• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penyebab Kurangnya Minat Belajar Peserta Didik

N/A
N/A
Yerlina Giawa

Academic year: 2024

Membagikan "Faktor Penyebab Kurangnya Minat Belajar Peserta Didik"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No

No

Masalah yang telah diindetifikasi

Masalah yang telah diindetifikasi

Hasil Eksplorasi penyebab masalah

Hasil Eksplorasi penyebab masalah

Analisis eksplorasi penyebab masalah

Analisis eksplorasi penyebab masalah 1. Kurangngya

minat belajar peserta didik

Kajian literatur

1. Sutikno (2013:3-4) mengatakan “ belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi di lingkungannya. pengertian ini menunjukan siswa harus memiliki hasil belajar yang ditandai dengan adanya perubahan sistem belajar.

https://media.neliti.com/media/publications/217072- analisis-faktor-penyebab-siswa-mengalami.pdf

2. Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai berikut:

Kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi siswa sekolah dasar dalam menghadapi pembelajaran Bahasa Indonesia, kesulitan dalam memahami teks danjuga kesulitan dalam memahami keterampilan berbahasa. Hal ini juga disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal dari siswa

(Habiburrahman, 2006: 17)

3. Kesulitan belajar antar siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada pemahaman siswa tentang sesuatu materi yang dipelajarinya. Secara lebih khusus Soedjono (2003:4) mengemukakan tentang kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari berbahasa indonesia, yaitu: (1) Kesulitan dalam menggunakan konsep, (2) Kesulitan belajar dengan menggunakan prinsip, (3) Kesulitan dalam menentukan soal essay.

1268-Article Text-2975-1-10-20210705.pdf

4. Siswa beranggapan bahwa membaca merupakan sesuatu yang membosankan. Mereka menganggap bahwa membaca adalah hal yang kurang menarik terutama pada bacaan buku pelajaran. Hal itu dikarenakan banyak faktor di antaranya ada hal hal yang lebih menarik perhatian mereka ( handphone,televisi dan games) materi buku yang sulit serta minat dan motivasi siswa yang kurang.

http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/20975

Hasil Wawancara

Kepala Sekolah SD Lalimanawa

Dari hasil kajian literatur dan wawancara serta observasi di kelas, ada beberapa fakktor penyebab rendahnya minat dan motivasi belajar peserta didik :

 Kurangnya

memanfaatkan pojok baca dan

perpustakaan.

 Kurangnya

metode,model dan strategi yang guru gunakan dalam pembelajaran membaca teks

sehingga minta belajar tidak didapat pada guru

 Guru tidak

memberikan kepada siswa pengetahuan dasar dalam memahami arti pembelajaran

(2)

Nama : Sarila Gulo S.Pd Hasil wawancara : a. siswa

 Keasikan main game online (sampai harus menghabiskan uang jajan untuk membeli chip game tersebut)

b. guru

 Guru hanya mengajar tanpa memotivasi peserta didik

 Penggunaan metode pendekatan yang digunakan ole h guru belum sesuai

PAKAR

Nama : musyawarah Giawa S.Pd

 Hasil wawancara : metode guru kurang menarik perhatian siswa

 Materi bacaan kurang menarik

 Metode dan onovasi tidak berpihak kepada siswa

 Siswa kurang paham struktur dalam pembelajaran 2. Peserta didik

Kesulitan Memahami isi

pembelajaran

Kajian Literatur

1. Oktiva Nita (2022) Kesulitan belajar yang mungkin dialami siswa dapat dikategorikan menjadi: Learning

Disorder, Learning Disfunction, Underachiever, Slow Learner dan Learning Disability. Siswa yang

mengalami learning disorder biasanya terganggu belajarnya karena hilangnya respons yang bertentangan dengan karakteristik siswa. Hal ini dapat berakibat capaian belajar siswa menjadi lebih rendah dari potensi yang dimiliki. Learning Disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental ataupun gangguan psikologis lainnya. Sedangkan UnderAchiever mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal.

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/mengapa-siswa-tidak- paham-pelajaran

2. Dilansir dari laman sekolah inklusi Cherish Academy, Sabtu (26/8/2023) membagikan metode anak sulit belajar hingga pendekatan edukasi yang efektif dalam membantu anak mengatasi kesulitan belajar mereka. Sebelumnya, orangtua maupun guru perlu tahu pemahaman mengenai anak sulit belajar. Anak sulit belajar adalah istilah yang mencakup beragam masalah pembelajaran. Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam memahami konsep tertentu, mengingat informasi, atau memusatkan perhatian selama proses belajar. Gangguan pembelajaran seperti disleksia, dispraksia, dan ADHD (Attention Deficit

Berdasarkan kajian literatur dan hasil wawancara dengan pakar dan teman sejawat serta refleksi mengajar dikelas sendiri maka masalah

kesulitan siswa terjadi karena:

 Kebanyakan siswa cepat lupa dengan pembelajaran yang dipelajari

 Metode yang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran tidak mendorong gaya belajar siswa aktif

 Guru tidak

memberikan latihan – latihan soal

pembelajaran yang menarik yang dapat dikerjakan siswa diluar jam pembelajaran sekolah

(3)

Hyperactivity Disorder) juga dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam belajar. Selain itu, faktor-faktor seperti masalah emosional, lingkungan belajar yang tidak kondusif, atau tekanan sosial juga dapat memengaruhi kemampuan belajar anak.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/08/26/154045071/a nak-sulit-memahami-pelajaran-kenali-penyebab-dan-cara- mengatasinya?page=all.

3. Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya yang membuat anak sulit belajar. Orangtua bisa memperhatikan beberapa faktor penyebab anak sulit belajar berikut ini. a. Rendahnya motivasi: Anak yang merasa frustasi karena kesulitan belajar dapat kehilangan motivasi untuk terus berusaha dan belajar. b. Gangguan perhatian: Anak dengan ADHD atau gangguan perhatian lainnya mungkin kesulitan untuk tetap fokus dalam kelas atau saat mengerjakan tugas. c.

Kurangnya dukungan: Beberapa anak mungkin tidak mendapatkan dukungan yang cukup baik dari lingkungan sekitar, baik dari orangtua maupun guru. d.

Ketidakpercayaan diri: Anak yang sering menghadapi kesulitan dalam belajar bisa mengalami penurunan kepercayaan diri dan merasa minder.

https://edukasi.kompas.com/read/2023/08/26/154045071/a nak-sulit-memahami-pelajaran-kenali-penyebab-dan-cara- mengatasinya?page=all.

4. Penyebab Anak Malas Belajar

Ada banyak faktor yang menyebabkan anak malas belajar, baik dari segi fisik, mental, maupun lingkungan belajar. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab anak malas belajar beserta penjelasannya:

1. Kesulitan memahami materi

Anak cenderung menghindari materi pelajaran yang sulit ia pahami. Konsep materi yang kompleks dan soal-soal yang rumit sering kali menurunkan motivasi belajar anak. Pada akhirnya, ia cenderung malas-malasan dan enggan belajar.

Jika anak kesulitan memahami materi pelajaran, orang tua perlu menelaah penyebabnya untuk mengetahui apakah ia kesulitan karena ada keterbatasan kognitif atau karena gangguan fisik tertentu, misalnya kesulitan melihat, mendengar, atau berbicara.

2. Materi kurang menantang

Tidak hanya materi pelajaran yang sulit, materi yang terlalu mudah pun bisa membuat anak menjadi tidak semangat belajar. Bila

(4)

materi kurang menantang, anak bisa berpikir, “Untuk apa belajar kalau aku sudah bisa?”.

3. Kurang berminat terhadap topik yang dipelajari

Setiap anak memiliki minat pada bidang yang berbeda. Anak yang memiliki minat di bidang musik tentu akan lebih semangat

mempelajari cara bermain piano daripada menghafalkan rumus- rumus matematika.

4. Tidak nyaman dengan lingkungan belajar

Guru yang galak, teman yang suka melakukan bullying, atau fasilitas belajar yang tidak memadai sering kali membuat anak kehilangan motivasi untuk belajar. Pada akhirnya, anak akan malas-malasan ketika diminta untuk belajar.

5. Kelelahan

Belajar merupakan proses berpikir kompleks yang membutuhkan banyak energi. Jadi, wajar jika anak yang memiliki terlalu banyak aktivitas menjadi malas belajar karena ia sudah merasa lelah dan ingin segera beristirahat.

6. Terlalu banyak gangguan

Gawai, media sosial, suasana bising, dan kegiatan sosial bersama teman merupakan gangguan yang paling sering menginterupsi proses belajar. Perlu diingat, kebanyakan anak belum memiliki kontrol diri yang kuat.

https://www.alodokter.com/7-tips-ampuh-menghadapi-anak- malas-belajar

HASIL WAWANCARA

KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI 5 HURUNA Nama : murihama Giawa

Hasil wawancara :a. siswa

 Peserta didik kurang menguasai materi pembelajaran

b. guru

 Guru kurang memotivasi peserta didik

 Penggunaan metode atau pendekatan yang digunakan guru belum sesuai

GURU PKN SD NO.078471 BERSAUDARA BOTOHILI Nama : Terima laia

Hasil wawancara : a. Siswa

 Kurang motivasi b. Guru

 Guru kurang memotivasi peserta didik tentang pentingnya

menguasai materi pembelajaran REKAN SEJAWAT

Nama : Dedy preslin Halawa

(5)

Hasil wawancara : a. Siswa

 Keinginan belajar peserta didik kurang

b. guru

 Metode guru kurang menarik PAKAR ( PENGAJAR PRAKTIK GURU PENGGERAK) Nama :Musyawarah Giawa S.Pd

Hasil wawncara :

 Metode guru kurang menarik perhatian peserta didik

 Guru kurang memotivasi peserta didik

 Peserta didik kekurangan motivasi 3. Minimnya guru

merancang pembelajaran yang bervariasi

Kajian Litertur

1. Kesulitan guru dalam memberikan pembelajaran yang aktif dan kreatif karena guru belum mempunyai model yang tepat. Model ini yang akan dijadikan acuan bagi guru untuk memberikan sistem pembelajaran yang akan membuat peserta didik termotivasi untuk bersikap aktif dan kreatif di kelas. jelas Hidayati, M.Hum. selaku Ketua PPM PGSD FIP UNY

2. Supartinah, M.Hum selaku narasumber pelatihan ini

menyampaikan bahwa guru di era sekarang berbeda dengan guru di masa lalu. Guru di masa lalu diibaratkan guru menyuapi ilmu pada anak didiknya dan banyak ceramah.

Sedangkan guru di masa sekarang guru merupakan fasilitator dan motivator. “Sudah bukan zamannnya lagi guru bersikap arogan dengan menjejali peserta didik dengan banyak ceramah. Guru yang ideal harus

mempunyai mata yang lebar yang mampu melihat semua perilaku peserta didiknya, telinga yang lebar yang mampu mendengar semua keluh kesah siswanya, tangan yang besar yang mampu merangkul semua peserta didiknya dan mulut yang besar untuk berkata tentang hal-hal yang baik,”

tandasnya.

3. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain

keterampilan mengadakan variasi dalam proses mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya

mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa. Dengan demikian apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaanya atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan dan kemauan belajar. Penggunaan variasi

Dari hasil kajian literatur dan wawancara dari pihak yang terkait serta observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penyebab masalah minimnya guru merancang pembelajaran yang bervariasi adalah:

1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam merancang

pembelajaran yang bervariasi.

2. Kurangnya waktu dan sumber daya yang tersedia

3. Kurangnya motivasi dan kreativitas dalam merancang

pembelajaran 4. Kurangnya

pemahaman tentang kebutuhan dan minat siswa

5. Kurangnya kolaborasi dan pertukaran ide antar guru

(6)

terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. (Syaiful Bahri, 2006).

file:///C:/Users/Hp/Downloads/saefulloh,+68-

82+VARIASI+METODE+MENGAJAR+GURU+DALA M+MENGATASI+KEJENUHAN+SISWA+DI+SEKOLA H+MENENGAH+PERTAMA.pdf

4. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah:

1. Meningkatan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar.

2. Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi Motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar.

3. Membentuk Sikap Positif Terhadap Guru dan Sekolah Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa di kelas ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap seorang guru.

4. Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual

5. Mendorong anak didik untuk belajar Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar adalah tugas anak didik

HASIL WAWANCARA

Kepala sekolah SD Lalimanawa Nama : Sarila Gulo S.Pd

1. Minimnya guru mencari media pembelajaran alternatif 2. Kesulitan mengaitkan media yang sesuai materi dengan

kemudahan penerapannya

Rekan Guru PKN

Nama : Terima Laia S.Pd

1. Guru seringkali mengalami kesulitan mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi dikarenakan kurang

pahamnya dengan konsep pembuatan media 2. Fungsi dari media tersebut masih belum di

impelementasikan secara maksimal .

3. Kesulitannya sendri ada pada guru yang tidak mencari media dan metode baru yang sesuai dengan pembelajaran zaman sekarang

PAKAR

Musyawarah giawa S.Pd

1. Kurangnya pemahaman tentang model pembelajaran 2. Keterbatasan waktu : Guru seringkali mempunyai

keterbatasan waktu untuk merancang model pembelajaran yang bervariasi

(7)

3. Kurangnya sumber daya : seperti ruangan yang sesuai, peralatan khusus

4. Peserta didik sulit memahami soal

HOTS

Hasil Kajian Literatur

1. Peserta didik cenderung menghafal materi daripada memahaminya, maka ketika guru memberikan soal yang berbasis HOTs kepada peserta didik, peserta didik tidak dapat menyelesaikan soal secara maksimal pada kategori menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan, setiap peserta didik mengalami kesuliatan pada kategori yang berbeda-beda.

file:///C:/Users/Hp/Downloads/44430-Article%20Text- 76375-1-10-20220119.pdf

2. Penelitian yang serupa telah dilakukan oleh Kastri Fani (2021) tentang analisis kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal HOTs pada pelajaran IPA kelas V memperoleh hasil bahwa kesulitan yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTs pada pelajaran IPA adalah peserta didik mengerjakan soal dengan terburu-buru, peserta didik tidak mengetahui bagaimana cara

menyelesaikan soal dikarenakan peserta didik cenderung mengalami kesulitan saat memahami soal, peserta didik tidak terbiasa dalam menyelesaikan latihan soal, rendahnya tingkat konsentrasi peserta didik dalam proses

pembelajaran, rendahnya minat dan pengetahuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTs, kondisi kelas yang kurang kondusif mempengaruhi konsentrasi peserta didik, serta rendahnya motivasi dari orang tua dan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mendukung.

3. Adapun faktor kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis HOTs, yaitu peserta didik yang belum terbiasa dalam

menyelesaikan soal berbasis HOTs, kurangnya pemahaman materi, kesulitan peserta didik dalam memahami kalimat pada soal, serta kurang teliti dalam membaca

dan memahami soal.

4. Higher Order Thinking Skills (HOTS) menurut Saputra (dalam Sofyan, 2019:90) adalah Proses keterampilan berpikir siswa ke tingkat pemahaman yang tinggi dan dikembangkan dengan beberapa konsep serta metode kognitif seperti metode pemecahan masalah dan taksonomi pembelajaran sebagai pengembangan kemampuan berpikir siswa terutama kemampuan berpikir kritis ketika menerima berbagai informasi, kemampuan menggunakan informasi yang ada untuk memecahkan masalah, dan kemampuan

Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara dengan pakar dan rekan sejawat maka masalah

kesulitan peserta didik adalah:

 Langkah kegiatan pembelajaran milik guru kurang terencana sehingga kadang tidak sesuai dengan metode per tahap

pembelajaran

 Guru belum memahami betul penggunaan KKO mana pembelajaran yang LOTS,MOTS, dan HOTS.

 Guru mengambil soal dari google tanpa memperbaiki apakah soal tersebut termasuk soal HOTS

(8)

berpikir kreatif untuk mengambil keputusan dalam situasi sulit.

5. Berdasarkan hasil penelitian, siswa kesulitan dalam menentukan pilihan jawaban yang benar karena terkecoh dengan pilihan jawaban lain dan menganggap pilihan jawaban dari soal semuanya tepat. Menurut Slameto (dalam Lestari, 2020:45) salah satu faktor internal yang

mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu faktor intelektual atau kecerdasan siswa.

file:///C:/Users/Hp/Downloads/1096-Article%20Text-5183- 1-10-20230201.pdf

HASIL WAWANCARA

KEPALA SEKOLAH SMP N 5 HURUNA Murihama Giawa S.Pd

 Hanya sebagian guru yang mengerti betul tentang HOTS

REKAN GURU PKN Terima Laia S.Pd

 Guru tidak memahami tentang soal-soal HOTS

REKAN SEJAWAT Dedy preslin Halawa

 Kurang membiasakan menggunakan soal soal HOTS

PAKAR

Musyawarah Giawa S.Pd

 Kurang membiasakan dari gurunya mengerjakan soal HOTS

 Rendahnya tingkat konsetraksi dalam menjawab soal

(9)

5. Siswa ketergantungan

dengan google chrome

Kajian Literatur

1. Cukup hanya dengan mengunjungi aplikasi Google, segala informasi yang dibutuhkan, terutama berkaitan tugas dari sekolah yang membutuhkan banyak referensi dengan mudah informasi tersebut mereka dapatkan. Sebenarnya, hal ini sangat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas sekolahnya, dalam waktu singkat, tugas-tugas tersebut mereka selesaikan. Namun, di sisi lain, dengan

ketergantungan pada aplikasi Google itu, budaya literasi mereka pada buku semakin berkurang.Hal ini pun

diungkapkan oleh salah satu siswa melalui unggahan video Tiktoknya. Dalam video tersebut, ia menuliskan berbagai macam ketakutannya karena sudah terlalu sering

bergantung pada teknologi Google, salah satunya menjadi tidak percaya diri ketika menjawab soal-soal pelajaran.

https://edukasi.okezone.com/read/2022/03/13/624/2560798 /sedih-kecanduan-google-bikin-siswa-kehilangan-

kepercayaan-diri

2. Penggunaan internet yang lama tersebut adalah untuk kesenangan, bukan untuk kepentingan belajar. Kecanduan tersebut dapat memberikan sejumlah dampak negatif bagi remaja, seperti menurunkan minat belajar, perubahan mental dan perilaku, ketidakseimbangan emosi, halusinasi, hingga gangguan jiwa berat.

https://www.unpad.ac.id/2023/01/remaja-berisiko- kecanduan-internet-perlu-sadari-dampak-negatifnya/

3. Perilaku ketergantungan adalah berkaitan dengann proses pemenuhan kebutuhan yang di mana untuk mencapai sebuah tujuan dengan bergantung pada suatu media atau pun sumber daya lain dalam bentuk apapun dan konten termasuk masuk dalam proses pengaksesan informasi . https://repository.unair.ac.id/98606/4/4.%20BAB%20I%20 PENDAHULUAN%20.pdf

HASIL WAWANCARA

KEPALA SEKOLAH SMP N 5 HURUNA MURIHAMAH GIAWA

 Peserta didik terlalu repot menggunakan buku untuk mencari jawaban

 Pembimbingan kurang dari guru

REKAN SEJAWAT Dedy preslin Halawa

 Menggunakan google chrome lebih mudah

Berdasarkan kajian literatur dan hasil wawancara dengan pakar dan rekan sejawat maka masalah peserta didik

ketergantungan dengan google adalah

 Siswa merasa bahwa google chrome adalah alat yang sangat mudah digunakan dan diakses

 Guru kurang

memberikan tantangan yang melibatkan penggunakan konteks nyata

 Guru kurang melakukan umpan balik tentang pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

pelajaran dari pada peserta didik yang tidak memiliki minat belajar. Rendahnya minat belajar dan hasil belajar matematika dikarenakan oleh model pembelajaran yang

Salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar adalah minat. Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya variasi guru, kurangnya perhatian peserta didik, dan kurangnya minat peserta didik sehingga peserta didik mengantuk,

Dari kedua faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa tersebut faktor interen dapat menyebabkan kegagalan studi di karenakan kurangnya minat belajar siswa SMPK Runu

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan gambaran labelling peserta didik 2) mendeskripsikan gambaran minat belajar peserta didik 3) mendeskripsikan

Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya peran orang tua dalam proses pembelajaran peserta didik, dan rendahnya minat belajar peserta didik serta

Dari hasil belajar peserta didik tunagrahita terlihat bahwa, proses pembelajaran selama ini seperti kurang mendapat perhatian. Menurunnya minat dan hasil belajar peserta didik yang

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, diketahui bahwa faktor penyebab ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari aspek pengaruh pada kondisi fisik yang