PROGRAM D-IV PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
STUDI KASUS PENOLAKAN EKSPOR DAN IMPOR BARANG PERTANIAN DI INDONESIA
Oleh:
Encep 02.01.22.585
PPB 3A Dosen Pengampu:
Dr. Aminudin, S.TP., M.Si.
Dr. Erniati, S.TP., M.Si.
Mochammad Irfan Soleh, S.Si., M.P.
Penolakan ekspor dan impor barang pertanian di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa studi kasus yang menggambarkan penyebab penolakan tersebut serta solusi yang dapat diambil:
1. Penolakan Ekspor Pala Indonesia
Pada tahun 2019, produk kelapa sawit Indonesia mengalami penolakan dari Uni Eropa. Uni Eropa menyatakan bahwa produk kelapa sawit Indonesia tidak ramah lingkungan dan membahayakan keberlanjutan hutan tropis.
Penyebab:
Standar Mutu dan Keamanan Pangan: Produk ekspor Indonesia kerap ditolak karena tidak memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang ditetapkan oleh negara tujuan. Misalnya, adanya kandungan residu pestisida yang melebihi batas aman atau kontaminasi oleh mikroba berbahaya.
Solusi:
a. Peningkatan Standar Mutu: Pemerintah dan pelaku usaha perlu memastikan bahwa produk pertanian yang diekspor memenuhi standar mutu dan keamanan pangan internasional. Ini dapat dicapai melalui penerapan praktik pertanian
yang baik (Good Agricultural Practices) dan sistem manajemen mutu yang ketat.
b. Sertifikasi dan Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada petani dan produsen mengenai standar internasional serta pentingnya sertifikasi untuk memastikan produk memenuhi persyaratan pasar global.
2. Penolakan Impor Manggis oleh Cina
Pada tahun 2013, Cina menolak impor buah manggis dari Indonesia.
Penolakan ini diduga terkait dengan kepentingan Cina untuk melindungi produk dalam negeri mereka dan menjaga hubungan perdagangan yang seimbang.
Penyebab:
Kebijakan Proteksionisme: Negara importir menerapkan kebijakan untuk melindungi produsen lokal mereka dari persaingan produk impor yang dianggap dapat merugikan industri domestik.
Solusi:
a. Negosiasi Perdagangan: Pemerintah Indonesia perlu melakukan negosiasi bilateral untuk membuka kembali akses pasar bagi produk pertanian Indonesia.
Pendekatan diplomasi perdagangan yang proaktif dapat membantu mengatasi hambatan non-tarif yang diberlakukan oleh negara mitra dagang.
b. Diversifikasi Pasar: Mencari pasar alternatif untuk produk pertanian Indonesia guna mengurangi ketergantungan pada satu negara tujuan ekspor.
3. Penolakan Ekspor Pangan Segar karena Tidak Sesuai Standar
Beberapa produk pangan segar Indonesia mengalami penolakan di pasar internasional karena tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Misalnya, rempah pala Indonesia pernah ditolak karena tidak memenuhi standar mutu yang diinginkan oleh negara importir
Ketidaksesuaian Standar Mutu:
Produk tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor, seperti ukuran, warna, atau tingkat kematangan.
Solusi:
a. Peningkatan Kualitas Produk: Produsen harus memastikan bahwa produk pertanian yang diekspor memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh negara tujuan. Ini dapat dicapai melalui penerapan teknologi pertanian modern dan praktik budidaya yang baik.
b. Kerjasama dengan Lembaga Sertifikasi: Bekerja sama dengan lembaga sertifikasi internasional untuk memastikan produk memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh pasar global.
4. Penolakan Impor Produk Pertanian karena Ketergantungan Impor
Indonesia, meskipun memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, telah menjadi salah satu negara yang cukup bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan domestiknya. Beberapa bahan pangan yang diimpor secara signifikan antara lain beras, gandum, gula, kedelai, dan daging sapi.
Penyebab:
Produksi Domestik yang Tidak Mencukupi: Rendahnya produksi domestik untuk beberapa komoditas pangan menyebabkan ketergantungan pada impor.
Solusi:
a. Peningkatan Produksi Dalam Negeri: Meningkatkan produksi pertanian dalam negeri melalui modernisasi pertanian, penyediaan bibit unggul, dan peningkatan infrastruktur pertanian.
b. Kebijakan Proteksi Terukur: Menerapkan kebijakan proteksi yang terukur untuk melindungi petani lokal tanpa melanggar aturan perdagangan internasional.
Dengan memahami penyebab penolakan ekspor dan impor barang pertanian, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar internasional dan memastikan ketahanan pangan nasional
DAFTAR PUSTAKA
Jangkar Groups. (2023). Contoh Kasus Ekspor Impor. Diakses dari https://jangkargroups.co.id/contoh-kasus-ekspor-impor
Liputan6. (2022). Ekspor Pangan Segar Indonesia Kerap Ditolak karena Tak Sesuai Standar.
Neliti. (2013). Kepentingan Cina Menolak Impor Manggis Indonesia Tahun 2013.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu RI. (2022). Dampak Kebijakan Impor terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia.