• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga di P

N/A
N/A
Husayn Aththar Adhari

Academic year: 2023

Membagikan "Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga di P"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

CITATION

1

READS

13

3 authors, including:

Faiz Husnayain University of Indonesia 43PUBLICATIONS   117CITATIONS   

SEE PROFILE

(2)

Jetri: JurnalIlmiahTeknikElektro

, Vol. 18, No. 1, Agustus 2020, Hlm. 91-106, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v18i1.7404

Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga di Perusahaan Air Minum

Ilham Rais, Amien Rahardjo, dan Faiz Husnayain*

Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Jl.Margonda Raya, Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia

*E-mail: faiz.h@ui.ac.id

ABSTRACT

In industrial companies, the electricity system is an important part of production where a good and standard electrical system increases production performance. So that the system is in accordance with the standards, then an electrical system evaluation is carried out. Evaluation is done by simulating power flow and short circuit using ETAP PowerStation 12.6.0 software.

The results of the power flow analysis show that the voltage drop on the medium voltage network ranges from 0.04% - 0.05% and low voltage ranges from 0% - 3.36%, which means the system complies with the SPLN 72 1987 and PUIL 2011. Analysis of power flow shows a decrease in the percentage of loading of cables and transformers by 2.34% - 15.74% and in emergency conditions the generator supplies electricity with a percentage of loading of 44.92% when under normal load. Power flow analysis also shows an improvement in power factor from 0.778 lagging to 0.975 lagging. Following Presidential Regulation No. 8 2011, companies do not need to pay additional fees. Short circuit analysis shows there is a breaker equipment whose capacity is below the short circuit current so that it can suffer damage. Based on the analysis of power flow, the electrical design of PT. Aqua Golden Mississippi is in accordance with PLN standards. And based on a short circuit analysis, the problematic breaker equipment must be replaced to reduce damage.

Keywords: power flow, short circuit, voltage drop, power factor, capacity

ABSTRAK

Pada perusahaan industri, sistem kelistrikan merupakan bagian penting dalam produksi dimana sistem kelistrikan yang baik dan sesuai standar meningkatkan kinerja produksi. Agar sistem sesuai standar maka dilakukan evaluasi sistem kelistrikan. Evaluasi dilakukan dengan simulasi aliran daya dan hubung singkat menggunakan perangkat lunak ETAP PowerStation 12.6.0. Hasil analisis aliran daya menunjukan bahwa jatuh tegangan pada jaringan tegangan menengah berkisar 0,04% - 0,05% dan tegangan rendah berkisar 0% - 3,36%, yang berarti sistem sesuai standar SPLN 72 tahun 1987 dan PUIL 2011. Analisis aliran daya menunjukan penurunan persentase pembebanan kabel dan transformator sebesar 2,34% - 15,74% dan pada kondisi darurat genset menyuplai listrik dengan persentase pembebanan 44,92% ketika diberi beban normal. Analisis aliran daya juga menunjukan perbaikan faktor daya dari 0,778 lagging menjadi 0,975 lagging. Mengikuti Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2011, maka perusahaan tidak perlu membayar biaya tambahan. Analisis hubung singkat menunjukkan terdapat peralatan pemutus yang kapasitasnya dibawah arus hubung singkat sehingga dapat

(3)

mengalami kerusakan. Berdasarkan analisis aliran daya, rancangan listrik milik PT. Aqua Golden Mississipi sudah sesuai standar PLN. Dan berdasarkan analisis hubung singkat, peralatan pemutus yang bermasalah harus diganti untuk mengurangi kerusakan.

Kata kunci: aliran daya,hubung singkat, jatuh tegangan, faktor daya, kapasitas

1. Pendahuluan

Di Indonesia, listrik merupakan salah satu sumber energi utama kehidupan masyarakat. Saat ini, produktivitas masyarakat seringkali dikaitkan dengan ketersediaan sumber energi listrik khususnya suatu industri produksi yang memerlukan listrik agar terus dapat berproduksi. Semakin lama penggunaan listrik semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan tingkat perekonomian, kesejahteraan dan jumlah penduduk yang meningkat tiap tahun pada suatu wilayah sehingga kebutuhan energi listrik haruslah terjamin, harga yang wajar dan mutu yang baik hal ini tertuang dalam kebijakan nasional melalui PP no.5 tahun 2006.

Dalam sistem kelistrikan yang biasa diperhatikan adalah jatuh tegangan dan rugi – rugi daya listrik yang mana sangat mempengaruhi kualitas tegangan dan efisiensi energi listrik. Besarnya rugi – rugi daya dan jatuh tegangan pada sistem listrik dipengaruhi oleh jenis dan panjang penghantar, tipe jaringan, kapasitas trafo, tipe beban, faktor daya, besarnya jumlah daya terpasang, dan banyaknya pemakaian beban yang bersifat induktif sehingga meningkatkan kebutuhan daya reaktif[1].

PT. Aqua Golden Mississipi merupakan perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan sejak tahun 1973. Perusahaan industri tentu sangat membutuhkan listrik karena dalam proses produksi akan membutuhkan daya besar untuk produksinya. Semakin berkembangnya zaman, maka semakin besar pula permintaan kepada perusahaan ini dan hal ini tentunya juga harus dibarengi dengan peningkatan sistem produksi yang ada. Sistem produksi pada perusahaan industri sangat bergantung pada sistem kelistrikan dalam produksinya, maka dari itu sangatlah penting dalam memperhatikan kualitas listrik yang ada agar produksi dapat berjalan optimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perusahaan akan meningkatkan sistem kelistrikan mereka agar optimal ataupun mendirikan tempat produksi baru

(4)

Ilham Rais, dkk. “Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga”

kelistrikan yang baru tentunya diperlukan untuk mengoptimalkan sistem kelistrikan yang ada. Evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi instalasi listrik tenaga perusahaan air minum milik PT. Aqua Golden Mississipi dengan simulasi studi aliran daya dan hubung singkat pada ETAP PowerStation agar sesuai standar yang berlaku.

2. Kajian Pustaka

Pada penelitian yang dilakukan oleh [2] meneliti tentang alirandaya dan hubung singkat pada perusahaan. Analisis penelitian tersebut merupakan dasar tentang penelitian evaluasi yang dilakukan, dimana akan digunakan berdasarkan hasil analisis aliran daya dan hasil analisis hubung singkat.

Penelitian yang dilakukan [3] merupakan analisis aliran daya pada jaringan tegangan menengah yang menggunakan perangkat lunak ETAP. Pada penelitian ini analisis aliran daya menggunakan perangkat lunak ETAP, yang mana merupakan salah satu cara evaluasi yang digunakan.

Pada [4] dilakukan penelitian yang menganalisis penggunaan kapasitor bank pada sistem pembangkit yang diteliti. Dan pada penelitian [5] dilakukan analisis penggunaan kapasitor bank untuk memperbaiki faktor daya. Dari keduanya, penelitian ini akan meneliti dampak penggunaan kapasitor bank pada aliran daya di instalasi listrik seperti faktor daya dan rugi daya yang kemudian akan dievaluasi.

Pada penelitian [6] dilakukan analisis mengenai jatuh tegangan dan rugi daya dengan ETAP. Dan pada penelitian [7] dan [8] lebih memfokuskan analisis pada jatuh tegangan pada distribusi tegangan menengah dan distribusi tegangan rendah. Pada penelitian ini ETAP yang dipakai merupakan perangkat lunak yang akan digunakan dan metode analisis untuk jatuh tegangan dan rugi daya dibagian jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah akan dipakai sebagai acuan dalam evaluasi alirandaya.

Penelitian yang dilakukan [9], dilakukan studi hubung singkat 3 fasa simetri yang kemudian akan membandingkan arus hubung singkatnya dengan kapasitas peralatan proteksi tiap busbar yang ada. Penelitian ini menggunakan referensi membandingkan kapasitas peralatan proteksi yang ada dengan arus hubung singkat 3 fasa simetri karena nilai arus hubung singkatnya yang paling besar dan berbahaya.

(5)

3. Metode Penelitian

3.1 Diagram Alir Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan langkah – langkah agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Langkah awal penelitian adalah dengan membuat diagram alir penelitian yang selanjutnya membuat diagram satu garis atau single line diagram (SLD) untuk dasar evaluasi. Dan untuk membuat diagram satu garis digunakan perangkat lunak ETAP 12.6.0 untuk melakukan simulasi. Setelah dibentuk diagram satu garis maka langkah selanjutnya adalah mengisi spesifikasi data komponen penelitian, seperti transformator, kabel, busbar, beban dan komponen lainnya. Selanjutnya SLD dibuat berdasarkan skenario atau kondisi yang telah direncanakan. Setelah seluruh skenario atau kondisi tiap simulasi dilakukan maka dilakukan analisis berdasarkan data yang didapat. Gambar 1 merupakan diagram alir penelitian yang akan dilakukan.

(6)

Ilham Rais, dkk. “Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga”

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

3.2 Peraturan dan Standar Evaluasi

Evaluasi pada penelitian ini menggunakan aturan dan standar yang berlaku di Indonesia. Dapat dilihat pada tabel dibawah adalah peraturan dan standar yang digunakan untuk evaluasi.

(7)

Tabel 1 Peraturan dan Standar Evaluasi Yang Digunakan

No. Aturan Deskripsi

1 SPLN 72 Tahun 1987

SPLN 72 tahun 1987 mengatur tentang jatuh tegangan pada jaringan tegangan menengah sebesar 5% dan pada jaringan tegangan rendah sebesar 4%

2 Persyaratan Umum Instalsi Listrik 2011

Pada PUIL 2011 mengatur tentang instalasi genset dalam keadaan darurat, yaitu nilai penurunan tegangan sebesar 5%

dari tegangan normal. Pada PUIL juga menyatakan tidak boleh melakukan pembebanan yang melewati batas kemampuan suatu peralatan atau penghantar

3

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh PT. PLN

Peraturan Presiden yang digunakan akan dihubungkan dengan penggunaan kapasitor bank yang memperbaiki faktor daya, dimana nilai faktor daya yang kurang dari 0,85 akan dikenakan biaya tambahan sesuai pemakaian kVAR

3.3 Perangkat Lunak ETAP Power Station

Perangkat lunak yang digunakan dalamsimulasi penelitian adalah ETAP PowerStation 12.6.0. Simulasi yang digunakan untuk mengevaluasi sistem kelistrikan adalah studi aliran daya dan studi hubung singkat. Sebelum melakukan simulasi, skema pembebanan yang direncanakan haruslah dibuat dalam diagram satu garis dan mengisi data spesifikasi yang diperlukan sehingga skema dapat dimodelkan dalam perangkat lunak ETAP. Gambar 2 merupakan pemodelan yang sudah dilakukan di ETAP dengan data spesifikasi yang sesuai dengan perancangan dimana perusahaan berlangganan daya sebesar 2,18 MVA.

Gambar 2 Diagram Satu Garis ILT PAM pada ETAP

(8)

Ilham Rais, dkk. “Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga”

3.4 Simulasi Aliran Daya dan Hubung Singkat

Perangkat lunak ETAP Power Station. ETAP memiliki 4 metode dalam mengkalkulasi aliran daya yaitu metode Adaptive Newton-Rhapson, Newton-Rhapson, Fast-Decoupled dan Accelerated Gauss-Seidel. Dalam simulasi aliran daya parameter untuk melakukan simulasi haruslah terpenuhi terlebih dahulu agar simulasi dapat berjalan. Apabila ada parameter atau data yang kurang, ETAP akan memberikan peringatan kepada pengguna bagian mana saja yang membutuhkan data tambahan.

Pada penelitian ini metode simulasi aliran daya yang digunakan adalah metode Newton-Rhapson karena memiliki karakteristik konvergensi yang lebih baik dan kecepatan iterasi yang lebih cepat dibanding metode lain. Pada simulasi aliran daya dilakukan 3 skenario untuk mensimulasikan sistem listrik sesuai dengan kemungkinan kondisi pabrik yang ada, yaitu :

1. Skenario Normal 1 menggunakan suplai listrik dari PLN dan tanpa menggunakan kapasitor bank. Hal ini bertujuan untuk melihat kualitas instalasi listrik tanpa penggunaan kapasitor bank, yang nantinya akan dianalisis perbedaannya dengan skenario yang menggunakan kapasitor bank.

2. Skenario Normal 2 adalah skenario simulasi aliran daya dengan memakai suplai listrik dari PLN dan menggunakan kapasitor bank untuk memperbaiki faktor dayanya. Kapasitas maksimum dari kapasitor bank yang digunakan adalah 1.600 kVAR, namun yang digunakan untuk pembebanan normal adalah 600 kVAR.

Hasil pada skenario ini nantinya akan dibandingkan dengan hasil pada Skenario Normal 1 untuk melihat pengaruh dari kapasitor bank.

3. Skenario Padam (blackout) adalah skenario yang diasumsikan bahwa suplai listrik dari PLN terputus karena suatu gangguan atau terjadi pemadaman listrik total karena pembangkit listrik dari PLN berhenti bekerja. Maka pabrik akan menggunakan suplai tenaga listrik dari generator set dan karena kapasitas total genset dapat menyuplai pembebanan ketika normal maka yang disimulasikan adalah dengan pembebanan normal operasi.

Pada simulasi hubung singkat, perangkat lunak ETAP memiliki beberapa metode dalam menganalisis gangguan hubung singkat yang ada. Dalam penelitian ini akan digunakan simulasi dengan standar IEC dan simulasi yang dilakukan hanya

(9)

hubung singkat 3 fasa karena merupakan gangguan hubung singkat yang paling berbahaya. Dari hasil simulasi hubung singkat akan dianalisis mengenai besarnya arus hubung singkat yang terjadi dengan kapasitas peralatan proteksi yaitu pemutus sirkit atau circuit breaker. Mengikuti standar PUIL 2011 maka kapasitas peralatan pemutus haruslah mampu memutus arus hubung singkat yang terjadi.

3.5 Spesifikasi Peralatan Instalasi Listrik

Untuk melakukan simulasi pada perangkat lunak ETAP, dibutuhkan data spesifikasi komponen instalasi listrik yang dirancang. Berikut adalah spesifikasi komponen instalasi listrik yang akan dievaluasi :

Tabel 2 SpesifikasiTransformator

No. Sisi TT Sisi TR Rating Impedansi Grup Vektor

1 20 kV 380 V 2.500 KVA 7% DYn5

Tabel 3 Spesifikasi Generator Set

No. ID Generator Tegangan (Volt) Daya (kW) PF

1 Gen1 380 360 0,8

2 Gen2 380 360 0,8

3 Gen3 380 800 0,8

4 Gen4 380 800 0,8

Tabel 4 Spesifikasi Penghantar

No. ID Kabel Tipe Panjang (m) Diameter (mm²) Dari Ke

1 Cable1 N2XSEBY 800 185 PLN Bus1

2 Cable2 N2XSEFGbY 30 95 Bus1 Trafo

3 Cable3 NYY 20 500 Trafo Bus3

4 Cable4 NYY 20 500 Bus2 Bus3

5 Cable5 NYY 20 500 Bus4 Bus3

Tabel 5. Spesifikasi Peralatan Pemutus Sirkit

No. ID Rating Arus (A)

Kapasitas

Breaking (kA) No. ID Rating Arus (A)

Kapasitas Breaking (kA)

1 CB 0.1 630 16 16 CB 14 160 36

2 CB 0.2 630 16 17 CB 15 630 50

(10)

Ilham Rais, dkk. “Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga”

5 CB 3 1.600 65 20 CB 18 50 10

6 CB 4 1.250 50 21 CB 19 32 10

7 CB 5 1.250 50 22 CB 20 16 10

8 CB 6 630 50 23 ACB.01 3.200 65

9 CB 7 630 50 24 ACB.02 3.200 65

10 CB 8 800 50 25 CB 21 1.600 75

11 CB 9 250 36 26 ACB1 800 65

12 CB 10 100 36 27 ACB2 800 65

13 CB 11 1.000 50 28 ACB3 1.600 65

14 CB 12 630 50 29 ACB4 1.600 65

15 CB 13 400 50

Tabel 6. Spesifikasi Kapasitor Bank

Kapasitas 1.600 kVAR

Jumlah Step 12

Step 1 – 6 600 kVAR (100 kVAR/step) Step 7 – 10 600 kVAR (150 kVAR/step) Step 11 – 12 400 kVAR (200 kVAR/step)

Pada pembebanan, beban digolongkan sesuai dengan kebutuhan dan peraturan perusahaan atau pabrik. Secara umum beban pada instalasi listrik dapat dikelompok menjadi tiga, yaitu beban sangat penting (vital), prioritas (essential), dan non prioritas (non essential)[10]. Beban pada keadaan normal adalah beban golongan sangat penting dan prioritas, sedangkan pada keadaan darurat yang didahulukan untuk disuplai adalah beban sangat penting dan apabila suplai listrik cadangan belum berkapasitas penuh maka beban prioritas dapat disambungkan. Penggolongan beban yang ada di pabrik dapat dilihat secara diteail pada Tabel 7.

Tabel 7. Spesifikasi Penggolongan Beban

No. ID Beban Sangat

Penting (kVA)

Beban Prioritas (kVA)

Beban Non Prioritas (kVA)

1 Line 1.2.5 73 - -

2 P. Husky 180 - -

3 Compressor 180 - -

4 Bayliss Morcom 115 - -

5 Spare - - 115

6 ASB - 58 -

7 Compressor 2 - 72,2 -

8 Panel Chiller 92,5 - -

(11)

9 Krones 23 - -

10 Rolina 330 9,1 - -

11 Bellis Morcon - 91 -

12 LP. Penerangan 192 - -

13 P. Joint Hydran - - 37

14 P. Klinik - 88 -

15 Outgoing 1 - 58 -

16 Outgoing 2 - 37 -

17 Outgoing 3 - 15 -

18 P. Fan - 7 -

19 BC - 2 -

20 Penerangan - 9 -

Total 864,6 438,2 152

4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Analisis Aliran Daya

Pada simulasi aliran daya, hasil analisis akan dibandingkan dengan setiap skenario yang dilakukan. Data pembandingan tegangan dapat dilihat pada tabel 8 yang merepresentasikan tegangan bus dalam bentuk persentase. Dari tabel dapat dianalisis bahwa jatuh tegangan pada jaringan tegangan menengah berkisar 0,04% - 0,05% dan jatuh tegangan pada jaringan tegangan rendah berkisar 0% - 3,36%. Dan jika dianalisis, maka semua Skenario Normal 1 dan 2 sudah mengikuti standar SPLN 72 tahun 1987 tentang desain maksimal jatuh tegangan yaitu, 5% pada tegangan menengah dan 4% pada tegangan rendah. Dan pada Skenario Padam (Blackout) nilai jatuh tegangan pada penggunaan genset sudah sesuai dengan PUIL yaitu maksimal sebesar 5%.

Tabel 8 Hasil Perbandingan Tegangan Semua Skenario Aliran Daya

No. ID Tegangan (%)

Skenario Normal 1 Skenario Normal 2 Skenario Padam

1 Bus 1 99,95 99,96 X

2 Bus 2 X X 100

3 Bus 3 96,64 98,56 99,58

Pada tabel 9 dapat dilihat perbandingan pembebanan Skenario Normal 1 dan

(12)

Ilham Rais, dkk. “Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga”

tabel dapat dianalisis bahwa persentase pembebanan mengalami penurunan berkisar 2,34% - 15,74%. Penurunan terjadi karena penggunaan kapasitor bank yang mengkompensasi daya reaktif sehingga nilai arus beban dan daya kompleks berkurang[11]. Dan karena pembebanan berpengaruh pada umur peralatan, maka semakin kecil persentase pembebanan makin panjang pula umur perlatan yang digunakan.

Tabel 9 Hasil Perbandingan Pembebanan Skenario Normal 1 dan 2

No. ID Pembebanan (%)

Skenario Normal 1 Skenario Normal 2

1 Cable 1 11,83 9,49

2 Cable 2 17,0 13,64

3 Cable 3 79,77 64,03

4 Cable 5 X 51,55

5 Trafo 53,0 42,52

Selanjutnya pada tabel 10 dapat dilihat persentasi pembebanan genset ketika menyuplai listrik ke beban yang ada. Pembebanan pertama merupakan beban sangat penting sehingga pabrik akan mengutamakan agar beban tersebut menyala atau tetap tersuplai, dan pembebanan kedua merupakan penambahan beban prioritas karena kapasitas genset dapat menyuplai beban seperti kondisi normal. Dan jika dianalisis maka dengan dengan diberi beban sangat penting dan beban prioritas, genset masih dapat menyuplai listrik dengan pembebanan sebesar 44,92%.

Tabel 10 Hasil Pembebanan Genset Pada Skenario Padam

No. Parameter Beban Beban (kVA) Persentase Pembebanan (%)

1 Beban sangat penting 864,6 29,81

2 Beban sangat penting dan beban prioritas 1302,8 44,92

Perbandingan hasil simulasi pada Skenario Normal 1 dan Skenario Normal 2 dapat dilihat pada tabel 11. Nilai faktor daya pada sistem Skenario Normal 1 sebesar 0,778 lagging yang berarti nilai faktor daya pada skenario ini kurang baik karena nilainya faktor daya dibawah 0,85. Nilai faktor daya dibawah 0,85 pada pengguna industri akan dikenakan denda, maka dari itu pemasangan kapasitor bank pada

(13)

Skenario Normal 2 bertujuan untuk memperbaiki faktor daya yang ada. Terlihat pada Skenario Normal 2 nilai faktor daya menjadi 0,975 lagging yang artinya sudah memenuhi standar dari PLN. Nilai faktor daya membaik karena daya reaktif sistem dikompensasi oleh kapasitor bank. Nilai jatuh tegangan juga pada bus 1 dan bus 3 menjadi berkurang karena perubahan nilai arus yang berkurang karena disebabkan faktor daya meningkat. Kapasitor bank juga mempengaruhi kerugian dalam sistem karena arus beban yang berkurang sehingga rugi – rugi daya ikut berkurang.

Tabel 11 Hasil Perbandingan Skenario Normal 1 dan 2

No. Parameter Normal 1 Normal 2 1 Faktor Daya 0,778 0,975 2 Rugi Daya (kW) 12,5 9,0

4.2 Hasil Analisis Hubung Singkat

Pada simulasi hubung singkat, hasil simulasi pada gangguan 3 fasa di bus 1 dan bus 3 akan dibandingkan dengan data pemutus sirkit atau circuit breaker yanag digunakan pada pabrik. Dari tabel 12 dapat dianalisis bahwa CB 18, CB 19, dan CB 20 memiliki nilai making peak atau yang lebih rendah dari arus hubung singkat puncak.

Making peak adalah kemampuan CB dalam menerima arus hubung singkat tanpa mengalami kerusakan, jadi ketika arus hubung singkat lebih besar dari making peak maka CB tersebut akan mengalami kerusakan. Sehingga untuk CB 18 – 20 pada studi ini direkomendasikan untuk dilakukan pergantian. Sedangkan pada CB lainnya, khususnya CB 1 – 8, 11, 12, 15 dan 16 memiliki kapasitas yang jauh melebihi arus hubung singkatnya, sehingga dapat dikategorikan over capacity. CB dengan nilai kapasitas melebihi dari arus hubung singkat, dapat mengatasi gangguan tanpa terjadi kerusakan ketika bekerja.

Tabel 12 Perbandingan Kapasitas Peralatan dan Arus Hubung Singkat

ID

Kapasitas Peralatan (kA) Arus Hubung Singkat (kA) Apakah sudah sesuai kapasitas

peralatan ?

Making peak Ib ip Ib

CB 0.1 16 16 0,471 0,187 Sesuai

(14)

Ilham Rais, dkk. “Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga”

CB 2 137 65 26,828 7,077 Sesuai

CB 3 137 65 26,828 7,077 Sesuai

CB 4 105 50 26,828 7,077 Sesuai

CB 6 105 50 26,828 7,077 Sesuai

CB 7 105 50 26,828 7,077 Sesuai

CB 8 105 50 26,828 7,077 Sesuai

CB 9 75,6 36 26,828 7,077 Sesuai

CB 10 75,6 36 26,828 7,077 Sesuai

CB 11 105 50 26,828 7,077 Sesuai

CB 12 105 50 26,828 7,077 Sesuai

CB 14 75,6 36 26,828 7,077 Sesuai

CB 15 105 50 26,828 7,077 Sesuai

CB 16 105 50 26,828 7,077 Sesuai

CB 17 75,6 36 26,828 7,077 Sesuai

CB 18 21 10 26,828 7,077 Tidak Sesuai

CB 19 21 10 26,828 7,077 Tidak Sesuai

CB 20 21 10 26,828 7,077 Tidak Sesuai

ACB.01 136,5 65 26,828 9,694 Sesuai

5. Kesimpulan

Hasil evaluasi dengan analisis aliran daya pada semua skenario memiliki nilai jatuh tegangan berkisar 0,04% - 0,05% pada tegangan menengah dan 0% - 3,36% pada tegangan rendah. Hasil analisis jatuh tegangan pada keadaan normal sudah sesuai standar SPLN 72 tahun 1987 dan PUIL 2011.

Hasil simulasi aliran daya pada pembebanan kabel dan transformator dalam penggunaan kapasitor bank menunjukan penurunan persentase pembebanan sebesar 2,34% - 15,74%. Dan pada pembebanan genset persentase pembebanan sebesar 44,92% ketika dibebankan seperti keadaan normal, yang berarti genset dapat menampung beban sesuai kapasitasnya.

Hasil simulasi aliran daya juga menunjukan perbaikan faktor daya dengan kapasitor bank yang sebelumnya bernilai 0,778 lagging menjadi 0,975 lagging.

Mengikuti Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2011, maka perusahaan tidak perlu membayar biaya listrik tambahan.

Hasil simulasi hubung singkat yang dibandingkan dengan kapasitas peralatan menunjukan terdapat peralatan yang kapasitasnya dibawah arus hubung singkat.

Karena hal tersebut, maka peralatan pemutus yang kurang kapasitasnya harus diganti dengan peralatan yang kapasitasnya lebih besar.

(15)

Berdasarkan kesimpulan aliran daya (No. 1, 2 dan 3), rancangan sistem jaringan listrik milik PT. Aqua Golden Mississipi sudah sesuai standar PLN. Dan berdasarkan kesimpulan hubung singkat (No. 4), maka peralatan pemutus yang bermasalah harus diganti untuk mengurangi kerusakan akibat gangguan hubung singkat.

Daftar Pustaka

[1] J. F. McPartland and B. J. McPartland,Handbook of Practical Electrical Design.

New York: McGraw Hill, 1999.

https://books.google.co.id/books?id=6I5UAAAAMAAJ&source=gbs_book_other_versi ons

[2] A. M. F. Fajar dan I. Handayani, “Analisis Aliran Daya dan Gangguan Hubung Singkat Sistem Kelistrikan Pabrik Tonasa V di PT Semen Tonasa Menggunakan ETAP,” Universitas Hasanuddin, 2012.

http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MDc5MDI4YTgz MWEzNjZjMGJhNmIwNGMxZDY4ZGM4OTA2NGVkMGM2Yw==.pdf

[3] B. T. Aribowo, S. Setiawidayat, dan M. Muksim, “Simulasi dan Analisis Load Flow Sistem Interkoneksi Kalimantan Timur Menggunakan Software ETAP 12.6,” Conference on Innovation and Application of Science and Technology, 2018.

http://publishing-widyagama.ac.id/ejournal- v2/index.php/ciastech/article/download/674/625

[4] M. I. Nasution, “Studi Analisis Pengaruh Penambahan Kapasitor Bank pada Sistem Pembangkit PT PJB UBJO&M PLTU Paiton 9 dan Pengaruhnya pada Pola Operasi,” Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2017.

http://repository.its.ac.id/44011/1/2213100076-Undergraduate_Theses.pdf

[5] A. Yani, “Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya,” Journal of Electrical Technology, Vol. 2, No. 3, Okt. 2017

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/jet/article/download/236/226

(16)

Ilham Rais, dkk. “Evaluasi Perancangan Instalasi Listrik Tenaga”

[6] F. I. Handayani, “Analisis Jatuh Tegangan dan Rugi Daya pada Jaringan Tegangan Rendah Menggunakan Software ETAP 12.6.0,” Transient, vol. 5, no.

1, hlm. 56 – 62, Mar. 2016.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/transient/article/viewFile/11888/11542 [7] M. Suartika dan I. W. A. Wijaya, “Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Rendah

(JTR) Untuk Memperbaiki Drop Tegangan di Daerah Banjar Tulangnyuh Klungkung,” Teknologi Elektro, Vol. 9, No.2,Juli–Desember. 2010

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JTE/article/view/3155

[8] Suprianto, “Analisa Tegangan Jatuh pada Jaringan Distribusi 20 kV PT. PLN Area Rantau Prapat Rayon Aek Kota Batu,” Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 2, Jun. 2018

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/jet/article/view/544/477

[9] M. A. Haikal dan M. R. Djalal, “Studi Hubung Singkat 3 Fasa Simetri (Studi Kasus Sistem Interkoneksi 150 kV Sulawesi Selatan),” Research Gate, 2015.

https://www.researchgate.net/publication/288670996_Studi_Hubung_Singkat_3_Fas a_Simetri_Studi_Kasus_Sistem_Interkoneksi_150_kV_Sulselrabar

[10] A. L. Sheldrake, Handbook of Electrical Engineering: For Practitioners in the Oil, Gas and Petrochemical Industry. England: John Wiley and Sons, 2003 https://www.wiley.com/en-

id/Handbook+of+Electrical+Engineering%3A+For+Practitioners+in+the+Oil%2C+Gas+a nd+Petrochemical+Industry-p-9780471496311

[11] H. Saadat, Power System Analysis. Boston: McGraw Hill, 1999.

http://powerunit-ju.com/wp-content/uploads/2016/11/Power-System-Analysis-by- Hadi-Saadat-Electrical-Engineering-libre.pdf

(17)

Halaman ini sengaja dikosongkan

Referensi

Dokumen terkait

Mechanisms to establish a business in the Online Single Submission system OSSFor a limited liability company PT The first step to be able to apply for a business license through the OSS

Natukoy sa Talahanayan 4 ang ranggo ng mga negatibong dulot ng paggamit ng animated videos sa pagtuturo ng panitikan, lumabas na nanguna rito ang hindi lahat ng guro ay maalam sa