• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Expressive Writting Therapy Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Korban Bullying

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Expressive Writting Therapy Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Korban Bullying"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Diversita

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita

Ekspressif Writing Therapy dalam Menurunkan Kecemasan pada Korban Bullying

Expressive Writing Therapy in reducing the anxiety of bullying Victim

Nursan Junita(1*), Riza Musni(2), Ika Amalia(3), Syahnaz Panggabean Mardhatillah(4), Cut Azizah(5) & Husnawesnate(6)

Prodi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Malikussaleh, Indonesia

Disubmit: 07 September 2022; Diproses: 30 April 2023; Diaccept: 06 Juni 2023; Dipublish: 09 Juni 2023

*Corresponding author: [email protected] Abstrak

Bullying adalah bentuk kekerasan pada anak yang menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan baik secara fisik maupun psikologis. Kejadian bullying pada remaja yang cukup tinggi menyebabkan gangguan kecemasan yang berdampak buruk bagi kehidupan individu dimasa selanjutnya. Olehkarena itu penting bagi korban bullying memiliki cara untuk membantu mengurangi kecemasan. Expressive writing therapy dapat menjadi salah satu tehnik untuk membantu mengurangi kecemasan yang mudah dilakukan oleh siswa. Penelitian ini bertujuan melihat efektifitas expressive writing dalam membantu mengurangi kecemasan yang dialami oleh korban bullying dengan menggunakan metode kualitatif ekploratif dengan pendekatan ekperiment dan wawancara. Subjek terdiri dari 15 Siswa SMP kelas 2 yang menjadi korban bullying. Skala ukur yang digunakan untuk melihat kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan Subjective Unit Disturbance (SUD). Hasil penelitian menunjukan bahwa expressive writing therapy dapat membantu mengurangi kecemasan pada siswa yang mengalami bullying. Hasil pre- tes dan post-tes HARS menunjukan terdapat hubungan yang significant. Hasil intervensi menunjukan terjadi peningkatan kemampuan mengexpresikan emosi lewat tulisan tangan. Siswa mampu mengukapkan berbagai perasaan emosi yang mereka alami dan simpan selama ini. Berdasarkan SUD (Subjektive unit of disturbance) menunjukan perasaan yang lebih nyaman, merasa lebih lega dan mendapat wawasan dan muncul insight yang baru terkait bullying dan cara mengatasi kecemasan yang mereka alami.

Kata Kunci: Expressive Writing; Bullying; Kecemasan.

Abstract

Bullying is a form of violence against children that can cause misery and suffering both physically and psychologically.

The incidence of bullying in adolescents is quite high, which lead to anxiety disorders and have a bad impact on the lives of individuals in the future. Therefore, it is important for victims of bullying to have a way to reduce the anxiety they experienced. Expressive writing therapy would be an alternative and very simple technique that can be done by students. This study aims to see how effective expressive writing is in helping reduce anxiety experienced by using exploratory qualitative method with an experimental approach and interviews. The subjects in this study consisted of 15 grade 2 junior high school students who were victims of bullying. The scale measure anxiety is the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) and Subjective Unit Disturbance (SUD). The results showed that expressive writing therapy helped reduce the anxiety experienced. This can be seen from the results of the pre-test and post-test that there is a significant relationship between pre and post-test. In addition, the expression of emotions expressed through handwriting is increasing, and many students express various emotional feelings that they have experienced and stored so far. SUD results show that many of them feel more comfortable, more relieved and have new insight related to bullying and how to deal with the anxiety they experience.

Keyword: Expressive Writing; Bullying; Anxiety.

How to Cite: Junita, N., Musni, R., Amalia, I., Mardhatillah, S. P., Azizah, C. & Husnawesnate, H. 2023.

Ekspressif Writing Therapy dalam Menurunkan Kecemasan pada Korban Bullying, Jurnal Diversita, 9 (1): 78-84.

(2)

79 PENDAHULUAN

Bullying di definisikan sebagai bentuk perilaku agresif yang disengaja dan berulang terhadap orang lain akibat adanya ketidakseimbangan kekuatan yang diamati atau dirasakan. Selain itu, bullying juga dilakukan oleh individu maupun kelompok secara sengaja dan berulang- ulang yang dapat berdampak terhadap korbannya. Definisi ini menggabungkan 3 faktor terjadinya bullying, yaitu kesenga- jaan, ketidakseimbangan kekuatan, dan pe- ngulangan. Kejadian bullying pada remaja merupakan masalah kesehatan global.

Hasil penelitian yang dilakukan di lima negara Asia oleh International Center for Research on Women (ICRW) pada tahun 2015 menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama dalam kejadian bullying di sekolah dengan presentase 83%. Hasil survei lain di salah satu SMP di Klaten menunjukkan angka kejadian bullying mencapai 74% dan mengalami bullying hingga lima kali dalam seminggu. Berdasarkan data yang di rilis oleh KPAI pada februari 2023, tercatat kenaikan angka kasus bullying sebanyak 1.138 kasus kekerasan yang menyerang fisik dan psikis korban yang disebabkan oleh bullying.

Bullying merupakan pengalaman yang traumatis dan tidak menyenangkan untuk remaja, terutama ketika terjadi berterusan dalam jangka waktu yang lama.

Studi menunjukkan bahwa korban bullying pada anak-anak dan remaja memiliki efek kecemasan jangka panjang dan dapat bertahan hingga dewasa. Penelitian yang dilakukan oleh Pontillo et al. (2019) menemukan bahwa 90 remaja menun- jukkan gejala fobia sosial dan gangguan cemas yang diindikasikan karena kejadian

bullying. Korban bullying dapat mengalami ketidakberdayaan, keputusasaan, beresiko mengalami depresi kerena kurangnya strategi untuk mengatasi bullying.

Penelitian yang dilakukan oleh Holt et al.

(2015) menunjukkan bahwa remaja yang diidentifikasikan sebagai korban bullying atau pelaku bullying memiliki masalah yang lebih tinggi mengenai kesehatan mental seperti depresi, gangguan cemas, gangguan makan, bahkan percobaan bunuh diri.

Gangguan kecemasan yang umumnya terjadi pada individu yang mengalami bullying adalah kecemasan sosial. Kecemasan sosial menyebabkan individu akan mengalami kesulitan dalam semua aktivitas yang memerlukan interaksi dengan orang lain, baik interaksi perorangan maupun interaksi dengan kelompok. Di sekolah, kesulitan ini akan tampak pada saat remaja melakukan kegiatan akademik yang memerlukan interaksi dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan gangguan konsenstrasi saat berada di kelas, sehingga akan berakibat pada penurunan prestasi akademik.

Gangguan kecemasan yang terjadi pada masa remaja dapat berlanjut ke masa dewasa dan menyebabkan penurunan kualitas hidup, yaitu adanya gangguan kesehatan umum, masalah kesehatan mental dan penurunan fungsi sosial. Hal ini akan memberikan dampak negatif pada performa pekerjaan dan interaksi sosial.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Andini & Kurniasari (2021) mengatakan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan cemas (p=0.002). Selain itu, terdapat juga hubungan antara kejadian bullying dengan gangguan cemas pada pelajar SMA (p=0.000).

(3)

Kecemasan dasar berasal dari rasa takut, suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan tak berteman dan tak berdaya dalam dunia yang penuh ancaman (Horney dalam Alwisol, 2011). Kecemasan didefinisikan dalam istilah perilaku eks- presif, tingkat umum aktivitas, dan seluruh kelas gejala perilaku dan fisiologis diag- nostik. Kecemasan dasar selalu diiringi oleh suatu predisposisi untuk mengantisipasi bahaya dari orang lain dan untuk mencurigai orang lain, serta permusuhan dasar yang berasal dari perasaan marah.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah cemas, dan stress, dengan menerapkan psikoterapi kognitif dapat diterapkan dengan maksud untuk memulihkan fungsi kognitif seseorang, yaitu kemampuan berpikir secara rasional, konsentrasi, dan daya ingat (Hawari, 2011). Expressive writing therapy merupakan salah satu intervensi berbentuk psikoterapi kognitif yang dapat mengatasi masalah depresi, cemas, dan stres, karena terapi ini merupakan terapi perefleksian pikiran dan perasaan terdalam terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Melianawati (2004) expressive writing therapy memiliki manfaat untuk menurunkan skor ketegangan bagi individu yang kesulitan untuk mengungkapkan emosinya. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Amerika dan dipimpin oleh Pennebaker yang menemukan bahwa menulis dapat membantu individu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi (Lowe, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Stewart dan Parker (2008) menunjukkan bahwa expressive writing efektif dalam menurunkan level kemarahan, depresi, dan perasaan negatif pada remaja korban kekerasan. Penelitian lain dilakukan oleh Baikie & Wilhelm (2005) yang menunjuk- kan bahwa teknik expressive writing efektif dalam menurunkan gejala depresi sebe- lum ujian, gangguan pasca trauma, dan meningkatkan psychological well-being.

Berdasarkan fenomena diatas maka perlu cara bagi korban bullying untuk memberdayakan diri (self empowering) agar dapat berfungsi setelah ketidak berdayaaan mereka menghadapi berbagai situasi sulit dan penuh tekanan. Menulis adalah cara yang paling mudah yang dapat dilakukan untuk membantu mengurai kecemasan, berdasarkan hal tersebut peneliti ingin memberikan gambaran bahwa metode expressive writing therapy dapat mengurangi kecemasan pada korban bullying.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif ekploratif dengan menggunakan pendekatan Quasi Eksperimen tanpa kelompok kontrol dengan pendekatan One Group Pre test - Post test Design. Rancangan ini menggunakan satu kelompok sampel yang diberikan kuesioner sebanyak dua kali, yaitu kuesioner sebelum eksperimen (O1) disebut pre test, dan kuesioner sesudah eksperimen (O2) disebut post test.

Desain ini hanya dilakukan pada satu kelompok yang diberikan perlakuan tertentu lalu kemudian akan dinilai sebelum dan sesudah diberikannya perlakuan tersebut (Seniati, et al., 2017).

(4)

81 Dalam hal ini, kelompok penelitian akan diberikan perlakuan expressive writing therapy yang bertujuan untuk menurunkan kecemasan pada remaja korban bullying. Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah SMP di Lhokseumawe dan samplenya sebanyak 15 orang siswa.

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) diberikan sebagai pretest dan post- test pada subjek penelitian. SUD (Subjective Unit Disturbance) diberikan setelah berakhirnya sesi terapi untuk melihat bagaimana perasaan mereka setelah dan sebelum melakukan expressive writing therapy.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini diperoleh dari memberikan pretest sebelum melaku- kan expressive writing dan postest setelah siswa melakukan expressing writing.

Tabel 1.1 Rata-rata nila Pre-test dan Post-test Rata-rata

Pretest 70,1

Postest 63,5

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata siswa sebelum dan setelah melakukan Expressive writing. Pada pretest nilai rata-ratanya sebesar 70,1 dan pada postest nilai rata- ratanya sebesar 63,5. Hal ini menggam- barkan bahwa ada penurunan kecemasan setelah melakukan expressive writing.

Tabel 1.2. Hasil uji Normalitas Data Test of Normality

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest ,089 15 ,200* ,985 15 ,993 Postest ,134 15 ,200* ,950 15 ,552

*. This is a lower bound of the true significance a. Liliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil diatas, dapat dike- tahui bahwa nilai Sig. Pre-est berjumlah 0,999 dan posttest sebesar 0,525, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretest dan posttest berdistribusi normal.

Tabel 1.3. Hasil Paired Samples Correlation

Dari gambar diatas, didapatkan hasil bahwa nilai Sig. Sebesar 0, 419 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test.

Tabel 1.4. Hasil Paired Samples Correlation Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Postest 15 ,804 ,000

Dari gambar 1.3 diatas, nilai Sig.

Didapat sebesar 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pre-test dan post-test. Hasil dari Pre-test dan post-test menunjukan bahwa ada hubungan yang significant antara pre-tes dan post-tes, yang bermakna bahwa adanya penurunan kecemasan setelah mendapatkan perlakuan atau intervensi expressive. Expressive writing therapy efektif dalam membantu mengurangi kecemasan. Hal ini juga ditunjukan dari hasil analis dari tulisan yang responden tuliskan. ketika intervensi ekpressive writing diberikan, pada setiap sesinya terjadi perubahan kemampuan dalam mengekpresikan apa yang dirasakan dalam bentuk tulisan yang semakin banyak. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan individu dalam mengekpresikan perasaannya dalam bentuk tulisan. Hal ini berdampak secara positif bagi individu, karena mampu menuliskan semua perasaan negatifnya dan hal ini membantu merilis semua emosi negatif yang ada dalam diri, sehingga dapat menjadi salah satu cara mengatasi kecemasan atau tekanan yang

(5)

dialami karena bullying atau kondisi yang lain. Dengan skill yang diberikan ini siswa akan mempunyai ketrampilan diri ketika berhadapan dengan situasi yang mence- maskan atau menekan. Individu belajar untuk mengungkapkan segala perasaan emosinya, dan ini dapat membantu mengurangi tekan yang dialami ketika individu tidak punya teman untuk berbagi dan sulit untuk mengukapkan perasa- annya secara verbal.

Hasil SUD menunjukan meningkat- nya perasaan Bahagia dan senang setelah mengikuti 5 sesi intervensi. Dalam SUD Pertanyaan yang ditanyakan setelah inter- vensi adalah, bagaimana perasaan siswa setelah melakukan expressive writing.

Pada pertemuan awal siswa merasa kesulitan dalam menuliskan perasaannya dikarenakan belum terbiasa mengung- kapkan perasaan melalui tulisan, namun pada pertemuan selanjutnya hampir selu- ruh subjek mulai mampu mengungkapkan perasaanya dengan mudah

Terapi menulis ekspresif memung- kinkan siswa untuk mengeskpresikan segala hal yang ada dalam pemikirannya karena menulis adalah suatu aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Menurut Bolton (2011), ekspressive writing therapy membantu individu untuk lebih memahami dirinya dengan baik, dan menghadapi depresi, distress, kecemasan, adiksi, ketakutan terhadap penyakit, serta kehilangan perubahan dalam kehidupannya. Malchiodi (2007) menyebutkan terapi menulis merupakan salah satu dari terapi ekpresif yang digunakan untuk penyembuhan dan peningkatan kesehatan mental. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat Pennebaker (1997) yang menjelaskan

bahwa menulis mengenai pengalaman emosional, peristiwa traumatik dan keja- dian menekan yang menyebabkan stress atau situasi stressfull akan berpengaruh dengan kesehatan mental seseorang. Selain itu, dapat juga meningkatkan kemampuan dalam mengelola dan menurunkan stress, mendapatkan insight atau pemahaman, mengurangi keluhan keluhan fisik (Faried et al., 2019)

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Reni Susanti & Sri Supriyantini (2013) menunjukan bahwa dengan menulis efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan.

Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan Purnamarini et al. (2016) yang menunjukan expressive writing berpengaruh pada penurunan kecemasan pada siswa kelas XI SMA Negeri 59 Jakarta. Hasil penelitian yang sama juga didapat pada penelitian yang dilakukan Saifudin & Kholidin (2015) yang menun- jukan bahwa terapi menulis ekspresif berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan. Rohmadani (2017) dalam penelitiannya menunjukan bahwa writing therapy efektif dalam menangani masalah kecemasan. (Wekoadi et al., 2018)

Menulis adalah salah satu bentuk yang bisa dilakukan oleh siapapun dan dimanapun dalam meluapkan emosi dan menurunkan cemas, menulis juga bisa sebagai alat untuk berkomunkasi dengan diri sendiri agar individu lebih memahami diri sendiri, orang lain dan dunia sekitar dengan lebih baik. Individu bisa menuliskan pengalaman dan peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu, masa sekarang dan masa depan yang ingin mereka harapkan ataupun impikan.

Pennebaker (Hartini et al., 2021) mengatakan bahwa adanya penyikapan

(6)

83 emosi yang terjadi saat menulis pengalaman emosional menghasilkan efek teurapeutik yang baik untuk suatu penyembuhan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian Ekspresif writing dalam membantu mengurangi kecemasan pada korban bullying. Siswa menjadi lebih mudah dalam menuangkan apa yang selama ini dirasakannya. Ketika menulis siswa dapan menceritakan banyak hal tanpa harus malu dengan komentar yang diberikan oleh orang lain. Epsresif writing merupakan salah satu teknik katarsis yang dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun dalam mengurangi emosi yang tidak menyenangkan. Terapi ini akan sangat berguna dalam menurunkan kecemasan siswa sehingga dalam menghadapi masalah siswa memiliki cara yang baik dalam mengalihkannya.

Berdasarkan hasil penelitian menun- jukan bahwa ada pengaruh pemberian ekspresif writing dalam mengurangi kecemasan pada korban bullying. Dengan menulis individu bisa mengungkapkan pikiran atau perasaan yang sealama ini dipendam, selain itu individu juga mampu mengeluarkan emosi-emosi negatif yang dirasakannya, seperti sedih, kesal, dan kecewa, dan marah. Pelepasan emosi negatif ini memiliki pengaruh baik terhadap kesehatan individu.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menjadi masukan bagi peme- rintah, khususnya bagi Dinas Pendidikan di Indonesia untuk membuat program- program sosialisasi karena kasus bullying yang terus meningkat dari tahun ketahun.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. UMM Press Andini, L. S., & Kurniasari, K. (2021). Bullying

berhubungan dengan kejadian gangguan cemas pada pelajar SMA. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 4(3), 99–105.

https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2021.v4.

99-105

Baikie, K. A., & Wilhelm, K. (2005). Baikie, K. A., &

Wilhelm, K. (2005). 11, 338–346.

Faried, L., Noviekayati, I., & Saragih, S. (2019).

Efektivitas Pemberian Ekspresif Writing Therapy Terhadap Kecenderungan Self Injury Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Introvert. Psikovidya, 22(2), 118–131.

https://doi.org/10.37303/psikovidya.v22i2.10 8

Hartini, S., Willy, W., Fransisca, F., Handayani, S., Levina, G., & Yusri, R. A. (2021). Efektivitas Terapi Menulis Ekspresif Dalam Menurunkan Public Speaking Anxiety Pada Korban Bullying. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(2), 440–451.

Hawari, D. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Balai Penerbit FKUI.

Holt, M. K., Vivolo-Kantor, A. M., Polanin, J. R., Holland, K. M., DeGue, S., Matjasko, J. L., Wolfe, M., & Reid, G. (2015). Bullying and suicidal ideation and behaviors: A meta- analysis. Pediatrics, 135(2), e496–e509.

https://doi.org/10.1542/peds.2014-1864 Lowe, G. (2006). Health-related effects of creative

and expressive writing. Health Education,

106(1), 60–70.

https://doi.org/10.1108/09654280610637201 Malchiodi, C. (2007). Art therapy sourcebook.

McGraw Hill Professional.

Bolton. (2005). Writing Cures: An Introductory Handbook of Writing in Counselling and Therapy. Brunner Routledge.

Melianawati. (2004). Pengaruh terapi

tulis terhadap ketegangan emosi Skripsi, tidak diterbitkan, Program Sarjana Strata Satu Universitas Surabaya, Surabaya

Pennebaker, J. W. (1997). Writing about emotional experiences as a therapeutic process.

Psychological Science, 8(3), 162–166.

https://doi.org/10.1111/j.1467- 9280.1997.tb00403.x

Pontillo, M., Tata, M. C., Averna, R., Demaria, F., Gargiullo, P., Guerrera, S., Pucciarini, M. L., Santonastaso, O., & Vicari, S. (2019). Peer victimization and onset of social anxiety disorder in children and adolescents. Brain Sciences, 9(6), 132.

(7)

Purnamarini, D. P. A., Setiawan, T. I., & Hidayat, D. R. (2016). Pengaruh Terapi Expressive Writing Terhadap Penurunan Kecemasan Saat Ujian Sekolah. Insight: Jurnal Bimbingan Konseling, 5 (1), 36–42.

Reni Susanti, & Sri Supriyantini. (2013). Pengaruh Expressive Writing Therapy Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Berbicara Di Muka Umum Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 9(Desember), 119–129.

Rohmadani, Z. V. (2017). Relaksasi Dan Terapi Menulis Ekspresif Sebagai Penanganan Kecemasan Pada Difabel Daksa. Journal of Health Studies, 1(1), 18–27.

Saifudin, M., & Kholidin, M. N. (2015). Pengaruh Terapi Menulis Ekspresif Terhadap Tingkat Kecemasan Siswa Kelas XII MA Ruhul Amin Yayasan SPMMA (Sumber Pendidikan Mental Agama Allah) Turi di Desa Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan, 7(3).

Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2017).

Psikologi Eksperimen. PT Indeks.

Stewart, G., & Parker, J. (2008). Expressive writing as a coping mechanism for adolescents exposed to domestic violence. USC Upstate Undergraduate Research Journal, 1, 24–28.

Wekoadi, G. M., Ridwan, M., & Sugiarto, A. (2018).

Writing therapy terhadap penurunan cemas pada remaja korban bullying. Jurnal Riset Kesehatan, 7(1), 37–44.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Latihan Yoga Prenatal membantu menurunkan kecemasan terkait proses persalinan, menambah keyakinan akan kemampuan diri untuk

Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik expressive writing tidak efektif untuk menurunkan simtom stres pasca trauma pada perempuan berkepribadian extrovert unstable yang

Konseling kelompok ini diberikan menggunakan pendekatan rational emotive behavior therapy (REBT) yang membuat siswa merasa bahwa dirinya tidak sendiri atau tidak terisolasi,

Cognitive Behavior Therapy merupakan salah satu metode yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh korban bullying.. Disarankan kepada tenaga

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan group cognitive behavior therapy untuk membantu wanita dalam hal ini istri dengan infertilitas primer melakukan proses

Berdasarkan analisa peneliti terhadap hasil penelitian ini dimana tingkat kecemasan pada Unit Pelayanan Terpadu Wilayah Citeureup Bogor yang paling banyak mengalami kecemasan ringan

Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis menggunakan uji statistika paired t test, didapatkan hasil yang menunjukkan terdapat penurunan tingkat kecemasan secara signifikan pada

10 Junita et al., 2023 Ekspressif Writing Therapy dalam Menurunkan Kecemasan pada Korban Bullying 2023 Y Y Y ✓ 11 Rahmawati, 2020 Kajian Literatur Psikologi: Katarsis Sebagai