Judul artikel ini adalah : “EVALUASI KINERJA KESELAMATAN LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN KOTA BOGOR”. Dalam melakukan kegiatan transportasi, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah kecelakaan lalu lintas. Mengingat angka kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat di Kota Bogor, maka dipandang perlu untuk mengetahui tempat-tempat rawan kecelakaan lalu lintas agar dapat dijadikan sarana pengelolaan keselamatan jalan dalam upaya menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas. . kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan tol. , khususnya jalan arteri sekunder karena sebagian besar kecelakaan di Kota Bogor terjadi di jalan arteri sekunder 1.
Dalam studi kasus identifikasi tempat rawan kecelakaan lalu lintas dilakukan pendekatan analisis kerentanan yaitu berdasarkan aspek fisik. Aspek fisik yang dapat mempengaruhi kerentanan kecelakaan lalu lintas disebut juga faktor lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan binaan (Warpani, 2003). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan lalu lintas pada jalan arteri sekunder di Kota Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah.
Bab ini membahas tentang waktu dan lokasi penelitian, metode pencarian data, dan langkah-langkah melakukan analisis permasalahan pada kawasan rawan kecelakaan lalu lintas di Kota Bogor. Bab ini membahas tentang kesimpulan berupa identifikasi permasalahan dan pemberian saran sebagai masukan bagi keselamatan transportasi di Kota Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA DAN ARAH KEBIJAKAN 2.1 Landasan Teori
- Keselamatan Lalu-Lintas Jalan
- Kecelakaan Lalu-Lintas
- Faktor Kecelakaan Lalu-Lintas
- Penanggulangan kecelakaan lalu-lintas
- Manajemen Lalu Lintas
- Mendapatkan tingkat efisiensi dan dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dengan menyeimbangkan permintaan
- Meningkatkan dan memperbaiki tingkat keselamatan sebaik mungkin
- Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas tersebut berada
- Mempromosikan penggunaan energi secara efisien ataupun penggunaan energi lain yang dampak negatifnya lebih kecil dari energi lain
- Manajemen Lalu Lintas, pada prinsipnya ditekankan pada pemanfaatan ruas jalan yang ada, seperti : pemanfaatan lebar jalan secara efektif, kelengkapan marka
- Peningkatan Ruas Jalan, mencakup perubahan fisik ruas jalan berupa pelebaran atau penambahan lajur sehingga kapasitas ruas jalan dapat ditingkatkan secara
- Persyaratan Jalan Arteri Sekunder
- Hubungan Sistem Transportasi dengan Penggunaan Lahan
- Sistem Pergerakan. Hal yang dapat dilakukan misalnya mengatur teknik dan manajemen lalu lintas (jangka pendek), fasilitas angkutan umum yang lebih baik
- Kedudukan dan Fungsi Kota Bogor Secara Regional
- Bagian Selatan, cenderung berpotensi sebagai daerah permukiman dengan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) rendah dan ruang terbuka hijau
- Bagian Utara, cenderung berpotensi sebagai daerah industri non-polutan dan sebagai penunjangnya adalah permukiman beserta perdagangan dan jasa
- Kecamatan Tanah Sareal, cenderung berpotensi sebagai daerah permukiman, daerah perdagangan dan jasa serta daerah fasilitas pelayanan kota
- Bagian Barat cenderung berpotensi sebagai daerah permukiman yang ditunjang oleh obyek wisata
- Bagian Timur, cenderung berpotensi sebagai daerah permukiman
- Bagian Tengah, cenderung berpotensi sebagai pusat perdagangan dan jasa yang ditunjang oleh perkantoran dan wisata ilmiah
- Pusat kegiatan bagi pengembangan wilayah sekitarnya dengan kegiatan utama adalah Perkotaan
- Kota yang mampu menampung dan mengakomodasi kegiatan penduduk sesuai dengan kapasitas tampung yang direncanakan dalam sistem pengembangan
- Kota yang mampu melayani penduduk di dalam maupun wilayah sekitarnya, terutama yang menyangkut kebutuhan lahan permukiman serta perdagangan jasa
- Pusat kolektor dan distribusi produksi pertanian guna menampung dan memasarkan hasil pertanian dari wilayah sekitarnya
- Salah satu penyangga bagi Kota Jakarta dalam mewujudkan arahan pengembangan Kota Bogor dalam lingkup regional, maka Kota Bogor difungsikan
- Rencana Fungsi Jaringan Jalan Arteri Sekunder
- Sistem Informasi Geografis
Manajemen lalu lintas merupakan rencana mendesak dan jangka pendek untuk memperbaiki kondisi lalu lintas. Menjamin tingkat efisiensi dan keseluruhan pergerakan lalu lintas dengan tingkat aksesibilitas tinggi dengan menyeimbangkan permintaan dengan tingkat aksesibilitas tinggi dengan menyeimbangkan permintaan dengan fasilitas pendukung yang tersedia. Manajemen lalu lintas pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga jenis yang berkaitan erat dengan tujuan strategis dasar (Morlok, 1985), yaitu.
Manajemen Kapasitas (Manajemen Kapasitas); terkait dengan tindakan manajemen lalu lintas untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur, sehingga merupakan pendekatan supply-side. Manajemen Prioritas (Manajemen Prioritas); berkaitan dengan pemberian prioritas pada lalu lintas tertentu yang dapat meningkatkan efisiensi dan/atau keselamatan lalu lintas. Manajemen lalu lintas pada prinsipnya menekankan pada pemanfaatan ruas jalan yang ada, seperti: penggunaan lebar jalan yang efektif, kelengkapan marka yang ada, seperti: penggunaan lebar jalan yang efektif, kelengkapan marka dan rambu jalan yang memadai sehingga ruas jalan tersebut dapat berfungsi dengan baik. dimanfaatkan secara optimal dan ditinjau dari kapasitas dan keselamatan lalu lintas yang meliputi sistem satu arah, parkir, penentuan lokasi bundaran, trotoar dan belokan.
Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain teknik pengorganisasian dan manajemen lalu lintas (jangka pendek), perbaikan fasilitas angkutan umum, pengelolaan lalu lintas yang lebih baik (jangka pendek), perbaikan fasilitas angkutan umum (jangka pendek dan menengah), atau pembangunan jalan (jangka panjang). Rencana pengembangan fungsi jaringan jalan arteri sekunder di Kota Bogor menurut DLLAJ Kota Bogor tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 1 seperti di bawah ini.
METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
- Metode Pengumpulan Data .1 Studi Literatur .1 Studi Literatur
- Survai Instansi
- Observasi
- Metode Analisis
- Metode Analisis Kuantitatif
- Pendekatan Sistim Informasi Geografis (SIG)
- Editing Peta
- Overlay Peta (tumpang tindih peta)
- Curah hujan merupakan faktor yang penting dan berpengaruh besar sebagai salah satu penyebab kecelakaan lalu-lintas. Dengan adanya curah hujan yang tinggi
- Jarak pandang pengemudi kendaraan menjadi terbatas, 2. Dalam keadaan hujan kondisi aspal menjadi lebih licin
- Jarak pengereman kendaraan menjadi sulit di prediksi,
- Selain itu tingkat curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan umur dari perkerasan jalan baik berupa aspal maupun beton menjadi lebih singkat,
- Kemiringan lereng merupakan faktor yang cukup penting dalam kecelakaan lalu- lintas, dengan kondisi jalan yang tidak rata, dapat menyebabkan traksi kendaraan
- Kepadatan penduduk menjadi penyebab tertinggi yang berpotensi dalam menyebabkan kecelakaan lalu-lintas, diantaranya
- Meningkatnya jumlah kendaraan, sehingga aktifitas lalu-lintas semakin padat dan menyebabkan gerak kendaraan semakin terbatas
- Meningkatnya jumlah pejalan kaki, sehingga semakin banyak konflik yang ditimbulkan antara kendaraan dengan pedestrian
- Meningkatnya kepadatan arus lalu-lintas dalam suatu jaringan jalan
- Meningkatnya jumlah kendaraan dengan beban berat yang berpotensi cepat merusak kondisi permukaan perkerasan jalan sehingga jalan menjadi tidak
- Meningkatnya aktifitas masyarakat di pinggiran jalan, seperti PKL, sehingga trotoar yang seharusnya menjadi tempat bagi pejalan kaki menjadi beralih
- Tingginya jumlah kendaraan apabila tidak disesuaikan dengan fasilitas parkir, maka menyebabkan banyak kendaraan yang parkir tidak di tempat yang
- Tinggi (>12.000 jiwa/Ha) dikalikan dengan bobot 3
- Jumlah kecelakaan lalu lintas merupakan faktor nyata dimana saat sekarang terjadi kecelakaan lalu lintas, dengan demikian dipakai sebagai bahan perbandingan
- Pemodelan
- Batasan dan Asumsi
- Wilayah Administrasi
- Kondisi Fisik Dasar .1 Curah Hujan .1 Curah Hujan
- Kondisi Jaringan Jalan Kota Bogor
- Pada kawasan pusat kota terdapat jaringan jalan melingkari Kebun Raya Bogor (ring). Jaringan jalan yang melingkar tersebut merupakan gabungan dari ruas
- Jaringan jalan yang berasal dari kawasan lainnya terhubung secara konsentris ke jaringan jalan melingkar ini. Beberapa jalan tersebut diantaranya adalah Jalan
- Pada bagian Timur Kota Bogor yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor, terdapat Jalan Tol Jagorawi, yang menghubungkan pusat Kota Bogor dan Ciawi
- Pada bagian Utara Kota Bogor (Kecamatan Tanah Sareal dan Bogor Barat) terdapat jalan lingkar (Ring Road). Jalanlingkar ini menghubungkan Sindang
Selanjutnya nilai bobot masing-masing indikator yang digunakan untuk menentukan daerah rawan kecelakaan lalu lintas di Kota Bogor ditentukan dengan melakukan wawancara terhadap ahli yaitu Kasubbag Bina Marga, DLLAJ Kota Bogor, Kapolres Bogor dan Kapolres. Subdirektorat Fisik dan Prasarana Bappeda Kota Bogor. Hasil wawancara tersebut adalah; Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Bogor sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia (60-80%), disusul oleh faktor alam (10-20%) dan kemudian kelalaian pengemudi/kerusakan kendaraan (5-10%). Keterangan : CH = Curah Hujan KL = Kemiringan Kemiringan KP = Kepadatan Penduduk KLL = Kecelakaan Lalu Lintas Pembobotan dibagi menjadi 3 bagian yaitu.
Informasi mengenai rumus mencari tempat rawan kecelakaan lalu lintas di Kota Bogor adalah sebagai berikut. Hujan merupakan faktor penting dan mempunyai pengaruh yang besar sebagai salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kemiringan lereng mempunyai 1 faktor penyebab kecelakaan lalu lintas, oleh karena itu kemiringan lereng diberi bobot 1.
Oleh karena itu, kepadatan penduduk mempunyai bobot 3 kali lebih tinggi dibandingkan kemiringan lereng dan jumlah kecelakaan lalu lintas. Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah administrasi Kota Bogor Menurut Kecamatan pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 5. Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,50 km2 dengan jumlah kepadatan penduduk pada tahun 2008 sebesar 7.638 jiwa/km2, dalam kategori sedang. kategori kepadatan.
Di bagian utara Kota Bogor (Kecamatan Tanah Sareal dan Bogor Barat) terdapat jalan lingkar (Ring Road).
ANALISA LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU-LINTAS DI KOTA BOGOR
Analisis Sebaran Kecelakaan Lalu-Lintas
- Analisis Sebaran Kecelakaan Menurut Kecamatan
Identifikasi Kecelakaan Lalu-Lintas di Jalan Arteri Sekunder
Identifikasi Kawasan Rawan Kecelakaan Lalu-Lintas Di Jalan Arteri Sekunder Kota Bogor
Keterkaitan Rencana Penggunaan Lahan Dengan Sebaran Kecelakaan Lalu- Lintas
Adanya rencana pembangunan lokasi pemukiman baru di hampir seluruh kecamatan di Kota Bogor telah meningkatkan daya tarik pergerakan penggunaan lahan di Kota Bogor. Hal ini disebabkan dengan adanya RTRWN yang menjadikan Kota Bogor berfungsi sebagai kawasan strategis nasional dan penyangga ibu kota (UU No. 26 Tahun 2008) berupa peningkatan kawasan perdagangan dan jasa, perkantoran, pariwisata, dan industri. Untuk prakiraan kepadatan penduduk dan rencana penggunaan lahan yang lebih rinci di Kota Bogor, lihat Tabel 14 dan Tabel 15. Faktor keselamatan jalan harus lebih diperhatikan karena seiring dengan meningkatnya jumlah pembangkitan dan pergerakan, kemungkinan terjadinya kecelakaan pun meningkat. .
Identifikasi Kawasan Rawan Kecelakaa Lalu-Lintas Di Jalan Arteri Sekunder Kota Bogor
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
- Jumlah dan Sebaran Kecelakaan Lalu-Lintas
- Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu-Lintas
- Keterkaitan Kawasan Rawan Kecelakaan Lalu-Lintas dengan RTRW Kota Bogor
- Saran
Pemeriksaan keselamatan merupakan bagian yang harus dilaksanakan pada seluruh moda transportasi. Audit keselamatan ini merupakan proses formal untuk memastikan skema operasional lalu lintas dapat berjalan dengan baik. Lokasi rawan kecelakaan lalu lintas di wilayah studi memerlukan pengelolaan transportasi yang menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan untuk meminimalisir dan menghindari berbagai permasalahan transportasi khususnya kecelakaan lalu lintas, seperti pemasangan rambu lalu lintas, mengurangi atau menghilangkan titik konflik, meningkatkan jarak pandang pengemudi, mengurangi kecepatan kendaraan dan penambahan Zebra Cross, jembatan penyeberangan orang dan underpass.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Kajian Masalah Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 1993).
Sumber : Kajian Masalah Lalu-Lintas Kepolisian Republik Indonesia Lantas, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 43 Tahun 1993)
Arus
Bahu Jalan
Buffering
Jalan
Jalan Arteri
Kecelakaan Lalu-Lintas
Persimpangan
Sistem jaringan jalan sekunder
Jalur (Way)
Lajur (Lane)
Lalu-Lintas
Lebar jalur lalu lintas : Lebar gerak tanpa bahu (m)
Mitigasi
Overlay
Tikungan
YAYASAN PAKUAN SILIWANGI UNIVERSITAS PAKUAN
FAKULTAS TEKNIK
QUESTIONER KAWASAN RAWAN KECELAKAAN LALU-LINTAS Sehubungan dengan keinginan masyarakat untuk mendapatkan transportasi
IDENTITAS RESPONDEN
- Jenis kelamin
AKTIFITAS RESPONDEN
- Kemana tujuan anda berkendara?
- Seberapa sering anda menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki dalam keadaan hujan ?
- Bagaimana kondisi kemiringan jalan yang anda lalui setiap hari ? a. Kondisi jalan datar
PENDAPAT RESPONDEN
- Menurut anda faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kecelakaan lalu-lintas di Kota Bogor
- Saran anda untuk menekan jumlah kecelakaan lalu-lintas yang disebabkan oleh kepadatan penduduk, curah hujan dan kemiringan lereng
0-3% RENDAH 1
3-8% RENDAH 1
0-3% RENDAH 1
0-3% RENDAH 1