EVALUASI PROGRAM KEPEMIMPINAN KONSELING INDIVIDU DI SMA BINA MUDA CICALENKA BANDUNG MENGGUNAKAN CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUK). Penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan: (1) Untuk mengetahui dan mengevaluasi konteks program bimbingan konseling individu. Model evaluasi ini bertujuan untuk menggambarkan kesenjangan antara standar dan hasil evaluasi dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
Kesimpulan dari penelitian pengembangan ini adalah panduan evaluasi ini dapat dijadikan acuan atau pedoman bagi konselor/pengawas dalam mengevaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah.
Vokal Pendek
Vokal Panjang
Vokal Rangkap
Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
Kata Sandang Alif + Lam a. Bila diikuti huruf Qamariyyah
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, bagi sekolah dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan artikel ini. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya: Selama proses penyelesaian tugas ini, penulis menyadari banyak sekali situs yang telah memberikan dukungan, sumbangan, pemikiran, dan doa sehingga tugas ini dapat terlaksana. diselesaikan sebagai persyaratan gelar magister pada program pascasarjana di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangsih akademik yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh sivitas akademika yang memerlukannya.
Terima kasih atas doa dan kasih sayang yang diberikan kepada bapak/ibu yang selalu membuat bapak/ibu mengerjakan skripsi ini dengan penuh semangat dan percaya diri.
Latar Belakang Masalah
Dari sekian banyak model evaluasi yang ada, penulis hanya akan membahas model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam. Model evaluasi CIPP lebih umum digunakan oleh para evaluator implementasi karena model evaluasi ini lebih komprehensif dibandingkan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA (Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah).
Dengan kata lain model CIPP merupakan model evaluasi yang melihat program yang dievaluasi sebagai suatu sistem. Di bawah ini akan dibahas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi konteks, input, proses, produk. Penerapan model CIPP berada pada tahap konteks, dimana guru bimbingan dan konseling harus mengidentifikasi kebutuhan siswa dan lingkungan. Hal ini dapat dievaluasi pada tahap proses, dimana guru bimbingan dan konseling harus melaksanakan program bimbingan dan konseling yang telah selesai, penggunaan media, metode dan pemberian materi yang dibutuhkan siswa, serta ketepatan waktu pelaksanaan program, sehingga pada tahap ini dapat dinilai apakah sudah sesuai?, begitu pula pada tahap produk, dimana sebaiknya pembimbing dan pengawas mencapai hasil yang disesuaikan dengan tujuan awal pelatihan, sehingga pada tahap ini dapat dinilai apakah sudah tepat sasaran. sesuai.
Proses manajemen yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah, mulai dari identifikasi kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemantauan, akan memudahkan guru bimbingan dan konseling untuk menentukan tingkat keberhasilan layanan yang diberikan kepada siswa di sekolah, jika dilaksanakan. melalui model evaluasi CIPP.2. Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi CIPP (context, input, process and product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Selain itu kualifikasi guru BK masih belum lengkap karena masih terdapat guru BK yang tidak mempunyai latar belakang BK BA.
Lemahnya aspek konteks dan masukan yang dimasukkan pada bagian perencanaan disebabkan karena program pembelajaran kelompok yang direncanakan tidak dibuat oleh guru BK SMA Bina Muda Cicalengka Bandung dan juga tidak didasarkan pada tugas dan permasalahan perkembangan SMA. Mahasiswa Bina Muda Cicalengka Bandung. Respon siswa cenderung positif terhadap metode tersebut karena guru bimbingan dan konseling menggunakan metode yang melibatkan siswa secara aktif.
Rumusan Masalah
Manfaat Penelitian
Sebagai dasar pertimbangan guru khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pembelajaran konseling individual. Memberikan informasi kepada orang tua siswa tentang program konseling individu yang dapat membantu siswa mematuhi peraturan sekolah. Bagi para konselor, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah khususnya bimbingan akademik, agar program bimbingan akademik yang ada selaras dengan kebutuhan siswa saat ini dan terkini (update).
Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam rangka memberikan layanan individual kepada siswa khususnya dalam pengembangan keterampilan belajar, serta sebagai bahan layanan informasi bagi orang tua agar lebih memperhatikan kegiatan belajar anaknya.
Kajian Pustaka
Program Bimbingan Konseling Individu
Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik dengan mempertimbangkan kemungkinan dan kenyataan permasalahan yang dihadapinya dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya dan sesuai dengan tuntutan lingkungan dan keadaan dapat dan melakukan tindakan. Bimbingan bertujuan membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri dan agar individu dapat mengenali dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupannya. Bimbingan dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar ia dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa untuk memahami dirinya sendiri (self-understanding), menerima dirinya sendiri (self-acceptance), mengarahkan dirinya sendiri (self-direction). ), dan menyadari diri sendiri (self-realisasi). ).
Konseling merupakan suatu proses yang berlangsung dalam hubungan antarmanusia dengan seseorang, yaitu dengan individu yang sedang menghadapi permasalahan yang tidak dapat diatasinya, dengan seorang pekerja profesional yang telah terlatih dan berpengalaman untuk membantu klien memecahkan permasalahannya.6 Konseling merupakan sarana proses penyampaian informasi oleh seorang profesional melalui wawancara konseling kepada individu yang menghadapi suatu masalah yang mengarah pada pemecahan masalah yang dihadapi klien. Konseling dapat diartikan sebagai suatu proses hubungan antara seseorang dengan orang lain, dimana seseorang dibantu oleh orang lain untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuannya dalam menghadapi permasalahannya7.
Tujuan dari Bimbingan dan Konseling Individu
Begitu pula dengan aktivitas siswa di sekolah, sebagaimana kita ketahui siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah untuk mencari ilmu. Pada masa ini, siswa cenderung menjadi yang terbaik menurut pendapatnya sendiri, sehingga dapat melakukan apapun yang menurutnya baik. Di sekolah, siswa tidak diperbolehkan berbuat semaunya, sekolah mempunyai peraturan atau ketentuan yang harus mereka ikuti.
Ada sebagian siswa yang tidak menaati peraturan sekolah seperti tidak terlambat ke sekolah, namun masih banyak siswa yang terlambat, sekolah mempunyai peraturan seragam yang sesuai dengan kriteria yang dimiliki sekolah, namun masih banyak siswa yang tidak patuh, misal. untuk anak laki-laki - laki-laki terlalu kecil untuk mengurangi lingkar kakinya di dalam celana, dan pakaiannya tidak disembunyikan di dalam celana. Nah dari situ peneliti ingin mengetahui seberapa besar fungsi bimbingan dan konseling dalam memberikan bantuan kepada siswa SMA dalam meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan sekolah yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Metode Penelitian
- Observasi
- Dokumentasi
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Analisis data
Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan, dengan lokasi penelitian di SMA Bina Muda Cicalengka Bandung. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, karena data yang digunakan berupa kata-kata lisan, bukan berupa angka-angka. 12 Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena alam, peristiwa, aktivitas sosial 13 Penelitian kualitatif digunakan untuk mendalami data. data pasti yang merupakan nilai di balik data yang terlihat. Oleh karena itu, penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, melainkan makna.14.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena yang dialami subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan melalui uraian dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam konteks kasus yang wajar dan dengan cara mengeksploitasi. Setidaknya ada tiga hal yang diuraikan dalam penelitian kualitatif, yaitu ciri-ciri pelaku, kegiatan atau peristiwa yang terjadi selama penelitian, dan kondisi lingkungan atau ciri-ciri tempat penelitian itu dilakukan.17 Sedangkan hakikat penelitian kualitatif adalah bahwa itu adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, informasi tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana penelitian kualitatif itu sendiri merupakan metode penelitian yang berlandaskan filosofi postpositivisme, digunakan untuk meneliti keadaan alam, (berlawanan dengan eksperimen), dimana peneliti adalah instrumen sentralnya.18 Ada juga yang berpendapat bahwa mengatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif menggunakan penelitian lapangan yaitu penelitian yang diperoleh di lapangan.19 Tujuan penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling yang memberikan nilai spiritual layanan bimbingan dan konseling di pesantren dan di SMA Bina Muda Cicalengka. Bandung.
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode komunikasi langsung dan tidak langsung. Aspek CIPP lainnya yaitu konteks dan masukan sengaja tidak dikaji dalam penelitian ini, karena aspek tersebut memerlukan penelitian tersendiri, mendalam, dan panjang. Data yang berupa kata atau kalimat digunakan untuk analisis kualitatif, yaitu dengan memberikan interpretasi sesuai makna kata atau kalimat tersebut;
Memeriksa semua data yang tersedia dari berbagai sumber observasi dan wawancara dengan cara mempelajari, menganalisis dan kemudian memahami. Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori, mendeskripsikannya ke dalam unit-unit, mensintesiskannya, menyusunnya ke dalam pola, memilih mana yang akan digunakan. penting dan apa yang akan dipelajari, serta buatlah kesimpulan penelitian agar mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. 28 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori Miles dan Huberman.
Sistematika Pembahasan
KESIMPULAN
Artinya evaluasi program bimbingan dan konseling bukanlah suatu kegiatan yang asal-asalan, melainkan suatu proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan. Dalam evaluasi program BKI tersedia beberapa metode survei, misalnya: metode survei, studi kasus dan juga eksperimental.
Rekomendasi
4 Bagi siswa SMA Bina Muda agar benar-benar mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling, sehingga dapat memperoleh wawasan tentang tugas pokok seorang siswa dan mengurangi tindakan kenakalan.
Saran
Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso Dyah Utami Yogyakarta dalam menangani korban Broken Home. Pemenuhan fungsi keluarga bagi anak-anak Broken Home oleh Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Beran Tridadi Sleman Yogyakarta. Layanan konseling individual dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MAN Yogyakarta III, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, 2016).
Program Studi Interdisipliner Islam fokus pada Bimbingan dan Konseling Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.