Judul Skripsi: Mengeksplorasi Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Makassar. 2020. Mengeksplorasi Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemecahan masalah matematis ditinjau dari gaya kognitif siswa kelas XI SMA Negeri 4 Makassar.
Tesis ini berjudul “Mengeksplorasi Pemecahan Masalah Matematis dalam Perspektif Gaya Kognitif Kelas
PENDAHULUAN
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Batasan Istilah
Sedangkan siswa dengan gaya kognitif field-dependent lebih unggul dalam penampilan artistik dibandingkan siswa dengan gaya kognitif field-dependent. Cara Menyelesaikan Masalah Matematika Siswa Gaya Kognitif Kelas XI Bidang Mandiri (GKFI) di SMA Negeri 4 Makassar. Temukan cara siswa menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan Gaya Kognitif Field Independent (GKFI) kelas XI di SMA Negeri 4 Makassar.
Temukan cara siswa menyelesaikan masalah matematika dengan Gaya Kognitif Field Dependent (GKFD) kelas XI di SMA Negeri 4 Makassar.
KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI
Masalah Matematika
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa suatu permasalahan dapat disebut permasalahan apabila permasalahan tersebut mengandung unsur-unsur yang tidak dapat diselesaikan dengan prosedur rutin. Suatu permasalahan disebut masalah apabila seseorang tidak mengetahui secara langsung cara apa yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya. Suatu permasalahan disebut enigma apabila seseorang langsung mengabaikannya atau menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan matematika harus memenuhi syarat yaitu (1) menantang untuk dipecahkan dan dapat diselesaikan. 2) tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan menggunakan prosedur rutin yang dikuasai siswa, dan (3) melibatkan ide-ide matematika.
Pemecahan Masalah Matematika
Berdasarkan pengertian yang disampaikan Sumarmo terlihat bahwa dalam penyelesaian masalah matematika terdapat kegiatan untuk mengembangkan kemampuan matematika siswa. Sedangkan Polya dalam Syahrial (2014:23) mengartikan pemecahan masalah sebagai upaya mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak dapat segera dicapai. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah suatu kegiatan untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang ingin dicapai, namun belum ditemukan cara penyelesaiannya.
Mengembangkan rencana pemecahan masalah dapat melibatkan pembuatan submasalah, menghubungkan informasi yang diberikan dengan informasi yang tidak diketahui, dan mengidentifikasi pola masalah.
Eksplorasi Pemecahan Masalah Matematika
Gaya Kognitif
Gaya kognitif mengacu pada cara orang memperoleh informasi dan menggunakan strategi untuk merespons suatu tugas. Berdasarkan uraian di atas, berarti gaya kognitif merupakan suatu kesatuan yang mencakup aktivitas persepsi dan intelektual dengan dua kutub. Witkin dalam Elkind & Weiner (1978) mengatakan bahwa orang dengan gaya kognitif field-independent cenderung mengandalkan keadaan di dalam dirinya ketika merespons suatu tugas.
Masing-masing gaya kognitif mengandung kelebihan dan kekurangan Witkin dalam Thomas (1990) mengatakan bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif field-dependent lebih kuat dalam mengingat informasi sosial seperti percakapan atau interaksi antar individu.
Kerangka Pikir
Berdasarkan pertanyaan dan pembahasan di atas, subjek yang memiliki gaya penyelesaian masalah kognitif field-independent berusaha memahami pertanyaan dengan memperhatikan angka dan pertanyaan, dan segera menuliskan apa yang mereka pahami berdasarkan apa yang mereka bayangkan. Pembelajar gaya kognitif field-independent ditandai dengan sifat lebih analitis, mempunyai ketelitian dalam memisahkan rangsangan dari konteks sehingga persepsi atau penafsirannya tidak mudah terpengaruh walaupun terjadi perubahan konteks, ulet, kompetitif, individualistis, mempunyai motivasi intrinsik, mampu berorganisasi dan melakukan restrukturisasi kognitif. Sedangkan pembelajar gaya kognitif field-dependent dicirikan oleh pemikiran global, peka terhadap lingkungan, mudah dipengaruhi oleh konteks lingkungan umum, termotivasi secara ekstrinsik, kurang terstruktur dan kurang otonom.
Dengan kata lain, individu dengan gaya kognitif field-dependent seringkali mengalami kesulitan dalam membedakan rangsangan dengan konteks di mana rangsangan itu ditempatkan, sehingga persepsinya mudah dipengaruhi oleh manipulasi konteks sekitarnya.
Lokasi Penelitian
Subjek Penelitian
Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian
Setelah menerima hasil penelitian, dilanjutkan dengan penulisan laporan penelitian yang rencananya terdiri dari 5 bab, yang secara umum terdapat pada setiap bab, yaitu BAB I Pendahuluan, BAB II Tinjauan Pustaka, BAB III Metode Penelitian, BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan BAB V Kesimpulan. Waktu yang diberikan untuk menjawab kelompok pertama adalah 5 menit dan untuk kelompok kedua dan ketiga masing-masing 9 menit. Tugas responden dalam tes ini adalah menyorot gambar-gambar sederhana yang terdapat pada gambar-gambar kompleks untuk setiap pertanyaan.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengajukan pertanyaan kepada peneliti guna mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data 1. Analisis hasil GEFT
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Menggunakan 2 jenis tes yaitu tes GEFT untuk mengetahui kategori gaya kognitif yang dimiliki siswa dengan gaya kognitif independen dan domain dependen dan tes pemecahan masalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Untuk menganalisis data penelitian, kutipan tanggapan subjek diberi kode yang dijadikan acuan oleh kode kutipan tanggapan subjek dalam transkrip wawancara. Kode ekstrak jawaban mata pelajaran terdiri dari 20 (dua puluh) huruf dan angka diawali dengan “SFI1M”, “SFI2M”, “SFD3M” dan “SFD4M” yang menandakan mata pelajaran bidang soal mandiri 1 (SFI1M), bidang soal mandiri 2 .masalah (SFI2M ), masalah tergantung bidang 3 (SFD3M) dan masalah tergantung bidang 4 (SFD4M).
Digit keenam menunjukkan urutan soal, dan dua (dua) digit terakhir menunjukkan urutan jawaban setiap tugas.
Hasil Gaya Kognitif Siswa
- Paparan Data Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek S1 Bergaya Kognitif Field Independent dalam Menyelesaikan M1 dan M2
- Paparan Tes Tertulis
- Paparan Kutipan Wawancara
- Papapran Kutipan Wawancara
- Paparan Data Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek S2 Bergaya Kognitif Field Independent dalam Menyelesaikan M1 dan M2
- Paparan Data Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek S3 Bergaya Kognitif Field Independent dalam Menyelesaikan M1 dan M2
- Paparan Data Kemampuan Pemecahan Masalah Subjek S4 Bergaya Kognitif Field Independent dalam Menyelesaikan M1 dan M2
Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil petikan wawancara di atas menunjukkan bahwa pada tahap memahami masalah, subjek SFI1 mampu menuliskan informasi yang diketahuinya dan ditanyakan pada M2. Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil ekstrak wawancara pada tahap pemecahan masalah, subjek SFI1 mampu melaksanakan setiap langkah yang direncanakan untuk menyelesaikan M1 dan M2. Selanjutnya guna menjelaskan lebih lanjut hasil presentasi tes tertulis dan hasil penyajian ekstrak wawancara terkait penyelesaian soal M1 pada tahap.
Penyajian kutipan wawancara pada tahap perencanaan pemecahan masalah terkait penyajian hasil tes tertulis pada M2 adalah sebagai berikut :.
Pembahasan
- Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Subjek 1 (S1) bergaya kognitif Field Independentdalam menyelesaikan M1 dan M2
- Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Subjek 2 (S2) bergaya kognitif Field Independentdalam menyelesaikan M1 dan M2
- Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Subjek 3 (S3) bergaya kognitif Field Dependentdalam menyelesaikan M1 dan M2
- Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Subjek 4 (S4) bergaya kognitif Field Dependentdalam menyelesaikan M1 dan M2
Hasil tes tertulis menunjukkan bahwa dalam pemecahan masalah subjek dapat menerapkan setiap langkah yang direncanakan untuk menyelesaikan M1 dan M2 secara tuntas hingga memperoleh hasil yang benar, begitu pula dalam proses wawancara. Pada hasil tes tertulis, mata pelajaran SFI1 pada M1 dan M2 mampu menarik kesimpulan dengan jelas dan benar dari hasil yang diperoleh. Dari petikan wawancara (SFI1M1-17) dan (SFI1M2-16), subjek SFI1 mampu menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Dikutip dari kutipan wawancara (SFI2M1-13), subjek tidak mengulas hasil yang diperoleh, karena hasil yang diperoleh sudah benar. Namun pada cuplikan wawancara (SFI2M2-12), subjek mampu meninjau kembali hasil yang diperoleh dari fungsi x dan y. Cuplikan wawancara (SFD3M1-17) dan (SFD3M2-19), subjek tidak meninjau kembali hasil yang telah diperoleh karena hasil tersebut sudah diperoleh.
Intisari wawancara (SFD3M1-18) dan (SFD3M2-21), subjek SFD3 dapat menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Cuplikan wawancara (SFD4M1-18) dan (SFD4M1-19), subjek tidak memeriksa kembali hasil yang diperolehnya karena tidak yakin dengan jawabannya dan hanya memeriksa titik probe dari fungsi x dan y yang dimilikinya. Intisari wawancara (SFD4M1-21) dan (SFD4M2-18), subjek SFD4 mampu menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Subjek mampu melaksanakan setiap rencana yang telah ditentukan untuk memecahkan masalah secara terstruktur dengan hasil yang benar. Subjek tidak dapat mengecek hasil yang diperoleh karena tidak terlalu yakin dengan hasilnya.
PENUTUP
Saran
- KUNCI JAWABAN TES PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA
Siswa dengan gaya kognitif yang berbeda akan mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang berbeda pula, sehingga guru disarankan untuk menggunakan alat tes GEFT untuk mengetahui gaya kognitif siswa. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, guru dapat membantu siswa gaya mandiri dengan memberikan soal latihan berbasis masalah yang lebih menantang sehingga dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai bentuk soal. Meningkatkan motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa kelas V SD melalui pembelajaran matematika realistik dengan strategi kolaboratif di Kabupaten Lamongan.”
Siswa diajak mengamati gambar kompleks dan gambar sederhana yang terdapat pada angket. Kuis ini dirancang untuk menguji kemampuan Anda menemukan bentuk sederhana yang tersembunyi dalam gambar kompleks. Bentuk sederhana bernama "X" disembunyikan pada gambar yang lebih kompleks di bawah.
Bentuk ringkas yang dipanggil "Y" tersembunyi dalam imej yang lebih rumit di bawah. Bentuk ringkas yang tersembunyi dalam imej kompleks mempunyai saiz, persamaan dan arah tontonan yang sama seperti bentuk ringkas di halaman belakang. Kenal pasti elemen yang diketahui, dan kesesuaian elemen yang diperlukan untuk penyelesaian masalah.
Penyelidikan Masalah: Mengeksplorasi Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Makassar Materi Wawancara: Proses Penyelesaian Pemecahan Masalah Sistem. Panduan wawancara ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa SMA Negeri 4 Makassar melalui tes pemecahan masalah matematika yang diberikan.
Permasalahan
Tujuan Wawancara
Metode
Pemaparan hasil wawancara dengan subjek SFI1 Soal 1. Peneliti : Coba baca soal nomor 1, kalau sudah paham maksudnya bisa dikerjakan atau siap. Peneliti : Apa yang anda ketahui tentang informasi pada pertanyaan tersebut. mobil dan bus), harga parkir Rp. Subyek SFI1 : Keuntungan atau pendapatan tertinggi adalah Rp 90.000. Peneliti : Apakah anda yakin dengan jawaban yang anda dapatkan.
Pemaparan hasil wawancara subjek SFI2 Tugas 1. Peneliti : Coba baca soal nomor 1, jadi kalau sudah paham maksudnya pasti bisa, siap. Peneliti : Cara menentukan titik koordinat B. Topik SFI2 : Caranya menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Subyek SFI2 : Pendapatan terbesar yang diperoleh sebesar Rp 90.000. Peneliti : Apakah anda yakin dengan jawaban yang anda peroleh?
Pemaparan Hasil Wawancara SFD3 dengan Topik Soal 1. Peneliti : Coba baca soal nomor 1, kalau sudah paham artinya sudah bisa, siap. Topik SFD3: Karena belum diketahui titik A(30.0), titik B(0.15) dan titik C, maka saya menggunakan metode eliminasi dan substitusi untuk menentukan nilai C. Lalu saya tambahkan titik A, B dan C pada fungsi target f(x,y) = 2000x + 5000y Peneliti : Apakah anda yakin dengan koordinat yang anda tentukan. Pemaparan Hasil Wawancara SFD4 dengan Topik Soal 1. Peneliti : Coba baca soal nomor 1, kalau sudah paham maksudnya pasti bisa, siap.
Subyek SFD4 : Ada payung tipe A dan payung tipe B Peneliti : Informasi apa yang kamu ketahui dari soal tersebut?