• Tidak ada hasil yang ditemukan

EP-Jurnal ABSUJIAN BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Senja Dinada

Academic year: 2023

Membagikan "EP-Jurnal ABSUJIAN BAHASA INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN BAHASA INDONESIA BUATAN GURU MTsN DI KABUPATEN ACEH BESAR

oleh:

Srika Ningsih Pasi*

Yusrizal**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) validitas soal ujian bahasa Indonesia bua- tan guru kelas VIII MTsN di Aceh Besar, (2) reliabilitas soal ujian bahasa Indonesia buatan guru, (3) tingkat kesukaran soal ujian bahasa Indonesia buatan guru, (4) daya pembeda soal ujian bahasa Indonesia buatan guru, (5) efektivitas pengecoh (distraktor) soal ujian bahasa Indonesia buatan guru. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan program AnatesV4.02 ditinjau dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas penge- coh. Berdasarkan penelitian ini ditemukansoal buatan guru MTsN di AcehBesar dari segi (1) validitas, soal MTsN Tungkob (40%) dan soal MTsN soal Jeureula (64%) valid, se- dangkan soal MTsN Indrapuri (34%), soal MTsN Montasik (13%), dan soal MTsN Cot Gue (21%) tidak valid. (2) reliabilitas, soal MTsN Indrapuri (50% ), soal MTsN Tungkob (57%), soal MTsN Jeureula (82%) reliabel, sedangkan soal MTsN Montasik (23%) dan soal MTsN Cot Gue (35%) tidak reliabel. (3) tingkat kesukaran, MTsN Indrapuri (40%), soal MTsN Tungkob ((40%), dan soal Montasik (40%) kategori baik, sedangkan soal MTsN Jeureula (24%) dan soal MTsN Cot Gue (27%) tidak baik. (4) daya pembeda, soal MTsN Indrapuri (60%), soal MTsN Tungkob (60%), soal MTsN Jeureula (67%), soal MTsN Montasik (40%), dan soal MTsN Cot Gue (50%) kategori baik. (5) Efektivitas Pengecoh (Distraktor), soal MTsN Indrapuri (67%), soal MTsN Tungkob (74%), soal MTsN Jeureula (73%), soal MTsN Montasik (60%), dan soal MTsN Cot Gue (63%) kategori baik. Keseluruhan butir soal bahasa Indonesia kelas VIII buatan guru MTsN di Kabupaten Aceh Besar Tahun Ajaran 2016-2017 termasuk kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa semua guru bahasa Indonesia kelas VIII MTsN mampu membuat soal ujian dilihat dari segi validitas, reli- abilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh (distraktor).

Kata kunci: analisis butir soal, ujian bahasa Indonesia, buatan guru MTsN.

ABSTRACT

This study aims to find out (1) the validity of Indonesian Language Test made by VIII MTsN teacher in Aceh Besar, (2) the reliability of Indonesian teacher-made exams, (3) the level of difficulty about Indonesian Language Test made by teachers, (4) about the Indo- nesian Language Test made by the teacher, (5) effectiveness of the distractor (distractor) about the test of Indonesian language made by the teacher. Technique of collecting data using documentation study. Data analysis techniques using AnatesV4.02 program. in terms of validity, reliability, difficulty level, distinguishing power, and effectiveness of out-

*Mahasiswa MPBSI PPs Unsyiah

**Dosen Tetap pada Prodi Fisika FKIP Unsyiah

(2)

siders. Based on the research, it was found that the problems of MTsN teachers in Aceh Besar were based on (1) the validity of MTsN Tungkob (40%) and MTsN about Jeureula (64%), while MTsN Indrapuri (34%), MTsN Montasik (13% ), and MTsN Cot Gue (21%) is not valid. (2) reliability, MTsN Indrapuri (50%), MTsN Tungkob (0,57), MTsN Jeureula (82%) reliable problem, while MTsN Montasik (23%) and MTsN Cot Gue (35%) . (3) difficul- ty level, MTsN Indrapuri (40%), MTsN Tungkob (40%) and Montasik (40%) good category, while MTsN Jeureula (24%) and MTsN Cot Gue (27%) problems (60%), MTsN Tungkob (60%), MTsN Jeureula (67%), MTsN Montasik (40%), and MTsN Cot Gue (50%) categories (5) The effectiveness of Pengecoh (Distractors), MTsN Indrapuri (67%), MTsN Tungkob (74%), MTsN Jeureula (73%), MTsN Montasik (60%) and MTsN Cot Gue %) good category Overall grains of Indonesian VIII class made by MTsN teachers in Aceh Besar Regency Academic Year 2016-2017 are in medium category This indicates that all Indonesian VIII MTsN grade teachers are able to make good test questions in terms of validity, reliability, difficulty level, distinguishing power, and effectiveness of the distractor (distractor).

Keywords: the analysis item, of question in indinesian language test, written by teachers MTsN Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu sek- tor penting dalam pembangunan di setiap Negara. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan se- gala potensi yang dimiliki peserta didik me- lalui proses pembelajaran. Tiga bagian yang sangat penting dalam pendidikan adalah kurikulum, proses pembelajaran, dan pe- nilaian. Kurikulum merupakan jabaran dari tujuan pendidikan yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Proses pem- belajaran merupakan suatu proses yang ditujukan agar peserta didik dapat bela- jar melalui perencanaan dan pengaturan lingkungan, sarana, dan prasarana yang mendukung terwujudnya kegiatan bela- jar. Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat ketercapaian kurikulum.

Dalam pembelajaran terdapat be- berapa komponen yang meliputi tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan pem- belajaran yang telah dilakukan.

Pelaksanaan ujian akhir semester MTsN di Kabupaten Aceh Besar hanya penyusunan soal saja yang terlaksana dengan baik. Kemudian bagaimana hasil- nya, apakah soal ujian bahasa Indonesia kelas VIII MTsN yang digunakan sudah memenuhi standar yang disyaratkan tidak pernah diadakan pengujian lebih lanjut.

Semua dikembalikan kepada madrasah masing-masing, sehingga yang terjadi

hanyalah penyeragaman soal saja tanpa pengkajian yang lebih mendalam tentang bagaimana sebuah tes harus di buat, di- laksanakan, dan dianalisis agar menjadi tes yang memenuhi syarat untuk djiadi- kan tes dengan standar tertentu.

The tes is designed to predict, such as a direct measure of job performance used in evaluating an applicant selection tes. Tesdi- rancanguntuk mengukur kinerja peserta tes serta tes yang digunakan harus aku- rat sehingga hasilnya objektif Anastasi (1996:95).

Permasalahan ini melahirkan 5 per- soalan, yaitu (1) Bagaimanakah validi- tas soal ujian bahasa Indonesia buatan guru kelas VIII MTsN di Aceh Besar? (2) Bagaimanakah reliabilitas soal bahasa In- donesia buatan guru kelas VIII MTsN di Aceh Besar? (3) Bagaimanakah tingkat kesukaran soal bahasa Indonesia buatan guru kelas VIII MTsN di Aceh Besar? (4) Bagaimanakah daya pembeda soal bahasa Indonesia buatan guru kelas VIII MTsN di Aceh Besar? (5)Bagaimanakah efektivitas distraktor soal bahasa Indonesia buatan guru kelas VIII MTsN di Aceh Besar?

Kajian Pustaka

Alat ukur yang digunakan dalam penilaian hasil belajar harus dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan belajar peserta didik yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya analisis kualitas soal. Analisis soal adalah peng- kajian pertanyaan-pertanyaan tes agar di- peroleh seperangkat pertanyaan yang me- miliki kualitas yang memadai (Sudjana, 2009:135), sedangkan Daryanto (2010:179) menyatakan bahwa Analisis soal antara

(3)

lain bertujuan untuk mengadakan iden- tifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan dilakukannya analisis butir soal akan diperoleh informa- si mengenai berfungsi tidaknya soal yang digunakan.

Alasan diperlukannya analisis soal adalah: (1) jawaban-jawaban soal itu sum- ber informasi diagnostik untuk meneliti pelajaran dari kelas itu dan kegagalan- kegagalan belajarnya, serta selanjutnya untuk membimbing siswa ke arah cara be- lajar yang lebih baik. (2) jawaban-jawaban terhadap soa-soal yang didasarkan atas jawaban-jawaban itu merupakan dasar bagi penyiapan tes-tes yang lebih baik un- tuk tahun berikutnya Thorndike dan Ha- gen (dalam Purwanto, 2006:118).

Tes yang baik adalah tes yang dapat mengukur apa yang hendak diukur dan yang seharusnya diukur. Tes yang baik harus memiliki karakteristik penilaian butir soal yang meliputi: validitas, reliabili- tas, tingkat kesukaran soal, daya pembeda soal, dan pengecoh soal/distraktor.

Tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang benar sesuai dengan apa yang hendak diukur. Sukardi (2015:31-32) berpendapat bahwa Validitas suatu instrumen evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjuk- kan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak di ukur.Kesejajaran untuk men- gadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00= sangat tinggi, Antara 0,600 sampai dengan 0,800=

tinggi, Antara0,400 sampai dengan 0,600

= cukup, Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah, Antara 0,00 sampai dengan 0,200 = sangat rendah(Arikunto,2013:75).

Reliabilitas disebut juga tingkat kesamaan atau derajat konsistensi suatu tes. Tes yang reliabel adalah apabila koefisien reliabili- tasnya tinggi dan kesalahan baku pengu- kurannya (standard error of measurement) rendah. Suatu tes dapat dikatakan mempu- nyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap ketika di tes kembali. Kriteia reliabilitas in- strument adalah sebagai berikut: 0,80< r11

≤1,00 = Sangat Tinggi, 0,60< r11≤ 0,80 = Tinggi, 0,40< r

11 ≤ 0,60= Sedang, 0,20< r11

≤ 0,40 = Rendah.Tingkat kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa besar de- rajat kesukaran soal. Soal dikatakan baik,

jika memiliki tingkat kesukaran soal yang seimbang (proporsional) yaitu soal terse- but tidak terlalu sukar atau terlalu mudah (Arifin, 2014:266). Bilangan yang menun- jukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index).

Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjuk- kan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut. Soal den- gan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar, soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang, soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2013:210).

Menurut Daryanto (2010:183), Daya pembe- da soal adalah kemampuan suatu soal un- tuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Klasifikasi daya pembeda, yaitu D : 0,00 - 0,20 kategori jelek (poor), D : 0,20 - 0,40 kategori cukup (satistifactory),D :0,40 - 0,70 kategori baik (good), D : 0,70 - 1,00 kategori baik sekali (excellent), D : negatif, semuanya tidak baik.

Jadi semua butir soal yang menghasilkan nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

Menurut Arikunto (2013:218), Butir- butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang memiliki indeks diskriminasi 0,4 sampai dengan 0,7. Menurut Arifin (2014:279), butir soal yang baik adalah soal pengecoh yang dipilih peserta tes se- cara merata. Sebaliknya, butir soal yang buruk pengecohnya tidak dipilih secara merata. Suatu distraktor (pengecoh) ber- fungsi dengan baik apabila pengecoh pal- ing tidak dipilih oleh 5% peserta tes atau lebih banyak dipilih oleh kelompok bawah (Daryanto, 2010:193). Menurut Arifin (2014:280), kualitas indeks pengecoh, yai- tu sangat baik IP = 76% - 125%, baik IP = 51% - 75% atau 126%-150%, kurang baik, IP = 26% - 50% atau 151%-175%, jelek IP = 0% - 25% atau 176% - 200%, sangat jelek IP = lebih dari 200%. Menurut Yusrizal (2016;119), kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda. (1) Kelebihan tes pilihan ganda, yaitu: (a) tes pilihan ganda adalah penerapannya yang luas dalam penguku- ran bermacam-macam fase pencapaian, (b) tes pilihan ganda berguna dalam men- diagnosis dan memungkinkan membeda- kan diantara peserta tes berdasarkan apa

(4)

yang sedang diukur yang dimiliki mereka, (c) dapat mengukur berbagai jenjang kog- nitif dari ingatan sampai dengan evaluasi, (d) tes pilihan ganda dapat diskor den- gan computer. (2) Kelemahan tes pilihan ganda, yaitu: (a) memerlukan waktu rela- tif yang lama untuk menulis soalnya, (b) sulit membuat pengecoh yang homogeny dan berfungsi, (c) terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, (d) tes pilihan ganda membutuhkan waktu respon yang lebih lama dari pada tes objektif jenis lain.

Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2006:12), penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut meng- gunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Menurut Sugi- yono (2013:120), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di- miliki oleh populasi. Sampel penelitian ini berjumlah 5 MTsN, yaitu MTsN Indrapu- ri, MTsN Tungkob, MTsN Jeureala, MTsN Montasik, dan MTsN Cot Gue. Data pene- litian ini adalah lembar soal ujian bahasa Indonesia kelas VIII MTsN, jawaban siswa dan kunci jawaban guru. Teknik pengum- pulan data dengan studi dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini meng- gunakan program AnatesV4.02. Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012:178), anali- sis butir soal dengan komputer adalah pe- nalaah butir soal secara kuantitatif yang perhitungannya menggunakan bantuan program komputer.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis butir soal ujian bahasa Indonesia buatan guru di MTsN In- drapuri pada ujian semester tahun ajaran 2016/2017 adalah sebagai berikut. Pen- golahan data pada aplikasi AnatesV4.02 menunjukkan bahwa korelasi XY untuk 30 butir soal pilihan ganda dari 28 siswa adalah 0,34. Mengacu pada kriteria penaf- siran indeks korelasi nilai tersebut berada pada interpretasi rendah. Hasil analisis soal ujian bahasa Indonesia buatan gurudi MTsN Tungkob membuktikan bahwa kore- lasi XY untuk 30 butir soal pilihan ganda dari 32 siswa adalah 0,40. Merujuk pada kriteria penafsiran indeks korelasi (r) nilai

tersebut berada pada interpretasi cukup.

Hasil analisis soal ujian bahasa Indonesia buatan guru di MTsN Jeureula memperli- hatkan bahwa korelasi XY untuk 30 butir soal pilihan ganda dari 25 siswa adalah 0,69. Merujuk pada kriteria penafsiran in- deks korelasi nilai tersebut berada pada in- terpretasi tinggi. Hal tersebut menyatakan bahwa ketepatan instrumen (alat ukur) su- dah tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Hasil analisis soal ujian bahasa Indonesia buatan guru di MTsN Montasik menunjukkan bahwa korelasi XY untuk 20 butir soal pilihan ganda dari 20 siswa adalah 0,13. Mengacu pada kriteria penaf- siran indeks korelasi nilai tersebut berada pada interpretasi sangat rendah. Hasil analisis soal ujian bahasa Indonesia buatan guru di MTsNCot Gue membuktikan bah- wa korelasi XY untuk 30 butir soal pilihan ganda dari 32 siswa adalah 0,21. Merujuk pada kriteria penafsiran hasil analisis soal ujian bahasa Indonesia buatan guru kore- lasi nilai tersebut berada pada interpretasi rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebenaran instrumen (alat ukur) belum te- pat (tidak valid) untuk mengukur apa yang akan diukur.

Hasil analisis soal ujian bahasa Indo- nesia buatan guru MTsN Indrapuri mem- buktikan bahwa reliabilitas untuk 30 bu- tir soal pilihan ganda dari 28 siswa adalah 0,50. Merujuk pada kriteria interpretasi koefisien korelasi reliabilitas, nilai tersebut berada pada interpretasi cukup. Hal terse- but membuktikan bahwa instrumen (alat ukur) yang digunakan dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten (tidak berubah-ubah). Setelah dianalisis- soal ujian bahasa Indonesia buatan guru MTsN Tungkob menunjukkan bahwa reli- abilitas untuk 30 butir soal pilihan ganda dari 32 siswa adalah 0,57. Dilihat dari kri- teria interpretasi koefisien korelasi reliabil- itas, nilai tersebut berada pada interpreta- si cukup. Berdasarkan hasil analisis soal ujian bahasa Indonesia buatan guru MTsN Jeureala menunjukkan bahwa reliabilitas untuk 30 butir soal pilihan ganda dari 25 siswa adalah 0,82. Merujuk pada kriteria interpretasi koefisien korelasi reliabilitas, nilai tersebut berada pada interpretasi tinggi. Hal tersebut menjelaskan bahwa instrumen (alat ukur) yang digunakan dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten (tidak berubah-ubah). Ha- sil analisis soal ujian bahasa Indonesia

(5)

buatan guru MTsN Montasik menunjuk- kan bahwa reliabilitas untuk 20 butir soal pilihan ganda dari 20 siswa adalah 0,23.

Menurut kriteria interpretasi koefisien korelasi reliabilitas, nilai tersebut berada pada interpretasi rendah. Hal tersebut me- nyatakan bahwa instrumen (alat ukur) yang digunakan tidak dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten (tidak berubah-ubah). Setelah dianalisis bahwa soal buatan guru MTsN Cot gue re- liabilitas untuk 30 butir soal pilihan ganda dari 32 siswa adalah 0,35. Menurut krite- ria interpretasi koefisien korelasi reliabili- tas, nilai tersebut berada pada interpretasi rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen (alat ukur) yang digunakan ti- dak dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten (tidak berubah-ubah).

Analisis tingkat kesukaran soal bua- tan guru MTsN Indrapuri, yaitu soal yang tergolong ke dalam kategori sukar berjum- lah 1 buah, yaitu soal nomor 21. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang antara 0,00 sampai 0,30, soal yang tergolong ke dalam kategori sedang berjumlah 12 buah, yaitu soal nomor 2, 6, 8, 9, 15, 17, 18, 20, 22, 26, 29, dan 30. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang antara 0,30 sampai 0,70, soal yang tergolong ke dalam kategori mudah dan ter- lalu mudah berjumlah 17 buah, yaitu soal nomor 1, 4, 7, 12, 16, 23, 24, 27, 3, 5, 10, 11, 13, 14, 19, 21, dan 28. Hal ini dikarena- kan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang antara 0,70 sampai 1,00. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran MTsN Tungkob Soal yang ter- golong ke dalam kategori terlalu sukar dan sukar berjumlah 6 buah, yaitu soal nomor 5, 7, 13, 19, dan 25. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut bera- da pada rentang antara 0,00 sampai 0,30, Soal yang tergolong ke dalam kategori se- dang berjumlah 11 buah, yaitu soal no- mor6, 10, 11, 15, 22, 23, 24, 27, 28, 29 dan 30. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang an- tara 0,30 sampai 0,70, soal yang tergolong ke dalam kategori mudan dan terlalu mu- dah berjumlah 11 buah, yaitu soal nomor 3, 9, 12, 1, 2, 4, 8, 14, 16, 17,dan 18. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang antara 0,70 sampai 1,00. Hasil analisis tingkat kesu- karan soal MTsN Jeureala, yaitu Soal yang

tergolong ke dalam kategori terlalu sukar dan sukar berjumlah 9 buah, yaitu soal nomor 4, 6, 21, 2, 5, 17, 18, 26, dan 28. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal- soal tersebut berada pada rentang antara 0,00 sampai 0,30, Soal yang tergolong ke dalam kategori sedang berjumlah 7 buah, yaitu soal nomor7, 13, 15, 19, 20, 23, dan 30. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang an- tara 0,30 sampai 0,70, soal yang tergolong ke dalam kategori mudah dan terlalu mu- dah berjumlah 14 buah, yaitu soal nomor 22, 3, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 24, 25, 27dan 29. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang an- tara 0,70 sampai 1,00. Hasil analisis soal MTsN Montasik, yaitu soal yang tergolong ke dalam kategori terlalu sukarberjumlah 3 buah, yaitu soal nomor 1, 2, dan 15. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal- soal tersebut berada pada rentang antara 0,00 sampai 0,30. Soal yang tergolong ke dalam kategori sedang berjumlah 8 buah, yaitu soal nomor 3, 4, 5, 7, 12, 14, 16 dan 17. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang an- tara 0,30 sampai 0,70. Soal yang tergolong ke dalam kategori mudan dan terlalu mu- dah berjumlah 9 buah, yaitu soal nomor 6,10, 18, 8, 9, 11, 13, 19dan 20. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang antara 0,70 sampai 1,00.. hasil analisis soal MTsN Cot Gue, yaitu soal yang tergolong ke dalam kategori terlalu sukar dan sukar berjum- lah 9 buah, yaitu soal nomor 3, 16, 18, 28, 30, 11, 14, 19 dan 27. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut bera- da pada rentang antara 0,00 sampai 0,30.

Soal yang tergolong ke dalam kategori se- dang berjumlah 8 buah, yaitu soal nomor 9, 12, 13, 15, 17, 21, 24 dan 29. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang antara 0,30 sampai 0,70. Soal yang tergolong ke dalam kategori mudan dan terlalu mudah ber- jumlah 13 buah, yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 20, 22, 25, 23dan 26. Hal ini dikarenakan indeks kesukaran soal-soal tersebut berada pada rentang antara 0,70 sampai 1,00. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar soal masuk dalam kategori baik dan cukup sebanyak 18 butir soal.

Daya pembeda soal ujian bahasa In- donesia buatan guru MTsN Indrapuri su-

(6)

dah memiliki daya pembeda yang baik karena berada pada klasifikasi (60%). Hal ini berarti bahwa soal mampu membeda- kan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa salah satu analisis yang harus dilakukan untuk mengetahui kualitas butir soal yang baik adalah dari tingkat daya beda soal.

Daryanto (2010:183) menyebutkan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Soal yang dapat dijawab benar oleh semua siswa baik siswa berkemampuan rendah maupun siswa yang berkemampuan tinggi maka soal tersebut tidak baik karena tidak mem- punyai daya beda. Sebaliknya soal yang tidak bisa dijawab oleh siswa berkemam- puan tinggi maupun rendah juga tidak baik karena soal tersebut tidak mempunyai daya beda. Dari 30 butir soal 18 butir (60%) tergolong kriteria sangat baik, baik, dan cukup, sementara itu ada 12 butir (40%) soal tergolong kategori jelek dan tidak baik.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa daya pembeda soal di MTsN Tungkob ke dalam kategori baik. Daya pembeda soal buatan guru MTsN Jeureula sudah memi- liki daya pembeda yang baik karena bera- da pada klasifikasi (67%), sedangkan 33%

lainnya berada klasifikasi jelek dan tidak baik. Dapat kita simpulkan soal buatan guru Montasik ke dalam kategori cukup karena hanya mencapai 40%, sedangkan 60% lainnya masih dalam kategori tidak baik bias jadi soal tersebut direvisi atau dibuang. 50% soal sudah memiliki daya pembeda hal ini membuktikan bahwa soal ujian bahasa Indonesia buatan guru MTsN Cot Gue termasuk baik, sedangkan 50%

lagi soalnya belum memiliki daya pembeda bisa jadi direvisi atau dibuang. Soal yang baik bisa dimasukkan ke dalam buku bank soal. Safari dalam Syahriandi (2010:96) ke- mungkinan yang terjadi jika kualitas daya pembeda tidak baik adalah kunci jawaban butir soal itu tidak tepat, butir soal itu me- miliki dua atau lebih kunci jawaban yang benar, kompetensi yang diukur tidak jelas, pengecoh tidak berfungsi, materi yang dinyatakan terlalu sulit sehingga banyak siswa yang menebak, sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berfikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya.

Menurut Sudijono (2015:409), pada saat membicarakan tentang tes obyektif bentuk multiple choice item telah dikemu- kakan bahwa pada tes obyektif bentuk multiple choice tersebut untuk setiap bu- tir yang dikeluarkan dalam tes hasil bela- jar telah dilengkapi dengan beberapa ke- mungkinan jawaban, atau sering dikenal dengan istilah option atau alternatif. Seba- gian besar butir soal MTsN Indrapuri me- miliki tingkat pengecoh dengan kategori cukup yaitu sebanyak 50% atau 15 soal, sedangkan butir soal yang masuk dalam kategori tingkat pengecoh kurang baik sebanyak 20% atau 6 soal, dan soal yang tidak baik 13% atau 4 soal.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa butir soal ujian bahasa Indonesia buatan guru berdasarkan pola sebaran jawaban temasuk soal yang memiliki distraktor yang baik karena 67% atau 20 soal masuk kriteria baik dan cukup. dapat diketahui bahwa butir soal buatan guru MTsN Tung- kob yang masuk dalam kategori tingkat pengecoh baik, ada sebanyak 33% atau 10 soal. Sebagian besar butir soal memiliki tingkat pengecoh dengan kategori cukup yaitu sebanyak 41% atau 12 soal, sedan- gkan butir soal yang masuk dalam kate- gori tingkat pengecoh kurang baik seban- yak 23% atau 7 soal, dan soal yang tidak baik 3% atau 1 soal. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa butir soal uji- an buatan guru berdasarkan pola seba- ran jawaban temasuk soal yang memiliki distraktor yang baik karena 74% atau 22 soal masuk kriteria baik dan cukup. Hasil analisis butir soal ujian bahasa Indonesia buatan guru MTsN Jeureuala menunjuk- kan bahwa yang masuk dalam kategori tingkat pengecoh baik, ada sebanyak 27%

atau 8 soal. Sebagian besar butir soal me- miliki tingkat pengecoh dengan kategori cukup yaitu sebanyak 46% atau 14 soal, sedangkan butir soal yang masuk dalam kategori tingkat pengecoh kurang baik se- banyak 27% atau 8 soal. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa butir soal ujian buatan guru berdasarkan pola se- baran jawaban temasuk soal yang memi- liki distraktor yang baik karena 73% atau 22 soal masuk kriteria baik dan cukup.

Butir soal ujian bahasa Indonesia buatan guru MTsN Montasik yang masuk dalam kategori tingkat pengecoh baik, ada se- banyak 5% atau 1 soal, butir soal memiliki tingkat pengecoh dengan kategori cukup

(7)

yaitu sebanyak 35% atau 7 soal, sedang- kan butir soal yang masuk dalam kategori tingkat pengecoh kurang baik sebanyak 45% atau 9 soal, butir soal yang masuk dalam kategori tidak baik 15% atau 3 soal.

Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa butir soal ujian buatan guru ber- dasarkan pola sebaran jawaban temasuk soal yang memiliki distraktor yang kurang baik karena 60% atau 12 soal masuk kri- teria kurang baik dan tidak baik. Butir soal buatan guru MTsN Cot Gue yang ma- suk dalam kategori tingkat pengecoh baik sebanyak 20% atau 6 soal, pengecoh den- gan kategori cukup yaitu sebanyak 43%

atau 13 soal, sedangkan butir soal yang masuk dalam kategori tingkat pengecoh kurang baik sebanyak 17% atau 5 soal, butir soal yang masuk dalam kategori ti- dak baik 20% atau 6 soal. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa butir soal ujian buatan guru berdasarkan pola seb- aran jawaban temasuk soal yang memiliki distraktor baik karena 63% atau 19 soal masuk kriteria baik dan cukup. Pertim- bangan terhadap analisis pengecoh yaitu diterima karena sudah baik, ditolak kare- na tidak baik, dan ditulis kembali kare- na kurang baik. Kekurangan soal ujian mungkin hanya terdapat pada rumusan kalimatnya sehingga hanya perlu ditulis kembali, dengan perubahan seperlunya.

Penutup

Berdasarkan hasil Analisis Butir Soal Uji- an Bahasa Indonesia Buatan Guru MTsN di Kabupaten Aceh Besar Tahun Ajaran 2016/2017 yang terdiri dari validitas, re- liabilitas, tingkat kesukaran, daya pem- beda, danefektivitas pengecoh (distraktor) diatas dapat disimpulkan bahwa: Validitas Lima soal MTsN di Kabupaten Aceh Besar menunjukkan dua soal buatan guru MTsN yang masuk dalam kategori valid yaitu soal buatan guru MTsN Tungkob 40% dan soal buatan guru MTsN Jeureu- la 69%, sedangkan tiga soal buatan guru MTsN lainnya termasuk kategori tidak valid, yaitu soal buatan guru MTsN Indra- puri 34%, soal buatan guru MTsN Monta- sik 13%, dan soal buatan guru MTsN Cot Gue 21%. Reliabilitas Soal buatan guru MTsN yang masuk dalam kategori reliabel ada tiga, yaitu soal ujian bahasa Indo- nesia buatan guru MTsN Indrapuri 50%, soal MTsN Tungkob 57%, dan soal MTsN Jeureula 82%, sedangkan dua soal MTsN

lainnya masuk dalam kategori tidak reli- abel, yaitu soal buatan guru MTsN Mon- tasik 23% dan soal MTsN Cot Gue 35%.

Tingkat Kesukaran rata-rata taraf kesu- karan soal buatan guru bahasa Indonesia di Kabupaten Aceh Besar memiliki taraf kesukaran sedang, membuktikan bahwa tiga soal MTsN memiliki tingkat kesukaran yang baik karena soal-soal tersbeut berada pada indeks kesukaran sedang. Soal ujian buatan guru MTsN Indrapuri 40%, Tung- kob 40%, dan Montasik 40%, sedangkan dua soal ujian buatan guru MTsN lainnya masih dalam kategori kurang baik karena taraf kesukarannya berada pada indeks terlalu sukar. Soal buatan guru MTsN Jeu- reula 24% dan soal MTsN Cot Gue 27%,.

Daya Pembeda berdasarkan daya pem- beda butir soal ujian buatan guru MTsN di Kabupaten Aceh Besar sudah memiliki daya pembeda kategori baik, karena be- rada pada indeks diskrimninasi 0,40 sam- pai 0,70. Soal MTsN Indrapuri 60%, soal MTsN Tungkob 60%, soal MTsN Jeureula 67%, soal MTsN Montasik 40%, dan soal MTsN Cot Gue 50%. Efektivitas Pengecoh (Distraktor) hasil analisis menunjukkan bahwa soal ujian bahasa Indonesia bua- tan guru MTsN di Kabupaten Aceh Besar sudah berfungsi dengan baik. Soal bua- tan guru MTsN Indrapuri 67%, soal MTsN Tungkob 74%, soal MTsN Jeureula 73%, soal MTsN Montasik 60%, dan soal MTsN Cot Gue 63%. Keseluruhan butir soal ujian buatan guru bahasa Indonesia kelas VIII di Kabupaten Aceh Besar Tahun Ajaran 2016/2017 sebagian besar termasuk krite- ria sedang. Karena ada beberapa soal bua- tan guru MTsN yang masuk dalam kate- gori tidak valid, tidak reliabel, dan tingkat kesukaran terlalu sukar. Hanya sebagian dari soal buatan guru MTsN yang sudah membuat soal sesuai dengan validitas, re- liabilitas, tingkat kesukaran, daya pem- beda dan efektivitas pengecoh (distraktor).

Soal-soal yang dikategorikan baik dapat dicatat untuk dimasukkan ke dalam buku bank soal. Hasil penelitian ini menunjuk- kan bahwa guru harus lebih meningkat- kan kemampuan menyusun soal yang baik agar dihasilkan soal yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian analisis butir soal ujian Bahasa Indonesia buatan guru kelas VIII MTsN di Kabupaten Aceh Besar tahun ajaran 2016-2017. Saran yang dapat diajukan yakni sebagai beri- kut. Bagi Kepala Kantor Kementrian Aga-

(8)

ma Kabupaten Aceh Besar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam berbagai kebijakan dalam menin- gkatkan kualitas soal ujian buatan guru MTsN mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kabupaten Aceh Besar dan mengkaji ulang soal-soal 2016-2017 yang kurang baik dan tidak baik jika akan digunakan kemabli pada tahun berikutnya. Meskipun soal buatan guru hanya sebagai pengu- kur terhadap kemampuan siswa sebelum melaksanakan ujian nasional, akan\tetapi soal ujian buatan guru tetap harus me- miliki kualitas baik. Sebab tes ini tidak hanya sebagai seleksi peringkat, tetapi tes juga mampu memberikan informasi atau saran terhadap pengguna tes atau siswa untuk melakukan langkah apa ke depan yang harus dilakukan. Soal-soal yang baik harus tetap dipertahankan kualitas- nya dan dapat dimasukkan dalam bank soal sedangkan yang kurang baik dan ti- dak baik, sebaiknya direvisi sesuai indi- kator penyebab kegagalan sehingga dapat menjadi soal yang baik.Bagi Guru Pem- buat Soal Mata Pelajaran Bahasa Indone- sia kegiatan analisis butir soal hendaknya dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat mengetahui kualitas butir-butir soal yang digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar. Guru sebaiknya mengembangkan kemampuanya dalam penyusunan soal serta analisis butir soal sehingga dapat menyusun soal dengan baik dan dapat melakukan analisis butir soal. Dengan demikian soal yang disusun memiliki kualitas baik. Selain kemam- puan dalam mengajar guru juga harus memiliki kemampuan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi Pembelaja- ran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

_______, 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Anastasi, Anne. 1996. Basic Concepts And Common Misconceptions. Consulting Psychology Journal. Practice and Re- search. Edisi 7:89-120.

Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Ja- karta: Rineka Cipta.

Kuseiri dan Suprananto. 2012. Penguku- ran dan Penilaian Pendidikan. Yogya- karta: Graha Ilmu

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik penyusu- nan instrumen tes dan nontes. Jogja- karta: Mitra Cendikia.

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Band- ung: Remaja Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafin- do Persada.

Sudjana, Nana. 2009.Penilaian Hasil Pros- es Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukardi. 2015. Evaluasi Pendidikan Prin- sip & Operasionalnya.Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidi- kan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabaeta.

Syahriandi. 2010. Analisis Butir Soal Ujian Semester Mata Pelajaran Bahasa Indo- nesia Pada SDN Seuriget sKota Langsa.

Tesis. Banda Aceh: Program Pascasar- jana Universitas Syiah Kuala.

Yusrizal. 2016. Pengukuran & Evaluasi Hasil Dan Proses Belajar. Yogyakarta:

Pale Media Prima.

Referensi

Dokumen terkait

Conclusion There are too many automatic systems built based on image processing techniques, including pre processing, edge detection, image segmentation, and feature extraction to