• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan UIN sunan Kalijaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan UIN sunan Kalijaga "

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KARAKTER RELIGIUS DAN NASIONALIS BERBASIS TOTAL QUALITY MANAGEMENT DI MA MU’ALLIMIN NAHDLATUL WATHAN

PANCOR LOMBOK TIMUR

Oleh: Ari Suandi NIM. 17204090001

TESIS

Diajukan Kepada Program Magister (S2)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Untuk Menenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

YOGYKARTA 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth.,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta

Assalamu’laikum wr.wb.

Setelah melakukan bimbingan, arahan,dan koreksi terhadap penulisan tesis yangberjudul:

PENGEMBANGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KARAKTER

RELIGIUS DAN NASIONALIS BERBASIS TOTAL QUALITY

MANAGEMENT DI MA MU’ALLIMIN NAHDLATUL WATHAN PANCOR LOMBOK TIMUR

yang ditulis oleh:

Nama : Ari Suandi, S.Pd NIM : 17204090001 Jenjang : Magister (S2)

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada program Magister (S2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd).

Wassalamu’laikum wr.wb.

Yogyakarta, 26 Januari 2021 Pembimbing

Dr. H. Suwadi, S.Ag., M.Ag, M.Pd NIP.19701015 199603 1 001

(7)

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543/U/1987, tanggal 22 Januari 1998.

A. KonsonanTunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب ba’ B Be

ت ta’ T Te

ث sa’ S es (dengan titik di atas)

ج jim J Je

ح Ha H ha (dengan titik di bawah)

خ Kha Kh ka dan ha

د Dal D De

ذ Zal Z zet (dengan titik di atas)

ر ra’ R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy es dan ye

ص Sad S es (dengan titik di bawah)

ض Dad D de (dengan titik di bawah)

ط ta’ T te (dengan titik di bawah)

ظ za’ Z zet (dengan titik di bawah)

(8)

viii

ع ‘ain ‘ koma terbalik di atas

غ Ghain G Ge

ف fa’ F Ef

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K A

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wawu W We

ه ha’ H Ha

ء Hamzah ‘ Apostrof

ي ya’ Y Ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulisRangkap

ةددعتم ةدع

ditulis ditulis

muta’addidah

‘iddah

C. Ta’Marbutah

1. Bila dimatikan ditulish ةبه

ةيزج

ditulis ditulis

Hibbah Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata arab yang sudah terserab ke dalam bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” bacaan kedua ituterpisah, maka ditulis h.

يلولاا ةمرك Ditulis Karamah al-auliya’

2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fatahah, kasrah, dan dhammah

(9)

ix

ditulis t.

رطفلا ةاكز Dituli

s

zakātul fitri

D. VokalPendek

Kasrah fathah dammah

ditulis ditulis ditulis

I a u E. VokalPanjang

fathah + alif Ditulis A

ةيلهاج Ditulis Jāhiliyyah

fathah + ya’ mati Ditulis A

ىسنت

Ditulis Tansa

kasrah + ya’ mati Ditulis Ī

ميرك Ditulis Karim

dammah + wawu mati Ditulis U

ضورف Ditulis Furud

F. VocalRangkap

fathah + ya’ mati مكنيب

fathah + wawu mati لوق

Ditulis Ditulis Ditulis

Ditulis

ai bainakum

au qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan denganApostrof

متنأأ تددعأ

متركش نئل

Ditulis Ditulis Ditulis

a’antum u’iddat la’in syakartum

(10)

x

H. Kata Sandang Alif +Lam a. Bila diikuti HurufQamariyah

نءرقلا سايقلا

Dituli s Dituli

s

al-Qura’ ān al-Qiyās

b. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf syamsiyah yang mengikutinya. Serta menghilangkan huruf I(el)-nya.

ءامسلا شمشلا

ditulis ditulis

as-Sama’

asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam RangkaianKalimat ضورفلا يوذ

ةنسلا لها

ditulis ditulis

zawīal-furūd ahlas-sunnah

(11)

xi

MOTTO

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

(12)

xii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini dipersembahkan untuk:

Almamater tercinta Program Magister

Program studi Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan UIN sunan Kalijaga

Yogyakarta

(13)

xiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karunia dan hidayahnya untuk semua mahluk di muka bumi. Shalawat dan salam selalu penulis panjatkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wa salam, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan atau jahiliyah hingga ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini dengan Al- Qur’an dan Sunnah. Alhamdulillah kata itulah yang selalu penulis panjatkan untuk mensyukuri penyelesaian tesis ini karena dengan pertolongan Allahlah penulis bisa menghadapi banyaknya rintangan dan halangan dalam pembuatan tesis ini, sehingga pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan tesis ini guna memenuhi syarat dalam rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada Program Pascasarjana UIN Sunan KalijagaYogyakarta.

Suksesnya penulisan ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A, selaku rektor Universitas

Islam Negeri Sunan KalijagaYogyakarta.

2. Dr. Hj. Sri Sumarni, M.Pd, selaku Dekan FITK UIN Sunan KalijagaYogyakarta.

3. Dr. H. Karwadi, M.Ag,sebagai ketua Program Studi Magister (S2) Manajemen Pendidikan Islam FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Dr. Nur Saidah, M.Ag, selaku sekretaris Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan motivasi selama menempuh studi Magister MPI.

(14)

xiv

5. Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si. selaku penasehat akademik yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

6. Dr. Suwadi, M.Ag, selaku pembimbing tesis yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis.

7. Dosen Magister (S2) FITK UIN beserta karyawanyang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama belajar di magister Manajemen Pendidikan Islam FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

8. Pimpinan dan seluruh karyawan atau karyawati UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah melayani dan mempermudah penulis dalam mencari sumber-sumber berkaitan dengan tesis ini.

9. Kepala sekolah dan seluruh civitas akademik Madrasah Aliyah Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur yang telah memberikan banyak bantuan selama penulis melakukan penelitian hingga dapat terselesaikan tesis ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan sebagai pertimbangan perbaikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagipembaca.

Yogyakarta, 26 Januari 2021 Penulis,

Ari Suandi

NIM: 17204090001

(15)

xv

(16)

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... v

NOTA DINAS PEMBIMBING ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... vii

MOTTO ... xi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... xii

KATA PENGANTAR ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR, GRAFIK, DAN BAGAN ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

ABSTRAK ... xxi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan manfaat Penelitian ... 7 D. Tinjauan Pustaka … ... 9

E. Kerangka Teori ... 13

F. Metode Penelitian ... 72

G. Sistematika Pembahasan ... 80

BAB II : Gambaran Umum MAMu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur ... 82

A. Sejarah Singkat Madrasah ... 82

B. Tata Tertib pendidik ... 87

(17)

xvii

C. Tata Tertib Siswa ... 89

D. Sarana Prasarana ... 91

BAB III:Strategi Pengembangan Manajemen Pembelajaran Karakter Religius dan Nasionalis di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur ... 92

A. Manajemen Pembelajaran Karakter Religius dan Nasionalis di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur ... 92 B. Alasan Penerapan Total Quality Management di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur ... 107 C. Strategi Pengembangan Manajemen Pembelajaran Karakter Religius dan Nasionalis di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur ... 114 BAB IV: PENUTUP ... 137

A. Kesimpulan ... 137

B. Saran ... 139

C. Penutup ... 141

DAFTAR PUSTAKA ... 143 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan Tabel Halaman

Tabel I Skema Nilai Karakter 29

Tabel 2 Skema Hubungan Antar Pelanggan 56

Tabel 3 Skema Siklus PDSA 61

Tabel 4 Tabel Pengembangan Manajemen Pembelajaran Karakter

68

Tabel 5 Tabel Seragam Peserta Didik 89

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR GRAFIK DAN BAGAN

No Keterengan Halaman

Gambar 1 Teknik Analisis Miles dan Hubermant 77 Gambar 2 Denah Lokasi MA Mu’allimin Nahdlatul

Wathan Pancor Lombok Timur

83

Gambar 3 Struktur Organisasi 85

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Pengambilan Data Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 5 Kartu Bimbingan Tesis

(21)

xxi

ABSTRAK

Ari Suandi (17204090001), Pengembangan Manajemen Pembelajaran Karakter Religius dan Nasionalis Berbasis total quality management di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur, Tesis, Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2021.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya manajemen pembelajaran karakter religious dan Nasionalis yang bermutu dibudayakan dalam lembaga pendidikan, Penelitian ini memotret karakter religius dalam mata pelajaran akidah akhlak dan karakter nasionalis dalam mata pelajaran PPKn. Upaya untuk menjamin kualitas manajemen pembelajaran, peneliti menggunakan total quality management sebagai strategi untuk melihat bagaimana bentuk penetapan standar pembelajaran karakter dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran yang mengarah kepada pengembangan standar pembelajaran karakter dengan pendekatan total quality management di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur, diharapkan pembelajaran yang berkualitas dapat berkontriusi terhadap pembentukan peserta didik yang mengamalkan nilai-nilai religius dan nasionalis dalam kehidupan bermasyarakat.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field risearch) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek utama dalam penelitian ini adalah wakil kepala bagian kurikulum, tenaga pendidik, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sementara uji keabsahan data dalam penelitian ini dengan metode triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Konsep kegiatan belajar mengajar di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur berdasarkan kurikulum 2013 dan dijalankan sesuai dengan fungsi manajemen; 2) Penerapan mutu pembelajaran di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur diwujudkan dengan memadukun mutu internal dan mutu eksternal. Perpaduan mutu internal diwujudkan atas pemberdayaan sumber daya yang ada di madrasah sementara perpaduan mutu eksternal diwujudkan berdasarkan hasil belajar dari organisasi yang lebih unggul kemudian diintegrasikan dengan proses manajemen;

3) Hasil dari praktik manajemen pembelajaran karakter dengan menggunakan total quality managementmeliputi semangat kebangsaan, semagat keagamaan, semangat kebinekaan, dan semangat peduli sosial, hasil identifikasi pnananaman nilai tersebut dilakukan melalui pendekatan keteladanan dan pembiasaan..

Kata Kunci: Pengembangan, Manajemen Pembelajaran karakter, Total quality Management

(22)

xxii

ABSTRACT

Ari Suandi (17204090001), Develovment of character religious and nationalist learning management at Senior High School Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor east Lombok, Thesis, Masters Program In The Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Islamic State University of Yogyakarta, 2021.

This researceh is motivated by the importance of quality caracter learning management that is cultivated in educational. This research portrays the religious character in the subjects of moral theology and civic education at Senior High School Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor East Lombok. Efforts to ensure the quality of learning management, recearchers use integrated quality management as a strategy to see how the form of character learning standard setting is in the learning implementations plane, the learning process, the learning evaluation that leads to the develovement of character learning standards. It is hoped that quality learning pattern can contribute to the formation of students who practice religious and nationalist values in social life.

This research is a field research using a qualitative approach. The main subjects in this study were the deputy head of the curriculum, educator, and students. The material object in this research is Senior High School Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor East Lombok and the formal object is the develovment of character learning management based on total quality management. This research data collection technique using interview, observation, and documentation metods.

Data analysis in this study using data reduction, data presentation, and drawing conclusion. Meanwhile, the validity of the data in this study used the technique triangulation and source triangulation methods.

The results of this study indicate that; 1) The concept of teaching and learning activities at Senior High School Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor East Lombok based on the 2013 curriculum and run according to management functions;

2) The application of the quality of learning in Senior High School Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor East Lombok is realized by combining internal and external quality. The integration of internal quality is manifested in the empowerment of existing recources in the madrasah, while the combination of external quality is realized based on learning, outcomes from superior organizations that are then integrated with the management process; 3) The result of the practice of learning management with a total quality management approach include the spirit of nationality, the spirit of diversity, and the spirit of social care, the results of the identification of the values ar carried out trough exemplary and habituation approaches.

Keywords: Development, Character Religius and Nationalist Learning Management, Total Quality Management

(23)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting dan strategis bagi kemajuan suatu negara tentunya berdasarkan pengelolaan lembaga yang teratur, terarah, dan terukur. Membentuk generasi berakhlak, cerdas dan mampu bersaing di tengah derasnya arus globalisasi akan terwujud atas dukungan berbagai pihak. Kualitas dan kompetensi yang dimiliki peserta didik dan lulusan adalah bagian dari indikator kemajuan sebuah lembaga pendidikan. Kualitas dan kompetensi tidak hanya dinilai dari prestasi akademik saja melainkan prestasi non akademik termasuk prilaku dan sikap peserta didik yang berkarakter mulia. Lembaga pendidikan sebagai sebuah wadah berfungsi untuk membentuk karakter yang berkepribadian luhur dan mencegah perilaku tidak terpuji dari berbagai macam penyimpangan sosial. Proses hidup manusia dilingkupi oleh berbagai gesekan lingkungan seperti sosial media, sosio-kultural, pendidikan, tradisi, dan lain-lain maka karakter manusia menjadi negatif tak terkontrol.1

Pola pendidikan karakter yang berkualitas bertujuan menciptakan proses pendidikan yang efektif dan efisien. Pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti plus, dimana melibatkan aspek pengetahuan (kognitif), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Pendidikan karakter penting diselenggarakan

1 Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter, (Yogyakarta: FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , 2018), 245.

(24)

2

dalam segala bentuk jenjang pendidikan.2 Berdasarkan orientasi dari pendidikan karakter tersebut maka, penting untuk memperhatikan proses transpormasi nilai yang kemudian ditumbuhkembangkan dalam keperibadian untuk diaktualisasikan dalam bentuk prilaku. Eksistensi pendidikan karakter penting untuk dibudayakan dalam sebuah lembaga, dengan memiliki karakter yang baik akan berimplikasi terhadap kedewasaan dalam berfikir, berbuat, bertanggunjawab, dan mengarahkan peserta didik menjadi produktif.

Menurut Soekarno sebagai salah satu the founding fathers sekaligus presiden Indonesia pertama menyatakan bahwa “Bangsa ini akan dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter, karena dengan pembangunan karakter inilah yang akan membuat indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, berjaya serta bermartabat. Jika pendidikan karakter tidak dilakukan, maka bangsa ini akan menjadi bangsa kuli”.3 Pernyataan Soekarno ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.4 Pendidikan karakter didasari hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat, disimpulkan bahwa 20%

2 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011). 17.

3 Mukhlis Samani, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012). 2.

4 UU. NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.

(25)

3

kesuksesan seseorang ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan tekhnis (hard skill), sementara 80% ditentukan kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).5

Thomas Lickona menyatakan bahwa sebuah bangsa menuju kehancuran apabila teridentifikasi sepuluh fenomena diantaranya: meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; membudayakan ketidak jujuran; berkembangnya sikap panatik terhadap suatu kelompok; semakin rendahnya tingkat hormat kepada orang tua dan guru; semakin kaburnya moral baik dan buruk; penggunaan bahasa yang memburuk; meningkatnya perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alcohol, dan seks bebas; rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara; menurunnya etos kerja; dan adanya rasa saling mencurigai dan kurang peduli terhadap sesama.6 Pernyataan Lickona tersebut relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Penyimpangan terjadi sebagai bukti bahwa Pendidikan karakter yang dikembangkan melalui Pendidikan agama dan kewarganegaraan telah gagal membentuk peserta didik yang berkarakter. Kegagalan tersebut disebabkan pembelajaran agama dan kewarganegaraan hanya menyentuh pada tingkatan pengenalan norma dan nilai, tidak sampai pada internalisasi dan aktualisasi nilai dalam kehidupan sehari-hari. Apabila fenomena ini diabaikan maka kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku akan semakin tampak. Fenomena lemahnya pola pembelajaran karakter tersebut mengindikasikan penting untuk

5 Mansur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011). 84.

6 Thomas Lickona, Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility (New York: Bantams Books, 1992). 12-22.

(26)

4

menciptakan pola pembelajaran yang berkualitas dibudayakan dalam lembaga pendidikan.

MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur menaruh perhatian besar terhadap penempatan kecerdasan secara intelektual, emosional, dan spiritual, sebab substansi materi yang diajarkan bukan hanya menekankan pada ilmu umum saja tapi juga pendalaman ilmu agama. Oleh karena itu, peningkatan kualitas peserta didik dan pendidik merupakan scale priority melalui” Mind, Wisdom, dan Surrender. Sehingga pemberdayaan terhadap ketiga hal tersebut disinergikan dengan hukum segi tiga kungruen yakni ada keseimbangan antara perilaku dan nilai dalam aksi dan bereaksi. Sasaran tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan tapi juga moral jauh lebih penting. Sebagai realisasi dari keberhasilan tersebut pembenahan secara indogen dan eksogen mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi senantiasa diwarnai dengan iman dan taqwa melalui kekuatan team yang dibentuk pihak madrasah.7

Salah satu strategi yang banyak diterapkan sebagai penjamin mutu oleh lembaga pendidikan adalah total quality management. Konsep total quality management didasarkan atas sejumlah gagasan yang berarti bahwa memikirkan kualitas atau mutu harus dilihat dari berbagai fungsi lembaga yang dimulai dari proses awal sampai akhir yang mengintegrasikan berbagai fungsi yang saling berhubungan pada semua tindakan. Lembaga pendidikan mencari strategi brilian guna mendongkrak kualitas pendidikan pada lembaganya masing-masing.Pada

7D,Propil MA Muallimin NW Pancor Lombok Timur,

http://www.mamualliminnwpancor.sch.id/ diakses pada tanggal 15 Januari 2019 pukul 21.15 WIB.

(27)

5

bidang pendidikan manajemen peningkatan mutu dapat didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip atau teknik yang menekankan bahwa peningkatan mutu lembaga pendidikan harus secara berkelanjutan dan berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasinya guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.8 Mutu harus menjadi bagian penting dari strategi institusi, dan harus didekati secara sistematis dengan menggunakan proses perencanaan strategis. Perencanaan strategis merupakan salah satu bagian penting dari total quality management. Tanpa arahan jangka panjang yang jelas, sebuah institusi tidak dapat merencanakan perencanaan mutu. Hal yang harus mendasari strategi tersebut adalah konsep yang memperkuat fokus terhadap pelanggan. Perlu diingat bahwa sebuah visi strategis yang kuat merupakan salah satu faktor kesuksesan yang sangat penting bagi institusi manapun.

Idealnya, lembaga pendidikan menaruh perhatian besar terhadap pembentukan karakter religius dan karakter nasionalis peserta didik. Pembentukan karakter religius dan nasionalis terwujud apabila tertata dengan baik dalam batasan manajemen pembelajaran. Manajemen pembelajaran berkualitas tentu membutuhkan strategi untuk menjamin hasil yang berkualitas. Urgensi total quality management sebagai alat untuk menunjang kualitas manajemen pembelajaran karakter yang berimplikasi terhadap pembentukan karakter peserta didik MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur dalam Kurikulum 2013, dimana nilai-nilai karakter dalam setiap mata pelajaran terinput dengan perhitungan

8 Suto Prabowo, Total Quality Management dalam Pendidikan, (Jurnal Sosial Humaniora, Vol 5 No.1, Juni 2012). 72.

(28)

6

manajemen yang kemudian diperkuat dengan penguatan pembelajaran karakter.

MA Mu’allimin terus melakukan perbaikan terhadap pola pengelolaan melalui upaya pembinaan, traning, perencanaan, membagi informasi. Adapun mengenai proses pengelolaan MA Mu’allimin telah menerapkan sistem digital, artinya semua proses sudah berbasis IT. Terdapat banyak penanaman nilai pembelajaran karakter, dimana penanaman tersebut bukan hanya sebagai pengetahuan melainkan sebagai landasan dalam berperilaku. Perubahan perilaku tersebut dikategorikan menjadi dua bagian yaitu, ada yang terbaca dan tidak terbaca. Perubahan perilaku terbaca merupakan rekaman perilaku setiap peserta didik yang diamati oleh guru pengampu mata pelajaran, sementara perilaku tak terbaca adalah proses penilaian dari teman sebaya.

Penerapan total quality management sebagai penjamin kualitas manajemen pembelajaran karakter diwujudkan dengan memadukan mutu internal dan mutu eksternal. Perpaduan mutu internal tampak pada pemberdayaan seluruh sumberdaya yang ada di madrasah. Sementara perpaduan mutu eksternal tampak pada proses yang biasa disebut dengan istilah learning to learn artinya belajar dari keunggulan lembaga lain yang kemudian diintegrasikan dengan peoses manajemen yang ada di madrasah sehingga secara internal dan eksternal, apa yang menjadi tuntutan mutu bisa dicapai dengan baik serta bisa dinikmati/dirasakan oleh semua pihak.

Melihat pentingnya manajemen pembelajaran karakter religius dan nasionalis yang bermutu dibudayakan dalam lembaga pendidikan, maka penting juga untuk melihat bagaimana bentuk penetapan standar pembelajaran karakter

(29)

7

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran yang mengarah kepada pengembangan standar pembelajaran karakter yang difokuskan pada mata pelajaran akidah akhlak dan PPKn di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur. Untuk mempermudah penelitian ini, peneliti mengambil judul “Pengembangan Manajemen Pembelajaran Karakter Religius dan Nasionalis Berbasis Total Quality Management di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana manajemen pembelajaran karakter religius dan nasionalis di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur?

2. Mengapa manajemen pembelajaran karakter religius dan nasionalis dilaksanakan dengan mengacu pada total quality management di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur?

3. Bagaimana strategi pengembangan manajemen pembelajaran karakter religius dan nasionalis berbasis total quality management di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menggambarkanmanajemen pembelajaran karakter religius dan nasionalis di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur.

b. Untuk menjelaskan alasan penerapan manajemenpembelajaran karakter religius dan nasionalis dilaksanakan dengan mengacu pada total quality management di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur

(30)

8

c. Untuk merumuskan strategipengembangan manajemen pembelajaran karakter religius dan nasionalis berbasis total quality management di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, diharapkkan dalam hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan bagi dunia pendidikan, khususnya terkait dengan pengembangan manajemen pembelajaran karakter berbasistotal quality management.

1) Bagi penulis, untuk memberikan pengetahuan dalam melakukan penelitian tentangproblematika yang terjadi dalam dunia pendidikan.

Dalam hal ini terkait dengan pengembangan manajemen pembelajaran karakter religius dan nasionalis berbasis total quality management di lembaga pendidikan.

2) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menjadi inspirasi bagilembaga-lembaga pendidikan untuk menerapkan pembelajaran karakter religius dan nasionalis yang tersistematis serta mampu memberikan sumbangan untuk memudahkan penelitian selanjutnya tentang pengembangan manajemen pembelajaran karakter dengan menggunakan metodetotal quality management.

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam proses pengembangan manajemen pembelajaran karakter religius dan

(31)

9

nasionalisyang dapat diaplikatifkan oleh tenaga pendidik dalam lembega pendidikan, kehidupan sosial dan lingkungan masyarakat.

D. Tinjauan Pustaka

Terlepas dari pendekatan yang dilakukan, membahas tentang peningkatan pendidikan karakter dalam literatur bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia akademis. Oleh sebab itu, peneliti berupaya untuk mencari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian yang dilakukan peneliti baik yang berkaitan dengan strategi dan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan manajemen pendidikan. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan diantaranya:

1. Tri Rahayu dalam tesisnya berjudul “Pengembangan Nlai-Nilai Karakter Siswa Berbasis Kearifan Lokal (Pembelajaran Membatik di MI Ma’arif di Giriloyo 1 Imogiri Bantul) Tahun 2014” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.9 Penelitian yang dilakukan oleh Tri Rahayu membahas tentang pengembangan nilai karakter siswa dengan pendekatan kearifan lokal di MI Ma’arif di Giriloyo 1 Imogiri Bantul.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan sosial masyarakat setempat, dimana mayoritas masyarakat setempat memiliki aktivitas membatik yang dapat dikembangkan dalam menanamkan karakter peserta didik yakni menanamkan nilai karakter religius seperti, mempelajari sejarah batik, teori

9 Tri Rahayu, Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Religius Siswa Berbasis Kearifan Lokal :Pembelajaran Membatik di MI Ma’arif Giriloyo I Imogiti Bantul, Tahun 2014, dalam Tesis, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(32)

10

pembuatan batik, pengetahuan tentang berbagai macam motif batik, nilai yang dapat dikembangkan antara lain adalah iman dan taqwa dengan mengagumi kebesaran sang pencipta yang sangat indah dengan segala ciptaan-Nya.

Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Tri Rahayu dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian Tri Rahayu melihat pengembangan nilai-nilai karakter siswa dengan menggunakan pendekatan kearifan lokal berfokus pada pembelajaran membatik, sementara dalam penelitian penulis melihat bagaimana manajemen pembelajaran karakter dan peran total quality management sebagai alat pengembangan manajemen pembelajaran. Sehingga penulis lebih berfokus pada pengembangan manajemen pembelajaran karakter sebagai hasil dari penerapan tottal quality management di Ma Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur.

2. Liza Rositasari dalam tesisnya yang berjudul “Pengelolaan Madrasah Aliah Negeri Pacitan Dalam Perspektif Total Quality Manajement (Tinjauan Terhadap Pelanggan Eksternal Sekunder) 2009. Pacasarjana UIN Sunan Kalijaga Program Magister Studi Islam. Fokus kajian penelitian ini adalah bagaimana sistem pengelolaan MAN Pacitan dengan menggunakan metode atau pendekatan total quality management.10 Penelitian yang dilakukan Liza Rosita Sari dilatar belakangi oleh letak strategis sekolah dengan persaingan

10 Liza Rositasari, Pengembangan Madrasah Aliah Negri Pacitan (MAN) Pacitan dalam perspektif Total Quality Manajemen: Tinjauan Terhadap Pelanggan Eksternal Sekunder, Tahun 2009. Dalam Tesis, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(33)

11

antar sekolah yang memicu MAN Pacitan untuk terus meningkatkan kualitas. Strategi yang digunakan dalam penikatan mutu sekolah adalah total quality management, adapun upaya peningkatan kualitas yang dilakukan sekolah tersebut melingkupi, peningkatan mutu layanan sekolah, peningkatan mutu lingkungan sekolah, dan peningkatan sumberdaya sekolah, peningkatan mutu lulusan, peningkatan peningkatan mutu sumber belajar, dan peningkatan mutu sarana prasarana.

Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Liza Rositasari dengan penelitian penulis adalah penelitian yang dilakukan oleh Liza Rositasari menggunakan total quality management untuk mengelola madrasah, sementara peneliti menggunakan pendekatan total quality management sebagai basis pengembangan manajemen pembelajaran karakter.

3. Hanik Baroroh dalam tesisnya yang berjudul “Manajemen Pendidikan Nilai- Nilai Multikultural dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa di MAN Yogyakarta III Tahun 2016/2017” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.11 Penelitian oleh Hanik Baroroh membahas pembentukan karakter religius siswa di MAN III Yogyakarta dengan pendekatan manajemen pendidikan multikultural. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi sosial siswa yang memiliki latarbelakang yang berpariasi seperti perbedaan suku dan budaya.

11 Hanik Baroroh, “ Manajemen Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural dalam dalm pembentukan Karakter religius Siswa di MAN Yogyakart a III Tahun Pelajaran 2016/2017”, dalam tesis, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(34)

12

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Hanik Baroroh dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti berfokus pada pengembangan manajemen pembelajaran karakter dengan pendekatan total quality management, sementara penelitian yang dilakukan oleh Hanik Baroroh berfokus pada pembentukan karakter dengan penerapan manajemen nilai-nilai multikultural.

4. Rusyadi dengan judul tesisnya “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas X SMK Muhammadiah 3 Kelaten Utara Kabupaten Kelaten Tahun ajaran 2016/2017.12 Penelitian oleh Rusyadi dilatarbelakangi masalah karakter siswa kelas X SMK Muhammadiah 3 Kelaten Utara dalam pembelajaran dan sikap di sekolah. Penelitian menggunakan strategi manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter siswa, serta penghambat dan soslusinya.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara penelitian yang dilakukan Rusyadi dengan penelitian yang dilakukan peneliti dimana Rusyadi dalam penelitiannya. Hanya fokus pada pembentukan karakter religius sementara fokus kajian yang peneliti lakukan adalah melihat bagaimana manajemen pembelajaran karakter di MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur kemudian melihat peran total quality managementdalam

12Rusyadi, “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas X SMK Muhammadiah 3 Kelaten Utara Kabupaten Kelaten 2016/2017, dalam tesis, Program Pascasarjana IAIN Surakarta.

(35)

13

pengembangan manajemen pembelajarandi MA Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Lombok Timur.

E. Kerangka Teoritis

1. Manajemen Pembelajaran

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi. Menurut Mamduh M. Hanafi, definisi tersebut mencakup beberapa kunci yaitu; (1) Proses yang merupakan kegiatan yang direncanakan (2) kegiatan merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan yang akrab disebut sebagai fungsi manajemen (3) Tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui aktivitas tersebut (4) Sumberdaya organisasi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.13

Frederick Winslow Taylor sebagaimana yang dikutip Sagala mengatakan manajemen adalah mengetahui secara tepat apa yang anda ingin kerjakan dan anda melihat bahwa mereka mengerjakan dengan cara yang yang baik dan mudah. Sementara Marry Parker Follet: Manajemen sebagai kiat atau seni dalam mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan sesuatu melalui bantuan orang lain.14Nana Sudjana sebagaimana dikutip Dadang bahwa manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya

13 Mamduh M Hanafi, Manajemen, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003), 6.

14Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi dan Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 2009). 51.

(36)

14

memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya, hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.15

Para ahli masih berbeda pendapat dalam mendefenisikan manajemen, karenanya belum dapat diterima secara universal. Untuk memahami istilah manajemen, pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman manajer. Manajemen sebagai suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pencapaian tujuan-tujuan organisasi dilaksanakan dengan pengelolaan fungsi-fungsi manajemen oleh seorang manajer/pemimipin.Fungsi manajemen dibagi menjadi empat, yaitu: perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), pelaksanaan, (actuating), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.16

Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membantu peserta didik mempelajari suatu nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam

15Dadang Suhardan, dkk., manajemen pendidikan, Cet.1 (Bandung: Alfabeta, 2009).

87.

16Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011).1.

(37)

15

konteks kegiatan belajar mengajar.17 prinsif pembelajaran adalah belajar, sementara belajar adalah suatu proses pembentukan prilaku individu sebagai suatu hasil pengalaman.18 Peran penting guru dalam mencapai keberhasilan pembelajaran diperlukan persiapan yang baik sebelum melaksanakan proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran, guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil belajar siswa, seta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.

Dinyatakan oleh Taba dalam Mulyasa bahwa keefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh oleh karakteristik guru dan peserta didik, bahan pelajaran serta aspek lain yang berkenaan dengan situasi pembelajaran.19

Agar pembelajaran tetap pada situasi yang dinamis, guru perlu merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan ajar yang dikuasai oleh guru akantetapi juga keterampilan emosional dan sosial dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang kompleks karena memiliki beberapa aspek secara bersamaan, yaitu:20Pertama, aspek pedagogis yan menunjuk pada

17 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2010), 271.

18 Ratna W.D., Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1988), 11.

19 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 118.

20 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika belajar dan mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2009), 61.

(38)

16

kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung pada lingkungan pendidikan.

Kedua, aspek psikologis, yang menunjuk kepada kenyataan bahwa peserta didik pada umunya memiliki tarap perkembangan yang berbeda, yang membutuhkan materi yang berbeda sekaligus proses pembelajaran yang berbeda pula sesuai dengan jenis pembelajaran yang berlangsung.

Manajemen pembelajaran dapat diartikan proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses membelajarkan peserta didik dengan mengikutsertakan berbagai faktor di dalamnya guna mencapai tujuan.21Dalam proses pengelolaan pembelajaran, guru sebagai manajer melaksanakan berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan. Pengertian manajemen pembelajaran demikian dapat diartikan secara luas dalam arti mencakup keseluruhan kegiatan bagaimana membelajarkan siswa mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada penilaian pembelajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran yaitu strategi pengelolaan pembelajaran.

Ibrahim Bafadhal mendefinisikan manajemen pembelajaran sebagai segala usaha pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manajemen program pembelajaran sering disebut dengan manajemen kurikulum dan

21Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 43.

(39)

17

pembelajaran.22Manajemen pembelajaran pada dasarnya merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik dikategorikan berdasarkan kurikulum inti maupun penunjang berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya, oleh Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional.

Dengan berpijak dari beberapa pernyataan di atas, kita dapat membedakan konsep manajemen pembelajaran dalam arti luas dan dalam arti sempit.

Manajemen pembelajaran dalam arti luas berisi proses kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan pembelajar dengan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian dan penilaian.

Sedang manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu dikelola oleh guru selama terjadinya proses interaksinya dengan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Tujuan manajemen pembelajaran adalah untuk menciptakan proses belajar dengan mudah direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dikendalikan dengan baik. Dengan proses belajar-mengajar yang demikian itu maka pembelajaran yang berlangsung akan efektif dan efisien. Efektif disini artinya dapat membelajarkan siswa sehingga dapat membentuk dan meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan anak didik dalam menyesuaikan dengan lingkungan.

Guru, murid dan bahan ajar merupakan unsur yang dominan dalam pembelajaran. Ketiga unsur ini saling berkaitan mempengaruhi serta saling

22Bafadhal, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistim (Jakarta : PTBumi Aksara, 2004).11.

(40)

18

tunjang-menunjang satu dengan yang lainnya. Jika salah satu unsur tidak ada maka unsur yang lain tidak dapat berhubungan dengan wajar dan proses pemblajaran tidak berjalan dengan lancar. Jika proses pembelajaran dilihat dari segi kegiatan guru, maka tampak guru akan berfungsi membuat keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, implementasi, dan evaluasi.23

Sebagai perencana hendaknya guru dapat mendiagnosa kebutuhan para siswa sebagai subyek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses pembelajaran dan menetapkan strategi pembelajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan sebagai implementasi rencana yang telah disusun.

Guru hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada dan berusaha menciptakan situasi yang muncul menjadi situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Saat melakukan evaluasi, guru harus dapat menetapkan prosedur dan teknik evaluasi yang tepat jika kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada kegiatan perencanaan belum tercapai, maka guru harus meninjau kembali rencana serta implementasinya dengan maksud untuk melakukan perbaikan.24

Fungsi manajemen pembelajaran menurut Hamzah B Uno dibagi menjadi empat bagian diantaranya:

a. Perencanaan Pembelajaran

Tenaga pendidik dalam praktik pembelajaran harus menyusun rencana pembelajaran, hal ini dimaksud agar dalam

23 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 91.

24 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, 91.

(41)

19

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Cunningham dalam Hamzah mengemukakan tentang perencanaan pembelajaran:

Perencanaan pembelajaran adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan dan prilaku dalam batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.25

Sementara Abdul Majid mengemukakan perencanaan pembelajaran adalah sebagai suatu proses penyusunan materi, penggunaan media, penggunaan pendekatan dan metode, dan penilaian dalam pembelajaran dalam satu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan tujuan yang telah ditentukan.26

Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan program pembelajaran dalam satu alokasi waktu yang melingkupi penggunaan media, sarana prasarana, dan metode

25Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Bumi Aksara, 2006), 1.

26Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. 17.

(42)

20

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru berupa perencanaan pembelajaran dalam jangka waktu satu tahun yang disebut program tahunan, perencanaan pembelajaran dalam jangka waktu satu semester yang disebut program semester, dan program yang dibuat dalam bentuk harian yang disebut dengan program satuan pembelajaran.

1. Penyusunan Program Tahunan

Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh setiap guru mata pelajaran yang bersangkutan.27 Masing-masing dari guru yang bersangkutan perlu menyiapkan dan mengembangkan program tahunan sebelum tahun ajaran dibulai, hal ini dikarenakan program tahunan yang dibuat untuk satu tahun pelajaran dan juga sebagai pedoman pengembangan program- program berikutnya. Yaitu: program semester, program mingguan, program harian atau program pembelajaran setiap kompetensi dasar.

27 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 249.

(43)

21

2. Penyusunan Program Semester

Penyusunan program semester adalah rancangan kegiatan belajar mengajar secara garis besar yang dibuat dalam satu semester dengan memperhatikan program tahunan . promes secara garis besar berisikan hal yang hendak dicapai dalam semester.28 Program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umumnya, program semester ini berisikan materi yang akan disampaikan, waktu yang direncanakan, dan capaian yang akan dicapai dalam jangka waktu satu semester.

Menurut Sagala, program semester dapat dilakukan sebagai berikut:29 Pertama, membaca dan memahami program semester dalam satu tahun. Kedua, menganalisis Kemampuan dasar dari materi pokok dengan merumuskan indikator pencapaian hasil belajar siswa pada setiap semester yang diprogramkan dan menentukan alokasi waktu setiap kemampuan dasar berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan.

3. Penyusunan Program Satuan Pelajaran

Program satuan pembelajaran merupakan program yang dibuat oleh guru sebelum melakukan pembelajaran di kelas.

Program satuan pembelajaran ini merupakan penjabaran dari program tahunan dan program semester yang bentuknya berupa

28 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran. 253.

29Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika belajar dan mengajar, 154.

(44)

22

Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari kompetensi dasar, media pembelajaran, serta alokasi waktu.

Program satuan pelajaran ini digunakan untuk membantu kemajuan belajar siswa. Melalui program ini dapat diketahui tujuan yang akan dicapai dan perlu diadakan remidial bagi setiap peserta didik.30

4. Kalender pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran dalam dunia pendidikan. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.31

b. Pengorganisasian Pembelajaran

Pengorganisasian diartikan sebagai sebuah proses membagi kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil itu sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya serta mengkordinasikan dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.32

30 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2005), 99.

31 Khaeruddin dan Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran Konsep dan Implementasinya di Madrasah (Yogyakarta: Pilar Media, 2007), 103.

32 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004).

71.

(45)

23

Pengorganisasian pembelajaran menurut Sagala meliputi beberapa aspek diantaranya:33Pertama, menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan personil yang diperlukan untuk penyusunan kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Kedua, mengelompokkan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah secara teratur.

Ketiga, membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi pembelajaran. Keempat, merumuskan dan menetapkan metode dan prosedur pembelajaran. Kelima, memilih, dan mengadakan latihan dan pendidikan dalam upaya pertumbuhan jabatan guru dilengakpi dengan sumber-sumber lain yang diperlukan.

c. Pergerakan Pembelajaran

Dalam konteks pembelajaran di sekolah tugas menggerakkan dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional, sedangkan dalam konteks kelas dilaksanakan oleh guru sebagai penanggung jawab pembelajaran. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin dan guru sebagai penanggung jawab pembelajaran harus mampu menggerakkan elmen-elmen sekolah untuk bersama mewujudkan tujuan pembelajaran.34

33 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2008). 50.

34 Amirullah, Pengantar manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 13.

(46)

24

Pergerakan pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan suasana edukatif agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias dan menoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. Peran guru sangat penting dalam menggerakkan dan memotivasi siswa melakukan aktivitas belajar baik yang dilakukan dikelas, laboratorium, perpustakaan dan tempat lain yang memungkinkan pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Guru tidak hanya menarik perhatian siswa, tetapi juga berusaha meningkatkan aktivitas siswanya melalui pendekatan dan metode sesuai dengan materi pelajaran yang disajikan guru.

d. Pengawasan Pembelajaran

Dalam konteks pembelajaran, pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah terhadap seluruh kelas, apakah terjadi proses belajar mengajar. Kemudian mengawasi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaranapakah dengan sungguh-sungguh memberikan layangan kebutuhan pembelajaran. Sedangkan guru melakukan pengawasan terhadap program yang ditentukannya apakah sudah dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkannya sendiri. Setelah rencana belajar tersusun dengan baik, maka hal penting yang dilakukan dalam proses belajar mengajar adalah interaksi yang efektif antara guru, siswa, dan sumber-sumber lainnya sehingga menjamin terjadinya belajar yang mengarah kepada penguasaan materi oleh siswa. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan

(47)

25

kompetensi yang dimaksud, guru harus melaksanakan evaluasi secara terarah dan terprogram.35

Menurut Kunandar, ada beberapa alasan perlunya dilakukan evalusi, diantara: Dengan melakukan evaluasi hasil belajar, apakah tujuan pendidikan telah tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar.

a. Kegiatan evaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu ciri dari pendidik profesional.

b. Bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan manajemen yang meliputi planning, programming, organizing, actuating, controlling, dan evaluating.36

Penilaian merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar. Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran, bukan hanya sebagai sebuah cara untuk menilai keberhasilan belajar siswa. Sebagai subsistem dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan penilaian harus mampu memberi informasi yang membantu guru meningkatkan kemampuan mengajar dan

35Sulistyorini dan Muhammad Fathurrahman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam:

Pengelolaan Lembaga untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2014), 148.

36 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009). 337.

(48)

26

membantu siswa mencapai perkembangan pendidikan secara optimal.

Adapun penilaian dalam proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya: Formatif, yaitu merupakan umpan balik bagi seorang guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remidial bagi siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.

a. Sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran, menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas, dan laporan perkembangan belajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Diagnostic, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan lingkungan)yang mengalami kesulitan belajar.

c. Seleksi dan penempatan, yaitu hasil penilaian yang dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan minat dan kemampuannya.37

Sebagai implikasi dari pengawasan pembelajaran yang dilakukan guru maupun kepala sekolah, perbaikan perbaikan dapat dilakukan baik sedang berlangsungnya proses

37 Kunandar, Guru Profesional ImplementasI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. 391.

(49)

27

pembelajaran, maupun pada program pembelajaran berikutnya.

Jadi, pengawasan dalam pembelajaran meliputi:38

a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, dibanding dengan rencana.

b. Melaporkan penyimpangan untuk tindak koreksi, dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar pembelajaran dan sasaran-sasaran pembelajaran.

c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan terhadap penyimpangan-penyimpangan baik institusional satuan pendidikan maupun proses pembelajaran.

2. Pembelajararan Karakter Religius dan Nasionalis

Ki Hadjar Dewantara mendefinisikan karakter sebagai watak atau budi pekerti. Budi pekerti adalah bersatunya antara gerak pikira, perasaan, dan kehendak atau kemauan, yang kemudian menimbulkan tenaga. Secara ringkas Ki Hadjar Dewantara mendefinisikan karakter sebagai sifat jiwa manusia, mulai dari kemauan yang diaktualisasikan dalam bentuk prilaku.

Dengan adanya budi pekerti, manusia akan menjadi pribadi yang merdeka sekaligus berkepribadian, dan dapat mengendalikan diri sendiri.39 Kemendiknas mendefinisikan karakter sebagai watak, tabiat, akhlak, atau keperibadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisai berbagai

38 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer. 149.

39 Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan, (Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1997). 25

(50)

28

kebijakan, yang diyakini sebagai landasan cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak.40

Menurut Marzuki karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang universal yang meliputi semua aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.41 Adapun terminologi pendidikan karakter mulai dikenalkan pada tahun 1990-an.42 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur, menerapkan dan mempraktikan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara.43

Karakter terbentuk atas kebiasaan berupa tingkah laku yang dilaukan secara berulang-ulang. Pembiasaan adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus yang berorientasi pada perbuatan baik.

Adapun pengembangan pembiasaan meliputi aspek pengembangan moral, nilai agama, sosial, emosial, dan kemandirian. Dari aspek perkembangan

40 Kementrian Pendidikan Nasional, Buku Induk Pembangunan Karakter, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional).

41 Marzuki, Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: FIS Universitas Yogyakarta, 2011). 5.

42 Ibid. 6.

43 Kementrian Pendidikan Nasional, Buku Induk Pembangunan Karakter.

(51)

29

nilai moral dan agama diharapkan mampu meningkatkan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik. Aspek pengembangan sosial, emosional, dan kemandirian dimaksudkan untuk membina agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berintraksi dengan sesamanya maupun orang dewasa dengan baik.44 Islam menggunakan pembiasaan sebagai salah satu teknik pendidikan. Islam mengubah kebiasaan baik menjadi suatu kebiasaan, sehingga jiwa menunaikan kebiasaan bain dengan mudah, tanpa menemukan kesulitan.45

Tidak sulit menemukan nilai-nilai luhur pendidikan karakter dalam budaya kita, karena bangsa indosesia dikenal sebagai bangsa yang sangat menjujung tinggi nilai budaya luhur ketimuran. Lokalitas menjadi penting dalam pendidikan karakter, sehingga peserta didik tidak tercabut dari akar dan budayanya, artinya, nilai-nilai luhur yang berasal dari adat dan budaya lokal hendaknya lebih diutamakan untuk diinternalisasikan dalam pendidikan karakter.46

Pendidikan karakter yang terintegrasi dalam proses pembelajaran, artinya pengenalan nilai-nilai, kesadaran akan pentingya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai kedalam tingkah laku peserta didik melalui

44 Mudjito, Pedoman Pelaksanaan pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Raudhatul Athfal, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2007). 20.

45 Muhamad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj. Salman Harun, (Bandung: PT. Alma’arif, 1993). 363.

46 Kementrian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Bangsa, (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional).

Gambar

Tabel I  Skema Nilai Karakter  29
Gambar 1  Teknik Analisis Miles dan Hubermant  77  Gambar 2  Denah Lokasi MA Mu’allimin Nahdlatul
Gambar 1.3: Skema TQM Operasional 94
Tabel 1.4: Pengembangan Manajemen Pembelajaran 104

Referensi

Dokumen terkait

5 Pasaribu (1983), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito, hal.. belajar terdistribusi ke dalam beberapa kategori. Menurut Holtman {1965) meliputi: kebiasaan mengikuci

Standar Kompetensi : Pada akhir perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Biologi mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsep dasar evaluasi pembelajaran biologi berbasis

Peneliti melakukan penelitian di KB Aisyiah Qurata A’yun Blimbingrejo kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, karena lembaga ini terkenal paling bagus dan elit dalam

Pada dasarnya mutu pendidikan bisa dilihat dari capaian pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan diukur oleh lembaga penjaminan mutu perguruan tinggi sesuai dengan

Selain itu, pustakawan di tempat penelitian penulis menjalani profesi kepustakawanan dengan berbagai kegiatannya yang membuat penulis memiliki urgensi untuk

Dalam pembelajaran sejarah Nabi di Kelompok B, TK Aba Brosot guru kelas menggunakan metode Bermain, Cerita dan Menyanyi yaitu penggabungan antara metode Bermain, Cerita dan Menyanyi

Dan perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan penulis adalah penelitian ini fokus pada pembelajaran mufrada>t dengan menggunakan metode sorogan sedangkan

Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskreptif kualitatif Hasil penelitian ini adalah bahwa 1 Penerapan analisis SWOT pada Program Plus di SD Muhammadiyah Pakel Yogyakarta