PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketidakstabilan pendapatan nelayan menyebabkan nelayan berada dalam lingkaran kemiskinan dan pendapatannya terkena dampak sebesar 1 persen (Triyanti dan Maulana, 2016). Hasil penelitian Putri dkk. 2018) menemukan bahwa penyebab pendapatan nelayan belum bisa menjamin kesejahteraan adalah pola penangkapan ikan nelayan yang berusia 18 hingga 42 tahun. Perubahan iklim mempengaruhi pendapatan nelayan karena mempengaruhi aktivitas penangkapan ikan yang membuat nelayan menghadapi perubahan dalam kegiatan usaha lainnya seperti: bekerja dan berdagang, yang dianggap dapat memberikan tambahan pendapatan bagi nelayan (Vibriyanti, 2019).
Faktor lain yang mempengaruhi pendapatan nelayan adalah jarak melaut, jam kerja, hujan dan ombak yang membuat nelayan rentan mencari mata pencaharian lain (Azizi et al., 2017). Penelitian Dahen (2016) menemukan bahwa modal, jam kerja dan pengalaman kerja nelayan di Aceh berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Sedangkan hasil penelitian Esa dan Putra (2016) menyatakan bahwa pengalaman melaut, biaya operasional dan jumlah tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di Desa Batununggul Provinsi Bali.
Permasalahan dan kendala lain yang masih mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan adalah terkait pengetahuan dan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere Kota Makassar, dengan menggunakan variabel modal kerja, pendidikan nelayan dan harga jual.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh harga jual ikan terhadap tingkat pendapatan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere Kota Makassar.
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Tinjauan Teoritis
- Tinjauan Empiris
- Kerangka Konsep
- Hipotesis
Pengaruh modal kerja, tenaga kerja dan jarak dari laut terhadap pendapatan nelayan di desa Bajomulyo kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Pendapatan nelayan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu modal kerja seperti es, bahan bakar, biaya sewa perahu dan lain-lain, harga ikan, dan tingkat pendidikan nelayan. Harga ikan juga mempengaruhi faktor pendapatan, sehingga harga ikan dapat mengukur nilai barang yang diperjualbelikan sehingga semakin tinggi harga ikan maka semakin tinggi pula pendapatan nelayan.
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan khususnya pada tiga variabel yaitu modal kerja, tingkat pendidikan dan harga jual ikan. Hipotesis ini akan diuji kebenarannya dan hasil pengujian tersebut akan dijadikan masukan dalam menentukan kebijakan peningkatan tingkat pendapatan nelayan. Diduga pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere Kota Makassar.
Diduga modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere Kota Makassar. Diduga harga jual ikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere Kota Makassar.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Tabel berikut menunjukkan sebaran responden menurut tingkat pendapatan yang diterima nelayan di pelelangan ikan Paotere. Pendapatan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere meliputi total pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi atau penangkapan ikan. Dari tabel 4.7 diatas terlihat rata-rata pendapatan nelayan di pelelangan ikan Paotere sebesar Rp.
Untuk pendapatan nelayan di pasar ikan Paotere nilainya R/C atau gt; 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha perikanan ini layak untuk dijalankan. Regresi linier dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara pendidikan, modal dan harga jual ikan terhadap pendapatan nelayan. Dari persamaan regresi diatas dapat disimpulkan bahwa nilai konstanta sebesar 0,815 menunjukkan bahwa jika variabel bebas bernilai 0 maka faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan adalah sebesar 0,815.
Angka tersebut mempunyai arti bahwa pendidikan, modal dan harga jual ikan secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi pendapatan nelayan sebesar 64,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan regresi ini atau tidak diteliti. 2) Uji Serentak (Uji F). Hal ini juga sejalan dengan penelitian Harahap (2003) yang menemukan bahwa pendidikan akhir nelayan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan tradisional. Namun pada penelitian Julindri (2016), perhitungan modal dipisahkan dengan perhitungan mesin perahu dan hasilnya menunjukkan bahwa mesin perahu tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh R Gosyen (2012) dalam “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan”. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Pendapatan Nelayan Akibat Variabilitas Iklim (Kasus : Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan (Studi Kasus di Desa Takkalasi Kecamatan Balusu Kabupaten Barru).
Pengaruh modal kerja, tenaga kerja dan jam kerja terhadap pendapatan nelayan tradisional di Nagari Koto Taratak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Secara administratif Kota Makassar mempunyai batas wilayah yaitu Kabupaten Gowa di sebelah selatan, Kabupaten Pangkajene Kepulauan di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur, dan Selat Makassar di sebelah barat. Wilayah Kecamatan Ujung Tanah mempunyai luas 5,94 km2 dengan batas wilayah yaitu; Berbatasan dengan Pantai Makassar di utara, Kecamatan Bontoala di selatan, Pantai Makassar di barat, Kecamatan Tallo di timur. Kecamatan Ujung Tanah berada pada ketinggian 10 sampai 30 meter dengan kondisi topografi berupa daratan wilayah.
Kelurahan Gusung merupakan salah satu dari 9 kecamatan yang ada di Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Mayoritas wilayah Desa Gusung merupakan wilayah pesisir yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama masyarakat. Paotere merupakan sebuah pelabuhan peninggalan Kesultanan Gowa Tallo yang terletak di Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan.
Pelabuhan yang berjarak ± 5 km (± 30 menit) dari pusat kota Makassar ini merupakan salah satu pelabuhan rakyat peninggalan masa lalu yang masih hidup dan menjadi bukti peninggalan Kesultanan Gowa-Tallo dari XIV. . abad. Raja ke-2 Tallo Karaeng Same ri Liukang mengirimkan sekitar 200 armada perahu Phinisi ke Malaka. Saat ini Pelabuhan Paotere masih digunakan sebagai pelabuhan perahu rakyat seperti Phinisi dan Lambo, dan juga menjadi pusat niaga para nelayan, dimana di sepanjang jalan pelabuhan terdapat toko-toko yang menjual berbagai jenis ikan kering, perlengkapan memancing, dan lain-lain. seperti beberapa restoran. makanan laut. Di kawasan Pelabuhan Paotere juga terdapat pasar ikan segar yang dikenal dengan nama Tempat Pelelangan Ikan Paotere (Lelong).
Penyajian Data
Sumber : Data Tempat Pelelangan Ikan Punggawa Paotere (2021) Berdasarkan Tabel 4.1 di atas merupakan data perikanan tangkap pada bulan Juli, dimana perikanan tangkap unggulan di Paotere adalah bonito, lamuru dan tuna, sehingga ketiga jenis ikan tersebut dijadikan sebagai pilihan utama. dasar penghitungan penjualan ikan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere. Tempat Pelelangan Ikan yang merupakan tempat jual beli ikan hasil tangkapan nelayan. Harga jual dari nelayan ke pemelihara mendapatkan harga jual yang lebih murah dibandingkan dengan menjual ikan langsung ke konsumen.
Nelayan juga bisa menjual ikannya di tempat pelelangan ikan, namun hanya sedikit yang berani melapor ke masyarakat. Pada bagian ini akan dibahas karakteristik responden ditinjau dari tingkat pendapatan, modal, pendidikan dan harga jual ikan. Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang ditempuh oleh nelayan.
Pendidikan formal juga menjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi pendapatan nelayan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan yang diterima maka nelayan akan lebih mudah melakukan inovasi dalam meningkatkan hasil produksi. Dari tabel 4.4 terlihat bahwa sebaran responden terbesar menurut jenjang pendidikan tertinggi terdapat pada jenjang sekolah menengah. Apabila modal nelayan yang digunakan cukup besar, tentunya para nelayan mempunyai peluang lebih besar untuk melaut lebih lama, dengan peralatan yang lebih baik dan tenaga kerja yang memadai.
Sebaran responden menurut modal terbesar di TPI Paotere berada pada rentang umur yang berjumlah 31 orang atau 37,35 persen. Sedangkan sebaran responden menurut modal terkecil dengan jumlah nelayan 6 orang atau 7,23 persen. Harga jual ikan merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan menerima penjualan produk, dalam hal ini ikan.
Harga jual ikan sekali trip terendah berada pada interval 3 nelayan atau 3,61 persen.
Analisis dan Interpretasi
Nilai koefisien regresi variabel modal (X2) sebesar -0,682 artinya jika nilai modal meningkat sebesar 1% maka variabel pendapatan nelayan (Y) akan meningkat sebesar 1,009. Berdasarkan hasil output SPSS 21 terlihat dari tabel ANOVA diatas nilai signifikansi (sig) variabel X secara bersama-sama adalah sebesar 0,000. Berdasarkan hasil output SPSS 21 terlihat dari tabel koefisien diatas nilai signifikansi (sig) variabel pendidikan (X1) sebesar 0,413.
Nilai signifikansi harga jual ikan (X3) sebesar 0,000 < 0,05 dengan koefisien positif maka dapat disimpulkan hipotesis ketiga diterima. Hasil analisis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda menunjukkan adanya pengaruh variabel bebas atau pendidikan, modal dan harga jual ikan terhadap variabel terikat atau pendapatan nelayan, hal ini dapat ditunjukkan dengan melihat nilai pada uji T atau sebagian. tes. Modal yang digunakan nelayan dalam pelelangan ikan Paotere serupa namun berbeda dengan pendapatan karena ada faktor lain yang mempengaruhi seperti efisien atau tidaknya penggunaan modal, efisiensi jarak tempuh dan pemilihan lokasi penangkapan ikan.
Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan nilai signifikansi variabel harga jual ikan (X3) sebesar 0,000 < 0,05 maka hipotesis ketiga diterima. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pengusaha penangkapan ikan, diharapkan dapat menambahkan variabel lain seperti jumlah pekerja, jenis kendaraan, lama usaha, jarak tempuh. laut dan lain-lain.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan nilai signifikansi variabel modal (X2) sebesar 0,000 < 0,05, dengan koefisien negatif maka hipotesis kedua ditolak.
Saran