NAMA NIM PRODI KELAS
: NUR RAFILAH CANDRA : 2111102010010
: BUDIDAYA PERAIRAN : EKOLOGI PERAIRAN 01
A. SIKLUS BIOGEOKIMIA
Siklus biogeokimia, juga dikenal sebagai siklus siklus materi, adalah rangkaian pertukaran unsur kimia antara makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya, melalui serangkaian proses transportasi, produksi dan dekomposisi. Namanya berasal dari awalan Yunani bio,
“hidup,” dan geo, “bumi.”. Dalam siklus biogeokimia baik bentuk kehidupan yang berbeda (tanaman, hewan, mikroskopis, dll), serta unsur-unsur alami anorganik (hujan, angin, dll.) terlibat. Mereka terdiri dari perpindahan materi secara terus menerus dari satu area ke area lain, sehingga memungkinkan daur ulang nutrisi yang tersedia di biosfer.
Yang maksud dengan “nutrisi” adalah semua unsur atau molekul yang kehadirannya dalam organisme makhluk hidup sangat diperlukan untuk kelangsungan keberadaannya dan reproduksi spesiesnya. Biasanya antara 31 dan 40 usnur kimia yang berbeda, tergantung pada spesies, dan diperlukan dalam proporsi yang berbeda. Nutrisi ini dapat terdiri dari dua jenis:
1. Nutrisi makro. Kehadirannya dalam tubuh dalam berbagai senyawa merupakan sekitar 95% dari massa semua organisme hidup, seperti karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalsium, dll.
2. Nutrisi mikro. Kehadirannya dalam tubuh makhluk hidup sangat diperlukan, tetapi minoritas, kadang-kadang hanya jejak mereka, seperti besi, tembaga, seng, klorin, yodium.
Siklus biogeokimia bervariasi sesuai dengan sifat-sifat unsur yang terlibat dan karenanya melibatkan bentuk kehidupan yang berbeda pula.
Jenis Siklus Biogeokimia
Ada tiga jenis siklus biogeokimia:
1. Hidrologi. Mereka di mana siklus air atau siklus hidrologi, berfungsi sebagai agen transportasi untuk elemen dari satu tempat ke tempat lain. Siklus air itu sendiri dapat dimasukkan dalam kategori ini, tentu saja. Air bersirkulasi antara laut, atmosfer, bumi dan organisme hidup, siklus ini juga mendistribusikan panas matahari ke permukaan planet
2. Berbentuk gas. Di mana atmosfer mengintervensi untuk mengangkut unsur-unsur kimia dari siklus, seperti siklus nitrogen. Nutrisi beredar terutama antara atmosfer dan organisme hidup. Dalam sebagian besar siklus ini elemen-elemen tersebut didaur ulang dengan cepat, seringkali berjam-jam atau berhari-hari. Jenis siklus ini mengacu pada fakta bahwa transformasi zat yang terlibat mengubah lokasi geografisnya dan ditetapkan dari bahan baku gas. Contoh dari siklus gas adalah KARBON, NITROGEN dan OKSIGEN.
3. Sedimen. Di mana pengangkutan unsur kimia diberikan oleh sedimentasi, yaitu, dengan akumulasi lambat dan pertukaran di kerak bumi, seperti siklus karbon. Nutrisi beredar terutama di kerak bumi (tanah, batu, sedimen, dll), hidrosfer dan organisme hidup.
Unsur-unsur dalam siklus ini umumnya didaur ulang jauh lebih lambat daripada dalam siklus gas, selain itu elemen ditransformasikan secara kimia dan dengan kontribusi biologis di lokasi geografis yang sama. Unsur-unsur tersebut disimpan dalam batuan
sedimen untuk periode waktu yang lama dengan frekuensi ribuan hingga jutaan tahun.
Contoh dari jenis siklus ini adalah fosdor dan belerang.
Peranan Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia penting karena planet kita adalah sistem tertutup, dari mana materi tidak keluar (dan sampai taraf tertentu tidak masuk), penting agar unsur-unsur kimia penting didaur ulang, jika tidak, mereka akan habis dan bersama mereka kemungkinan berkelanjutan kehidupan.
Dalam pengertian itu, siklus biogeokimia adalah mekanisme berbeda yang dimiliki alam untuk mengedarkan materi beberapa makhluk hidup kepada makhluk lain, sehingga memungkinkan margin tertentu untuk selalu tersedia. Tak satu pun dari nutrisi yang dibutuhkan makhluk hidup akan ada di dalamnya selamanya, dan akhirnya, itu harus dikembalikan ke lingkungan sehingga dapat digunakan kembali oleh orang lain.
B. SIKLUS NITRAT
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus nitrogen global.
Sebagian besar nitrogen yang terdapat di dalam organisme hidup berasal dari penambatan (reduksi) oleh mikro organisme prokariot. Sebagian diantaranya terdapat di akar tumbuhan tertentu atau dari pupuk hasil penambatan secara industry. Sejumlah kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini berasala dari pembakaran industry, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet, sumber lain NO3- adalah samudera.
Penyerapan NO3- dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati, mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber penting nitrogen yang dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar nitrogen tersebut tidak larut dan tidak segera tersedia bagi tumbuhan.
Pengubahan nitrogen organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi tanah disebut Amnoifikasi yang dapat berlangsung oleh berbagai macam mikroorganisme pada suhu dingin dan pada berbagai nilai ph. Selanjutnya pada tanah yang hangat dan lembab dan ph sekitar netral NH4+ akan dioksidasi menjadi nitrit (NO2) dan NO3- dalam beberapa hari setelah pembentukkannya atau penambahannya sebagai pupuk disebut dengan Nitrifikasi yang berguna dalam menyediakan energi bagi kelangsungan hidup dan perkembangan mikroba tersebut.
Selain itu terdapat pula denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan N2, NO, N2O dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung di dalam tanah yang penetrasi O2- nya terbatas, tergenang, padat dan daerah dekat pemukiman tanah yang konsentrasi O2 nya
rendah karena penggunaannya yang cepat dalam oksidasi bahan organik. Tumbuhan kehilangan sejumlah kecil nitrogen ke atmosfer sebagai NH3, N2O, NO2, dan NO terutama jika diberi pupuk nitrogen dengan baik.
Nitrat sangat mudah larut dlm tanah sehingga cepat hilang krn proses pembusukan. Taraf ketersediaan nitrogen dlm tanah tergantung pada banyaknya bahan organik, populasi jasad renik, tingkat pembasuhan. Dlm keadaan alami terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya- gaya yg menentukan penyediaan nitrogen dlm tanah. Pemanenan menyebabkan terkurasnya nitrogen krn pengambilan bahan organik dan erosi. Hal ini menyebabkan pertanian intensif sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen. Awalnya nitrogen berasal dari sumber organik, terutama guano (kotoran burung). Saat ini nitrogen dibuat menurut proses Haber- Bosch: nitrogen + hidrogen amoniak.
Bentuk Siklus Nitrogen di Alam
Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk ke bentuk kimia lain.
Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Diagram di bawah ini menunjukkan bagaimana proses-proses pada siklus nitrogen.
Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen organik, amonium (NH4 +), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen (N2). Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan dalam produk antara dekomposisi bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia lain.
Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
1. Amonia
Amonia dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Sumber amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organic oleh mikroba dan jamur (amonifikasi). Sumber amonia adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri dan domestik. Amonia yang terdapat dalam mineral masuk ke badan air melalui erosi tanah. Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk senyawa kompleks dengan beberapa ion logam. Amonia juga dapat terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan. Amonia di perairan dapat menghilang melalui proses volatilisasi karena tekanan parsial amonia dalam larutan meningkat dengan semakin meningkatnya pH.
2. Nitrit
Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/liter. Di perairan, nitrit ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi) yang terbentuk dalam kondisi anaerob.
3. Nitrat
Nitrat adalah sumber utama nitrogen di perairan, namun amonium lebih disukai oleh tumbuhan. Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi daripada kadar amonium. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrogen yang lebih dari 0,2 mg/liter menggambarkan terjadinya eutrofikasi perairan.
Nitrat adalah bentuk nitrogen sebagai nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga.
Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna di perairan.
Efek Nitrit dan Nitrat Manusia Efek positif
Nitrit merupakan suatu senyawa yang reaktif. Nitrit dapat direduksi menjadi senyawa NO (nitrogen monoksida) (Lundberg, 2009). Nitrit juga digunakan sebagai obat yang berkhasiat sebagai vasodilator, misalnya pada penyakit jantung koroner (Silalahi, 2005).
Penelitian yang dilakukan oleh EFSA, pada sukarelawan yang sehat, setelah 3 jam mengkonsumsi 500 ml jus bit yang mengandung nitrat 2,9 g/L, dapat mengurangi tekanan darah (-10 mmHg) dan efek ini mempunyai korelasi dengan kenaikan kadar nitrit dalam plasma (Anonim,2010). Dosis terapi oral natrium nitrit berkisar 0,03-0,12 gram sebagai vasodilator (Silalahi, 2005). Sistem penghantaran sistemik nitrit pada dosis kecil dapat melindungi jalannya aliran darah ke beberapa organ seperti hati, otak, ginjal. Efek lain dari nitrat dan nitrit adalah sebagai antiinflamasi (Lundberg, 2009).
Efek Negatif
Mengkonsumsi natrium nitrit oral yang berlebihan akan berakibat fatal, dosis letal natrium nitrit 2-9 g sedangkan mengkonsumsi amonium nitrat secara oral dengan dosis 10 g tidak menunjukkan gejala yang besar (Walters, 1996). Efek toksis nitrit adalah methaemoglobinemia, yakni kondisi darah yang tidak mampu mengangkut oksigen, terutama pada bayi.
Methaemoglobin adalah hemoglobin yang didalamnya ion ferro telah diubah menjadi ferri sehingga kemampuannya untuk mengangkut oksigen telah berkurang dan menyebabkan warna darah menjadi coklat. Methaemoglobin dapat terjadi jika hemoglobin terpapar terhadap oksidator, termasuk nitrit. Sebenarnya, darah manusia darah manusia secara normal mengandung methaemoglobin pada konsentrasi tidak melebihi 2%.Tetapi, jika kadarnya meningkat menjadi 20% dapat menyebabkan gangguan pada pengangkutan oksigen yang nyata, namun masih dapat ditoleransi. Darah yang mengandung methaemoglobin yang tinggi disebut methaemoglobinemia, terjadi gejala kulit biru (sianosis), sesak napas, mual dan muntah, serta shock. Kematian dapat terjadi jika kadar methaemoglobin mencapai 70% (Silalahi, 2005).
Nitrat yang berada dalam rongga mulut dapat direduksi menjadi nitrit oleh mikroba rongga mulut dan kemudian tertelan. Sebanyak 25% dari asupan nitrat dikeluarkan melalui kelenjar ludah. Sekitar 20% dari nitrat dalam kelenjar ludah direduksi menjadi nitrit, dengan demikian sekitar 5% dari seluruh asupan nitrat akan direduksi menjadi nitrit dalam ludah dan
tertelan kembali. Sintesa nitrit dan nitrat juga terjadi didalam jaringan tubuh mamalia oleh bakteri heterotrop. Jika pH lambung meningkat, bakteri akan berkembang yang kemudian dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit. Pada kondisi tertentu, nitrit bereaksi dengan senyawa aina, khususnya amina sekunder, membentuk senyawa nitroso yang bersifat karsinogenik.
Tingginya kasus kanker hati dan lambung di Jepang serta China diduga karena mereka banyak mengkonsumsi cumi-cumi yang banyak mengandung dimetilamin (Silalahi, 2005). Oleh karena itu, tidak dianjurkan mengkonsumsi sayur bayam yang banyak mengandung nitrat bersama-sama dengan cumi-cumi (Silalahi, 2006).
Fungsi Dan Manfaat Nitrogen Ekologi
Nitrogen sangatlah penting untuk berbagai proses kehidupan di Bumi. Nitrogen adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang nantina dimasukkan kedalam protein, protein adalah zat yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan. Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam nukleat, seperti DNA dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan, banyak dari nitrogen digunakan dalam molekul klorofil, yang penting untuk fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut. Meskipun atmosfer bumi merupakan sumber berlimpah nitrogen, sebagian besar relatif tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pengolahan kimia atau fiksasi alami (melalui proses konversi seperti yang dilakukan bakteri rhizobium), diperlukan untuk mengkonversi gas nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh organisme hidup, oleh karena itu nitrogen menjadi komponen penting dari produksi pangan. Kelimpahan atau kelangkaan dari bentuk “tetap” nitrogen, (juga dikenal sebagai nitrogen reaktif), menentukan berapa banyak makanan yang dapat tumbuh pada sebidang tanah.
Fungsi Dan Manfaat Nitrogen antara lain :
1. Siklus nitrogen yang berlangsung dialam bertujuan untuk mengubah nitrogen dari satu bentuk ke bentuk kimia lain yang melibatkan serangkaian proses kimia yang dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
2. Nitrogen memasuki ekosistem melalui 2 jalur alami yaitu melalui hujan dan debu nitrogen dan melalui fiksasi nitrogen, yang dilakukan oleh mikroba prokariotik dengan kemampuan mengubah N2 menjadi senyawa yang dapat digunakan untuk mensintesis senyawa organik bernitrogen seperti asam amino
3. Secara umum ada 6 bentuk reaksi kimia yang berlangsung pada siklus nitrogen yang berguna untuk mengkonversikan unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif, diantara nya adalah Fiksasi nitrogen, Asimilasi, Amonifikasi, Nitrifikasi Denitrifikasi, dan Oksidasi Amonia Anaerobik.
Contoh Siklus Nirogen
Adapun contoh siklus nitrogen yang diantaranya seperti:
1. Sebuah tanaman membutuhkan nitrogen dari tanah dengan menyerap melalui akar- akarnya. Nitrogen datang dalam bentuk ion nitrogen. Ketika nitrogen diserap oleh tanaman, direduksi menjadi ion nitrit. Selanjutnya menjadi amonium ion yang dapat dimasukkan ke dalam asam amino atau nukleat dan ke klorofil.
2. Ketika tanaman mati atau hewan mati atau ketika sebuah pabrik atau limbah mengeluarkan hewan, nitrogen organik kemudian dilepaskan. Bakteri dapat mengkonversi nitrogen organik ini menjadi amonium. Ini dilakukan melalui proses yang disebut dengan mineralisasi.
3. Nitrogen masuk ke lautan akibat limpasan dari air tanah atau saat hujan. Nitrogen juga dapat masuk ke laut yang melalui presipitasi “hujan”, nitrogen dalam air mengalami fiksasi yang umumnya difasilitasi oleh bakteri yang disebut cynobacteria. Setelah fiksasi, nitrogen dalam bentuk biologis yang tersedia fitoplankton di laut bisa digunakan.
4. Plankton mengeluarkan zat baik urea dan amonia ke dalam air. Fitoplanktorn dan limbah produk dapat tenggelam ke bawah, memasukkan amonia pada kedalaman pada zona euophotic. Amonia dari produk limbah ini kemudian dikeluarkan dari zona eufotik dan bakteri yang hidup di bawah zona eufotik dapat mengkonversi amonia menjadi nitrat. Konversi ini hanya dapat terjadi di bawah zona eufotik dimana tidak ada cahaya karena bakteri yang melakukan konversi tersebut dihambat oleh cahaya. Proses konversi ini disebut dengan ammonification atau mineralisasi.
5. Setelah amonia diubah, nitrifikasi terjadi dan amonia menjadi nitrit dan nitrat, pencampuran partikal dan upwelling dapat membawa nitrat ke atas dan kemudian dapat digunakan oleh photoplankton untuk melanjutkan siklus.
C. SIKLUS FOSFOR
Siklus fosfor dinilai sebagai daur senyawa sederhadan daripada lainya, karena tidak melalui atomser. Fosfor mampu ditemukan dari batuan, tanah, tanaman dan bahan organik.
Daur fosfor adalah siklus yang melibatkan sumber fosfor, proses pada fosfor, sampai menghasilkan fosfor yang bisa digunakan kembali oleh makhluk hidup. Contoh hasil dari proses sederhana tersebut; pelapukan batuan dan fiksasi mineral.
Fosfor di alam bebas ada dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada hewan dan tumbuhan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik berasal dari organisme yang mati dan diuraikan oleh pengurai (decomposer) menjadi fosfat anorganik. Hasil senyawa fosfat anorganik tersebut akan diserap oleh akar tumbuhan. Siklus fosfor berulang lagi terus menerus.
Tahapan Proses Siklus Fosfor
Siklus fosfor adalah proses perputaran Fosfor di alam yang berjalan lambat dengan melibatkan lima tahapan. Fosfor adalah unsur yang dapat ditemukan dalam beberapa bentuk senyawa dalam air, tanah dan sedimen. Fosfor merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dan juga hewan. Fosfor memiliki peran penting dalam perkembangan sel dan merupakan komponen kunci dari molekul yang menyimpan energi seperti Adenosine Triphosphate (ATP), Deoxyribonucleic Acid (DNA) dan lipid. Berikut ini artikel pembahasan siklus fosfor yang akan dijelaskan secara lengkap :
1. Pelapukan Batuan – Karena sumber utama fosfor ditemukan dalam batuan, langkah pertama dari siklus fosfor melibatkan ekstraksi fosfor dari pelapukan oleh bebatuan.
Peristiwa cuaca, seperti hujan dan erosi, mengakibatkan sebagian fosfor berpindah dan bercampur ke dalam tanah. Batuan ketika bersentuhan dengan air hujan, akan melepaskan ion fosfat dan mineral lainnya dari waktu ke waktu.
2. Penyerapan oleh Tanaman dan Hewan – Setelah fosfat berada di tanah, kemudian tahap selanjutnya tanaman, jamur, dan mikroorganisme disekitar mampu menyerap fosfor kedalam tumbuh. Tanaman ini nantinya juga memungkinkan untuk dikonsumsi oleh hewan herbivora. Beberapa hewan herbivora kemungkinan mati dimakan oleh hewan Karnivora.
3. Kembali ke Lingkungan melalui Dekomposisi yang dilakukan oleh Dekomposer – Fosfat kemudian masuk ke dalam molekul organik seperti DNA, dan ketika tumbuhan atau hewan mati kemudian membusuk, maka fosfat organik akan dikembalikan ke tanah melalui dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba.
4. Bakteri di dalam tanah kemudian memecah bahan organik menjadi bentuk-bentuk fosfat yang dapat diserap oleh tanaman. Ini juga merupakan proses yang disebut mineralisasi.
5. Fosfor dalam tanah dapat berakhir di saluran air dan lautan, dan dapat masuk ke dalam sedimen dari waktu ke waktu.
Manfaat Fosfor
Fosfor merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Sehingga wajar jika banyak manfaat senyawa ini yang belum anda ketahui. Di bawah ini manfaat dari fosfor :
1. Fosfor baik untuk kerja proses dalam tubuh, seperti metabolisme karbohidrat, lemak, dan asam nukleat.
2. Fosfor komponen penting dalam pembuatan pupuk, dan digunakan secara luas sebagai bahan peledak, kembang api, odol, deterjen, korek api, dan pestisida.
3. Secara biologis, fosfat berpengaruh pada komponen nukleotida dan asama nukleat pembentuk DNA dan RNA tubuh.
4. Fosfor juga bermanfaat sebagai agen penyangga tubuh dalam menjaga homeostasis asam basa tubuh.
5. Fosfor baik untuk reaksi metabolisme pelepasan energi dari tubuh makhluk hidup.
6. Kode informasi gen makhluk hidup juga dipengaruhi oleh unsur fosfor.
7. Fosfor mampu menjadi agen pembersih, pelunak air, dan menjaga korosi pipa-pipa.
8. Fosfor berguna sebagai bahan penting untuk sel-sel protoplasma dan jaringan tulang dan saraf.
Efek Samping Fosfor
Senyawa fosfor selain memiliki beragam manfaat juga berpotensi memiliki efek samping yang merugikan. Penjelasan tentang kerugian fosfor sebagai berikut :
1. Penyalahgunaan fosfor bisa membuat bom dengan efek yang mengerikan. Gas fosfor mampu menempel di usus, paru-paru, dan kulit korban pengeboman selama bertahun- tahun. Gas tersebut terus membakar lalu menghanguskan dan menyebabkan nyeri berkepanjangan. Korban bom ini berkemungkinan besar tetap mengeluarkan gas fosfor sampai meninggal.
2. Fosfat bisa berakibat pada pencemaran air yang masuk ke sungai secara berlebihan 3. Fosfat juga mampu menyebabkan eutrofikasi perairan laut segar dan pantai.