• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU BK TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KABUPATEN LANGKAT TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU BK TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KABUPATEN LANGKAT TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU BK TENTANG

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KABUPATEN

LANGKAT TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Oleh:

SINTA JUWITA

NIM. 108121035

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT atas rahmat dan

nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Studi Deskriptif Pemahaman Guru BK Tentang Bimbingan Dan Konseling Di SMA Kabupaten Langkat Tahun Ajaran 2012/2013”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, Selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Drs. Nasrun, MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan Universitas Negeri Medan.

4. Dra. Nurarjani, M.Pd Selaku Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Anita Yus, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

memberikan motivasi, pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan

skripsi.

6. Dra. Zuraida Lubis, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

yang selama ini telah memberikan dan mengajarkan saya ilmu dan

pengetahuan kepada saya.

8. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat yang telah memberikan saya

izin untuk mengadakan penelitian guru BK di sekolah SMA Negeri

(5)

9. Pihak 11 sekolah SMA Negeri maupun SMA Swasta yang telah

memberikan saya izin meneliti guru BK.

10.Secara khusus buat Ibunda Zainab dan Ayahanda Syahdan yang telah

membesarkan dan memberikan dukungan kepada saya baik berupa materi

maupun moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kejenjang

sarjana pendidikan.

11.Tak lupa pula buat abangku yang tersayang Budi Tambun Setiawan yang

telah memberikan dukungan moril serta do’a kepada penulis.

12.Buat para sahabat khususnya Jurusan Bimbingan dan Konseling Stambuk

2008: (Apriansyah, S.Pd, Edi Saputra Sipayung, S.Pd, Fery Riswansyah,

S.Pd, Miswanto, S.Pd, dan Lina Rossiana Manalu, S.Pd) yang telah

banyak memberikan masukan dan saran, sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini, hanya Allah SWT

yang dapat membalas budi baik semuanya. Amin.

Medan, Maret 2013

Penulis,

SINTA JUWITA NIM. 108121035

(6)

ABSTRAK

SINTA JUWITA. NIM. 108121035. “Studi Deskriptif Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan Dan Konseling Di SMA Kabupaten Langkat Tahun Ajaran 2012/2013”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru BK tentang

bimbingan dan konseling dilihat dari latar belakang pendidikan, di SMA

Kabupaten Langkat Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan pada

awal bulan Januari sampai akhir Pebruari 2013 di SMA Negeri maupun SMA

Swasta di Kabupaten Langkat.

Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif. Sampel penelitian adalah guru

BK yang berjumlah 31 guru BK yang memiliki latar belakang pendidikan yang

berbeda-beda yaitu 4 S-1 BK, 21 S-1 non BK dan 6 D3 BK. Alat pengumpul data

adalah tes. Data penelitian dianalisis dengan analisis deskripstif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 61,2 % skor rata-rata guru

BK. Keseluruhan pemahaman guru BK berlatarbelakang S1 BK, S1 non BK dan

D3 BK diperoleh sebanyak 19 orang guru BK berada dibawah rata-rata yaitu

(61,2 %) dan sebanyak 10 guru (32,2%) berada di rata-rata interval dan 2 guru

(6,45%%) berada diatas rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa guru BK belum

memahami dengan baik bimbingan dan konseling itu sendiri, yang dilatar

belakangi karena latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan

yang digelutinya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan kepada S-1

guru BK, S-1 non guru BK dan D3 BK di sekolah supaya secara mandiri berusaha

mengetahui dan mengikuti seminar atau pelatihan-pelatihan BK, kepada jurusan

BK agar mengadakan seminar atau pelatihan, bagi mahasiswa BK diharapkan

(7)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... . 1

A. Latarbelakang Masalah ... . 1

B. Pembatasan Masalah ... . 5

C. Identifikasi Masalah ... . 6

D. Perumusan Masalah ... . 6

E. Tujuan Penelitian ... . 6

F. Manfaat Penelitian ... . 6

BAB II. KAJIAN TEORI ... 7

A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Pemahaman Konselor ... 7

1.1 Pengertian Pemahaman ... 7

1.2 Pengertian Konselor ... 9

2. Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Di SMA ... 10

2.1 Penyelenggaraan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling ... 10

2.2 Pengertian Bimbingan ... 12

2.3 Pengertian Konseling ... 13

(8)

2.5 Tujuan Bimbingan Dan Konseling ... 15

2.6 Fungsi Bimbingan Dan Konseling ... 16

2.7 Sasaran Bimbingan Dan Konseling ... 17

2.8 Lingkup Bimbingan Dan Konseling ... 17

2.9 Azas Dalam Bimbingan Dan Konseling ... 23

2.10 Kesalahpahaman Dalam Bimbingan Dan Konseling ... 25

3. Latarbelakang Pendidikan Guru BK Dan Non Guru BK ... 36

B. Kerangka Konseptual ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 40

C. Operasional Variabel Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 43

E. Instrumen Dalam Penelitian ... 44

1. Reliabilitas Test ... 44

F. Teknik Analisa Data ... 45

1. Uji Normalitas ... 46

G. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 47

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48

1. Deskripsi Keadaan SMA Di Kabupaten Langkat ... 48

2. Persiapan Penelitian ... 48

a. Proses Perizinan ... 48

(9)

c. Menyusun Test ... 49

3. Pelaksanaan Penelitian ... 49

4. Pelaporan ... 49

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49

1. Skor Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan Konseling ... 49

2. Data Uji Normalitas ... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(10)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1. Jumlah Guru BK Di SMA Negeri 1 Kabupaten langkat Tahun

Ajaran 2012/2013 ... 41

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan

Dan Konseling ... 43

Tabel 3. Data Skor Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan

Dan Konseling Di SMA Kabupaten Langkat... 50

Tabel 4. Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Liliefors ... 52

Tabel 5. Kunci Jawaban Soal Test Pemahaman Bimbingan dan Konseling... 65

Tabel 6. Data Perhitungan Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan

dan Konseling ... 66

Tabel 7. Perhitungan Reliabilitas Test Pemahaman Guru BK ... 68

Tabel 8. Data Skor Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan

dan Konseling ... 72

Tabel 9. Uji Normalitas Data Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Instrument Penelitian ... 57

Lampiran 2. Lembar Jawaban ... 64

Lampiran 3. Kunci Jawaban Soal test Pemahaman Bimbingan dan Konseling 65

Lampiran 4. Data Perhitungan Test Pemahaman Guru BK Terhadap

Bimbingan dan Konseling ... 66

Lampiran 5. Perhitungan Reliabilitas Test Pemahaman Guru BK Terhadap

Bimbingan dan Konseling ... 67

Lampiran 6. Perhitungan Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD) Untuk Data Test

Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan Konseling ... 70

Lampiran 7. Data Skor Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan

Konseling ... 72

Lampiran 8. Uji Normalitas ... 74

(12)

Lampiran 1

INSTRUMENT PENELITIAN

Petunjuk:

1. Tulislah terlebih dahulu nama, pendidikan, jenis kelamin dan nama

sekolah anda pada lembar jawaban yang disediakan

2. Bacalah setiap soal dengan seksama atau teliti

3. Jawablah dengan memberi tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda

anggap paling benar pada lembar jawaban

1. Pengertian dari bimbingan dan konseling adalah...?

a. Pembentukan sikap dan pengembangan keahlian profesi peserta

didik

b. Menyusun program perbaikan sikap peserta didik dan hasil belajar

c. Menyajikan program pengajaran evaluasi hasil belajar pengayaan

peserta didik

d. Pelayanan bantuan peserta didik, baik secara perorangan maupun

kelompok agar mampu mandiri dan berkembang,yang mencakup

pola 17 plus.

2. Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah harus mencakup...?

a. Bimbingan pribadi, sosial, bimbingan kelompok dan bimbingan

karir

b. Bimbingan belajar, karir dan pribadi

c. Bimbingan kelompok, konseling kelompok, belajar dan karir

d. Bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir

3. Satu kali kegiatan bimbingan dan konseling memakan waktu rata-rata...?

a. 30 (tiga puluh menit)

b. 45 (empat puluh lima menit)

c. 1 (satu jam)

(13)

4. Setiap kegiatan menyusun program, melaksanakan program

mengevaluasi,menganalisis, dan melaksanakan kegiatan tindak lanjut,

kegiatan ini meliputi...?

a. Jenis-jenis layanan BK

b. Kegiatan pendukung BK

c. Format pelayanan BK

d. Bidang pelayanan BK

5. Layanan orientasi wajib dilaksanakan pada siswa/i...?

a. Siswa/i kls XII

b. Siswa/i kls XI

c. Siswa/i kls X

d. Siswa/i kls X catur wulan pertama

6. Pemahaman dan keterampilan dalam lima kegiatan pendukung bimbingan

Dan konseling masing-masing disertai tujuan dan fungsi, materi,

penyelenggaraan, dan pengunaan hasil-hasilnya untuk memperkuat

layanan bimbingan dan konseling yaitu kegiatan...?

a. Bimbingan kelompok belajar, penjurusan siswa dan bimbingan

teman sebaya.

b. Bimbingan pribadi, sosial , belajar dan karir

c. Orientasi penempatan dan penyaluran dan pembelajaran

d. Instrumen bimbingan dan konseling,himpunan data, konferensi

kasus dan alih tangan kasus

7. Pemahaman dan keterampilan dalam penyelenggaraan program kegiatan

khusus bimbingan dan konseling di sekolah adalah...?

a. Bimbingan karir, sosial dan pribadi

b. Layanan penempatan dan penyaluran

c. Bimbingan kelompok belajar , penjurusan, bimbingan teman

sebaya

(14)

8. Jumlah peserta didik yang harus di bimbing oleh seorang guru

pembimbing adalah...?

a. 150 orang

b. 200 orang

c. 250 orang

d. 300 orang

9. Fungsi apa sajakah yang hendak di penuhi dalam melalui pelaksanaan

kegiatan bimbingan dan konseling...?

a. Pemahaman, pencegahan,pengentasan dan pemeliharaan

b. Pengembangan kegiatan belajar, pribadi, sosial dan karir

c. Pribadi, sosial, pengentasan dan pemeliharaan

d. Pengembangan kegiatan belajar pengentasan pemaham dan karir

10. Berapa jumlah asas yang ada pada bimbingan dan konseling...?

a. 15 (Lima bels)

b. 13 (Tiga belas)

c. 12 (Dua belas)

d. 10 (Sepuluh)

11. Berapa jenis layanan yang mencakup di dalam layanan BK...?

a. 9 layanan

b. 8 layanan

c. 7 layanan

d. 6 layanan

12. Berapa menit kegiatan permainan dalam Bimbingan Kelompok

adalah...?

a. + 15 menit

b. + 10 menit

c. + 20 menit

d. + 12 menit

13. Bagi sekolah yang tidak memiliki guru pembimbing yang melatar

belakang bimbingan dan konseling maka guru yang telah mengikuti

(15)

a. 140 jam dapat diberi tugas sebagai guru pembimbing

b. 150 jam dapat diberi tugas sebagai guru pembimbing

c. 170 jam dapat diberi tugas sebagai guru pembimbing

d. 180 jam dapat diberi tugas sebagai guru pembimbing

14. Penyusun program bimbingan dan konseling adalah rencana pelayanan

bimbingan dan konseling dalam bidang...?

a. Jenis layanan BK

b. Kegiatan pendukung BK

c. Bidang pelayanan BK

d. Format pelayanan

15. Istilah yang di singkat BP atau BK itu sekarang diganti dengan istilah... ?

a. Konseling

b. Konselor

c. Guru pembimbing

d. Bimbingan dan penyuluhan

16. Yang menjadi bidang tugas seorang konselor yang hendak dikuasai

adalah...?

a. BK pola 15 plus

b. BK pola 16 plus

c. BK pola 17 plus

d. BK pola18 plus

17. Dalam pembentukan bimbingan kelompok sedang, peserta yang ikut

dalam satu kelompok tersebut berjumlah...?

a. 2-3 orang dalam satu kelompok

b. 4-6 orang dalam satu kelompok

c. 6-8 orang dalam satu kelompok

d. 8-15 orang dalam satu kelompok

18. Dalam proses konseling perorangan konselor harus menetapkan asas-

asas...?

a. Azas kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien

sendiri

(16)

c. Azas kerahasiaan dan kekinian

d. Azas kerahasiaan, kenormatifan dan kekinian

19. Konseling yang dilakasanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih

yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan,

seharusnya kasus seperti ini dapat diberikan berupa layanan...?

a. Layanan bimbingan kelompok

b. Layanan konseling kelompok

c. Layanan konsultasi

d. Layanan mediasi

20. Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-

kaidah tersebut dikenal dengan...?

a. Istilah penyuluhan dan konseling

b. Azas-azas konselig

c. Konsepsi bimbingan dan konseling

d. Ladasan filosofi konseling

21. Yang menjadi komponen pokok dalam layanan informasi adalah...?

a. Adanya informasi yang diberikan kepada peserta

b. Adanya peserta dan informasi

c. Adanya guru bidang studi dan peserta

d. Adanya konselor,peserta dan informasi yang di berikan

22. Program apa saja yang ada di dalam bimbingan dan konseling...?

a. Tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, harian

b. Tahunan, semesteran, bulanan, mingguan

c. Tahunan, semesteran, bulanan, harian

d. Tahunan, semesteran, mingguan, harian

23. Apabila ada seorang siswa yang ingin meminta pendapat untuk memilih

jurusan di sekolah, maka layanan yang dipakai dalam bimbingan dan

konseling adalah...?

a. Konseling individu

b. Konseling kelompok

c. Konsultasi

(17)

24. Apabila ada masalah yang sangat berat dari beberapa siswa, maka

konselor seharusnya menggunakan layanan...?

a. Bimbingan kelompok

b. Konseling kelompok

c. Konseling individual

d. Konsultasi

25. Di dalam konseling kelompok, masalah yang seharusnya di bahas di

dalam kelompok adalah masalah...?

a. Masalah yang umum

b. Masalah khusus

c. Masalah yang sedang

d. Masalah yang berat

26. Didalam konseling individual, konselor memakai azas...?

a. Kerahasiaan, kesukarelaan

b. Kerahasiaan, kenormatifan

c. Kerahasiaan, tut wuri handayani

d. Kerahasiaan, keterbukaan

27.Tahap-tahap apa sajakah yang ada didalam bimbingan kelompok...?

a. Tahap pembentukan, peralihan, pengakhiran

b. Tahap pembentukan, peralihan, kegiatan, pengakhiran

c. Tahap pembentukan, kegiatan, pengakhiran

d. Tahap pembentukan, peralihan, kegiatan

28. Ketika siswa/i ingin menentukan jurusan yang akan di ambil, maka

seharusnya konselor melakukan layanan...?

a. Mediasi

b. Informasi

c. Konsultasi

d. Penempatan dan penyaluran

29. Azas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu

menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan

tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat

(18)

a. Azas ahli tangan kasus

b. Azas tut wuri handayani

c. Azas keahlian

d. Azas kenormatifan

30. Azas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling;

yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan

konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan

ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil

keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri yaitu...?

a. Azas keahlian

b. Azas Kemandirian

c. Azas kenormatifan

(19)

Lampiran 2

LEMBAR JAWABAN

NAMA GURU BK : ... PENDIDIKAN TERAKHIR : ... JENIS KELAMIN : ... BERTUGAS DI SEKOLAH : ...

(20)

Lampiran 3

Tabel 17. Kunci Jawaban Soal Tes Pemahaman Bimbingan dan Konseling

1. D 16. D

2. D 17. D

3. D 18 A

4. A 19. D

5. D 20. B

6. D 21. D

7. C 22. A

8. A 23. C

9. A 24. B

10. C 25. D

11. A 26. D

12. B 27. B

13. D 28. C

14. C 29. A

(21)
(22)

Lampiran 5

Perhitungan Reliabilitas Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan Konseling

Reliabilitas (kerandalan) test pemahaman guru BK dihitung dengan

menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

               

2

2 11 1 1 t i n n r   (Arikunto, 2006:109)

Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya soal

2

b

 = Jumlah varians skor tiap-tiap item

2 1

 = Varians total

Varians butir di hitung dengan menggunakan rumus:

 

N N X X

 2 2 2 

Sebagai contoh perhitungan, dari data pemahaman guru BK dapat dihitung

item nomor 1 sebagai berikut:

ΣX = 25

ΣX2 = 25

(23)

Sehingga varians item nomor 1 diperoleh:

 

15 , 0 31 31 25 25 2

2   

Di bawah ini disajikan tabel secara lengkap hasil perhitungan varians

setiap butir test pemahaman guru BK.

Tabel 22. Perhitungan Reliabilitas Test Pemahaman Guru BK

No. Item

Varians Butir (2

)

No. Item

Varians Butir (2

)

1. 0,15 16. 0,05

2. 0,21 17. 0,13

3. 0,03 18. 0,24

4. 0,05 19. 0,24

5. 0,22 20. 0,19

6. 0,24 21. 0,24

7. 0,20 22. 0,24

8. 0,22 23. 0,11

9. 0,22 24. 0,20

10. 0,21 25. 0,13

11. 0,24 26. 0,20

12. 0,11 27. 0,24

13. 0,21 28. 0,13

14. 0,23 29. 0,24

15. 0,24 30. 0,24

Maka

2 5,6

Varians total dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(24)

N = 31

X = 350

X2 = 4386

Sehingga varians total adalah:

 

0124 , 14 31 31 350 4386 2

2   

Maka reliabilitas test pemahaman guru BK adalah:

620 , 0 0124 , 14 6 , 5 1 1 31 31

11 

              r

Harga koefesien reliable test pemahaman guru BK diatas, kemudian

(25)

Lampiran 6

Perhitungan Rata-Rata (M), Dan Standar Deviasi (SD) Untuk Data Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan Konseling

a. Rata-Rata (M)

Rata-rata dihitung dengan rumus:

N X

X

Keterangan: X = Harga rat-rata

X = Jumlah aljabar X

N = Jumlah sampel

Di peroleh:

Y = 350

2

Y = 4386

N = 31

Maka: 29 , 11 31 350   M

b. Standar Deviasi (SD)

Untuk menghitung Standar Deviasi dari penelitian digunakan rumus:

 

1

2 2   

N N X X N

SDx A A

(26)

X2 = Jumlah aljabar kuadrat X

N = Jumlah sampel

  

31 1

31

350 4386

.

31 2

  

SD

 

 

30 31

122500

135966 

930 13466 

 14.4795699

(27)

Lampiran 7

Tabel 23. Data Skor Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan Konseling

No Nama Guru BK Jenis Kelamin

Pendidikan

Terakhir Bertugas ∑Y ΣY

2

1. Ambar Tri Iriani PR D3 B. Jerman

SMAN 1 Gebang

16 256

2. Drs. Basay, S.Pd LK

S1 Pendidikan

BK

9 81

3. Halimatusakdiah PR S1 Agama

Islam 8 64

4. Mimi Harmila PR

S1 Pendidikan

BK

17 289

5. M. Ali Yusuf LK

S1 Pendidikan

BK

10 100

6. PR S1 Tehnologi

Kurikulum

SMAN 1 Stabat

18 324

7. PR

S1 Pendidikan

BK

5 25

8. PR

S1 Administrasi

Pendidikan

7 49

9. PR

S1 Pendidikan

BK

6 36

10. Drs. Hokman

Gumanti LK

S1 Pendidikan

BK

10 100

11. Dra. Juni Astari PR

S1 Pendidikan BK SMAN 1 Babalan P. Berandan

20 400

12. Nurbaya PR D3/A3 BK 9 81

13. Peringetten PR D3/A3 BK 9 81

14. Elida Hafni PR

S1 Administrasi

Pendidikan SMAN 1

Hinai

6 36

15. Nazaruddin LK

S1 Pendidikan

Kimia

(28)

16. Rahman PR S1 PKN 7 49

17. Doaka Sormin

Srg LK S1 FOK SMAN 1

Pangkala n Susu

13 169

18. Indertas PR S1 PKN 13 169

19. Martin Sembiring LK D3 BK/BP 11 121

20. Arifin

Nainggolan LK S1 BI

SMUN Tanjung

Pura

9 81

21. Hidayati PR A3/D3 BK 10 100

22. Rumita

Situmorang PR

S1 Pendidikan

BK

9 81

23. Katemin LK S1 Tehnologi

Pendidikan SMAN 1

Padang Tualang

12 144

24. Nurahmawati PR S1 Ekonomi 12 144

25. Risma Sinaga PR S1 BI 12 144

26. Ermayasanti PR

S1 Pendidikan BK SMUN 1 Brandan Barat

15 225

27. Latifah Hanum PR D3

SMA Dharma Patra P. Brandan

13 169

28. Erny Yuliani PR

S1 Pendidikan BK SMAN 1 Secangga ng

13 169

29. Halim Kusnadi LK S1 BI 13 169

30. Herminida E.

Nainggolan PR S1 PKN SMAN 1 Sei

Lepan

15 225

31. M. Hasan NST LK S1 BI 16 256

Jumlah 350 4386

Rata-Rata 11.29

(29)

Lampiran 8

Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors. Untuk menerima atau

menolak hipotesis, kita bandingkan Lhitung ini dengan nilai kritis Ltabel yang diambil

dari table liliefors.

Kemudian nilai normalitas dihitung dengan menggunakan rumus uji

1. Data X1, X2,….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, sampai Zn, dengan

menggunakan rumus:

s x x zi

1 (Sudjana, 2005:466)

2. Menghitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi).

3. Selanjutnya menghitung proporsi S(Zi) dengan rumus:

N z z banyaknyaz

S  1, 2,.... n <z1 (Sudjana, 2005)

4. Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian harga mutlak.

5. Mengambil harga Lo yaitu harga yang paling besar diantara harga mutlak,

untuk menerima dan menolak hipotesis dibandingkan Lhitung dengan nilai

kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis uji liliefors dengan taraf

signifikan 5%.

6. Kriteria pengujiannya: Jika Lhitung < Ltabel maka sampel berdistribusi

(30)

1. Perhitungan Uji Normalitas Data Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan Konseling

Contoh Perhitungan untuk no. 1

X= 350 ; N = 31 ; X = 11,29 ; SD = 3,80

65 , 1 80 , 3 29 , 11 5       SD X X Zi

F(Zi) = 0,0495

 

0,03

31 1    jlhsampel fkum Zi S

[image:30.595.73.541.115.666.2]

F(Zi) – S(Zi) = 0,0495 – 0,03 = 0,0195

Tabel 24. Uji Normalitas Data Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan Konseling

No

Skor Test Pemahaman

Guru BK

Frekuensi Fkumulatif F(XB) Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)

1 5 1 1 5 -1,65 0,0495 0,03 0,0195

2 6 2 3 12 -1,39 0,0823 0,09 -0,0077

3 7 3 6 21 -1,12 0,1314 0,19 -0,0586

4 8 1 7 8 -0,86 0,1949 0,22 -0,0251

5 9 5 12 45 -0,60 0,2743 0,38 -0,1057

6 10 3 15 30 -0,33 0,3745 0,48 -0,1055

7 11 1 16 11 -0,07 0,4721 0,51 -0,0379

8 12 3 19 36 0,18 0,5714 0,61 -0,0386

9 13 5 24 65 0,45 0,6736 0,77 -0,0964

10 15 2 26 30 0,97 0,8340 0,83 0,004

11 16 2 28 32 1,23 0,8907 0,90 -0,0093

12 17 1 29 17 1,50 0,9332 0,93 0,0032

13 18 1 30 18 -2,89 0,0019 0,96 -0,9581

14 20 1 31 20 -2,29 0,9890 1 -0,011

31 247 350

Lhitung 0,0195

Ltabel 0,1591

(31)

Dari hasil perhitungan harga mutlak F(Zi) – S(Zi) yang terbesar (Lhitung) =

0,0195 untuk n = 31 dan α = 0.05 maka diperoleh nilai krisis Lilifors harga Ltabel =

1591 , 0 31 888 , 0 888 , 0

 

n . Jadi diperoleh harga Ltabel > Lhitung (0,1591 > 0,0195)

sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

(32)

Lampiran 9

ANALISIS DESKRIPTIF DATA

1. Analisis Deskriptif Pemahaman S-1 Guru BK

A. Distribusi Frekuensi

Rentang (r) = Data terbesar – data terkecil

= 20 – 15

= 5

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log 4

= 2,98 dibulatkan jadi 3

Panjang Kelas =

=

1,6 = 2 (dibulatkan)

Daftar distribusi frekuensi pemahaman guru BK

No Kelas

Interval

Frekuensi (F)

Mid –

Point (M)

F.M TK FKKD

1 15 - 17 3 16 48 14,5 0

2 18 - 20 1 19 19 17,5 3

 4 67 4

B. Mean

X = 

=

= 16,75

C. Modus

Modus = TKB + x ci

= 14,5 + x 3

= 19

D. Median

Letak Median = = = 2

Md = TKB +

x ci

= 14,5 +

x 3

(33)

2. Analisis Deskriptif Pemahaman S-1 Non Guru BK

A. Distribusi Frekuensi

Rentang (r) = Data terbesar – data terkecil

= 18 – 5

= 13

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log 21

= 5,36 dibulatkan jadi 5

Panjang Kelas =

=

2,6 = 3 (dibulatkan)

Daftar distribusi frekuensi pemahaman guru BK

No Kelas

Interval

Frekuensi (F)

Mid –

Point (M)

F.M TK FKKD

1 5 - 8 7 6,5 45,5 4,5 0

2 9 - 12 7 10,5 73,5 8,5 7

3 13 – 16 6 14,5 87 12,5 14

4 17 – 20 1 18,5 18,5 16,5 20

 21 224,5 21

B. Mean

X = 

=

= 10,69

C. Modus

Modus = TKB + x ci

= 8,5 + x 4

= 8,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

14,5 17,5

(34)

D. Median

Letak Median = = = 10,5

Md = TKB +

x ci

= 8,5 +

x 4

= 10,5

3. Analisis Deskriptif Pemahaman D3 Guru BK

A. Distribusi Frekuensi

Rentang (r) = Data terbesar – data terkecil

= 13 – 9

= 4

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log 6

= 3,23

Panjang Kelas =

=

1,3 = 1 (dibulatkan)

Daftar distribusi frekuensi pemahaman guru BK

No Kelas

Interval

Frekuensi (F)

Mid –

Point (M)

F.M TK FKKD

1 9 - 10 4 9,5 38 8,5 0

2 11 - 12 1 11,5 11,5 10,5 4

3 13 – 14 1 13,5 13,5 12,5 5

 6 63 6

B. Mean

X = 

=

= 10,5

0 1 2 3 4 5 6 7 8

4,5 8,5 12,5 16,5

(35)

C. Modus

Modus = TKB + x ci

= 8,5 + x 2

= 11,16

D. Median

Letak Median = = = 3

Md = TKB +

x ci

= 8,5 +

x 2

= 10

4. Analisis Deskriptif Pemahaman Guru BK di SMA Kabupaten Langkat

A.Distribusi Frekuensi

Rentang (r) = Data terbesar – data terkecil

= 20 – 5

= 15

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log 31

= 5,92 = 6 (dibulatkan)

Panjang Kelas =

=

2,5 = 3 (dibulatkan)

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

8,5 10,5 12,5

(36)

Daftar distribusi frekuensi pemahaman guru BK

No Kelas

Interval

Frekuensi (F)

Mid –

Point (M)

F.M TK FKKD

1 5 - 8 7 6,5 45,5 4,5 0

2 9 - 12 12 10,5 126 8,5 7

3 13 – 16 10 14,5 145 12,5 19

4 17 -20 2 18,5 37 16,5 29

 31 353,5 31

B. Mean

X = 

=

= 11,40

C. Modus

Modus = TKB + x ci

= 12,5+ x 4

= 11,16

D. Median

Letak Median = = = 15,5

Md = TKB +

x ci

= 12,5 +

x 4

(37)

Lampiran 10

PENGUKURAN DEVIASI KUARTIL

1. Pengukuran deviasi kuartil pemahaman S-1 guru BK terhadap Layanan

Bimbingan Konseling di sekolah.

No Hasil Test Kategori

1 15 Rendah

2 16 Sedang

3 17 Sedang

4 20 Tinggi

A. Letak K1=

K1=

= 1,25

Jadi K1 terletak diantara nomor 1 dan nomor 2 yaitu:

= 15,5

B. Letak K2=

K2=

= 2

Jadi K2 terletak pada nomor urut 2 yaitu 16

C. Letak K3=

K2=

=3,75

Jadi K3 terletak diantara nomor 3 dan nomor 4 yaitu:

=

18,5

K1 = 15,5 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

(38)

K2=16 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

Sedang

K3= 18,5 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

Tinggi

2. Pengukuran deviasi kuartil pemahaman S-1 non guru BK terhadap

Layanan Bimbingan Konseling di sekolah.

No Hasil Test Kategori

1 5 Rendah

2 6 Rendah

3 6 Rendah

4 7 Rendah

5 7 Rendah

6 7 Rendah

7 8 Rendah

8 9 Rendah

9 9 Rendah

10 9 Rendah

11 10 Sedang

12 12 Sedang

13 12 Sedang

14 12 Sedang

15 13 Tinggi

16 13 Tinggi

17 13 Tinggi

18 13 Tinggi

19 15 Tinggi

20 16 Tinggi

21 18 Tinggi

A. Letak K1=

K1=

= 5,5

Jadi K1 terletak diantara nomor 5 dan nomor 6 yaitu:

(39)

B. Letak K2=

K2=

= 11

Jadi K2 terletak pada nomor urut 11 yaitu 10

C. Letak K3=

K2=

=16,5

Jadi K3 terletak diantara nomor 16 dan nomor 17 yaitu:

=

13

K1 = 7 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

Rendah

K2=10 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

Sedang

K3= 13 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

Tinggi

3. Pengukuran deviasi kuartil pemahaman D-3 guru BK terhadap Layanan

Bimbingan Konseling di sekolah.

No Hasil Test Kategori

1 9 Rendah

2 9 Rendah

3 10 Sedang

4 10 Sedang

5 11 Tinggi

6 13 Tinggi

A. Letak K1=

(40)

Jadi K1 terletak diantara nomor 1 dan nomor 2 yaitu:

= 9

B. Letak K2=

K2=

= 3,5

Jadi K2 terletak diantara nomor 3 dan nomor 4 yaitu:

= 10

C. Letak K3=

K2=

=5,25

Jadi K3 terletak di nomor 5 yaitu: 11

K1 = 9 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

Rendah

K2=10 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

Sedang

K3= 11 Pemahaman Guru tentang Bimbingan Konseling kategori

(41)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Ambar Tri Iriani PR D3 B. Jerman 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 16 256 2 Drs. Basay, S.Pd LK S1 Pendidikan BK 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 81 3 Halimatusakdiah PR S1 Agama Islam 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 8 64 4 Mimi Harmila PR S1 Pendidikan BK 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 17 289 5 M. Ali Yusuf LK S1 Pendidikan BK 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 10 100 6 PR S1 Tehnologi

Kurikulum 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 18 324 7 PR S1 Pendidikan BK 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 25 8 PR S1 Administrasi

Pendidikan 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 7 49 9 PR S1 Pendidikan BK 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 36 10 Drs. Hokman

Gumanti LK S1 Pendidikan BK 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 100 11 Dra. Juni Astari PR S1 Pendidikan BK 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 20 400 12 Nurbaya PR D3/A3 BK 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 9 81 13 Peringetten PR D3/A3 BK 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9 81 14 Elida Hafni PR S1 Administrasi

Pendidikan 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 36 15 Nazaruddin LK S1 Pendidikan Kimia 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7 49 16 Rahman PR S1 PKN 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 49 17 Doaka Sormin Srg LK S1 FOK 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 13 169 18 Indertas PR S1 PKN 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 13 169 19 Martin Sembiring LK D3 BK/BP 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 11 121 20 Arifin Nainggolan LK S1 BI 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 9 81 21 Hidayati PR A3/D3 BK 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 10 100 22 Rumita Situmorang PR S1 Pendidikan BK 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 81 23 Katemin LK S1 Tehnologi

Pendidikan 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12 144 24 Nurahmawati PR S1 Ekonomi 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12 144 25 Risma Sinaga PR S1 BI 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12 144 26 Ermayasanti PR S1 Pendidikan BK SMUN 1 Brandan

Barat 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 15 225 27 Latifah Hanum PR D3 SMA Dharma Patra

P. Brandan 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 13 169 28 Erny Yuliani PR S1 Pendidikan BK 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 13 169 29 Halim Kusnadi LK S1 BI 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 13 169 30 Herminida E.

Nainggolan PR S1 PKN 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 15 225 31 M. Hasan NST LK S1 BI 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 16 256 25 10 1 7 20 18 9 20 11 10 13 4 10 12 14 7 5 17 14 8 17 16 4 9 5 9 14 5 16 18 350 4386

ΣY2

Bertugas

Butir Item Tes

Tes Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan Konseling Di SMA Kabupaten Langkat T.A 2012/2013

SMAN 1 Gebang

SMAN 1 Stabat

SMAN 1 Babalan P. Berandan

SMAN 1 Hinai

SMAN 1 Pangkalan Susu

SMUN Tanjung Pura

SMAN 1 Padang Tualang

SMAN 1 Secanggang

SMAN 1 Sei Lepan

∑X

Tabel 6. Data Perhitungan Tes Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan Dan Konseling

∑Y

No Nama Guru BK Jenis

(42)
(43)
(44)
(45)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

proses pendidikan sekolah, tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi sudah menjadi

satu kesatuan dan mata rantai yang tidak terpisah dengan sistem pembelajaran.

Di sekolah perlu diterapkan bimbingan dan konseling oleh guru BK kepada anak

didik. Untuk mencapai perkembangan diri yang optimal, dalam kelembagaan

sekolah diwujudkan dengan adanya bidang pelayanan pendidikan, salah satunya

adalah pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Hal tersebut diperkuat

dengan adanya penjelasan dari Prayitno dan Amti (2004:114), bahwa tujuan

umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu

memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan

predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),

berbagai latarbelakang yang ada (seperti latarbelakang keluarga, pendidikan,

status sosial dan ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.

Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah memperoleh perbendaharaan istilah baru, yaitu bimbingan dan konseling

Pola-17 (Prayitno, 2004). BK Pola-17 merupakan pola dasar dalam BK yang

dilaksanakan dilingkungan sekolah. Pola ini meliputi empat bidang bimbingan

yaitu: a) Bidang pribadi, b) Bidang sosial, c) Bidang belajar, dan d) Bidang karir.

Sembilan layanan bimbingan dan konseling yaitu: a) Layanan orientasi, b)

(46)

e) Layanan konseling perorangan, f) Layanan bimbingan kelompok, g) Layanan

konseling kelompok, h) Layanan konsultasi, dan i) Layanan mediasi. Adanya

kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yaitu: a) Aplikasi instrumentasi

data, b) Himpunan data, c) Konferensi kasus, d) Kunjungan rumah, dan e) Ahli

tangan kasus.

Semua kegiatan khusus diatas memiliki tujuan dan pola pelaksanaan yang

berbeda, namun semuanya dilakukan tidak lain untuk meningkatkan keberhasilan

pelaksanaan bimbingan dan konseling. Maka dari itu pentingnya seorang Guru

BK memahami yang menjadi bidang tugas bagi Guru BK sekolah dalam

pelayanan bimbingan dan konseling. Jika pola 17 plus bimbingan dan konseling

dapat dilaksanakan dengan maksimal dan dipahami oleh Guru BK, terprogram

dan berkualitas, dapat menunjang hasil belajar siswa. Pelaksanaan bimbingan dan

konseling pola 17 plus tersebut dapat maksimal apabila dalam kurikulum

diberikan alokasi waktu minimal 1 jam pelajaran, sehingga empat bidang

bimbingan, sembilan layanan, dan lima kegiatan pendukung dapat diberikan pada

seluruh siswa dan bukan pada siswa yang bermasalah saja.

Pemahaman menurut Tyler sebagai usaha merenggut makna secara jelas

dan lengkap terhadap apa yang telah dijelaskan. Pemahaman Guru BK tentang

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang tertib dan lengkap, akan

menjadikan sedikit kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling. Peranan pemahaman sangat penting bagi Guru BK

dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Adanya pemahaman Guru

(47)

melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dengan baik dan kemungkinan

hanya terjadi sedikit kesalahan dalam pelaksanaannya.

Kompetensi Akademik calon Guru BK meliputi kemampuan (a) mengenal

secara mendalam konseli yang hendak dilayani, (b) menguasai khasanah teoretik

konteks, asas, dan prosedur serta sarana yang digunakan dalam penyelenggaraan

pepelayananbimbingan dan konseling, (c) menyelenggarakan pepelayanan

bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan (d) mengembangkan

profesionalitas sebagai konselor secara berkelanjutan. Pembentukan kompetensi

akademik calon konselor ini merupakan proses pendidikan formal jenjang S-1

bimbingan dan konseling, yang bermuara pada penganugerahan jiazah akademik

Sarjana Pendidikan dengan kekhususan bimbingan dan konseling.

Berdasarkan hasil dari pernyataan yang dikemukakan oleh beberapa

penelitian terkait dengan keterampilan Guru BK di sekolah menunjukkan perilaku

Guru BK yang kurang profesional. Penelitian oleh Asrori, M. (1990)

menunjukkan bahwa kinerja petugas bimbingan yang termasuk kategori ‘tinggi’

dan termasuk kategori ’sedang’. Guru BK dianggap oleh siswa masih belum

memiliki kemampuan seperti yang diharapkan dalam aspek pelaksanaan yang

kurang memuaskan. Sedangkan Nurhisan, A.J. (1993) dalam penelitiannya

menemukan pelaksanaan oleh Guru BK dalam bimbingan dan konseling belum

sesuai dengan yang diharapkan, yakni masih kurangnya kemampuan dalam

memahami bimbangan dan konseling dan menangani masalah yang dihadapi

siswa.

Hasil studi dibeberapa SMU Negeri (Nurhisan, A.J, 1998) menunjukkan

(48)

konseling yang dilaksananakan. Melalui studi ini juga diperoleh bukti sistem

layanan bimbingan di SMU Negeri tersebut masih perlu ditingkatkan. Radam

(dalam Murad, 2003) melakukan penelitian di SMA Negeri Samarinda

memperoleh hasil masih bercampur aduk mekanisme kerja dan penggunaan ruang

kerja Guru BK dengan guru bidang studi. Kondisi seperti ini tidak

menguntungkan bagi pemeliharaan kerahasiaan siswa, sehingga hak siswa yang

mestinya di pelihara untuk menunjukkan kepercayaan terhadap profesionalisme

Guru BK kurang baik.

Terdapat beberapa yang mempengaruhi pemahaman salah satunya adalah

latarbelakang pendidikan Guru BK dan non Guru BK. Ketenagakerjaan Guru BK

haruslah memiliki atau berlatarbelakang kependidikan sarjana Bimbingan dan

Konseling. Karena dengan berlatarbelakang pendidikan BK, setidaknya Guru BK

memahami tehnik atau cara khusus dalam memberikan bimbingan, dengan

demikian proses bimbingan dan konseling akan lebih efektif apabila Guru BK

memiliki latarbelakang pendidikan S1 BK. Sebaliknya yang bukan

berlatarbelakang pendidikan BK (non BK), ditunjuk kepala sekolah selain

menjadi guru pengajar mata pelajaran, dapat merangkap jabatan menjadi guru BK

tanpa melalui proses penilaian tertentu. Dengan rangkapan jabatan tersebut guru

pengajar dan guru BK tersebut terkadang bingung dalam membagi waktu

mengajar dan melakukan tugasnya sebagai guru BK. Selain itu, guru BK juga

kadang-kadang bingung dalam melakukan suatu proses layanan bimbingan

konseling, karena dia kurang begitu paham, sehingga proses bimbingan biasanya

dilakukan apabila baru terjadi permasalahan, dan biasanya melakukan penanganan

(49)

Guru BK yang sangat sedikit mempengaruhi tidak adanya pengangkatan

calon guru BK oleh instansi pemerintahan yang mengakibatkan sekolah atau

instansi pendidikan mau tidak mau harus menunjuk salah satu dari beberapa guru

pengajar disekolahnya untuk merangkap tugas menjadi seorang Guru BK. Banyak

ditemukan di sekolah-sekolah bahwa guru mata pelajaran menjadi guru BK (non

BK), ini akan berdampak kurang baik dalam pemberian bimbingan dan konseling,

karena non BK kurang memahami bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran

tidak memahami dan tahu cara tehnik pendekatan yang dilakukan dalam

menangani suatu permasalahan, karena guru mata pelajaran bukan

berlatarbelakang pendidikan BK, sehingga biasanya dalam memberikan

bimbingan mereka dengan cara kepribadiannya masing-masing, ini sangat

mempengaruhi sekali dalam meningkatkan layanan BK di sekolah, karena hasil

yang dicapai kurang begitu maksimal.

Berdasarkan fenomena dari penjelasan diatas yang menunjukkan bahwa

terdapat kesenjangan antara teori dan pelaksanaan BK di sekolah, maka penulis

ingin mengungkapkan bagaimana pemahaman dan implikasinya dilapangan

terhadap murid di SMA Kabupaten Langkat. Maka penulis memberi judul

dalam penelitian ini adalah "Studi Deskriptif Pemahaman Guru BK Tentang

Bimbingan Dan Konseling Di SMA Kabupaten Langkat Tahun Ajaran

(50)

B. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan tentang penerapan program bimbingan

dan konseling disuatu pendidikan, maka penulis membatasi pembahasan hanya

dalam bidang pemahaman Guru BK tentang bimbingan dan konseling di SMA

kabupaten langkat tahun ajaran 2012/2013. Dalam hal ini, pemahaman Guru BK

hanya dibatasi dalam menerapkan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.

C. Identifikasi Masalah

Dari latarbelakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa-apa saja yang menghambat guru BK dalam melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling.

2. Bagaimana pemahaman guru BK tentang bimbingan dan konseling.

3. Apa saja usaha guru BK untuk memahami bimbingan dan konseling secara

mendalam di SMA kabupaten langkat.

D. Perumusan Masalah

Dari latarbelakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pemahaman

Guru BK Tentang Bimbingan dan Konseling dilihat dari latar belakang

(51)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah: Untuk Mengetahui Tingkat Pemahaman Guru BK Tentang Bimbingan

Dan Konseling Di SMA Kabupaten Langkat Tahun Ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi upaya pengembangan wawasan keilmuan dibidang

Bimbingan dan Konseling.

2. Praktis

a) Sebagai masukan bagi Guru BK untuk lebih meningkatkan

pemahamannya tentang bimbingan dan konseling di sekolah.

b) Dengan penelitian ini, mahasiswa BK dapat meningkatkan

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pemahaman guru BK

tentang bimbingan dan konseling di SMA kabupaten langkat pada tahun ajaran

2012/2013 yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru

BK tentang layanan bimbingan dan konseling masih kurang. Hal ini ditunjukkan

dengan hasil test yang diperoleh guru BK, dimana sebanyak 19 orang guru BK

berada dibawah rata-rata yaitu (61,2 %) berada di bawah rata-rata dan sebanyak

10 guru (32,2%) berada di rata-rata interval dan 2 guru (6,45%%) berada diatas

rata-rata. Penilaian ini digolongkan dalam kriteria pemahaman guru BK terhadap

pengetahuan/ingatan, pemahaman ,penerapan, dan analisis pada bimbingan dan

konseling.

B. SARAN

Adapaun saran yang dapat dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Saran untuk Guru BK

Guru BK agar secara mandiri berusaha untuk meningkatkan pemahaman

untuk bimbingan konseling dengan cara mengikuti pendidikan yang berkaitan

dengan BK untuk mengembangkan pengetahuan tantang layanan bimbingan

konseling.

2. Saran untuk Kepala Sekolah

Kepala sekolah agar lebih memberikan perhatian terhadap kinerja guru BK

(53)

kemampuannya dengan mengikuti pendidikan yang berkaitan dengan BK

untuk mengembangkan pengetahuan tantang layanan bimbingan konseling.

3. Saran untuk Jurusan BK

Jurusan BK diharapkan lebih sering melakukan kunjungan dan pelatihan ke

sekolah-sekolah, sehingga guru BK disekolah dapat memperoleh pengetahuan

tentang layanan bimbingan konseling.

4. Saran untuk Mahasiswa BK

Mahasiswa BK agar lebih sungguh-sungguh dalam menjalani perkuliahan,

sehingga ketika menjadi seorang guru BK dapat mengubah citra guru BK

negatif.

5. Saran untuk Seluruh Pihak Sekolah Tempat Meneliti

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

. 2010. Edisi Revisi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Farozin. 2004. Pemahaman Tingkah Laku Buku Pegangan Kuliah. Jakarta: Rineka Cipta

Margiyani, W. 2009. Studi deskriptif pemahaman konselor tentang Layanan

konsultasi bimbingan dan konseling Pada sekolah menengah pertama negeri (smpn) Sub rayon 03 kota semarang Tahun pelajaran 2008/2009. Skripsi. FIP. Universitas Negeri Semarang, (Online), dalam

(http://www.contohskripsi.ac.id, di askes 12 Maret 2012).

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok Dasar dan

Profil. Jakarta: Ghalia Indonesia.

. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2004. Layanan Konseling. Padang: BK FIP.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sukardi, K. D & Kusmawati, N. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di

(55)

Tanjung & Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,

dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah.

Jakarta: Kencana.

(http://belajarpsikologi.com/asa-bimbingan-konseling/). Di askes pada 04 Juli 2012.

(www.definisi-dan-tujuan-bimbingan.com). Di askes pada 04 Juli 2012.

(http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/standar-kompetensi-konselor/). Diaskes pada 12 Desember 2012

Gambar

Tabel 1.     Jumlah Guru BK Di SMA Negeri 1 Kabupaten langkat Tahun
Tabel 17. Kunci Jawaban Soal Tes Pemahaman Bimbingan dan Konseling
Tabel 22. Perhitungan Reliabilitas Test Pemahaman Guru BK
Tabel 23. Data Skor Test Pemahaman Guru BK Terhadap Bimbingan dan Konseling
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa apabila tata letak dan lingkungan tempat kerja mereka terasa nyaman dan menyenangkan maka akan menimbulkan kinerja

pengukuran dengan metode pemeruman dan pengukuran elevasi muka air, dapat dilihat bahwa hasil pemeruman lebih kecil dari pada data dasar standar dari PSDA Pemali

Proses pembelajaran PPKn kelas VII E MTs N 7 Sleman dengan menggunakan model SQ3R. Peneliti pada tahap ini sebagai pengamat ketika guru mengajar setiap langkah-langkah

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar tentang

Menyusun aturan Pengendalian pemanfaatan ruang dan ketentuan zonasi untuk penataan areal-areal yang dilewati jalur rel yang akan dikembangkan Meningkatkan regulasi untuk

Hasil penelitian menunjukkan implementasi SPAN dalam penyusunan LKBUN Daerah pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur ditinjau dari 4 aspek tersebut masih