• Tidak ada hasil yang ditemukan

EMISI GAS RUMAH KACA KOTA SAMARINDA

N/A
N/A
Paradha Wihandy Simarmata

Academic year: 2023

Membagikan "EMISI GAS RUMAH KACA KOTA SAMARINDA"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

PROFIL DAN KARAKTERISTIK KOTA SAMARINDA

Karakteristik Wilayah

Kota Samarinda terjauh dari Kabupaten Kutai Barat (Melak) dan terdekat adalah Kutai Kartanegara (Tenggarong). Luas wilayah menurut kelas kemiringan dan klasifikasi kedalaman tanah di Kota Samarinda disajikan pada Tabel 2.1. Daerah perbukitan merupakan daerah yang paling langka di Kota Samarinda, yaitu hanya seluas 634 ha atau 0,88%.

Rata-rata suhu dan kelembaban udara menurut bulan di Kota Samarinda tahun 2018 disajikan pada Tabel 2.3. Tekanan udara, kecepatan angin dan rata-rata penyinaran matahari menurut bulan di Kota Samarinda disajikan pada Tabel 2.4.

Gambar 2.2. Peta  Batas  Administrasi Kota Samarinda
Gambar 2.2. Peta Batas Administrasi Kota Samarinda

Demografi

Proyeksi Penduduk Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur (ribuan) 2013-2017 Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dalam seminggu terakhir menurut pekerjaan utama, jumlah jam kerja dan jenis kelamin di Kota Samarinda disajikan pada Tabel 2.11 dan 2.12. Banyaknya penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dalam seminggu, menurut pekerjaan utama dan jenis kelamin di Kota Samarinda.

Banyaknya penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dalam seminggu menurut jumlah jam kerja dan jenis kelamin di Kota Samarinda. Banyaknya penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dalam seminggu menurut status pekerjaan utama dan jenis kelamin di Kota Samarinda.

Tabel  2.6.  Jumlah  Penduduk  Menurut  Kelompok  Umur  dan  Jenis  Kelamin di Kota Samarinda
Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Samarinda

Ekonomi

Total intensitas emisi gas rumah kaca netto (ton CO2 e) dalam BRDP (jutaan Rp PPB atas harga berlaku) kota Samarinda periode 2014-2018.

Tabel  2.14.  Produk  Domestik  Regional  Bruto  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Menurut  Lapangan  Usaha  di  Kota  Samarinda  (Juta Rupiah) Tahun 2015-2018
Tabel 2.14. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kota Samarinda (Juta Rupiah) Tahun 2015-2018

PROFIL EMISI GAS RUMAH KACA KOTA SAMARINDA

Tingkat Emisi Periode 2014-2018

Kota Samarinda merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia dan kota terbesar di seluruh pulau Kalimantan dengan luas wilayah 718 km2 dan jumlah penduduk 812.597 jiwa. Hingga saat ini, belum tersedia informasi yang kredibel mengenai tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor terkait di seluruh Kota Samarinda. Berdasarkan perkiraan tingkat emisi bersih GRK, sumber emisi GRK terbesar adalah sektor energi dan transportasi.

Kontribusi emisi GRK per sektor berdasarkan akumulasi emisi netto GRK periode 2014-2018 disajikan pada Gambar 3.1. Sementara itu, tingkat emisi GRK akumulatif selama periode tahun per sektor (dalam ton CO2 e) disajikan pada Tabel 3.1. Kontribusi emisi GRK per jenis GRK berdasarkan akumulatif netto emisi GRK periode 2014-2018 disajikan pada Gambar 3.2.

Penjelasan lebih rinci mengenai penurunan emisi pada setiap sektor penyumbang emisi gas rumah kaca dapat dilihat pada uraian masing-masing sektor pada bab ini. Total emisi gas rumah kaca sebenarnya mengalami penurunan pada periode 2014 hingga 2016, namun meningkat pada periode 2017-2018. Sektor limbah dan peternakan menunjukkan tingkat emisi yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun pada periode 2014-2018.

Secara khusus, perubahan tingkat emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor pertanian menunjukkan tren yang serupa dengan sektor energi dan transportasi serta total emisi gas rumah kaca aktual. Realisasi tingkat emisi gas rumah kaca di Kota Samarinda periode 2014-2018 berdasarkan jenis gas rumah kaca (dalam ton CO2 e) disajikan pada Tabel 3.4. Secara umum, penurunan tingkat emisi GRK aktual diikuti dengan penurunan intensitas emisi GRK selama periode 2014–2018.

Gambar 3. 2. Kontribusi Emisi GRK Per Jenis GRK Berdasarkan Emisi  GRK Bersih Akumulatif Periode Tahun 2014-2018
Gambar 3. 2. Kontribusi Emisi GRK Per Jenis GRK Berdasarkan Emisi GRK Bersih Akumulatif Periode Tahun 2014-2018

Sumber Emisi GRK Kota Samarinda

ANALISIS BASELINE EMISI GRK KOTA SAMARINDA

Ruang Lingkup Baseline Emisi GRK

BAU (business as Usual) merupakan angka perkiraan tingkat emisi gas rumah kaca dalam satu atau dua periode mendatang berdasarkan tren saat ini. Perkiraan jumlah emisi pada periode mendatang didasarkan pada tren pada periode tahun acuan (tahun dasar). Perkiraan jumlah emisi pada periode mendatang didasarkan pada tren pada periode tahun acuan (base year) serta mempertimbangkan rencana dan kebijakan pembangunan di masa depan (Bappenas RI, 2014).

Proyeksi BAU merupakan perkiraan emisi GRK di masa depan (dalam hal ini dengan skenario laju pembangunan saat ini, tanpa intervensi kebijakan yang khusus ditujukan pada tindakan mitigasi, atau kebijakan pembangunan yang menyebabkan peningkatan emisi secara signifikan (Bappenas RI, 2014). Penting Dalam tahap penyusunan baseline emisi, terdapat kesepakatan untuk menggunakan tahun dasar sebagai acuan proyeksi periode berikutnya. Berdasarkan dokumen Nationally Ditented Contribution (NDC) Indonesia dan kesepakatan bersama, tahun dasar untuk periode 2000-2010 adalah diartikan sebagai acuan terhadap data historis di masa lalu.

Tahun dasar ini diharapkan dapat memberikan acuan yang adil bagi semua pihak dan mencapai hasil penurunan emisi yang efektif di wilayah Kalimantan Timur. Jangka waktu yang digunakan dalam proyeksi adalah tahun 2010 sebagai tahun awal (sesuai dengan tahun awal berbagai inisiatif yang dilaksanakan Kalimantan Timur) dan tahun 2030 sebagai tahun penutup (sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan mengenai pelaksanaan RAD -GRK dan sekaligus periode target pengurangan emisi). Skenario dasar BAU dari proyeksi emisi dalam dokumen ini dimulai pada tahun 2010 sesuai dengan (NDC RI., 2016).

Metode perhitungan emisi dalam dokumen ini mengikuti ketentuan Intergovermental Panel on Climate Change Guidelines (IPCC Guidelines) tahun 2006 mengenai metode perhitungan gas rumah kaca (GRK) (Angelsen et al., 2011). Penulis menggunakan data aktivitas dan faktor emisi nasional yang sudah tersedia atau nilai standar IPCC. Nilai GWP pada Second Assessment Report (SAR) yang digunakan dalam perhitungan inventarisasi gas rumah kaca disajikan pada Tabel 4.1.

Hasil Perhitungan Baseline Emisi GRK

Sementara itu, baseline emisi GRK kumulatif BAU subsektor industri di Kota Samarinda periode 2010-2030 disajikan pada Gambar 4.2. Kumulatif BAU baseline emisi GRK subsektor rumah tangga di Kota Samarinda periode 2010-2030 disajikan pada Gambar 4.4. Kumulatif baseline emisi GRK GRK subsektor umum dan lainnya di Kota Samarinda periode 2010-2030 disajikan pada Gambar 4.6.

Baseline emisi GRK BAU kumulatif subsektor pengelolaan lahan di Kota Samarinda periode 2010-2030 ditunjukkan pada Gambar 4.13. Baseline emisi GRK BAU kumulatif subsektor pengelolaan lahan di Kota Samarinda periode 2010-2030 ditunjukkan pada Gambar 4.14. Baseline Kumulatif Total Emisi Gas Rumah Kaca BAU pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Tata Guna Lahan Lainnya di Kota Samarinda Periode 2010-2030.

Tabel  4.3.  Rekapitulasi  BAU  Baseline,  Target,  dan  Penurunan  Emisi  GRK Sub Sektor Pembangkit Listrik
Tabel 4.3. Rekapitulasi BAU Baseline, Target, dan Penurunan Emisi GRK Sub Sektor Pembangkit Listrik

TANTANGAN DAN PELUANG MITIGASI GRK

Aksi Mitigasi GRK

Sedangkan proyeksi dan target emisi BAU sektor energi dan transportasi di Kota Samarinda disajikan pada Gambar 5.2. Energi Meningkatkan penggunaan energi terbarukan seperti biodiesel, biodiesel, dll. sebagai sumber energi pada pembangkit listrik. Proyeksi emisi BAU dan target sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya di Kota Samarinda untuk tahun 2010–2030 ditunjukkan pada Gambar 5.4.

Proyeksi emisi BAU dan target sektor sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya di Kota Samarinda tahun 2010–2030. 90 Secara keseluruhan, aksi mitigasi ini akan mampu menurunkan tingkat emisi GRK di Kota Samarinda sebesar 30% dibandingkan dengan tingkat emisi GRK pada baseline. Rekap hasil perhitungan baseline BAU dan target penurunan emisi GRK di Kota Samarinda disajikan pada Tabel 5.5.

4 Meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan seperti biodiesel, biodiesel, bioetanol dll sebagai sumber bahan bakar minyak (BBM) untuk armada baik kendaraan umum maupun pribadi. 12 Meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan antara lain biodiesel, biodiesel, bioetanol, dan lain-lain, sebagai sumber bahan bakar minyak (BBM) untuk kegiatan komersial (bisnis). Rencana Aksi Penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) Samarinda dan Target Penurunan Gas Rumah Kaca (GRK).

Rencana Aksi Mitigasi dan Target Penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) Kota Samarinda sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi Kalimantan Timur. 7 Meningkatkan penggunaan energi terbarukan, antara lain biodiesel, biodiesel, bioetanol, dan lain-lain, sebagai sumber bahan bakar (BBM) untuk kegiatan komersial (bisnis). 108 Berbagai kebijakan penting harus diambil dalam upaya mendukung pelaksanaan aksi mitigasi perubahan iklim di kota Samarinda.

Gambar 5.1.  Proyeksi Emisi BAU dan Target Total di Kota Samarinda  Tahun 2010– 2030
Gambar 5.1. Proyeksi Emisi BAU dan Target Total di Kota Samarinda Tahun 2010– 2030

Tantangan Pelaksanaan Aksi Mitigasi GRK

Tindakan mitigasi dengan prioritas menengah adalah potensi mitigasi yang nilainya mencapai 8% dari total potensi mitigasi. Menciptakan manfaat lain dari pembangunan berkelanjutan Secara umum, tujuan utama tindakan mitigasi adalah mengurangi emisi gas rumah kaca. Langkah-langkah mitigasi prioritas mendukung pembangunan ekonomi lokal yang inklusif melalui peningkatan BRDP, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan peluang usaha kecil dan menengah masyarakat (usaha untuk rakyat).

Langkah-langkah mitigasi prioritas berkontribusi terhadap kualitas ekosistem lokal, seperti sistem hidrologi dan kualitas sumber daya air lokal, konservasi tanah, keanekaragaman hayati dan kemurnian udara. Langkah-langkah mitigasi prioritas berkontribusi terhadap kualitas kesehatan masyarakat di perkotaan dengan meningkatkan kualitas lingkungan fisik (air, udara dan kebisingan). Kapasitas dan Kepentingan Penanggung Jawab Mitigasi Prioritas upaya mitigasi mempunyai potensi untuk dilaksanakan dengan baik.

Prioritas aksi mitigasi yang berbeda-beda dirumuskan berdasarkan sumber utama emisi GRK, yaitu kegiatan ekonomi yang terkait dengan sektor Transportasi Energi dan Pengelolaan Limbah. Kebijakan Pendukung Tindakan Mitigasi Peningkatan Pemanfaatan Energi Terbarukan Sebagai Sumber Energi Kebijakan Pendukung Penanggung Jawab Peraturan Menteri. Kebijakan yang mendukung tindakan mitigasi penggunaan perangkat elektronik dan penerangan di rumah tangga dan fasilitas umum.

Kebijakan yang mendukung langkah mitigasi penggunaan perangkat elektronik dan penerangan pada rumah tangga dan fasilitas umum yang ramah lingkungan dan konsumsi energi rendah. Kebijakan yang mendukung upaya mitigasi penggunaan perangkat elektronik ramah lingkungan dan penerangan hemat energi disajikan pada Tabel 5.14. Kebijakan yang mendukung langkah mitigasi penggunaan perangkat elektronik dan penerangan yang ramah lingkungan dan konsumsi energi yang rendah.

Tabel 5.11. Jadwal Pelaksanaan Penggunaan Biodiesel
Tabel 5.11. Jadwal Pelaksanaan Penggunaan Biodiesel

Peluang Mitigasi GRK Kota Samarinda

Instruksi Walikota Samarinda Nomor 22 Oktober 2019 tentang Kewajiban Peran Serta Pegawai Negeri Sipil Dalam Rangka Penghijauan Kota Samarinda. Jilid 3, Metodologi penghitungan laju emisi dan penyerapan gas rumah kaca: Pertanian, Kehutanan dan Tata Guna Lahan Lainnya. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 19 Tahun 2002 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Samarinda Tingkat II Nomor. Peraturan Walikota Samarinda Nomor 35 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Kota Samarinda dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Rumah Tangga Sejenisnya (JAKSTRADA). Baseline: emisi gas rumah kaca yang akan terjadi tanpa intervensi kebijakan atau kegiatan proyek.

BAU (Business As Usual): angka perkiraan tingkat emisi gas rumah kaca dalam satu atau dua periode mendatang berdasarkan tren saat ini. CO2 e (Setara Karbon Dioksida): pengukuran universal yang digunakan untuk menghasilkan potensi pemanasan global dari masing-masing enam gas rumah kaca, karbon dioksida - gas alami yang merupakan produk sampingan dari pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa, perubahan penggunaan lahan dan proses industri lainnya, merupakan gas acuan untuk mengukur gas lainnya. Efek Gas Rumah Kaca: pemanasan yang terjadi akibat fenomena terperangkapnya panas sinar matahari oleh gas-gas di atmosfer sehingga mengakibatkan meningkatnya suhu di permukaan bumi.

Emisi : proses pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer, melalui penguraian bahan organik oleh mikroba menghasilkan gas CO2 atau CH2, proses pembakaran bahan organik menghasilkan gas CO2 dan proses nitrifikasi dan denitrifikasi menghasilkan gas N2O. Gas rumah kaca – GRK (Green House Gas): gas-gas di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Konsentrasi gas-gas tersebut di atmosfer dapat menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi yang dikenal dengan efek gas rumah kaca.

Gambar

Tabel 2.3. Suhu dan Kelembapan Udara Rata-rata Menurut Bulan di                      Kota Samarinda
Tabel  2.6.  Jumlah  Penduduk  Menurut  Kelompok  Umur  dan  Jenis  Kelamin di Kota Samarinda
Gambar  2.8.  Grafik  Distribusi  Kepadatan  dan  Persentase  Penduduk  Menurut Kecamatan di Kota Samarinda
Tabel  2.14.  Produk  Domestik  Regional  Bruto  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Menurut  Lapangan  Usaha  di  Kota  Samarinda  (Juta Rupiah) Tahun 2015-2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;.. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2OlL tentang

 Pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK).  Cakupan Bidang,

Opsi mitigasi emisi gas rumah kaca dari lahan pertanian meliputi pengelolaan air, penggunaan benih dengan emisi gas rendah, penggunaan inhibitor methanogenesis dan

Opsi mitigasi tersebut diantaranya adalah: (1) penurunan emisi CH 4 dari lahan sawah; (2) mitigasi emisi N 2 O melalui pemupukan berimbang pada tanaman padi; (3)

Hasil kajian pengelolaan air untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air serta mitigasi GRK menunjukkan: (1) Pada ekosistem padi sawah secara ekologis menstimulir produksi GRK CO 2

Studi ini bertujuan untuk menentukan laju timbulan dan komposisi sampah rumah tangga, mengestimasi emisi GRK dengan pendekatan IPCC, serta menentukan rekomendasi

• Data Aktivitas sumber Emisi GRK dilaporkan oleh sektor industri secara elektronik melalui portal http://grkindustri.kemenperin.go.id • Ketentuan mengenai tata cara pelaporan Data

Kata kunci: Kota Kediri, CO2, Rumah Tangga, Industri, Transportasi PENDAHULUAN Dari emisi Gas Rumah Kaca yang ada, 76,7% adalah CO2, yang meliputi bahan bakar fosil, deforestasi dan