_______
*Corresponding author: Email: [email protected]
STUDI PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KAIRATU, KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT, PROVINSI MALUKU
Chaerul Paotonan1,*, Rosita Sinaga2, Windra P. Humang3, Abdi Kurniawan2
1Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Kampus Gowa, Sulawesi Selatan
2Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut dan SDP, Jakarta
3Program Studi Teknik Sipil, Universitas Andi Djemma, Sulawesi Selatan
ABSTRACT
The movement of goods and passengers as well as the excellent potentials in the hinterland of Kairatu Port shows the tendency of increasing from year to year, thus it is deemed necessary to reactivate the Kairatu port. The problem is, until now not yet known how much the development of ports needed based on transportation services to be through the port. The purpose of this study is to analyze the demand for sea transport services and determine the need for facilities for the development Kairatu port. The method used is 1) forecasts for sea freight services using a combined analysis of multiple regression with growth average, 2) analysis of port facility development using the formulation of port and sea side port facility requirements. The results show that Kairatu port needs to be developed to support economic development of community in hinterland area. Based on the analysis of demand for sea transportation services at Kairatu port shows the estimated load for bulk (BBM) at 2036 ranges from 23,733 tons and general cargo goods dismantled to reach 35,831 tons, loaded up to 9,830 tons.
Estimated number of passengers rose to 119,328 people, the number of passengers down 99,043 people. Estimates of LCT ship visits ranged from 158 calls, general cargo ships ranging from 61 calls, 3.978 call passenger vessels (speed). With these demand, the needs of the facilities to be developed in Kairatu Port are among others tier, LCT tier, warehouse, cultivation field, passenger terminal, passenger parking and truck of goods and other necessities.
Keywords: Kairatu, port facility, sea transportation
ABSTRAK
Pergerakan barang dan penumpang serta potensi unggulan yang ada di hinterland pelabuhan Kairatu memperlihatkan kecenderungan terjadinya peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga dipandang perlu untuk mengaktifkan kembali pelabuhan Kairatu.
Masalahnya, hingga saat ini belum diketahui seberapa besar pengembangan pelabuhan yang dibutuhkan berdasarkan jasa angkutan yang akan melalui pelabuhan tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis permintaan jasa angkutan laut dan menentukan kebutuhan fasilitas untuk pengembangan pelabuhan Kairatu. Metode yang digunakan yaitu 1) analisis prakiraan permintaan jasa angkutan laut menggunakan analisis gabungan antara regresi berganda dengan rata-rata pertumbuhan, 2) analisis pengembangan fasilitas pelabuhan menggunakan formulasi kebutuhan fasilitas pelabuhan sisi darat dan laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelabuhan Kairatu perlu dikembangkan untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah
46
hinterland. Berdasarkan analisis permintaan jasa transportasi laut di pelabuhan Kairatu memperlihatkan perkiraan muatan pada tahun 2036 untuk curah (BBM) berkisar 23.733 ton dan barang general cargo yang dibongkar mencapai 35.831 ton, dimuat mencapai 9.830 ton. Perkiraan jumlah penumpang naik mencapai 119.328 orang, jumlah penumpang turun 99.043 orang. Perkiraan kunjungan kapal LCT berkisar 158 call, kapal general cargo berkisar 61 call, kapal penumpang (speed) sebesar 3.978 call.
Dengan permintaan tersebut, kebutuhan fasilitas yang akan dikembangkan di Pelabuhan Kairatu antara lain dermaga umum, dermaga LCT, gudang, lapangan penumpukan, terminal penumpang, parkir penumpang dan truck barang serta kebutuhan utilitas yang lain.
Kata Kunci: Kairatu, fasilitas pelabuhan, angkutan laut
1. PENDAHULUAN
Pelabuhan Kairatu merupakan salah satu pelabuhan stategis di Kabupaten Seram Bagian Barat berada di Kecamatan Kairatu, karena merupakan urat nadi atau pendukung utama transportasi laut yang secara langsung maupun tidak langsung berperan aktif dalam pembangunan sektor ekonomi Kabupaten Seram Bagian Barat bahkan di Provinsi Maluku. Kondisi eksisting pelabuhan Kairatu sudah tidak memiliki fasilitas darat maupun perairan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya upaya peningkatan pembangunan pelabuhan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat kaitannya dengan pergerakan orang, distribusi barang dari Pulau Ambon Ke Pulau Seram yang berujung pada peningkatan perekonomian masyarakat.
Beberapa alasan urgensivitas pembangunan Pelabuhan Laut Kairatu antara lain: a) upaya pembangunan perekonomian masyarakat dengan membangun pelabuhan sebagai pintu gerbang (inlet/outlet) pergerakan barang, b) permintaan muatan angkutan laut yang cukup besar di Seram Bagian Barat, khususnya di Kecamatan Kairatu, Kairatu Barat, Imamosol, Amalatu dan Elpaputih berupa barang pokok dan barang stategis, serta barang keluar berupa hasil bumi, c) permintaan angkutan barang khusus berupa BBM yang menyuplai kebutuhan bahan bakar masyarakat dan kebutuhan BBM PLN di Kab. Seram Bagian Barat, d) kondisi pelabuhan penyeberangan di Waipirit yang pada musim angin barat daya (alun) tidak dapat beroperasi sehingga akses distribusi barang dan penumpang antara Pulau Seram dan Pulau Ambon terputus. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan fasilitas pelabuhan Kairatu khususnya fasilitas darat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan dan pembangunan regional, nasional dan internasional yaitu sebagai pintu gerbang keluar- masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, dimana pelabuhan tersebut berada (Jinca, 2010). Peranan dan fungsi pelabuhan meliputi berbagai aspek yaitu:
- Ketersediaan prasana dan sarana pelabuhan melayani kegiatan B/M barang dan kunjungan kapal, berkaitan dengan daerah belakang yang dihubungkan oleh transportasi darat, investasi, teknologi, manajemen dan kualitas pelayanan.
- Keterkaitan pelabuhan dengan pelabuhan di pulau lain (nasional dan internasional), dan pelabuhan sekitarnya, sebagai asal dan tujuan pergerakan barang.
- Keterkaitan suatu pelabuhan aspek-aspek yang berdampak sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup dari pengembangan pelabuhan terhadap daerah sekitarnya
47 Pengembangan pelabuhan dibutuhkan karena adanya perubahan dalam kawasan, penanganan muatan, perubahan teknologi kapal, dan perubahan kuantitas demand.
Pengembangan suatu pelabuhan dilakukan akibat adanya perubahan-perubahan demand, kemasan dan teknologi baik muatan maupun kapal, dimana dengan adanya perubahan tersebut menyebabkan perubahan biaya-biaya yang dikeluarkan baik oleh pengguna jasa maupun pengelola pelabuhan. Tahapan pengembangan sangat terkait dengan pola pergerakan barang baik dalam jumlah terlebih lagi dalam hal kemasan barang. Saat ini dikenal 5 tahap pengembangan pelabuhan (UNCTAD, 1984) yaitu :
- Tahap I (tradisional); pengembangan pelabuhan yang diarahkan untuk kelompok tambatan keperluan general cargo.
- Tahap II (penanganan muatan curah kering); Muatan curah secara ekonomis memerlukan penggunaan kapal curah tersendiri.
- Tahap III (kedatangan muatan dalam satuan unit); Beberapa jenis muatan telah menggunakan kemasan dalam bentuk unit (pallet), kontainer, memerlukan penambahan fasilitas penanganan muatan dengan kemasan unit.
- Tahap IV(peralihan terminal multi-guna); Kenaikan volume lalulintas barang menggunakan unitisasi, ditandai dengan kedatangan beberapa kapal kontener.
- Tahap V(spesialisasi); pada tahap ini peningkatan lalu lintas menyebabkan perlunya pemisahan penanganan setiap jenis barang
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Hierarki Pelabuhan Kairatu adalah sebagai Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL), sehingga dalam pengembangannya agar berpedoman pada kriteria sebagai berikut:
- Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pemerataan serta peningkatan pembangunan kabupaten/kota;
- Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;
- Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari gelombang;
- Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar kecamatan dalam 1 (satu) kabupaten/kota;
- Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan/atau Pelabuhan Pengumpan Regional;
- Berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolasi, perbatasan, daerah terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;
- Berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup masyarakat disekitarnya;
- Berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut reguler kecuali keperintisan;
- Kedalaman maksimal pelabuhan –4 m-LWS;
- Memiliki fasilitas tambat atau dermaga dengan panjang maksimal 70 m;
- Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 5 – 20 mil
48
3. METODOLOGI
Berdasarkan tujuan penelitian, pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, merupakan jenis studi kasus dengan pengamatan lapangan yang memberikan gambaran pengembangan Pelabuhan Kairatu sebagai salah satu simpul transportasi laut di Pulau Seram, Provinsi Maluku. Metode analisis yang digunakan yaitu:
a. Prediksi permintaan muatan barang curah cair (BBM) menggunakan analisis regresi berganda dan rata-rata pertumbuhan muatan.
b. Prediksi bongkar muat barang general cargo didekati oleh 2 pendekatan yaitu untuk bongkar barang menggunakan analisis kebutuhan barang logistik dan barang strategis, sedangkan untuk barang yang muat dianalisis dengan besarnya komoditi unggulan yang akan terdistribusi melalui pelabuhan Kairatu.
c. Prediksi kunjungan kapal dianalisis berdasarkan banyaknya barang dibagi dengan kapasitas masing-masing kapal baik barang maupun penumpang.
Dengan memperhatikan kebutuhan logistik penduduk hinterland pelabuhan saat ini serta potensi uggulan yang ada pada hinterland tersubut, maka dalam studi ini pelabuhan Kairatu diperuntukkan untuk melayani kapal barang umum (general cargo) dan kapal-kapal cepat serta kapal LCT. Oleh sebab itu, dalam rencana pengembangannya, fasilitas darat yang utama untuk yang perlu dikembangkan adalah dermaga, lapangan penumpukan, gudang dan terminal penumpang. Dermaga terdiri dari dermaga barang umum dan dermaga penumpang atau kapal cepat. Untuk memperkirakan kebutuhan panajng dermaga, maka digunakan formula berikut :
( )
365 24
) x BORx
xBTxCall C
LD =
å
LOA+ (1)Dimana LD, LOA, C, BT, Call dan BOR, masing-masing adalah panjang dermaga, panjang keseluruhan kapal, panjang jagaan, berthing time (waktu tambat), kunjungan kapal dan tingkat pemanfaatan dermaga. Penentuan nilai BOR mengacu pada nilai yang direkomendasikan oleh United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) seperti yang disajikan pada atbel berikut (Triatmodjo B,2010).
Tabel 1. Penentuan nilai BOR Jumlah tambatan dalam grup BOR yang
disarankan (%)
1 40
2 50
3 55
4 60
5 65
6-10 70
Sementara itu, untuk memperkirakan luasan gudang dan lapangan penumpukan barang umum, maka digunakan formula berikut ini (Triatmodjo B,2010).
(
S)
TH f RT L
G xS B
xS A TxT
= -
1
/ 365 (2)
49 Dimana T, TRT, Sf, STH dan BS, masing-masing adalah proyeksi muatan yang melalui gudang atau lapangan penumpukan, dweling time, storage factor, tinggi tumpukan muatan di dalam gudnag atau di lapangan penumpukan, dan broken stowage of cargo.
Sementara itu, untuk memperkirakan terminal penumpang, maka dipergunakan formula berikut ini :
xcall ATER P
by j
= (3)
Dengan β, ψ, P, dan ϕ, masing-masing adalah koefisien musim puncak penumpang, kebutuhan luasan untuk satu penumpang, proyeksi jumlah penumpang, dan koefisien luas fasilitas pendukung.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkiraan Bongkar Curah Cair (BBM)
Pelabuhan Kairatu menjadi salah satu pelabuhan yang digunakan untuk aktivitas bongkar muat BBM (Solar) untuk kebutuhan pembangkit listrik (PLN) di Seram Barat.
Secara umum tercatat terjadi fluktuasi bongkar curah cair di Pelabuhan Kairatu. Dengan pendekatan rata-rata pertumbuhan, regresi yang merupakan fungsi dari jumlah penduduk dan PDRB maka didapatkan nilai prediksi moderat yang digunakan dalam pengembangan pelabuhan Kairatu. selengkapnya prediksi muatan curah cair dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Gambar 1. Grafik Prediksi Volume Bongkar Curah Cair Pelabuhan Kairatu Perkiraan Bongkar Muat Barang General Cargo
Dalam memprediksi volume bongkar barang general cargo (Gencar) di Pelabuhan Kairatu terjadi keterbatasan karena tidak adanya data bongkar barang khususnya barang general cargo. Sehingga pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kebutuhan barang pokok dan barang strategis yang dibutuhkan oleh penduduk di wilayah hinterland Pelabuhan Kairatu dikalikan indeks kebutuhan perkapita per tahun. Jenis barang pokok dan barang strategis yang diperhitungkan sebanyak 12 barang yaitu beras, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam, susu, gula, terigu, minyak goreng, garam,
- 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
Bongkar Curah Cair (BBM) Ton
Data
Rata2 pertumbhan Trend Linier Moderat
50
semen dan pupuk. Berdasarkan data prediksi penduduk hinterland Pelabuhan Kairatu kemudian dikalikan dengan indeks konsumsi perkapita per tahun, maka hasil proyeksi volume bongkar barang di Pelabuhan Kairatu dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.
Gambar 2. Grafik Prediksi Volume Bongkar Barang Gencar Pelabuhan Kairatu Prediksi Volume Muat Barang General Cargo
Prediksi volume muat barang didekati dengan jumlah komoditi unggulan yang berpotensi menjadi muatan transportasi laut di Pelabuhan Kairatu. Jenis komoditi unggulan di wilayah hinterland Pelabuhan Kairatu adalah komoditi tanaman pangan dan perkebunan. Sedangkan yang berpotensi untuk menjadi muatan di Pelabuhan Kairatu adalah komoditi perkebunan. Berdasarkan data BPS Kabupaten Seram Bagian Barat, jumlah komoditi tanaman pangan dan perkebunan di hinterland Pelabuhan Kairatu (Kec. Kairatu, Kec. Kairatu Barat, Kec. Inamosol, Kec. Amalutu dan Kec. Elpaputih) pada tahun 2013 mencapai 62.866 ton dan kemudian meningkat pada tahun 2014 mencapai 63.382 ton. Dari jumlah tersebut sebesar 10% dari jumlah komodoti tersebut berpotensi menjadi muatan barang di Pelabuhan Kairatu, sehingga prediksi barang yang dimuat di Pelabuhan Kairatu sebagai berikut.
- 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
Bongkar Barang (Ton)
Data
Rata-2 Pertumbuhan Trend linier Moderat
51 Gambar 3. Grafik Prediksi Volume Muatan Gencar di Pelabuhan Kairatu Perkiraan Naik Turun Penumpang
Prediksi penumpang naik di Pelabuhan Kairatu dilakukan dengan pendekatan rata-rata pertumbuhan penumpang didapatkan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,19% per tahun.
Berdasarkan pendekatan regresi diperoleh fungsi regresi data penumpang naik barang sebagai berikut:
regresi linier y = 1884,6x + 36029 dengan R2 = 0.928
regresi berganda y = -28771,372 + 0,764 X1 + 0,049 X2 dengan R2 = 0,976 (X1 = Penduduk, X2 = PDRB)
Fungsi regresi yang terpilih yaitu regresi berganda karena memiliki nilai R2 tertinggi.
Secara keseluruhan hasil proyeksi penumpang naik di Pelabuhan Kairatu dapat dilihat pada gambar berikut ini.
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
Muat Barang (Ton)
Data
Rata2 Pertumbuhan Trendline (Linier) Moderat
52
Gambar 4. Grafik Prediksi Penumpang Naik di Pelabuhan Kairatu
Prediksi penumpang turun di Pelabuhan Kairatu dilakukan dengan pendekatan rata-rata pertumbuhan penumpang didapatkan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,50% per tahun.
Berdasarkan pendekatan regresi diperoleh fungsi regresi data penumpang naik barang sebagai berikut:
regresi linier y = 1510,9x + 33817 dengan R2 = 0.9284
regresi berganda y = -7958,738 + 0,296 X1 + 0,055 X2 dengan R2 = 0,963 (X1 = Penduduk, X2 = PDRB)
Fungsi regresi yang terpilih yaitu regresi berganda karena memiliki nilai R2 tertinggi.
Gambar 5. Grafik Prediksi Penumpang Turun di Pelabuhan Kairatu 0
20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
Penumpang Naik (orang)
Data
Rata2 Pertumbuhan Regresi Berganda Moderat
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
Penumpang Turun (orang)
Data
Rata2 Pertumbuhan Regresi Berganda Moderat
53 Perkiraan Kunjungan Kapal (LCT, Penumpang, dan General Cargo)
Prediksi kunjungan kapal curah cair di Pelabuhan Kairatu diperoleh dari pembagian jumlah muatan yang dibongkar dengan rata-rata kapasitas kapal yang masuk ke pelabuhan. Dari data eksisting diperoleh rata-rata kapasitas kapal curah cair sebesar 150 ton/call, sehingga prediksi kunjungan kapal curah cair dapat diprediksikan sebagai berikut.
Gambar 6. Grafik Prediksi Call Kapal Curah Cair di Pelabuhan Kairatu Jenis kapal penumpang yang dijadikan dasar dalam memprediksi kunjungan kapal penumpang diasumsikan sama dengan jenis kapal yang ada di Pelabuhan Kairatu yaitu jenis kapal speed boad dan long boad dengan kapasitas penumpang 30 – 35 orang.
Dengan membagi jumlah penumpang hasil proyeksi dengan kapasitas kapal penumpang (30 pax), maka kunjungan kapal penumpang dapat di Kairatung dan hasilnya disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar 7. Grafik Prediksi Kunjungan Kapal Penumpang di Pelabuhan Kairatu
0 50 100 150 200 250 300
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
Kunjungan Kapal (Call)
Data
Rata2 pertumbhan Trend Linier Moderat
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
Kapal Penumpang (call)
Rata2 Pertumbuhan Regresi Berganda Moderat
54
Jenis kapal barang yang diharapkan dilayani Pelabuhan Kairatu diperoleh dari perbandingan jenis kapal yang dilayani pelabuhan-pelabuhan lain di Provinsi Maluku dan KTI pada umumnya. Ukuran kapal maksimum yang berkunjung ke pelabuhan Kairatu adalah kapal dengan kapasitas 621 GT. Kapasitas kapal ini setara dengan kapal DWT sama dengan 1490 atau 1500 ton. Kapal dengan DWT = 750 memiliki ukuran:
Panjang, LOA = 54.24 m Lebar, B = 9.00 m Sarat, D = 3.32 m
Untuk kapal barang perbanding antara payload kapal dengan DWT adalah 0.82. Oleh sebab itu, dalam satu kali trip, muatan kapal adalah 615 ton. Dengan membagi volume muatan di pelabuhan dengan kapasitas angkut kapal, diperoleh kunjungan kapal barang seperti yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Prediksi Kunjungan Kapal Barang Gencar di Pelabuhan Kairatu (call) Tahun
Metode Proyeksi Rerata
Pertumbuhan
Trend
Linier Moderat
2017 44 44 44
2018 44 45 45
2019 45 46 45
2020 46 46 46
2021 47 47 47
2022 48 48 48
2023 49 49 49
2024 50 49 50
2025 51 50 51
2026 52 51 51
2027 53 52 52
2028 54 52 53
2029 55 53 54
2030 56 54 55
2031 57 55 56
2032 58 56 57
2033 60 56 58
2034 61 57 59
2035 62 58 60
2036 63 59 61
Sumber: Hasil Analisis, 2016 Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan Kairatu
Berdasarkan perhitungan kebuthan fasilitas yang ada di Pelabuhan Kairatu pada setiap tahap pengembangan dapat dilihat pada tabel berikut.
55 Tabel 3. Rencana Fasilitas Pelabuhan Kairatu
No Fasilitas Satuan
Tahap Pengembangan 2017-
2021
2022- 2026
2027- 2036
A Umum
1 Kantor pelabuhan m2 90
2 Dermaga m 70
3 Dermaga Speed Boat m 48 54
4 Dermaga LCT m 30
5 Trestel 1 m 100
6 Trestel 2 m 66
B Terminal General Cargo
1 Gudang General Cargo m2 60
2 Gudang Kapal LCT m2 15
3 Lapangan penumpukan general cargo m2 200 50
4 Lapangan parkir truk m2 40
C Terminal Penumpang
1 Gedung terminal penumpang m2 60
2 Lapangan parkir penumpang dan
pengantar m2 150
D Peralatan
1 Pompa unit 1 1
2 Silo unit 1 1
Sumber: Hasil Analisis, 2016 5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, beberapa kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut:
a. Permintaan jasa transportasi laut di pelabuhan Kairatu memperlihatkan perkiraan muatan pada tahun 2036 untuk curah (BBM) berkisar 23.733 ton dan barang general cargo yang dibongkar mencapai 35.831 ton, dimuat mencapai 9.830 ton. Perkiraan jumlah penumpang naik mencapai 119.328 orang, jumlah penumpang turun 99.043 orang. Perkiraan kunjungan kapal LCT berkisar 158 call, kapal general cargo berkisar 61 call, kapal penumpang (speed) sebesar 3.978 call.
b. Pengembangan fasilitas pelabuhan dibagi dalam tiga tahap pengembangan yaitu jangka pendek (2017-2021) dengan fasilitas yang antara lain dermaga umum (70 m), dermaga LCT (30 m), dermaga speed boat (48 m), trestle (panjang 100 m dan 66 m), gudang general cargo 60 m2, lapangan penumpukan 200 m2, lapangan parker truck 40 m2, terminal penumpang 60 m2, lapangan parkir penumpang 150 m2. Pengembangan jangka menengah (2022 – 2026) penambahan lapangan penumpukan 50 m2, sedangkan untuk pengembangan jangka panjang perlu penambahan dermaga speed boat sepanjang 54 m
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami menghaturkan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan atas arahan dan masukan. Kepala unit penyelenggara pelabuhan Kelas III Waisarisa bantuan data untuk penelitian ini.
56
DAFTAR REFERENSI
Bambang Triatmojo, 2010, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogjakarta.
Jean-Paul Rodrigue, 2009, Intermodal Terminals, Mega Ports and Mega Logistic.
Department of Global Studies & Geography Hofstra University Hempstead, New York
Jinca, M.Y.,2010, Transportasi Laut Indonesia, Analisis Sistem dan StudiKasus, Berlian Internasional, Surabaya
Keputusan Menteri Perhubungan KP 414 2013 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN). 2013. Jakarta
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2009. Draft Cetak Biru Sistem Logistik Nasional, Jakarta.
Keputusan Menteri Perhubungan KM.21 tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan kapal, barang dan penumpang pada Pelabuhan Laut yang
diselenggarakan oleh UPT kantor pelabuhan. 2007. Jakarta Kramadibrata, 2002, Perencanaan Pelabuhan, ITB, Bandung
Morlok, Edward K., 1995, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, McGraw Hill,Inc (terjemahan).
Per Bruun, 1976, Port Engineering, Gulf Publisher
Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Kementerian Perhubungan.
Quin, A.D., 1972, Design and Construction of Port and Marine, Mc Graw Hill
Referensi Kepelabuhanan Seri 1-13, Edisi III, 2009, PT. Pelindo I-IV, Jakarta Soedjono Rustiadi, Ernan et all. 2009, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.
UNCTAD, Port Development Handbook for Planner in Developing Countries, New York, 1984