• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA PENGGUNAAN TEKNOLOGI BLOCKCHAIN

N/A
N/A
R71 889 Siti@Khamdah

Academic year: 2024

Membagikan "ETIKA PENGGUNAAN TEKNOLOGI BLOCKCHAIN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA PENGGUNAAN TEKNOLOGI BLOCKCHAIN Siti Khamdah

202043501889 R71

Teknik Informatika Universitas Indraprasta PGRI

Abstrak

Teknologi Blockchain, dengan sifat desentralisasinya yang menciptakan keamanan dan transparansi, telah menjadi kekuatan mendorong revolusi di berbagai sektor. Meskipun begitu, penerapan teknologi ini memunculkan berbagai pertanyaan etis yang perlu dipahami dan diatasi. Artikel ini menjelajahi dimensi etika penggunaan teknologi Blockchain,

menyoroti isu-isu hak privasi, keamanan, dan dampak sosial. Fokus utamanya adalah pada pertimbangan etis dalam pengembangan dan implementasi smart contracts, keberlanjutan lingkungan, dan inklusivitas. Dengan menguraikan tantangan etis yang dihadapi, artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi para pengembang, pemangku kepentingan, dan regulator dalam memastikan bahwa teknologi Blockchain digunakan secara etis,

memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, dan mengurangi risiko potensial yang terkait. Dengan demikian, upaya ini berkontribusi pada pembangunan ekosistem Blockchain yang bertanggung jawab dan sesuai dengan nilai-nilai etika profesi.

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Blockchain adalah kumpulan data yang saling terkait dengan menggunakan teknik kriptograf. Pada era digital saat ini, penggunaan teknologi informasi semakin luas dan kompleks. Hal ini menimbulkan berbagai ancaman dan tantangan dalam menjaga keamanan data di lingkungan digital. Kebutuhan akan keamanan data yang semakin tinggi

membutuhkan solusi yang efektif dan efisien untuk menghindari serangan atau kebocoran data yang bisa membahayakan organisasi atau individu. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan data di era digital adalah teknologi blockchain . Blockchain merupakan teknologi yang menggunakan sistem jaringan terdistribusi untuk menyimpan data dan informasi yang terenkripsi dengan aman. Keamanan data yang terjaga pada teknologi blockchain didasarkan pada sistem konsensus dan validasi data secara otomatis yang dilakukan oleh jaringan tersebut.

Penggunaan teknologi blockchain dalam meningkatkan keamanan data dapat digunakan pada berbagai sektor, seperti keuangan, kesehatan, dan lain sebagainya.

Blockchain juga dapat digunakan untuk memastikan integritas data dan mencegah terjadinya perubahan data yang tidak diinginkan .

Di Indonesia, teknologi Blockchain memiliki sedikit pengembang dan hanya sedikit organisasi yang berani melakukan implementasi teknologi ini ke organisasi mereka.

Teknologi Blockchain bisa digunakan untuk pengolahan data dari sebuah instansi negara, Pada bidang ekonomi maupun pengolahan data lain yang melibatkan suatu organisasi maupun instansi milik negara maka keamanan pada setiap sumber daya data organisasi tersebut harus di perhitungkan [4]. Berdasarkan dari penelitian- penelitan sebelumnya yang melibatkan enkripsi dalam keamanan data, enkripsi tersebut masih memiliki celah terhadap adanya manipulasi, ditambah lagi dengan algoritma komputasi yang semakin canggih dan bisa melakukan dekripsi dengan bytecode yang lebih banyak.

Oleh karena itu, penelitian mengenai penggunaan teknologi blockchain dalam meningkatkan keamanan data di masa era digital menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Penelitian tersebut dapat memberikan solusi untuk masalah keamanan data yang semakin kompleks di era digital, sehingga dapat membantu organisasi atau individu untuk melindungi data mereka dengan lebih efektif dan efisien.

(3)

B. Etika

Etika adalah kata etik (atau etika) yang berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan- tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian diurapakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada.

Pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya diuat dan diterapkam dari dan untuk kepentingan sosial (profesi) itu sendiri.

C. Teknologi Blockchain

Blockchain adalah teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan data dalam era digital. Blockchain adalah sistem yang terdesentralisasi dan tidak dapat dimanipulasi yang dapat digunakan untuk menciptakan catatan transaksi yang aman dan transparan.

Keamanan blockchain didasarkan pada algoritma kriptografi yang kuat dan mekanisme konsensus yang digunakan untuk memverifikasi dan memvalidasi setiap

transaksi di jaringan. Setiap transaksi yang dilakukan di blockchain tercatat secara permanen dan tidak dapat diubah atau dihapus tanpa persetujuan dari mayoritas pengguna jaringan.

Dalam banyak kasus, teknologi blockchain dapat digunakan untuk memberikan keamanan data yang lebih baik daripada sistem tradisional yang terpusat. Hal ini karena sistem blockchain tidak memiliki titik lemah yang sama seperti sistem tradisional yang terpusat.

Namun, teknologi blockchain juga memiliki keterbatasan dan tantangan tersendiri.

Misalnya, skalabilitas dan biaya transaksi masih menjadi kendala bagi beberapa aplikasi blockchain. Selain itu, meskipun sistem blockchain sulit dimanipulasi, tetapi masih mungkin untuk melakukan serangan 51% jika mayoritas kekuatan komputasi di jaringan dikendalikan oleh satu entitas.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Kode Etik Profesi

Kode etik merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah diabahas dan nirumuskan dalam etika profesi. Kode etik lebih memperjelas, mempertegas, memperinci norma-norma kebentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma- norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Lalu apa saja tujuan dari pembuatan kode etik itu sendiri. Kode etik sendiri memiliki tujuan yang akan membantu para Database Administrator dalam bekerja.

Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru, ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Sehinga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana profesional menjalakan kewajibannya.

Berikut adalah tujuan dari Kode Etik :

1. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

2. Untuk meningkatka pengabdian para anggota profesi.

3. Untuk meningkatkan mutu profesI.

4. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

B. Fungsi Kode Etik

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seorang yang profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang

merupakan fungsi dari kode etik profesi:]

1. Kode etik perofesi memeberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,

pelaksanaan profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial agi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat mememahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).

(5)

3. Kode etik mencegah campur tangan pihak luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti terebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara profesional atau developer TI dengan klien, antara para profesioanal sendiri antara organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya

pembuatan sebuah program aplikasi.

Seorang profesional tidak dapat membuat program semuanya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oelh kliennya atau user, ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program apliksi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya. Kode etik profesi informatikawan merupakan bagian dari etika profesi. Jika para profesional TI melanggar kode etik, maka mereka dikenakan sanksi moral, sanksi sosial, dijauhi, di-banned dari pekerjaanya, bahkan mengkin dicopot dari jabatanya.

C. Etika Penggunaan Teknologi Blockchain

Teknologi blockchain adalah teknologi yang menggunakan sistem jaringan

terdistribusi untuk menyimpan data dan informasi yang terenkripsi dengan aman. Keamanan data yang terjaga pada teknologi blockchain didasarkan pada sistem konsensus dan validasi data secara otomatis yang dilakukan oleh jaringan tersebut. Penggunaan teknologi

blockchain dalam meningkatkan keamanan data dapat digunakan pada berbagai sektor, seperti keuangan, kesehatan, dan lain sebagainya. Blockchain juga dapat digunakan untuk memastikan integritas data dan mencegah terjadinya perubahan data yang tidak diinginkan.

Namun, penggunaan teknologi blockchain juga memerlukan etika yang baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknologi blockchain adalah sebagai berikut:

1. Keterbukaan: Transparansi dalam penggunaan teknologi blockchain sangat penting untuk memastikan kepercayaan dan keamanan data. Oleh karena itu, organisasi yang

menggunakan teknologi blockchain harus memastikan bahwa data yang disimpan di dalamnya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.

2. Kerahasiaan: Meskipun teknologi blockchain memungkinkan data untuk disimpan secara aman, namun kerahasiaan data juga harus diperhatikan. Organisasi harus memastikan bahwa data yang disimpan di dalam blockchain hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.

(6)

3. Keterukuran: Penggunaan teknologi blockchain harus dapat diukur dan diatur dengan baik. Organisasi harus memastikan bahwa penggunaan teknologi blockchain tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku

4. Keterlibatan: Penggunaan teknologi blockchain harus melibatkan semua pihak yang terkait. Organisasi harus memastikan bahwa penggunaan teknologi blockchain tidak merugikan pihak lain atau melanggar hak-hak mereka.

5. Keterpaduan: Penggunaan teknologi blockchain harus terpadu dengan sistem yang sudah ada. Organisasi harus memastikan bahwa penggunaan teknologi blockchain tidak

mengganggu sistem yang sudah ada atau menimbulkan masalah baru.

(7)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Etika penggunaan teknologi blockchain memiliki peran kunci dalam membentuk landskap yang bertanggung jawab, adil, dan berkelanjutan. Berbagai sikap dan prinsip etis diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara optimal tanpa

menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan. teknologi blockchain dapat digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan keamanan data di era digital. Namun, implementasi teknologi blockchain harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan diukur terhadap tantangan dan keterbatasan yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

(8)

REFERENSI

[1] I. Abunadi and R. L. Kumar, “BSF-EHR : Blockchain Security Framework for Electronic Health Records of Patients,” pp. 1–10, 2021.

[2] I. Riadi, R. Umar, and I. Busthomi, “Optimasi Keamanan Autentikasi dari Man in the Middle Attack ( MiTM ) Menggunakan Teknologi Blockchain,” vol. 04, pp. 15–19, 2020.

[3] E. Privacy, H. Applications, U. Blockchain, and D. L. Concepts, “Enhancing Privacy and Data Security across Healthcare Applications Using Blockchain and,” 2020.

[4] V. No, D. Apriliasari, B. Ajie, and P. Seno, “Jurnal Mentari : Manajemen Pendidikan dan Teknologi Informasi Inovasi Pemanfaatan Blockchain dalam Meningkatkan Keamanan Kekayaan Intelektual Pendidikan,” vol. 1, no. 1, pp. 68–76, 2022.

[5] U. F. Ubaidillah and H. Murti, “IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

PENGOLAHAN DATA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI BLOCKCHAIN PADA : DATA KABUPATEN KOTA KENDAL,” vol. 6, no. 1, pp. 41–49, 2021.

[6] D. Calista, A. Farissi, and M. D. Marieska, “Sistem Pengamanan Data Menggunakan Kriptografi AES dan Blockchain Berbasis Android,” J. JUPITER, vol. 13, no. 2, pp.

220–226, 2021.

[7] E. Cahyo Prabowo and I. Afrianto, “Penerapan Digital Signature Dan Kriptografi PadaOtentikasi Sertifikat Tanah Digital - Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia,” J. Ilm. Komput. dan Inform., vol. 6, no. 2, 2017.

[8] I. Riadi, A. Z. Ifani, S. Informasi, U. A. Dahlan, T. Informatika, and U. A. Dahlan,

“Optimasi Keamanan Web Server terhadap Serangan Broken Authentication Menggunakan Teknologi Blockchain,” vol. 6, no. 3, pp. 139–148, 2021.

[9] M. Rakhmansyah, U. Rahardja, N. Puji, L. Santoso, and A. Khoirunisa, “Smart Digital Signature Berbasis Blockchain Pada Pendidikan Tinggi Menggunakan Metode

SWOT”.

[10] I. Afrianto, Y. Arkeman, T. Djatna, and I. Hermadi, “Transformation Model of Smallholder Oil Palm Supply Chain Ecosystem using Blockchain-Smart Contract,”

Int. J. Adv. Comput. Sci. Appl., vol. 13, no. 11, pp. 563–574, 2022, doi:

10.14569/IJACSA.2022.0131165.

(9)

[11] W. S. Stornetta, “Teknologi Blockchain untuk Transparansi dan Keamanan pada Era Digital,” 2009.

[12] A. Heryandi and S. Atin, “Blockchain-based Trust , Transparent , Traceable Modeling on Learning Recognition System Kampus Merdeka,” vol. 22, no. 2, pp. 339–352, 2023, doi: 10.30812/matrik.v22i2.2780.

[13] P. Lqvdql et al., “No Title,” vol. 3.

[14] V. No, “Jurnal Mentari : Manajemen Pendidikan dan Teknologi Informasi Penerapan Sertifikat pada Sistem Keamanan menggunakan Teknologi Blockchain,” vol. 1, no. 1, pp. 58–67.

[15] I. E. Maulani, T. Herdianto, D. F. Syawaludin, and M. O. Laksana, “Isma Elan Maulani 1 , Tedi Herdianto 2 , Dwi Febri Syawaludin 3 , Medika Oga Laksana 4,” vol. 3, no. 2, pp. 99–102, 2023.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan basis data Scopus terkait teknologi 5G, dapat dilihat negara mana yang memiliki minat yang tinggi terhadap penelitian teknologi yaitu negara dengan

Dalam dunia Pendidikan, penerapan teknologi Blockchain masih belum banyak diterapkan, selain karena teknologi ini sering dicontohkan untuk penanganan informasi

Blockcert adalah salah satu tool yang diciptakan MIT yang dapat digunakan untuk membuat, menerbitkan, dan memverifikasi sertifikat yang berbasis blockchain

Memberikan rancangan regulasi atau konsep penerapan teknologi blockchain dalam pengamanan data dan informasi digital PT serta memberikan desain proses bisnis

Di bidang medis, teknologi blockchain 28VC bukan hanya diterapkan untuk menemukan dan memelihara bidang yang dapat menginovasi sistem medis masyarakat secara keseluruhan tetapi

Secara fungsional, hak cipta yang didasarkan pada teknologi blockchain dapat menetapkan persyaratan lisensi terpisah untuk setiap salinan, misalkan satu salinan

Jika teknologi Blockchain berhasil untuk diadopsi, maka inisiatif tata kelola pemerintahan terdesentralisasi dapat terwujud dan dapat digunakan sebagai alternatif penyelesaian persoalan

Solusi peningkatan kemanan yang dimaksud adalah dikarenakan teknologi blockchain yang digunakan dalam pembembangan aplikasi ini memiliki sifat terdesentralisasi dan immutable yang