• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekosistem Terumbu Karang

N/A
N/A
Thao Vu

Academic year: 2023

Membagikan "Ekosistem Terumbu Karang"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Terumbu Karang

Struktur dan Tipe Terumbu Karang

Terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.

Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap individu karang yang disebut polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit. Tiap mangkuk koralit mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun yang tumbuh keluar dari dasar koralit, dimana septa ini merupakan dasar penetuan species karang. Tiap polip adalah hewan berkulit ganda, dimana kulit luar yang dinamakan epidermis dipisahkan oleh lapisan jaringan mati (mesoglea) dari kulit dalamnya yang disebut gastrodermis.

(3)

D. Coral Reef

Di gastrodermis terdapat tumbuhan renik bersel tunggal yang dinamakan zooxantellae yang hidup bersimbiosis dengan

polip. Zooxantellae dapat menghasilkan bahan

organik melalui proses fotosintesis, yang

kemudian disekresikan sebagian ke dalam usus polip sebagai pangan.

(4)
(5)
(6)

Tipe Terumbu Karang

Terumbu karang tepi (fringing reef)

Terumbu karang penghalang (barrier reef)

Terumbu karang cincin atau atol.

(7)

diawali ketika gunung vulkanik muncul sebagai suatu pulau di permukaan laut

ketika aktivitas gunung vulkanik berakhir, pulau mulai tererosi

karang tepi mulai mengkolonisasi garis pantai

karang penghalang berkembang

seperti saluran yang memisahkan dari pulau

laguna yang luas membentuk bagian dalam karang

pulau tenggelam dan terbentuk atol

Evolusi Geologis Pembentukan

Terumbu Karang

(8)

• Suhu air > 18

o

C, tapi bagi

perkembangan optimal diperlukan suhu rata-rata tahunan berkisar antara 23 - 25

o

C, dengan suhu maksimal yang

masih dapat ditolerir berkisar antara 36 - 40

o

C.

• Kedalaman perairan < 50 m, dengan kedalaman bagi perkembangan optimal pada 25 m atau kurang.

• Salinitas air yang konstan berkisar antara 30 - 36

o

/

oo

.

• Perairan yang cerah, bergelombang besar dan bebas dari sedimen.

Faktor-faktor Pembatas

Perkembangan Terumbu Karang

(9)

Komposisi Biota Terumbu Karang

Beraneka ragam avertebrata (hewan tak bertulang belakang) : terutama karang batu (stony coral), juga berbagai krustasea, siput dan kerang-kerangan,

ekinodermata (bulu babi,

anemon laut, teripang, bintang laut dan leli laut).

Beraneka ragam ikan : 50-70%

ikan karnivora oportunistik, 15%

ikan herbivora dan sisanya omnivora.

Reptil : umumnya ular laut dan penyu laut.

Ganggang dan rumput laut:

algae koralin, algae hijau

berkapur dan lamun.

(10)

Peran terumbu karang

pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang berasal dari laut.

sebagai habitat, tempat mencari makanan, tempat asuhan dan pembesaran, tempat pemijahan bagi berbagai biota yang hidup di terumbu karang atau sekitarnya.

Pemanfaatan

Sebagai tempat penangkapan berbagai jenis biota laut

konsumsi, dan berbagai jenis ikan hias.

Bahan konstruksi bangunan dan pembuatan kapur.

Bahan baku farmasi

Sebagai objek wisata bahari (selam)

(11)
(12)

1. Akar permasalahan kerusakan ekosistem terumbu karang

• Masyarakat tidak mengetahui arti dan nilai penting dari ekosistem terumbu karang

• Masyarakat tidak memiliki alternatif lain untuk memenuhi kebutuhannya

• Keserakahan untuk mendapatkan hasil bayak dan cepat

Permasalahan dan Pengelolaan

Terumbu Karang

(13)

2. Mekanisme Kerusakan a. Akibat Aktivitas Manusia

• Penambangan Karang

• Pengeboman dan Sianida

• Pencemaran dan Sedimentasi

• Pembangunan Pantai

• Pembangunan di Darat

• Permintaan Meningkat b. Akibat Alamiah

• Crown of thorn

• Pemanasan Global

(14)

3. Strategi Rehbilitasi Ekosistem Terumbu Karang Pengembangan teknologi pengelolaan terumbu karang

• Pengembangan terumbu buatan

• Pengembangan teknologi budidaya laut

• Transplantasi karang

• Pengembangan pengelolaan terumbu karang

berbasis masyarakat (Daerah Perlindungan Laut

Berbasis Masyarakat)

(15)

Pengembangan Mata Pencarian Alternatif

• Keseimbangan antara Supply dan

Demand (ada pasar yang menampung)

• Mudah diadopsi oleh masyarakat

• Resiko kegagalan keci, waktu yang cepat dan modal terjangkau

• Tetap memperhatikan aspek pelestarian lingkungan (daya dukung, karakteristik, dsb)

• Harus dapat berjalan secara

berkelanjutan

(16)

Terumbu buatan adalah struktur atau kerangka yang sengaja dipasangkan ke dalam laut yang ditujukan sebagai tempat

berlindung dan habitat bagi organisme laut atau sebagai pelindung pantai

Terumbu buatan pada dasarnya adalah habitat baru dalam ruang laut dan penyediaan lapisan substart bagi kawasan makan ikan,

krustacea dan moluska

(17)

• Menarik dan mengumpulkan organisme sehingga lebih mudah dan efisien upaya penangkapannya

• Melindungi organisme kecil, anakan ikan dan ikan mudah terdapat pemanenan dan

penagkapan yang lebih dini

• Melindungi kawasan asuhan terhadap car-cara pemanfaatan dan pengakapan yang bersifat merusak

• Dalam jangka panjang, meningkatkan

produktivitas alami melalui cara suplai habitat

baru bagi ikan dan organisme yang menempel

permanen

(18)

Mekanisme Perbanyakan Terumbu Karang :

1. Generatif (secara sexual) 2. Vegetatif dengan cara stek;

Metode stek karang :

Biorock

Fragmen disisipkan di batu/substrat keras

Fragmen ditebar pada perairan yang

cocok.

(19)
(20)
(21)

Pembuatan stek karang

(22)

Bakalan stek karang kemudian diletakan pada substrat

(23)

Letak stek karang pada dasar perairan

(24)

Pertumbuhan stek pada terumbu karang buatan

(25)

Panen stek karang dari terumbu buatan (dijual untuk aquarium)

(26)

Susunan balok beton sebagai substrat terumbu karang buatan (tipe 1)

(27)

Susunan bangunan beton

sebagai substrat terumbu karang buatan (tipe 2)

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Adanya habitat penyusun ekosistem terumbu karang di daerah I (Utara Fulau Batam) lebih rendah nilai penutupan karang batunya jika dibandingkan dengan daerah I1 (Selatan

Hubungan antara kegiatan manusia baik di darat maupun di pesisir dan laut selama ini sangat erat kaitannya dengan kerusakan ekosistem Terumbu karang dan kerusakan terumbu

Hubungan antara kegiatan manusia baik di darat maupun di pesisir dan laut selama ini sangat erat kaitannya dengan kerusakan ekosistem terumbu karang dan kerusakan terumbu

Ekosistem Terumbu Karang dengan Metode Terumbu Buatan ( Artificial Reefs ) di Perairan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta adalah karya saya

Hubungan antara kegiatan manusia baik di darat maupun di pesisir dan laut selama ini sangat erat kaitannya dengan kerusakan ekosistem terumbu karang dan kerusakan terumbu

Cakupan area dalam monitoring kesehatan terumbu karang ini adalah semua perairan di dalam TNP Laut Sawu. Monitoring dilakukan pada terumbu karang yang mewakili semua tipe habitat

Terumbu karang adalah suatu ekosistem laut tropis yang dibentuk terutama oleh hewan karang (corals) penghasil kapur, khususnya jenis- jenis karang batu dan alga berkapur,

Tipe habitat terumbu karang yang cukup banyak di Pulau Kaledupa memberikan peluang yang besar bagi tumbuhnya berbagai jenis organisme sehingga tergolong biodiversitas terumbu