• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESSAY ESTETIKA ABAD 20

N/A
N/A
Savana Naurizka

Academic year: 2024

Membagikan "ESSAY ESTETIKA ABAD 20"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ESSAY

ESTETIKA ABAD 20

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Estetika Desain yang diampu oleh Dra. Sri Riswanti HS., M.Sn

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Dhea Mutiara Agustin (30321085) 2. Muhammad Febrianto Rajasa (30321226) 3. Nurhadi Mahfudz (30321269)

4. Savana Naurizka (30321328)

Program Studi Desain Interior Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Universitas Gunadarma 2022/2023

(2)

A. Estetika Abad 20

Estetika berasal dari kata Yunani Aesthesis, yang berarti perasaan atau sensitivitas. Itulah sebabnya maka estetika erat sekali hubungannya dengan selera perasaan atau apa yang disebut dalam bahasa Jerman Geschmack atau Taste dalam bahasa Inggris. Estetika timbul tatkala pikiran para filsuf mulai terbuka dan mengkaji berbagai keterpesonaan rasa. Estetika bersama dengan etika dan logika membentuk satu kesatuan yang utuh dalam ilmu-ilmu normatif di dalam filsafat.

Dikatakan oleh Hegel, bahwa: ―Filsafat seni membentuk bagian yang terpenting didalam ilmu ini sangat erat hubungannya dengan cara manusia dalam memberikan definisi seni dan keindahan (Wadjiz 1985: 10).

Perkembangan estetika dari akhir abad ke-19 sampai abad ke-20, estetika muncul dalam impresionisme (dengan pusat di Paris) yang menegaskan keluarnya kelompok ini dari aturan kesenian (terutama lukis) yang sudah mapan. Yang ditonjolkan adalah ‘kesan’ dalam suatan bayang dan terang yang bereaksi atas patokan warna gelap (hitam) dan terang yang sudah mapan.

Estetika pada abad ke-20, memunculkan aliran-aliran yang berkembang yaitu:

1. Simbolisme, ekspresi dalam bentuk lambing atau symbol yang isinya ingin melukiskan intisari ilham atas inspirasi seniman. Tokoh-tokohnya: Gauguin (1848-1930), Denis Maurice (1870-1943), dan Jugendstil.

2. Fauvisme, melanjutkan ekspresionisme dengan menegaskan symbol dan dekorasi dengan mempertajam penggunaan warna. Tokoh-tokohnya: Henri Matisse (1869-1954), El Greco (1879-1940).

3. Surealisme, lukisan merupakan ekspresi dari dunia khayal, mimpi, bayangan. Aliran ini dipengaruhi oleh psikologi psikoanalisa Freud alam bawah sadar. Tokoh-tokohnya:

H. Bosch (1450-1516), Marc Chagall (1887-1985), dan Breton (1896-1966).

4. Kubisme, mengekspresikan pengamatan dan pengalaman manusia dengan suatu konstruksi bentuk-bentuk kubus, selain itu aliran ini juga digunakan sebagai alat ekspresi warna-warna sederhana, polos yang digoreskan saling bertepian dan berdampingan secara jelas. Tokoh-tokohnya: Pablo Ruiz Y Picasso (1881-1973), George Bragne (1882-1963), dan Cezanne Paul (1839-1906).

5. Seni Abstrak, menggambarkan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan objek-obyek luar, namun ingin menekankan kebebasan ekspresi, kebebasan menggunakan bahan dan member arti serta tafsiran. Tokoh-tokohnya: Wassily Kandinsky (1866-1945) dan Kasimir Malewitsj (1878-1935).

6. Aliran Kritik Masyarakat, kesenian ditempatkan dalam fungsi kemampuannya untuk menjadi kritik masyarakat, alat kritis serta sumbangannya untuk kemanusiaan.

Bersumber dari para cendekiawan Eropa awal abad ke-20 yang sudah mempelajari Marxisme. Tokoh-tokohnya: Bloch (1885-1971).

7. Aliran Fenomenologi dan Eksistensialisme, dua aliran ini secara cermat mencari dasar penyatuan antara subyek estetika dengan karya kesenian sebagai obyek pengalaman. Tokoh-tokohnya: Merleau Ponty.

8. De Frenne, rasa estetis perbuatan yang sama-sama dihayati baik oleh orang yang sedang merasai kesenian maupun oleh apa yang sedang disajikan oleh kesenian.

Estetika pada abad ini menggunakan pendekatan psikologi untuk menemukan hakikat seni itu sendiri. Selain itu pada abad ke-20 ini kembali pada pemikiran-pemikiran spekulatif yaitu pada pemikiran-pemikiran filsafat lama untuk menemukan suatu hal yang baru. Pada zaman inilah muncul teori kritik atau metakritik yang berdasarkan pemikiran falsafi seni. Tokoh-tokohnya antara lain Edward Bullough yang mencetuskan teori disinterested. Teori ini bertujuan di dalam menilai karya seni hendaknya secara objektif, sehingga akan diperoleh suatu kenikmatan yang objektif

(3)

tanpa dikotori oleh kepentingan pribadi. Teori ini mengharapkan orang dalam menghadapi karya seni hendaknya menafikan segala kepentingan pribadinya.

B. Tokoh tokoh Estetika Abad 20

Terdapat beberapa tokoh estetika pada era abad ke 20, diantaranya adalah : 1. Benedetto Croce (1866-1952)

Benedetto Croce adalah seorang filsuf, sejarawan, dan politikus Italia.

Karya-karyanya mencakup berbagai topik seperti filsafat, sejarah, historiografi, dan estetika.

Benedetto Croce menguraikan empat pengalaman dalam estetika. Pertama, pengalaman estetis (non-konseptual atau intuisi). Kedua, pengalaman intuisi (curahan rasa dalam bentuk puisi). Ketiga, pengalaman yang ditemukan dalam sejarah. Keempat, pengalaman estetis tidak boleh digolongkan ke dalam karya seni. Karena karya seni bukan sekadar hiburan, pendidikan intelektual, dan moral

Estetika dalam kaitannya dengan sejarah menurut Benedetto Croce (1866-1952), keindahan dalam tahap pemikiran, yaitu:

Pertama, intuisi yang terwujud dalam bahasa dan sastra.

Kedua, Intuisi lirik berupa curahan rasa dengan bentuk puisi.

Ketiga, intuisi dan ekspresi puitis diletakkan pada manusia universal, yaitu ungkapan roh universal dalam diri pribadi.

Keempat, ekspresi estetis mencapai puncak dalam seni syair (La Poesia: 1936).

2. Susanne Katherina Langer (1895-1985)

(4)

Susanne Katherina Langer adalah seorang filsuf, penulis dan pengajar asal Amerika Serikat yang dikenal karena teori-teorinya tentang pengaruh seni rupa pada pikiran. Beliau menegaskan bahwa seni mengandung logika simbolis, menampilkan persoalan etis. Terkait hal ini, estetika dapat menjadi jalan menuju etika. Oleh karena itu, Langger senantiasa bertolak dari tempat para seniman bekerja untuk merumuskan konsep seni. Bukan dari galeri di mana karya seni dipamerkan. Karena galeri kurang mencerminkan pengalaman lahirnya karya seni. Susanne K.Langer menolak teori Aristoteles yang mengatakan bahwa seni merupakan peniruan (mimesis) dari alam. Seni sungguh-sungguh menghasilkan sesuatu yang lain sama sekali dari realitas alamiah. Karya seni meskipun dalam arti tertentu mempunyai kemiripan dengan alam, namun ia sudah tercabut dari kenyataan alamiah. Pada seni terdapat prinsip kelainan dari alam, yang membuat seni itu sungguh-sungguh berdiri sendiri sebagai ciptaan. Prinsip ketercabutan dari kenyataan alamiah menjadi prinsip penciptaan seni. Karena Langer bertolak dari asumsi bahwa karya seni adalah hasil simbolisasi manusia, maka prinsip penciptaan seni mengambil pola dari prinsip simbolisasi atau pembentukan simbol. Artinya seni dapat disebut sebagai symbol karena seni memenuhi fungsi tertentu yaitu seni mewujudkan, membentuk perasaan menjadi wujud.

3. Monroe Beardsley (1915-1985)

Monroe Curtis Beardsley adalah seorang filsuf seni Amerika. Teori estetika Monroe Beardsley menjelaskan bahwa benda seni terdapat tiga nilai estetika yang membuat baik dan tampak indah. Diantaranya sebagai berikut (1) Unity (kesatuan), (2) Complexity (kerumitan/

kompleksitas), (3) Intensity (kesungguhan. Monroe Beardsley menegaskan bahwa karya seni bukan sekadar tindakan berbicara (speech act), melainkan tiruan atau representasi dari tindakan berbicara. Karena karya seni pada dasarnya merupakan objek dan penalaran mengenai nilai serta sifat suatu karya, yang secara logis tidak berbeda dari penalaran lain tentang nilai.

(5)

4. Clive Bell (1881-1964)

Arthur Clive Heward Bell adalah seorang kritikus seni asal Inggris, terkait dengan formalisme dan Grup Bloomsbury. Dia mengembangkan teori seni yang dikenal sebagai bentuk signifikan. Bentuk significant form merupakan kualitas seni visual. Dalam desain grafis, bentuk bermakna karya seni diciptakan oleh pembuatnya. Misalnya pembuatan lay out poster mengenai suatu peristiwa (event) tertentu. Terkait hal ini, poster mengandung sejumlah elemen, yaitu headline, sub headline, dan body text. Jika tata letak poster menarik, tipo grafinya tepat, dan informatif, maka layout poster tersebut dikategorikan sebagai bentuk bermakna

5. Robin George Collingwood (1889-1943)

Robin George Collingwood FBA adalah seorang filsuf, sejarawan, dan arkeolog Inggris. Ia terkenal karena karya-karya filosofisnya. Menurut Robin George Collingwood, ia menegaskan bahwa seni dan kriya pada dasarnya berbeda. Namun, dari zaman Plato sampai saat ini, teori teknik seni (the technical theory of art) meyakini bahwa seni dan kriya sama.

Oleh karena itu, Colling wood menolak kesamaan antara seni dan kriya

(6)

C. Contoh Karya Seni Estetika Abad ke 20

1. Campbell's Soup Cans karya Andy Warhol (1962)

"Campbell's Soup Cans" adalah karya seni yang terkenal yang diciptakan oleh seniman pop art Amerika, Andy Warhol, pada tahun 1962. Karya ini terdiri dari serangkaian 32 lukisan, masing-masing menggambarkan kaleng sup merek Campbell's yang berbeda-beda.

Karya "Campbell's Soup Cans" menjadi salah satu karya yang paling terkenal dan ikonik dalam gerakan seni pop art. Warhol menganggap produk konsumen sehari-hari, seperti kaleng sup, sebagai objek budaya yang secara luas dikenal dan diakui oleh masyarakat Amerika Serikat pada masa itu. Ia menyajikan kaleng-kaleng sup ini dalam bentuk repetisi dan seri, menampilkan setiap varian rasa yang ada.

Dengan menggunakan teknik cetak saring (serigrafi), Warhol menghasilkan lukisan-lukisan ini dengan presisi yang hampir identik, menekankan repetisi dan kecerahan warna-warna yang cerah. Dengan pendekatan ini, Warhol menyajikan objek konsumen secara netral dan tanpa penilaian, menggambarkan kehidupan konsumen masa itu dan menjadikan produk-produk tersebut sebagai subjek seni yang valid. Karya "Campbell's Soup Cans"

mencerminkan tema utama dalam seni pop art, yaitu mengangkat benda-benda sehari-hari dan budaya populer ke dalam konteks seni. Dengan menghadirkan kaleng sup sebagai subjek utama, Warhol mempertanyakan konsep keunikan, reproduksi massal, dan konsumsi dalam masyarakat yang diwarnai oleh kemajuan industri dan konsumerisme.

Karya ini juga menjadi perwujudan dari pendekatan Warhol yang merangkul kemasan dan merek sebagai simbol budaya modern. "Campbell's Soup Cans" mengubah pandangan tentang apa yang bisa dianggap sebagai seni, menghadirkan sesuatu yang sederhana dan umum menjadi objek penuh perhatian dan keberartian dalam konteks seni rupa. Seiring berjalannya waktu, karya "Campbell's Soup Cans" telah menjadi ikonik dalam sejarah seni, melambangkan Warhol sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam seni pop art dan sebagai komentator sosial dalam budaya konsumerisme yang sedang berkembang pada masa itu.

(7)

2. The Harlequins Carnival karya Joan Miro

The Harlequins Carnival adalah salah satu lukisan surealis seniman yang paling menonjol, dan disimpan di Galeri Seni Albright–Knox di Buffalo, New York. Lukisan ini adalah salah satu karya Joan Miró yang paling terkenal. Harlequin adalah nama karakter teater komik terkenal Italia yang umumnya dikenali dari kostum kotak-kotaknya.

Pada tahun 1924, penyair André Breton membentuk gerakan surealis. Sekitar waktu pembentukan grup, Miró mulai melukis dengan gaya surealis. Surealisme berfokus pada mimpi dan alam bawah sadar sebagai bahan artistik, dan Miró dapat mengambil dari ide-ide ini. Dia melukis alam bawah sadar, tetapi juga pengalaman dan ingatan hidupnya sendiri.

Untuk menggabungkan dua sumber ini ia memanfaatkan imajinasinya untuk menciptakan unsur magis dalam lukisannya.

3. Composition II in Red, Blue, and Yellow 1930 karya Piet Mondrian

"Composition II in Red, Blue, and Yellow" (Komposisi II dalam Merah, Biru, dan Kuning) adalah karya seni terkenal yang diciptakan oleh seniman Belanda, Piet Mondrian, pada tahun 1930. Karya ini merupakan salah satu contoh paling terkenal dari gaya seni Mondrian yang dikenal sebagai Neoplastisisme.

"Composition II in Red, Blue, and Yellow" adalah lukisan non-representasional yang terdiri dari bidang-bidang geometris yang ditempatkan dengan sangat hati-hati dan terorganisir. Karya ini terdiri dari persegi panjang dengan garis-garis vertikal dan horizontal yang membentuk jaringan atau grid. Bidang-bidang tersebut diisi dengan warna-warna yang terbatas pada kombinasi merah, biru, dan kuning yang murni.

(8)

Mondrian percaya bahwa seni seharusnya bersifat universal dan tidak mewakili objek nyata. Ia mengembangkan konsep Neo Plastisisme yang menekankan penggunaan elemen-elemen dasar seperti garis, warna murni, dan bidang datar untuk menciptakan harmoni yang universal dan abstrak. Dalam karyanya, "Composition II in Red, Blue, and Yellow,"

Mondrian menghadirkan pengaturan yang seimbang dan harmonis antara elemen-elemen tersebut.

Dalam karya ini, Mondrian menciptakan kesan keseimbangan, harmoni, dan ketenangan melalui penggunaan garis dan bidang yang lurus, warna yang murni, serta penempatan yang teratur dan terkendali. Garis-garis vertikal dan horizontal menciptakan ritme dan kesan gerakan yang tenang, sedangkan kombinasi warna merah, biru, dan kuning menciptakan kontras yang tegas dan dinamis.

"Composition II in Red, Blue, and Yellow" adalah contoh klasik dari estetika Mondrian yang diwujudkan dalam karya-karya Neoplastisisme. Karya ini menjadi representasi penting dari perkembangan seni abstrak di abad ke-20 dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam seni dan desain, termasuk dalam arsitektur, desain grafis, dan mode.

Karya ini juga mencerminkan pandangan Mondrian tentang harmoni universal, ketertiban, dan kesederhanaan sebagai aspirasi dalam seni dan dalam hidup. Karya ini menjadi salah satu ikon dari gerakan seni abstrak dan kontibusi yang berharga dari Mondrian dalam mengubah pandangan tentang seni dan menghadirkan keindahan dalam bentuk yang murni dan universal.

4. Nine malic molds karya Marcel Duchamp

Marcel Duchamp menciptakan sebuah karya seni yang terbagi menjadi dua bagian. Di atas mempelai wanita menunggu pelamar, Di bawah bujangan lelaki yang bersiap menemui mempelai. Dalam tindakan bersaing untuk mendapatkan perhatian, mereka melewati tiga keadaan emosional yaitu, niat, ketakutan, dan keinginan. Niat para bujangan adalah untuk bertemu pengantin wanita, tetapi ketakutan akan konsekuensi menahan mereka. Ketakutan ini hanya bisa dilawan dengan kekuatan keinginan mereka untuknya.

Nine Malic Molds mewakili sembilan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh laki-laki, para bujangan ini, pada tahun 1915: seorang pendeta, seorang pengantar toko, seorang polisi, seorang cuirassier, seorang polisi, seorang pengurus, seorang bujang, seorang busboy dan seorang kepala stasiun.

(9)

5. Les Demoiselles d'Avignon 1907 karya Pablo Picasso

"Les Demoiselles d'Avignon" (Para Gadis dari Avignon) adalah sebuah karya seni yang terkenal yang diciptakan oleh seniman Spanyol, Pablo Picasso, pada tahun 1907. Karya ini dianggap sebagai titik balik penting dalam perkembangan seni modern dan merupakan salah satu lukisan paling penting dari gerakan seni kubisme.

"Les Demoiselles d'Avignon" menggambarkan lima sosok wanita yang terletak di sebuah ruangan. Karya ini mengeksplorasi bentuk-bentuk geometris, dengan sosok-sosok yang terfragmentasi dan dikomposisikan dengan cara yang tidak konvensional. Picasso menggunakan garis-garis tajam dan sudut-sudut tegas untuk menyajikan tubuh-tubuh yang berbentuk maskulin dan stilasi wajah yang primitif.

Lukisan ini sangat kontroversial pada masanya karena melanggar norma-norma estetika dan keindahan tradisional. Picasso memperkenalkan pendekatan yang revolusioner dan memecah-belah representasi realisme tradisional dalam seni. Ia memperlihatkan pengaruh yang kuat dari seni primitif Afrika dan Oseania, yang tampak dalam penggunaan stilasi wajah dan bentuk-bentuk yang sederhana namun kuat.

"Les Demoiselles d'Avignon" menggambarkan keberanian eksperimen Picasso dalam menciptakan karya yang mengguncang dan memprovokasi. Karya ini melanggar konvensi dan menghadirkan sudut pandang yang baru dalam seni, menantang penonton untuk melihat keindahan dalam bentuk yang tidak konvensional dan kontroversial.

Karya ini juga menjadi awal dari pergerakan kubisme, yang menjadi salah satu kontribusi paling berpengaruh dalam seni modern. Kubisme mengeksplorasi penguraian objek menjadi bentuk-bentuk geometris dan memunculkan sudut pandang multidimensi yang menghadirkan perspektif yang berbeda.

"Les Demoiselles d'Avignon" tidak hanya menjadi tonggak dalam karir Picasso, tetapi juga membawa perubahan besar dalam seni modern. Karya ini menginspirasi perkembangan gerakan avant-garde dan melibatkan pemikiran baru tentang representasi visual. Sebagai salah satu lukisan paling terkenal di dunia seni, "Les Demoiselles d'Avignon" tetap menjadi simbol penting dari inovasi dan eksplorasi dalam seni rupa abad ke-20.

(10)

6. Copse of the Banks of the Garonne karya Henry Matisse

Henri Matisse (1869-1954) adalah salah satu seniman paling menonjol dari periode Post-Impresionis. Ia dikenal karena warna-warnanya yang sangat cerah dan garis-garisnya yang cair.Corpse on the Banks of the Garonneadalah langkah menarik dalam pengembangan Matisse, beserta lanskap yang indah dengan sendirinya. Karya tersebut mencakup eksperimen Matisse dengan warna, terlihat pada langit merah jambu dan pepohonan yang tampak biru dan ungu. Dapat terlihat sapuan kuas artis yang longgar dan keahlian menggambar digunakan dengan sangat efektif. Matisse menggunakan tekniknya untuk menyampaikan gerakan dalam angin, dan dengungan alam secara umum. Meski tidak ada yang bergerak dalam lukisan ini, dan tidak ada orang atau aktivitas, ini bukanlah lanskap ketenangan. Sebaliknya, itu adalah salah satu energi besar di mana keindahan lanskap hidup dengan semangat.

7. Black Square (1915)

"Black Square" adalah karya seni terkenal yang dibuat oleh Kazimir Malevich, seorang seniman avant-garde Rusia, pada tahun 1915. Karya tersebut dianggap sebagai salah satu karya paling ikonik dan berpengaruh di abad ke-20.

(11)

"Black Square" adalah lukisan suprematis, yang merupakan gaya yang dikembangkan oleh Malevich. Suprematisme bertujuan untuk melampaui representasi dan fokus pada esensi murni seni, menekankan bentuk geometris dan abstrak. Dalam lukisan ini, Malevich mereduksi ekspresi artistiknya menjadi bentuk yang paling sederhana—persegi hitam dengan latar belakang putih.

Malevich percaya bahwa seni harus menjauh dari batasan penggambaran dunia fisik dan alih-alih mengeksplorasi aspek spiritual dan emosional dari kreativitas. Kotak hitam melambangkan kehampaan, potensi tak terbatas dari ekspresi artistik murni, dan penolakan terhadap nilai-nilai estetika tradisional.

Malevich menganggap "Black Square" sebagai "titik nol lukisan" dan pernyataan revolusioner yang menandai awal baru seni. Dia melihatnya sebagai penyimpangan radikal dari seni representasional dan langkah menuju bahasa artistik baru. Lukisan itu menantang norma dan tradisi dunia seni yang mapan pada saat itu.

"Black Square" berdampak besar pada perkembangan seni modern dan kontemporer.

Ini membuka jalan bagi gerakan seni non-representasional seperti ekspresionisme abstrak dan minimalisme. Komposisi geometrisnya yang sederhana dan palet monokromatiknya telah memengaruhi banyak seniman dan terus menginspirasi generasi baru. Saat ini, "Black Square"

asli disimpan di Galeri State Tretyakov di Moskow, Rusia. Itu tetap menjadi simbol abadi inovasi artistik dan bukti visi revolusioner Malevich.

D. Moodboard

Berikut adalah gambar Moodboard Interior bernuansa Estetika Abad ke 20

(12)

Referensi

https://www.yusufaidid.com/2011/05/estetika-abad-ke-20.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Benedetto_Croce https://id.wikipedia.org/wiki/Susanne_Langer https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/07/150727_majalah_tate_pameran

https://www.masterworksfineart.com/artists/andy-warhol/campbells-soup

https://artsandculture.google.com/asset/komposition-mit-rot-blau-und-gelb/5QG2Fm_LGUWAHA?

hl=id https://www.wikiart.org/en/piet-mondrian/composition-with-red-blue-and-yellow-1930 http://davidsartoftheday.blogspot.com/2015/01/henri-matisse-copse-of-banks-of-garonne.html https://en.wikipedia.org/wiki/The_Harlequin%27s_Carnival

Referensi

Dokumen terkait

Chanoyu juga mengalami perkembangan dari berbagai zaman Heian pada abad ke-9 sampai awal abad ke-20 pada zaman Meiji, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui lebih jelas

Sehingga pada umumnya masalah- masalah keindahan sering dikaitkan dengan seni murni ( fine arts ).. 20 diungkapkan dalam Kattsoff, Element of Philosophy 1953

Dalam pemikiran politiknya, para feminis menemukan kembali pemikiran-pemikiran yang muncul pada abad 17 yang memperhatikan hubungan sosial dan masalah gender, diantaranya mengenai

Untuk itu, cara pemecahan masalah kurang maksimalnya estetika anak di RA Bagus Siddiq Tanjung Morawa adalah dengan melaksanakan kegiatan seni lukis yang telah

Kontras dengan eksperimen-eksperimen Schoenberg dan Stravinsky tersebut selama dekade kedua abad ke-20 muncul aliran yang ingin kembali kepada idaman- idaman estetika akhir abad

Pada awal abad 20, di dunia muslim muncul kesadaran baru untuk melakukan reformasi pendidikan Islam secara komprehensip dan tidak terpisahkan dari

Munculnya pembaharuan pe- mikiran Islam di Indonesia dalam bidang ketaqwaan, sosial dan pengajaran diawali dan dipacu oleh adanya pembaharuan atau perubahan pemikiran Islam yang muncul

Munculnya keterbukaan perilaku dan pergeseran makna seks masyarakat Jawa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dilatarbelakangi oleh beberapa alasan sehingga terjadi transisi dan