• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESAI: Mata Kuliah Pemukiman

N/A
N/A
Dince Cantika E Fangidae

Academic year: 2023

Membagikan "ESAI: Mata Kuliah Pemukiman"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ESAI PEMUKIMAN

Disusun oleh:

UNIVERSITAS NUSA CENDANA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

2023 Mata Kuliah: Pemukiman

Dosen Pengampu: 1. Dr. Linda W. Fanggidae, ST., MT 2. Dr. I Gusti N. Hardy, ST., MT., SC 3. Suliha N. I. Neonufa, ST., MT

Nama: Dince Cantika Eureka Fangidae

NIM: 2106090068

(2)

RUMAH HUNIAN SEJAK KECIL HINGGA SAAT INI

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Rumah dibangun untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan penghuninya. Rumah dapat berupa rumah permanen, semi permanen, atau sementara. Adapun fungsi rumah, antara lain sebagai tempat berlindung, berkumpul, beristirahat, bekerja, beribadah, belajar, berkreasi dan lain sebagainya.

Rumah yang saya huni dari lahir hingga saat ini berjumlah 6 rumah. Sejak kecil karena tuntutan pekerjaan orangtua kami diharuskan pindah setiap 4-8 tahun sekali. 4 rumah diantaranya merupakan rumah dinas dan 2 rumah sisanya merupakan rumah pribadi. Berikut merupakan deskripsi singkat mengenai keenam rumah tersebut:

- Rumah 1

Rumah pertama berlokasi di Oemofa, Kec. Amabi Oefeto Timur, Kab. Kupang, NTT. Tepatnya berada di samping belakang Gereja GMIT Bethania Oemofa. Rumah yang saya tempati sejak lahir hingga berusia 5 tahun ini tidak meninggahkan banyak hal di ingatan. Rumah sementara yang dihuni karena pekerjaan orangtua masuk kedalam golongan rumah tunggal. Rumah ini memiliki susunan ruangan dengan dapur dan kamar mandi yang terpisah dari rumah utama seperti layaknya rumah-rumah di daerah Timor. Pada waktu itu masih menggunakan setengah tembok dan bebak sebagai material dinding. Material yang digunakan untuk lantai hanya berupa cor dengan finishing acian dan pada beberapa ruangan di tutupi karpet lantai, dan material atap

menggunakan seng. Struktur rumah menggunakan struktur kayu.

- Rumah 2

Pada tahun 2008 saya dan keluarga pindah ke rumah kedua yang berlokasi di Jl.

Timor Raya, Km. 34, Naibonat, Kec. Kupang Timur, Kab. Kupang, NTT. Rumah kedua ini saya tempati sejak berusia 6 tahun hingga 14 tahun. Sama seperti rumah pertama, rumah kedua ini juga tergolong rumah tunggal dengan susunan ruang kamar mandi dan area cuci piring terpisah dengan rumah utama. Material dinding pun juga masih beruba setengah tembok dan bebak. Untuk lantai pada beberapa awal tahun masih berupa cor dengan finishing acian. Namun, seiring berjalannya waktu material lantai di renovasi menjadi lantai keramik. Material yang digunakan untuk atap adalah material seng.

Struktur rumah menggunakan struktur kayu - Rumah 3

Setelah masa jabatan ibu saya selesai di Naibonat, ibu dan kakak-kakak saya pindah ke daerah Tarus. Namun, saya dan ayah saya menetap di rumah pribadi kami

(3)

yang berlokasi di Oesao, Kec. Kupang Timur, Kab. Kupang, NTT. Susunan ruangan dan material masih sama dengan rumah kedua dan tidak banyak perbedaan. Hanya saja, karena lokasi rumah yang berada dekat dengan mata air sehingga halaman depan rumah difungsikan sebagai tempat usaha pengisian air bersih yang akan disalurkan melalui tangki-tangki ke beberapa daerah disekitar. Oleh sebab itu, rumah ketiga masuk kedalam golongan rumah campuran. Sekitar 2 tahun tinggal dirumah ini dan menyelesaikan studi saya dijenjang SMP, saya pindah ke daerah Tarus menyusul ibu dan kakak-kakak saya untuk melanjutkan studi ke jenjang SMA di Kota Kupang.

- Rumah 4

Rumah keempat berlokasi di Tarus, Kec. Kupang Timur, Kab. Kupang, NTT.

Pada rumah keempat, susunan ruangan berbeda dengan 3 rumah sebelumnya. Rumah yang berlokasi dipikir kota sudah memiliki kamar mandi dan dapur yang menyatu dengan rumah utama dengan material dinding tembok dan lantai keramik. Kerangka atap pun sudah menggunakan kerangka baja dan material penutup atap berupa seng.

Rumah tiga juga tergolong kedalam rumah tunggal. Struktur rumah menggunakan struktur beton dan baja

- Rumah 5

Pada tahun 2021 ibu saya pindah tugas ke Kota Kupang. Rumah kami yang baru berlokasi di Jl. Waitama III, Nefonaek, Kec. Kota Lama, Kota Kupang, NTT. Rumah ke 5 berlokasi di perumahan yang biasanya disebut Perumnas. Maka dari itu, rumah ini dapat digolongkan sebagai rumah deret. Susunan ruang kurang lebih sama dengan rumah ke 4 dengan kamar mandi dan dapur yang menyatu dengan rumah utama.

Begitupun juga dengan struktur dan material bangunan tidak jauh berbeda. Rumah ini saya huni hingga sampai hari ini. Menggunakan struktur beton dan kayu

- Rumah 6

Rumah keenam merupakan rumah pribadi kedua yang sedang ditempati oleh ayah saya dan rumah ini akan kami sekeluarga tempati ketika masa jabatan ibu saya di Kupang selesai pada tahun 2025. Rumah ini berlokasi di Jl. Timor Raya, Km. 32, Naibonat, Kec. Kupang Timur, Kab. Kupang, NTT. Rumah ini diklasifikasikan sebagai rumah campuran karena memiliki fungsi lain selain menjadi tempat tinggal. Rumah ini bisa disebut juga dengan ruko. Rumah dua lantai yang memfungsikan lantai satu sebagai tempat usaha dan lantai 2 sebagai rumah tinggal. Lokasi yang cukup jauh dengan kampus UNDANA membuat saya lebih memilih untuk tinggal dirumah kelima.

Namun, Rumah keenam biasanya saya tempati saat weekend atau saat sedang libur

(4)

semester. Struktur bangunan menggunakan struktur beton dan kayu

Dari keenam rumah diatas terdapat beberapa klasifikasi dan golongan bangunan yang berbeda. Berdasarkan klasifikasi bangunan hunian, rumah 1, 2, dan 4 termasuk bangunan hunian tunggal. Rumah 3 dan 6 termasuk ke bangunan hunian campuran karena memiliki fungsi lain selain tempat tinggal tetapi juga sebagai tempat usaha. Sedangkan, rumah 5 termasuk dalam bangunan jamak karena salah satu dinding rumah menyatu atau berdempetan dengan bangunan lain. Jika berdasarkan penggolongan sarana hunian maka, rumah 1, 2, 3 dan 4 merupakan hunian rumah tunggal tidak bertingkat. Rumah 5 termasuk golongan hunian rumah deret tidak bertingkat. Sedangkan, rumah 6 masuk ke hunian rumah bertingkat dengan 2 lantai.

Setiap rumah memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri sehingga miliki kelebihan dan kekurangan pada masing-masing bangunan. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan masing-masing rumah

Rumah Kelebihan Kekurangan

Rumah 1 - Lokasi rumah

dikelilingi vegetasi yang banyak dan bervariasi sehingga rumah terasa lebih sejuk

- Dekat dengan rumah ibadah (berjarak 5 m dari teras rumah) dan sekolah SD (berjarak

±100 m dari rumah)

- Karena lokasi rumah satu dengan komplek gereja menyebabkan akses keluar-masuk menjadi terganggu jika sedang ada kegiatan atau ibadah di gereja

- Material dinding tidak kedap suara membuat rumah dengan jelas dapat mendengar

kebisingan/suara dari gereja dan sekolah - Pada tahun 2003-

2008 sekitar rumah belum banyak sarana prasana yang

(5)

menunjang

kebutuhan rumah di daerah tersebut - Lokasi rumah jauh

dari akses jalan utama

Rumah 2 - Posisi rumah

berhadapan langsung dengan Jl. Timor

Raya yang

merupakan jalan utama

- Posisi rumah yang berjarak ± 30m dari Jl. Timor Raya membantu

meminimalisir kebisingan

- Jenis tanah pada lokasi rumah 2 merupakan tanah sawah, penerapan lantai cor kerap kali mengalami keretakan sehingga harus diperbaiki

- Posisi kamar mandi yang terpisah dengan rumah utama membuat saya enggan pergi ke kamar mandi saat malam hari

- Pada musim hujan rumah sering kebanjiran akibat meluapnya sungai yang berada di belakang rumah

Rumah 3 - Posisi rumah

berhadapan langsung dengan Jl. Timor

Raya yang

merupakan jalan utama

- Rumah tepat berada di pinggir jalan sehingga kebisingan dari aktivitas kendaraan terdengar jelas

(6)

- Rumah cukup sejuk karena banyak pohon peneduh

- Sumber air bersih melimpah

- Rumah cepat berdebu akibat aktivitas kendaraan. Baik kendaraan di jalan maupun kendaraan tangki air yang hendak mengisi air - Kebisingan tidak

hanya berasal dari suara kendaraan tetapi berasal juga dari suara mesin pompa air

- Halaman rumah banyak genangan air akibat kegiatan pengisian air

- Pada musim hujan rumah sering kebanjiran akibat meluapnya sungai yang berada di barat rumah

- Posisi kamar mandi yang terpisah dengan rumah utama membuat saya enggan pergi ke kamar mandi saat malam hari

Rumah 4 - Rumah tidak

berhadapan langsung dengan jalan utama

- Posisi rumah sangat jauh dengan SMA saya yang berada di

(7)

tetapi tidak begitu jauh dari jalan utama - Banyak vegetasi

peneduh sehingga rumah terasa lebih sejuk

- Rumah dengan material dinding tembok cukup meminimalisir kebisingan

disbanding 3 rumah sebelumnya dengan material setengah tembok dan bebal - Sarana prasarana

cukup memadai - Rumah berada di

kontur yang tinggi sehingga tidak menyebabkan banjir saat musim hujan

Kota Kupang

Rumah 5 - Rumah ditengah kota memudahkan akses ke segala tempat - Sarana prasarana

lebih lengkap, memadai dan layak

- Rumah berdempetan dengan bangunan lainnya

- Suhu rumah tinggi karena tidak ada vegetasi peneduh.

Hal ini dikarenakan halaman rumah full menggunakan paving block

- Jarak rumah dan

(8)

kampus cukup jauh

Rumah 6 - Rumah berbatasan

dengan jalan utama sehingga

mempermudah akses keluar masuk

- Rumah cukup sejuk karena banyak vegetasi peneduh

- Kebisingan tinggi berasal dari suara kendaraan di jalan dan SMP di bagian utara

- Rumah berada di Kec. Kupang Timur sehingga sangat jauh dari kampus

Dengan demikian, sebagai bangunan hunian telah membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan konsep, fungsi, dan nilai dari rumah. Rumah bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga merupakan cerminan dari identitas, budaya, dan kehidupan sosial penghuninya.

Rumah juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan, kenyamanan, dan keamanan bagi penghuninya. Oleh karena itu, rumah harus dirancang, dibangun, dan dipelihara dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan penghuninya.

Referensi

Dokumen terkait

2-A SUMMARY OF APPROVED BUDGET, UTILIZATIONS, DISBURSEMENTS AND BALANCES BY OBJECT OF EXPENDITURES As of the Quarter Ending December 31, 2017 Department : State Universities and