PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hal yang harus diwaspadai adalah ketika dorongan seksual muncul tidak diimbangi dengan pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual (PKBI, 2016). Di era sekarang ini juga banyak terjadi eksploitasi terhadap segala hal, khususnya ilmu pengetahuan untuk hal-hal yang bersifat pornografi, sehingga dapat membahayakan kesehatan mental generasi muda Indonesia.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan dalam perencanaan kegiatan pendidikan di bidang kesehatan reproduksi remaja dan kegiatan intervensi dalam perumusan kebijakan mengenai permasalahan remaja. Sebagai informasi tentang kesehatan reproduksi remaja serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan reproduksi remaja.
TINJAUAN PUSTAKA
Remaja
- Pengertian Remaja
- Tahap Perkembangan Remaja
Remaja yang mempunyai hasrat seksual merupakan hal yang lumrah karena pada saat memasuki masa pubertas seseorang akan memiliki hasrat seksual. Pada remaja terjadi perubahan ciri-ciri seksual primer dan sekunder, yaitu pada anak laki-laki terjadi pertumbuhan pesat pada sumbu kemaluan (penis) dan skrotum, sedangkan pada anak perempuan terjadi menstruasi pertama yang disebut juga menarche. .
Perilaku Seks Pra Nikah Pada Remaja
- Pengertian Seks Pra Nikah
- Bentuk Perilaku Seksual
- Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Aktivitas
- Dampak Aktivitas Seks Pra Nikah Remaja
Secara keseluruhan, lebih banyak remaja laki-laki yang dilaporkan melakukan hubungan seks pranikah dibandingkan remaja perempuan. Sementara itu, tinggal serumah dengan orang tua dapat mengurangi risiko melakukan hubungan seks pranikah (20). Merokok, minum alkohol, hidup atau menjalin hubungan meningkatkan kecenderungan melakukan hubungan seks pranikah.
Sementara itu, tinggal serumah dengan orang tua dapat mengurangi risiko melakukan hubungan seks pranikah (20). Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja antara lain perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, rasa bersalah dan bersalah. Akibat fisiologis dari perilaku seksual pranikah antara lain kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi.
Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual dini antara lain pengucilan, putus sekolah bagi remaja putri yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu.
Pornografi
- Pengertian dan Permasalahan Pornografi
- Perkembangan Pornografi di Indonesia
Arti yang sama juga dikemukakan dalam Encyclopedia Britannica (2005), pornografi adalah gambaran perilaku erotis dalam buku, foto, patung, film, dan sebagainya, yang dapat menimbulkan rangsangan seksual (23). Beberapa dampak negatif pornografi adalah meningkatnya perilaku negatif terhadap perempuan, menurunnya empati terhadap korban kekerasan seksual dan meningkatnya perilaku seksual koersif. Pornografi di Indonesia merupakan hal yang ilegal, namun penegakan hukumnya lemah dan penafsirannya terkadang tidak konsisten.
Memasuki tahun 1970an prevalensi pornografi di Indonesia semakin meluas, hal ini terbukti dengan banyaknya film-film yang mengarah pada pornografi seperti Bernasa di Atas Berjang, One Bed Two Loves, Mistress, Lust for Birahi yang beredar di kalangan masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk hiburan Layar Tancap (29). Majalah Playboy edisi Indonesia, merupakan media cetak yang terbit pertama kali pada bulan April 2006, merupakan majalah khusus pria dewasa yang isinya sarat dengan pornografi, namun pada tahun pertama setelah terbit, majalah Playboy langsung mendapat banyak tentangan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. masyarakat dan hasil akhirnya majalah tersebut dilarang beredar di Indonesia, dan pengadilan mengkriminalisasi pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan majalah tersebut. Kehadiran Internet di Indonesia mengakibatkan banyak masyarakat mulai meninggalkan media cetak dan beralih menggunakan Internet untuk menggali informasi.
Dari data survei media cetak China tahun 2009, Indonesia disebut-sebut menduduki peringkat ketiga di Asia sebagai situs porno.
Kerangka Teori
KERANGKA KONSEP
Konsep Pemikiran
Definisi Operasional
Perilaku seksual pranikah yang dimaksud dalam penelitian ini merujuk pada seluruh perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja yang belum menikah. Metode pengukuran: Minta responden untuk mengisi pernyataan pada kuesioner yang terdiri dari 26 pertanyaan berupa sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan cara mencentang checklist pada kolom yang sesuai. Jawaban sepenuhnya setuju: 4 poin. Setuju jawaban: 3 poin. Jawaban tidak setuju: 2 poin. Jawaban sangat tidak setuju: 1 poin.
Jawaban sangat setuju: 1 poin. Setuju jawaban: 2 poin. Jawaban tidak setuju: 3 poin. Jawaban sangat tidak setuju: 4 poin. Skala pengukuran: Skala Likert.
Hipotesis
Sampel penelitian ini adalah Total Sampling yaitu seluruh populasi siswa kelas VIII di SMP Islam Athirah Makassar yang berjumlah 119 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memandang perlu untuk memberikan rekomendasi dari pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada lembaga tempat penelitian dilakukan, dalam hal ini kepada kepala Madrasah Ibtidaiyah Athirah Makassar. Sekolah Islam Athirah yang kedua berdiri pada tahun 1999 di kawasan Bukit Baruga Makassar, dimulai dari satuan TK hingga SMA dan pada tahun 2008 satuan SMA mulai beroperasi.
Latar Belakang: Sejak tahun 2005 Ibu Neneng begitu ia disapa memulai karirnya di SMA Islam Athirah Kajaolalido. Idrus SAg, MSi adalah guru Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Athirah Kajaolalido. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pornografi dengan perilaku seksual remaja kelas VIII. kelas di SMA Islam Athirah Makassar.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Islam Athirah Makassar pada tanggal 25 Januari 2017 diperoleh hasil seperti pada Tabel 5.2 bahwa jumlah sampel yang ditemukan peneliti berdasarkan jenis kelamin adalah 52 sampel laki-laki (43,7) . %) dan perempuan 52 sampel (43,7%) 67 sampel (56,3%).
METODOLOGI PENELITIAN
Obyek Penelitian
Pemilihan nama ini tidak hanya sekedar wujud rasa cintanya kepada sang istri, namun makna nama ini juga diharapkan dapat menginspirasi civitas akademika Sekolah Islam Athirah. Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh hasil bahwa dari 119 responden, persentase tertinggi adalah pada usia 12 tahun yaitu sebanyak 40 orang atau (33,6%) sedangkan yang belum mengalami menstruasi dan mimpi basah sebanyak 19 orang atau (16%). Distribusi frekuensi sampel berdasarkan perilaku seksual remaja Distribusi perilaku seksual responden dapat dilihat pada tabel 5.5.
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 119 responden, persentase tertinggi berada pada kategori baik yaitu sebanyak 114 orang atau (95,8%) sedangkan pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 1 orang atau (0,8%). Berdasarkan tabel 5.6, diperoleh output “Estimasi Risiko” (Rasio genap atau OR) sebesar 3.500 artinya pornografi mempunyai risiko peningkatan risiko perilaku seksual remaja. Dan dari hasil perhitungan diperoleh odds rasio sebesar 3.500 yang berarti pornografi mempunyai risiko meningkatkan kejadian perilaku seksual remaja.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pornografi dengan perilaku seksual remaja.
Metodologi Penelitian
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sekolah dimana data yang dikumpulkan berupa gambaran umum sekolah, jumlah kelas dan jumlah siswa, survey, laporan penelitian, majalah, buku dan artikel. Sebelum mengumpulkan data, peneliti terlebih dahulu memberikan informasi tentang pentingnya kejujuran dalam mengisi kuesioner untuk memperoleh data yang sebenarnya. Dalam pengisian angket, peneliti membantu memberikan bimbingan jika ada jawaban yang kurang memahami maksud pertanyaan.
Teknik Analisis Data
Selanjutnya dilakukan analisis odds rasio (OR) untuk mengetahui derajat keterkaitan, dengan kata lain untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai risiko lebih besar dibandingkan kelompok lainnya. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel terikat dengan variabel bebas. Jika nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi ekspektasi sama maka tidak ada perbedaan yang signifikan, jika nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi ekspektasi berbeda maka terdapat perbedaan signifikan.
Etika Penelitian
Formulir persetujuan ini diberikan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai dengan judul penelitian, jika responden menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan akan menghormati hak responden.
Prosedur/Alur Penelitian
Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh hasil bahwa dari 119 responden, persentase tertinggi pada umur 13 tahun masing-masing sebanyak 97 orang atau (81,5%) dan persentase terkecil pada umur 15 tahun masing-masing sebanyak 17 orang atau (14,3%). Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa dari 119 responden yang terpapar pornografi sebanyak 27 orang atau (22,7%), sedangkan yang tidak terpapar pornografi sebanyak 92 orang atau (77,3%). Nilai Pearson chi-square sebesar 447,787 dengan signifikansi asimtotik (2 sisi) sebesar 0,025 atau kurang dari 0,05 sehingga diputuskan pornografi dan perilaku seksual remaja mempunyai hubungan yang nyata dan signifikan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Aidil Firdauz dengan judul “Hubungan Frekuensi Paparan Pornografi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja SMA/Sederajat di Wilayah Kerja Puskesmas Sukawati I ., Kabupaten Gianyar, Bali 2014”, menemukan bahwa pornografi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perilaku seksual pranikah. dengan nilai PR = 1,194. Namun interval kepercayaan 95% antara frekuensi paparan pornografi dengan perilaku seksual pranikah tidak signifikan. Dari seluruh responden yang berkategori perilaku seksual baik sebanyak 114 orang atau 95,8% dan kategori kurang baik sebanyak 5 orang atau 4,2%.
Mempengaruhi perilaku seksual remaja di Jawa Tengah: Implikasinya terhadap kebijakan dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gedung sekolah ini diresmikan pada tanggal 24 April 1984 dan mulai beroperasi pada tahun ajaran 1985-1986. Sebidang tanah seluas 12.141 m2 di Jalan Kajaolaliddo nomor 22 Makassar yang sebelumnya ditargetkan untuk pendirian hotel diubah menjadi pendirian sekolah tersebut. Jika kita melihat sejarahnya, sekolah ini bermula dari keinginan yang kuat dari Bapak. Haji Kalla dan istrinya Ny. Hadjah Athirah, untuk berperan aktif dalam memajukan pendidikan.
Di bawah yayasan tersebut dibangunlah sekolah formal yang diberi nama Athirah Islamic School, sekolah yang dikenal luas bahkan hingga saat ini. Latar Belakang: Selama 16 tahun, beliau menjadi guru senior di Australian International School di Indonesia. Saat ini (tahun ajaran) pemilik nama Neneng Mutia SPd ini menjabat Wakil Direktur ICT dan Infrastruktur.
Kemudian pada tahun ajaran menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Kurikulum dan Personalia hingga sekarang.
Analisis Data
Distribusi frekuensi pengambilan sampel berdasarkan jenis kelamin Distribusi jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 119 responden, sebagian besar yaitu 67 siswa (56,3%) berjenis kelamin perempuan dan sebagian kecil yaitu 52 siswa (43,7%) berjenis kelamin laki-laki. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia pertengahan remaja yang merupakan usia produktif.
Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu berdasarkan tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa dari 119 responden persentase tertinggi adalah pada usia 12 tahun yaitu sebanyak 40 orang atau (33,6%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 119 responden yang terpapar pornografi yaitu 27 orang atau 22,7% dan yang tidak terpapar pornografi sebanyak 92 orang atau 77,3%. 17 Saya tidak tergoda untuk berhubungan seks walaupun saya berada di tempat yang sepi bersama pacar saya.
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Perubahan ciri-ciri seksual primer dan sekunder pada remaja rata-rata dimulai pada usia sekitar 12 tahun.
Hubungan Pengaruh Pornografi Terhadap Perilaku
Keterbatasan Penelitian
TINJAUAN KEISLAMAN
Ulama berpendapat hukumnya sama seperti di atas, misalnya melihat bayangan wanita di cermin atau air. Di era ulama ini, belum ada gambar fotografi, acara televisi, kaset video, CD, internet, dan sebagainya. Pada masanya, tidak ada majalah pornografi yang menjual alat kelamin perempuan dan gambar-gambar jahat serta mengkampanyekan ibahiyyat, atau perilaku toleran.
Saya akan terpengaruh setelah menonton/menonton acara porno/seks dan ini akan mempengaruhi cara saya memperlakukan pacar/pasangan saya 8.