EVALUASI PERSPEKTIF MAHASISWA TERHADAP PENANGANAN BANJIR DI KOTA MEDAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN KAMPUS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Bonaraja Purba1), Radja Marihat Batu Bara 2),Joan Agus Sirait 3) ,Ali Asdon Tanjung 4)
1-4Fakultas Ekonomi,Universitas Negeri Medan email: [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstract
In recent years, the city of Medan has experienced frequent flooding, which has affected the campus environment of Medan State University. This study aims to assess students' opinions on flood management in the city of Medan and its impact on the campus environment of Medan State University. Data collection methods were carried out through interviews and observations of Medan State University students. The results showed that students have different opinions about flood management in the city of Medan and its impact on the campus environment of Medan State University. Some students consider that flood management in Medan city is still ineffective and has a negative impact on the campus environment, while others consider that flood management is quite good and has no real impact on the campus environment.
Therefore, better and more effective flood management efforts are needed in the city of Medan so that it does not have a negative impact on the campus environment of Medan State University.
Keywords: Perspective, Students, Flood, Impact of Flood, Handling.
1. PENDAHULUAN
Hampir setiap negara di dunia harus berhadapan dengan masalah banjir, bahkan di negara industri sekalipun. Masalah muncul ketika orang-orang bermukim di daerah banjir dan melakukan berbagai aktivitas di sana. Banjir adalah aliran air yang relatif besar di permukaan bumi (limpasan) yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor penyebab banjir adalah faktor curah hujan, faktor perusak retensi di daerah tangkapan air, kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, pendangkalan sungai, kesalahan perencanaan wilayah dan pembangunan infrastruktur. Banjir juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penggundulan hutan dan perubahan tata guna lahan yang besar, yang dapat memberikan dampak yang besar terhadap banjir. Banjir dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat yang terkena dampaknya, baik secara langsung maupun tidak langsung [1].
Banjir merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan aktivitas manusia dan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor curah hujan, faktor retensi di daerah aliran
sungai yang terkena dampak, kesalahan perencanaan pengaliran sungai dan sedimentasi, kesalahan perencanaan tata ruang wilayah dan pembangunan infrastruktur, serta tindakan manusia seperti penggundulan hutan dan perubahan tata guna lahan yang signifikan. Oleh karena itu, aspek kerentanan dan kerawanan terhadap bencana harus diperhitungkan dalam rangka mitigasi, pengelolaan dan pengendalian bencana banjir. Banjir merupakan salah satu bahaya alam yang mempengaruhi banyak kota di seluruh dunia, termasuk kota Medan di Indonesia.
Kota Medan, ibukota provinsi Sumatera Utara, telah lama dilanda masalah banjir yang merusak infrastruktur dan mengancam perekonomian serta keselamatan masyarakat. Banjir di Medan tidak hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, tetapi juga oleh beberapa faktor seperti aliran sungai yang tidak terkendali, drainase yang tidak memadai, dan perubahan iklim yang semakin meningkat [2]. Banjir sangat berdampak pada perekonomian suatu daerah. Masyarakat yang mengalami banjir maka akan berpengaruh terhadap kegiatan usaha dan ekonomi mereka.
Maysarakat kota medan didominasi oleh
pedagang dan pelaku usaha kecil menengah.
Apabila wilayah mereka sering mengalami banjir maka kegiatan usaha mereka akan sangat terhambat dan hal ini berpengaruh terhadap pendapatan mereka
Penanganan banjir di Medan telah menjadi isu yang mendesak karena dampak banjir yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah ini. Dalam pengantar ini, kami akan menjelaskan pentingnya pengelolaan banjir di kota Medan, tantangan yang dihadapi dan upaya- upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini [3].
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan literatur, dengan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk jurnal, buku, dan dokumen resmi pemerintah.
Selain itu, penelitian lapangan juga dilakukan melalui wawancara dan observasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan masyarakat yang terdampak banjir di Kota Medan. Metodologi penelitian untuk penanganan banjir di Kota Medan dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu pengumpulan data, analisis, dan rekomendasi solusi. Tahapan yang dapat dipertimbangkan dalam perancangan metodologi penelitian adalah tinjauan literatur dan pengumpulan data. Studi literatur dilakukan untuk memahami kondisi geografi, iklim, perubahan tata guna lahan dan sejarah banjir di kotamadya Medan. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data sekunder seperti data meteorologi, data hidrologi, peta tata guna lahan dan data historis banjir, serta melakukan survei lapangan untuk mengumpulkan data primer, termasuk survei berbasis kuesioner terhadap mahasiswa di kotamadya Medan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Persentase Karakteristik Responden Mahasiswa/i di Kota Medan
Karakteristik Jumlah Persentase Jenis Kelamin
Laki-Laki 7 44%
Perempuan 9 56%
Dari hasil kuesioner yang berjudul
"Evaluasi Perspektif Mahasiswa Terhadap Penanganan Banjir di Kota Medan dan Dampaknya terhadap Lingkungan Kampus Universitas Negeri Medan" menunjukkan terdapat dua karakteristik yang mengisi kuesioner yakni laki-laki dan Perempuan. Jumlah Laki-laki yang mengisi kuesioner adalah sebanyak 7 orang dengan persentase 44%, dan Jumlah Perempuan yang mengisi kuesioner adalah sebanyak 9 orang.
Tabel 2. Hasil Jawaban dari Pertanyaan Kuesioner
Pertanyaa n
Persentase Jawaban
Keterangan
Penanganan Banjir di Kota Medan perlu dilakukan secara efektif Dampak negatif dari banjir dirasakaan oleh lingkungan kampus Universitas Negeri Medan?"
Mahasiswa- Mahasiswi memiliki peran yang cukup penting dalam edukasi masyarakat tentang konservasi air dan pencegahan banjir di
lingkungan sekitarnya Apakah Anda setuju bahwa Universitas Negeri Medan perlu meningkatk an fasilitas dan
infrastruktu r yang tahan banjir untuk melindungi lingkungan kampus?
Apakah Anda melihat manfaat promosi kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa dalam mengurangi dampak banjir pada lingkungan kampus dan sekitarnya?
Pertanyaan yang diberikan kepada responden yang dibuat dalam bentuk kuesioner terdapat 5 jenis pertanyaan, yang sudah di tampilkan pada tabel 2.1 Hasil Jawaban dari Pertanyaan Kuesioner.
Pembahasan
Pada pertanyaan pertama terkait bagaimana Penanganan Banjir di Kota Medan perlu dilakukan secara efektif dari responden menjawab setuju sebesar 64,7% artinya memang penanganan banjir di kota medan sangat penting untuk dilakukan secara lebih efektif. Mengingat bahwa medan rentan terhadap banjir karena
topografinya yang datar dan rata. Upaya untuk mengatasi banjir sangat sulit karena kurangnya aliran air alami dan sistem drainase yang efektif.
Perubahan penggunaan lahan yang tidak teratur, seperti perluasan kota, penutupan daerah berongga dan pembangunan tanpa perencanaan yang memadai, dapat menghambat aliran alami air hujan dan menyebabkan banjir. Perubahan iklim global telah meningkatkan kecenderungan terjadinya cuaca ekstrem, seperti curah hujan yang lebih tinggi. Fakta ini dapat memperburuk situasi banjir di kota-kota seperti Medan [4].
Pada pertanyaan kedua terkait Dampak negatif dari banjir dirasakaan oleh lingkungan kampus Universitas Negeri Medan?" responden yang menjawab setuju bahwasannya banjir yang terjadi di Medan memiliki dampak negatif adalah sebesar 82,4%, dan sebesar 17,6% menjawab tidak setuju bahwasannya ada dampak negatif dari banjir yang terjadi di kota medan. Responden yang menjawab setuju melihat bahwa dampak buruk dari banjir dapat merusak bangunan tempat tinggal dan komersial, serta infrastruktur perkotaan seperti jalan, jembatan, dan saluran air.
Kerusakan ini dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi pemilik properti dan pemerintah. Banjir merusak lahan dan transportasi umum, mempengaruhi pergerakan orang dan distribusi barang. Jalan-jalan yang tergenang banjir tidak dapat digunakan dan aktivitas transportasi terhambat [8],[9].
Pada pertanyaan ketiga mengenai apakah Mahasiswa/i memiliki peran yang cukup penting dalam edukasi masyarakat tentang konservasi air dan pencegahan banjir di lingkungan sekitarnya responden menjawab setuju sebesar 70,6%, tidak setuju sebesar 23,5%, ragu-ragu sebesar 5,9%.
Responden yang menjawab setuju mengerti bawah pentingnya edukasi Masyarakat sekitar tentang konservasi air dan pencegahan banjir di lingkungan sekitarnya. Sumber pengetahuan:
Mahasiswa sering kali memiliki akses ke pengetahuan dan sumber daya yang lebih baik untuk memahami isu-isu lingkungan seperti konservasi air dan pencegahan banjir. Mahasiswa dapat membagikan pengetahuan ini kepada masyarakat dengan cara yang mudah dimengerti.
Mahasiswa sering kali memiliki perspektif baru tentang isu-isu lingkungan [7]. Mereka dapat membantu menghasilkan solusi yang lebih kreatif
dan efektif untuk masalah konservasi air dan pencegahan banjir. Mahasiswa sering terlibat dalam berbagai kelompok, klub, dan organisasi yang berfokus pada lingkungan dan keberlanjutan. Mereka dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan lain seperti pemerintah, LSM dan bisnis untuk mengkoordinasikan upaya konservasi air dan pencegahan banjir. Oleh karena itu, mahasiswa memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu-isu lingkungan, termasuk konservasi air dan perlindungan terhadap banjir. Mereka dapat menciptakan perubahan perilaku yang lebih berkelanjutan dan berkontribusi terhadap perlindungan lingkungan dan pengurangan risiko banjir di Medan dan di tempat lain [5],[6].
Pada pertanyaan keempat mengenai apakah anda setuju bahwa Universitas Negeri Medan perlu meningkatkan fasilitas dan infrastruktur yang tahan banjir untuk melindungi lingkungan kampus? Responden menjawab setuju 70,6%, tidak setuju sebesar 23,5%, ragu- ragu sebesar 5,9%. Responden yang menjawab setuju melihat bahwa pentingnya untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur yang tahan terhadap bajir. Kampus yang aman dari banjir dapat meningkatkan citra institusi dan daya tarik bagi calon mahasiswa dan staf pengajar.
Namun UNIMED harus bekerja sama dengan pihak berwenang setempat, termasuk pemerintah kota, dalam perencanaan dan implementasi upaya pencegahan banjir di kampus, karena banjir sering kali melibatkan masalah yang lebih besar daripada hanya kampus itu sendiri [10].
Pada pertanyaan kelima mengenai Apakah Anda melihat manfaat promosi kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa dalam mengurangi dampak banjir pada lingkungan kampus dan sekitarnya? responden menjawab setuju sebesar 64,7%, tidak setuju 17,6%, dan ragu-ragu menjawab 17,6%.
Meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa memiliki manfaat penting dalam mengurangi dampak banjir di lingkungan kampus dan sekitarnya. Perubahan perilaku: Peningkatan kesadaran lingkungan dapat mendorong mahasiswa untuk mengubah perilaku mereka.
Konservasi air: Mahasiswa yang sadar lingkungan dapat mempraktikkan konservasi air
dengan mengurangi pemborosan air,memperbaiki hambatan drainase, dan mendorong penggunaan air secara bijak di dalam dan di luar kampus.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Kategori responden laki-laki dan perempuan menyatakan setuju bahwa banjir memiliki dampak negatif yang cukup tinggi jika tidal langsung ditanggulangi sedari dini yakni sebanuak 10 responden atau sebesar 64,7% dari keseluruhan responden.
2. Responden yang menjawab setuju bahwa banjir memiliki dampak negatif yang cukup tinggi jika tidak langsung ditanggulangi sedari dini yakni sebanyak 82,4%, sehingga memang perlu untuk segera ditanggulangi dan diatasi dengan memberikan solusi dengan memberikan edukasi terhadap masyarakat setempat.
3. Universitas negeri medan perlu untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur dengan kekuatan tahan banjir dan lebih kokoh. Dari hasil kuesioner sebesar 70,6% Mahasiswa medan dari 17 responden setuju dengan hal ini yakni perlunya untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur kampus.
4. Promosi kesadaran Mahasiswa/I di kampus Universitas medan memiliki manfaat yang cukup dalam hal menanggulangi banjir yang masih dalam kategori rendah. Jika hal ini dilakukan dengan lebih efektif akan mampu menanggulangi banjir dalam kategori besar.
5. REFERENSI
[1] R. Wigati, A. Maddeppungeng, and B. D.
Pratiwi, “KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Studi Kasus DAS Ciujung Bagian Hulu, Banten),” Konstruksia, vol. 8, no. 2, p. 11, 2017.
[2] A. S. Ningrum and K. B. Ginting, “Strategi Penanganan Banjir Berbasis Mitigasi Bencana Pada Kawasan Rawan Bencana Banjir di Daerah Aliran Sungai Seulalah Kota Langsa,” Geogr. Sci. Educ. J., vol. 1, no. 1, pp. 6–13, 2020, [Online].
Available:https://jurnal.unsil.ac.id/index.
php/geosee/article/view/1919
[3] D. H. Santoso, “Penanggulangan Bencana Banjir Berdasarkan Tingkat Kerentanan dengan Metode Ecodrainage Pada Ekosistem Karst di Dukuh Tungu, Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY,” J.
Geogr., vol. 16, no. 1, pp. 7–15, 2019, doi:
10.15294/jg.v16i1.17136.
[4] L. Sebastian, “Pendekatan Banjir dan Penanggulangan Banjir,” Din. Tek. Sipil, vol. 8, pp. 162--169, 2008.
[5] Ayu Sekar Ningrum, DKK. (2020). Strategi Penanganan Banjir Berbasis Mitigasi Bencana Pada Kawasan Rawan Bencana Banjir Di Daerah Aliran Sungai Seulalah Kota Langsa. Geography Science Education Journal.
[6] Restu Wigati, DKK (2017). KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Studi Kasus DAS Ciujung Bagian Hulu, Banten). KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR
[7] Ligal Sebastian, (2008). PENDEKATAN
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN BANJIR.
dinamika TEKNIK SIPIL
[8] Dian Hudawan Santoso (2019), Penanggulangan Bencana Banjir Berdasarkan Tingkat Kerentanan dengan Metode Ecodrainage Pada Ekosistem Karst di Dukuh Tungu, Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY. JURNAL GEOGRAFI
[9] Asy'ari, Q. (2018). Analisis Dampak Sosial
Ekonomi Pasca Bencana Di Kabupaten Pamekasan (Studi Kasus Banjir, Longsor dan Kekeringan di Pamekasan 2007). J- MACC: Journal of Management and Accounting, 1(2), 153-168.
[10] Santri, S., Apriyanto, E., & Utama, S. P.
(2020). Dampak Sosial Ekonomi Dan Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Di Kelurahan Rawa Makmur Kota Bengkulu. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 9(2), 77-84.