Makanan Bayi. Yogyakarta : Palmatera Publishing Kristiyansari, Weni. 2009. ASI Menyusui &

Sadari. Yogyakarta ; NUHA MEDIKA Mustika. 2010. Pemberian ASI Eksklusif Yang

Cenderung Menurun.

http://mustika.blog.fisip.uns.ac.id/2010/1 2/18/pemberian-asi-eksklusif-yang-cenderung-menurun/

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi revisi. Jakarta ; Rineka Cipta

Nursalam dan Siti Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan Cetakan Pertama. Jakarta ; CV Infomedika

(9)

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta ; Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Keperawatan Edisi 2. Jakarta ; Salemba Medika

Purwanto, M Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta ; Rosdakarya

Riduwan. 2005. Dasar-Dasar Statistika Cetakan Keempat. Bandung ; ALFABETA

Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : Pustaka Bunda

Sari, Ika Wulan. 2010. Hubungan Tehnik Menyusui Yang Benar Dengan Keberhasilan Pemberian ASI di BPS Siti Khotimah Jeruk Gamping Kecamatan

Krian Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto ; Stikes Dian Husada

Savitri, Ramiah. 2005. ASI dan Menyusui Panduan Praktis Bagi Ibu Setelah Melahirkan. Jakarta : Buana Ilmu Popular

Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi Pertama. Yogyakarta ; Graha Ilmu

Sitaresmi, Mei Neni. 2010. Isu Kebijakan Tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif.

http://kebijakankesehatanindonesia.net/ ?q=node/2

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung ; CV ALFABETA

Suyanto dan Ummi Salamah. 2009. Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta ; MITRA CENDEKIA Press

Gambar

Tabel 1  Karakteristik  responden  berdasarkan  umur  di  Desa  Sumberayar  Kabupaten  Pasuruan
Tabel 3  Karakteristik  responden  berdasarkan  suku  di  Desa  Sumberayar  Kabupaten  Pasuruan
Tabel 4.8  Uji korelasi fisher exact hubungan antara sikap ibu primipara dalam pemberian  ASI  dengan  teknik  menyusui  yang  benar  pada  balita  usia  0-24  bulan  di  Desa  Sumberanyar Kabupaten Pasuruan Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian air kelapa hibrida dibandingkan air putih sebanyak 200 ml setiap 15 menit selama latihan 75 menit tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap status hidrasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara visibility, creadibility, attraction dan power artis Sule sebagai brand ambassador iklan kartu

191 Karena sulitnya mencari rumah yang memenuhi kriteria di atas dan selama sampel dapat mewakili populasi maka jumlah sampel yang dapat diambil sebanyak 10 dengan jumlah

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kematangan buah mentimun berbasis citra digital menggunakan algoritma jaringan syaraf tiruan backpropagation berdasarkan tekstur

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pemerolehan acqusition bahasa adalah suatu teori siasat yang dimiliki dan dibutuhkan oleh anak-anak untuk

Dari peristiwa pemersatuan yang dilakukan oleh pemerintahan bersama Wisnuwardhana dan Narasinghamurti dapat diambil kesimpulan, bahwasannya dengan bersatunya dua kubu

Diharapkan kehadiran calon mempelai, orang tua dan Majelis Jemaat GPIB Gideon Sektor pelayanan Lewi Pemberkatan Perkawinan akan dilaksanakan pada:.. Hari/Tanggal : Sabtu,

Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan dalam instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan