• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Program dan Kelembagaan Pendidikan Islam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Evaluasi Program dan Kelembagaan Pendidikan Islam"

Copied!
353
0
0

Teks penuh

Akreditasi sekolah/madrasah pada hakekatnya merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan secara sistematis dan menyeluruh melalui evaluasi diri dan evaluasi eksternal (kunjungan) untuk mengetahui kesesuaian dan kinerja sekolah. Otoritas akreditasi yang berkedudukan di provinsi tersebut bertanggung jawab untuk memantau program akreditasi sekolah/madrasah di setiap kabupaten/kota di provinsi tersebut.

Kebijakan Akreditasi: Tujuan, Fungsi, dan Prinsip

Latar belakang kebijakan akreditasi sekolah/madrasah di Indonesia adalah setiap warga negara berhak atas pendidikan yang bermutu. Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi di bidang akreditasi.

Rumusan Masalah

Keadaan seperti itu sangat memungkinkan tujuan pengajaran yang ditetapkan tidak akan berhasil, tes yang telah disiapkannya mungkin sesuai dengan isi pelajaran, tetapi tidak sesuai dengan perilaku yang akan diukur. Tes yang harus disusun adalah tes yang mengatur tingkat pencapaian perilaku siswa yang tertuang dalam tujuan pengajaran.

Penilaian Acuan Kriteria (PAK) 1. Penilaian

Tes referensi ini mencoba menggambarkan apa yang sudah diketahui siswa atau apa yang dapat dilakukan siswa. Untuk itu, jika dilihat lebih dekat, kriteria referensi akan memudahkan orang lain untuk mengetahui kemampuan setiap siswa yang ada.

Penilaian Acuan Norma (PAN)

Penilaian referensi normatif digunakan untuk menentukan status masing-masing siswa relatif terhadap kemampuan siswa lainnya. Artinya, Penilaian Rujukan Normatif digunakan ketika kita ingin mengetahui kemampuan siswa dalam komunitasnya, seperti di kelas, sekolah, dan sebagainya.

Saran

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik pengertian bahwa pertama acuan kriteria adalah bentuk penilaian dalam proses pembelajaran; acuan kriteria kedua disebut juga sebagai acuan acuan penilaian (Creterion Referenced Test); acuan kriteria ketiga adalah penilaian yang berupaya membandingkan hasil belajar siswa dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, terlepas dari apakah sudah tercapai dengan baik atau belum; keempat konsep tersebut pada umumnya dilaksanakan dalam proses pengajaran mandiri atau pembelajaran tuntas (mastery learning), sehingga pendidik dari sini lebih menekankan pada penguasaan materi bagi peserta didik; Kelima manfaat kriteria acuan dalam proses pembelajaran akan lebih memudahkan dalam memahami kemajuan dan kemunduran kinerja siswa secara lebih spesifik. Pendidik harus mengetahui berbagai macam teknik mengolah dan mengonversi hasil evaluasi dengan menggunakan metode penilaian norma dan tolak ukur.

Pendahuluan

Pentingnya evaluasi dalam pendidikan tercermin dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 yang berbunyi : “Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pemeriksaan, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan pada berbagai satuan pendidikan pada tingkat manapun. jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas penyelenggaraan pendidikan”. 24. Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik dalam menentukan kebijakan pendidikan secara umum maupun dalam pengambilan keputusan dalam kurikulum.

Pengertian Evaluasi Kurikulum

Peran Evaluasi Kurikulum

Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pengajaran dan kurikulum adalah guru, siswa, orang tua, kepala sekolah, pengawas, pengembang kurikulum dan lain-lain. Salah satu kesulitan yang dihadapi ketika menggunakan hasil evaluasi untuk pengambilan keputusan adalah hasil evaluasi yang diterima oleh pengambil keputusan yang berbeda adalah sama.

Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum

Ada dua kriteria dalam evaluasi kurikulum, yaitu kriteria berdasarkan tujuan yang telah ditentukan atau sering disebut tolak ukur dan kriteria berdasarkan norma atau standar yang ingin dicapai sebagaimana adanya.

Prosedur Evaluasi Kurikulum

Hasil perbincangan dengan pengguna layanan akan menentukan dapat atau tidaknya usulan yang diajukan untuk ditindaklanjuti. Penulisan laporan akhir merupakan hasil revisi yang akan dilakukan oleh evaluator ketika ada pembahasan laporan dengan pengguna jasa.

Model Evaluasi Kurikulum

Model evaluasi kurikulum menggunakan penelitian berdasarkan teori dan metode tes psikologi dan eksperimen lapangan. Model evaluasi kurikulum menggunakan model penelitian berdasarkan teori dan metode tes psikologi dan eksperimen lapangan.

Kesimpulan

Secara garis besar dan mendasar dilakukan evaluasi terhadap lembaga pendidikan Islam (madrasah) yaitu manajemen madrasah, kepemimpinan madrasah, sumber daya madrasah, pembiayaan dan mutu madrasah. Yang akan dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana konsep dan tujuan evaluasi lembaga pendidikan Islam.

Pembahasan

Konsep Evaluasi Lembaga Pendidikan Islam

Sedangkan lembaga pendidikan Islam dapat diartikan secara terminologis sebagai wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam. Merujuk pada pendapat di atas, lembaga pendidikan Islam merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam bersama. Sedangkan dalam skala yang lebih luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui derajat keberhasilan dan derajat kelemahan proses pendidikan Islam (dengan segala komponen yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Dari berbagai definisi evaluasi, jika lembaga pendidikan Islam dihubungkan dengan pendidikan Islam, maka evaluasi berarti suatu kegiatan untuk mengetahui kemajuan suatu pekerjaan di dalam suatu lembaga pendidikan Islam, al-Wahab (Al-Salam & Al-Wahab, 1418) menyatakan bahwa evaluasi atau taqwim adalah seperangkat kegiatan pendidikan. Untuk lebih jelasnya, penulis akan memaparkan komponen-komponen fundamental yang akan dievaluasi dalam lembaga pendidikan Islam: 1.

Tujuan Evaluasi Lembaga Pendidikan Islam

Kegiatan menganalisis soal merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas soal tertulis. Salah satu bentuk perhatian pemerintah dan yayasan pendidikan terhadap mutu pendidikan di lembaga pendidikan adalah evaluasi kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Evaluasi kinerja tenaga pengajar harus dilakukan sesuai prosedur dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Aspek yang dinilai dalam evaluasi kinerja tenaga kependidikan adalah kinerja yang dapat diamati dan dipantau sesuai dengan tugas sehari-hari guru/tenaga kependidikan dalam melaksanakan kegiatan mengajar, pendampingan dan/atau tugas tambahan yang bersifat penting bagi sekolah. /fungsi madrasah. Penilaian kinerja tenaga kependidikan dilakukan secara objektif sesuai dengan kondisi nyata guru/pendidik dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Evaluasi kinerja tenaga kependidikan berguna bagi guru/tenaga kependidikan dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya secara terus menerus, sekaligus mengembangkan karir profesionalnya.

Evaluasi kinerja tenaga kependidikan dilakukan secara berkala, teratur dan berkesinambungan selama seseorang menjadi guru/pendidik.

Konversi nilai PK GURU dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang mengurangi

Karena Rahayu, S.Pd. memperoleh nilai kinerja tetap “Baik”, selama 4 tahun nilai kredit sub unsur pembelajaran yang terkumpul sebesar 20,25 x 4. AKPKB adalah nilai kredit wajib PKB (sub unsur pengembangan diri, karya ilmiah dan/ atau karya inovatif). KPA merupakan nomor kredit unsur pendukung sesuai ketentuan PermenegPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009.

AKP adalah angka kredit unsur penunjang yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan PermenegPAN dan RB nomor 16 Tahun 2009. Perolehan angka kredit guru dengan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, kecuali kepala sekolah , dihitung dengan cara yang sama (perbedaannya hanya pada rumus penjumlahan).

Konversi nilai PK GURU dengan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah tetapi tidak

Hal-hal yang sering menjadi perdebatan dalam pelaksanaan penilaian kinerja adalah yang pertama: di wilayah prinsip-prinsip seperti keadilan, transparansi dan objektivitas. Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi, mengukur dan membandingkan kinerja tugas seseorang dengan standar kinerja yang telah dibuat berdasarkan tujuan, sasaran, rencana dan strategi organisasi serta melihat potensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam e masa depan. Kompetensi tenaga kependidikan terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis dan kompetensi manajerial.Evaluasi kinerja merupakan proses dimana organisasi mengevaluasi kinerja tugas tenaga kependidikan dan kependidikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja tenaga kependidikan merupakan evaluasi terhadap kinerja tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas perencanaan dan pelaksanaan administrasi, pengelolaan, pengawasan dan. Oleh karena itu, menarik dalam tugas ini untuk memaparkan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang supervisor dalam kaitannya dengan evaluasi kinerja tenaga pendidik dan kependidikan.

Tabel Evaluasi
Tabel Evaluasi

Pengertian TenagaKependidikan

Wakil/Kepala Dinas Pendidikan yang mempunyai tugas tambahan di bidang tertentu, membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam mengatur lembaganya, misalnya: Kepala Urusan Kurikulum. Bidang administrasi yang dikelola meliputi administrasi surat menyurat dan kearsipan, administrasi kepegawaian, administrasi kesiswaan, administrasi keuangan, administrasi inventaris, dan lain-lain.

Penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan

UU No. 20 Tahun 2003. 103 Penilaian kinerja pendidikan adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data yang sebenarnya dilakukan oleh tenaga kependidikan. Mengevaluasi kinerja pegawai dalam istilah lain – oleh para ahli manajemen SDM – juga populer dengan sebutan performance review, yang memiliki arti yang sama yaitu performance review. ASN juga harus melakukan penilaian kinerja yang dapat diturunkan dari kinerja PNS. Kinerja PNS adalah hasil kerja yang dilakukan oleh setiap PNS dalam organisasi/unit sesuai dengan SPC dan tata tertib kerja. 104 Perilaku kerja adalah segala tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh PNS.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu proses menilai, mengukur dan membandingkan pelaksanaan tugas seseorang terhadap standar kinerja yang dibuat berdasarkan tujuan, sasaran, rencana dan strategi suatu organisasi serta melihat potensi yang dimiliki pendidik. dan tenaga kependidikan di masa yang akan datang. Proses penilaian kinerja ini dilakukan secara sadar dan sistematis untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Tujuan Penilaian Kinerja

Untuk menunjukkan kekuatan dan kelemahan staf belajar mengajar sehingga mereka dapat memperkuat kekuatan dan memperbaiki kelemahan. Memperkuat pemahaman tentang apa yang diharapkan pengawas dari pendidik dan tenaga kependidikan dalam tugasnya dan membangun hubungan yang kuat berdasarkan rasa saling percaya antara pengawas dan pendidik dan tenaga kependidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem evaluasi kinerja memiliki banyak kegunaan baik bagi individu, kelompok kerja maupun bagi sistem organisasi.

Evaluasi kinerja ini dapat diterapkan untuk tujuan diagnostik, formatif, dan sumatif untuk menilai pentingnya fungsi personel.

Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Penilaian Kinerja

Mempertahankan Konsistensi dan Objektivitas

Cara lain adalah dengan menggunakan apa yang disebut kurva normal, yaitu; bahwa dalam setiap kelompok harus ada berbagai penilaian. Artinya sekitar 80% tenaga pendidik dan kependidikan harus berada pada level rata-rata dan di atas rata-rata.

Kesalahan-Kesalahan (Bias) dalam Penilaian

Banyak evaluator tidak suka menilai guru dan staf pengajar sebagai efektif atau tidak efektif, dan sangat baik atau sangat buruk, sehingga penilaian kinerja cenderung rata-rata. Kesalahan kelonggaran (Leniency Bias) disebabkan oleh kecenderungan asesor terlalu mudah memberikan nilai bagus saat menilai prestasi kerja guru dan tenaga kependidikan. Misalnya, seorang bos laki-laki mungkin karena alasan tertentu cenderung memberi peringkat rendah kepada guru dan staf pengajar perempuan.

Bila menggunakan ukuran prestasi kerja subyektif, penilaiannya sangat dipengaruhi oleh kegiatan terbaru dari staf pengajar dan pengajar (recentness effect). Kedua, peran evaluasi kinerja dalam keputusan guru dan staf pengajar harus dijelaskan dengan menekankan pentingnya objektivitas dan ketidakberpihakan.

Penyampaian Hasil

Wawancara Penilaian

Kunci sukses wawancara asesmen untuk tutor adalah memberikan setiap kesempatan kepada tutor dan tenaga kependidikan untuk berbicara. Memungkinkan pendidik dan staf pelatihan menjelaskan berbagai alasan, latar belakang, dan perasaan defensif tentang kinerja pekerjaan. Supervisor dan staf pengajar dan pelatihan harus datang ke pertemuan dengan membawa fakta dan catatan.

Pengawas harus fokus pada apa yang diharapkan dan seberapa dekat pendidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengawas harus memberikan bantuan dan bimbingan yang diinginkan oleh pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerjanya.

Pelaksanaan dan petunjuk penilaian a. Pelaksanaan penilaian

Gambar

Tabel Evaluasi

Referensi