• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ma'badong adalah lagu atau tarian atau teks yang dinyanyikan saat upacara kematian dilakukan. Ma'badong dilakukan tepat pada upacara kematian (Rambu Solo) atau sebelum penguburan jenazah.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, yang kemudian menjadi asumsi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang tradisi upacara Ma'badong. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam tentang tradisi Ma’badong dan melakukan penelitian yang berjudul: “Studi Sosial Tradisi Ma’badong Kajian Komprehensif Masyarakat Tana Toraja”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Rumusan masalah tersebut menjelaskan bagaimana strategi masyarakat Tana Toraja dalam melestarikan tradisi ma'badong. Strategi masyarakat Tana Toraja untuk melestarikan tradisi ma'badong adalah dengan mencintai, menghormati dan membentuk kelompok badong.

Defenisi Operasional

  • Kebudayaan
  • Teori yang Relavan
  • Penelitian Terdahulu

Kerangka Konsep

Karena kepercayaan Aluk Todolo merupakan salah satu kepercayaan yang mengajarkan tentang hidup dan kehidupan yang dianut oleh masyarakat Toraja dari nenek moyangnya yang masih mengakar dalam kehidupan masyarakat Toraja. Ritus dan upacara keagamaan biasanya berlangsung berulang-ulang, setiap hari, setiap musim atau hanya sesekali saja. Bergantung pada isi acaranya, ritus dan upacara keagamaan biasanya terdiri dari kombinasi satu, dua atau lebih.

Bagi Ma'badong adalah sesuatu yang digunakan oleh masyarakat Toraja untuk mengungkapkan keyakinan akan suatu realitas kehidupan total di dunia lain. Oleh karena itu, To Ma’badong menjadi salah satu unsur rangkaian unsur dalam sistem upacara pemakaman sehingga menjadi bagian dari prosesi pemakaman. Ma'badong dilakukan dengan tujuan untuk mendoakan almarhum agar diterima arwahnya di akhirat.

Ma'badong juga berisi ratapan duka cita dan kenangan hidup almarhum semasa hidup di dunia ini. Para pa'badong (peserta tari) dipimpin oleh seorang pemimpin yang menguasai syair badong dan pandai menyanyikannya. Sejak lahir ia membutuhkan pergaulan dan memiliki tingkat solidaritas yang tinggi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya ketika seseorang mulai berinteraksi dengan orang-orang di sekitar lingkungannya.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Lokus Penelitian

Informan Penelitian

Focus Penelitian

Instrument Penelitian

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

  • Teknik Keabsahan Data

Jadwal Penelitian

GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

Historis Kabupaten Tana Toraja

Jumlah penduduknya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dimana 500.000 jiwa diantaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas penduduk Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut agama Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal dengan Aluk To Dolo. Hingga kemudian daerah pemukiman mayoritas suku Toraja ini lebih dikenal dengan nama Tana Toraja yang akhirnya menjadi nama sebuah kabupaten dalam wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

Setelah semakin terbuka dengan dunia luar pada tahun 1970-an, Kabupaten Tana Toraja menjadi simbol pariwisata Indonesia. Suku Toraja tinggal di bagian utara semenanjung Sulawesi Selatan yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah. Secara administratif mereka mendiami wilayah Kabupaten Enrekang, wilayah Suppiran kabupaten Pinrang, Mamasa kabupaten Polewali-Mamasa, wilayah Galumpang dan Makki kabupaten Mamuju, sedangkan inti pemukiman mereka adalah Kabupaten Tana Toraja.

Luas wilayah Kabupaten Tana Toraja tercatat 3.205,77 km2 atau sekitar 5% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan yang meliputi 15 (lima belas) kecamatan. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Tana Toraja curah hujan yang terjadi pada tahun 2001 berkisar antara 9 mm sampai dengan 417 mm dan jumlah hari hujan yang terjadi pada tahun 2001 berkisar antara 2 sampai dengan 27 hari hujan. Kondisi topografi Kabupaten Tana Toraja terdiri dari 40% pegunungan, 20% dataran tinggi, 38% dataran rendah, 2% rawa dan sungai.

Gambar IV.I Peta Kabupaten Tana Toraja
Gambar IV.I Peta Kabupaten Tana Toraja

Gambaran Umum Lokasi

Keadaan Georafis dan Demografis

Tradisi Ma'badong adalah manifestasi cinta dan penghormatan kami kepada nenek moyang dan orang tua kami."

Gambar IV.II Peta  Lembang Buntudatu Kabupaten Tana Toraja
Gambar IV.II Peta Lembang Buntudatu Kabupaten Tana Toraja

BENTUK KAJIAN TELAAH SOSIAL MA’BADON G

Interpretasi Hasil Penelitian

Tokoh adat percaya bahwa To Ma'badong ini dilakukan oleh keluarga orang yang meninggal sebagai peringatan. Tradisi Ma’badong juga merupakan tradisi yang menunjukkan rasa cinta dan hormat kepada orang tua dan leluhur serta selalu dikenang jasa-jasanya meskipun telah meninggal dunia. Tn. Tamrin Ali menilai acara solo ini sangat penting dilakukan karena ma'badong diadakan untuk mengiringi perjalanan arwah ke alam baka.

Acara Ma'badong dalam aksara solo merupakan tradisi yang dilakukan setiap kali seseorang meninggal dunia, terutama untuk orang lain. Tn. Samsul melihat, ma'badong dilakukan saat keluarga yang berduka meminta agar acara itu digelar. Acara Ma'badong tidak selalu selesai jika ada yang meninggal karena tergantung keluarga yang menginginkan acara tersebut.

Agama Kristen tidak lagi mengadakan acara ma'badong karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agamanya. Berdasarkan berbagai interpretasi hasil penelitian, tradisi To Ma’badong yang masih dilakukan oleh masyarakat Tana Toraja merupakan salah satu warisan leluhur yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Cara Kerja Teori

Masuknya ajaran Kristen ke Tana Toraja memberikan pengaruh besar bagi perkembangan tradisi Ma'badong saat ini. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa strategi masyarakat Tana Toraja dalam mempertahankan tradisi ma'badong adalah mencintai, menghormati dan membentuk kelompok badong. Apa arti dari setiap seruan dan syair yang diucapkan dalam tradisi To Ma'badong.

10. Apakah ada masyarakat Toraja yang tidak ingin tradisi ma'badong diadakan lagi jika ada acara undian tunggal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami realitas sosial tradisi ma'badong, kajian komprehensif masyarakat Tana Toraja. Tradisi To Ma’badong yang masih dilakukan oleh masyarakat Tana Toraja merupakan salah satu warisan leluhur yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Kemudian ma'badong juga menceritakan tentang perjalanan seseorang yang telah meninggal dunia menuju akhirat.

STRATEGI MASYARAKAT TANA TORAJA

Hasil Penelitian

Dalam upacara kematian yang berlangsung selama lima hari tujuh hari, Ma'badong dilaksanakan pada waktu yang berbeda sesuai dengan keinginan Pa'badong dan persetujuan keluarga. Selain itu, karena upacara pemakaman masih sering dilaksanakan, masyarakat Toraja tidak canggung dan dapat Ma'badong dengan baik dan lancar. Seperti yang disebutkan Tamrin Ali (65 tahun), salah satu orang yang sering melakukan tradisi ma'badong.

Ma'badong dilakukan oleh seisi keluarga bagi mengiringi roh Allahyarham dalam perjalanan ke puya atau alam akhirat. Acara ma'badong secara rambu solo merupakan tradisi yang dilakukan setiap kali seseorang meninggal dunia khususnya bagi penganut Kristian. Pada permulaan ma'badong, pa'badong menyanyikan empat badong berturut-turut mengikut fungsinya.

Kemudian diteruskan oleh pa'badong yang telah menyediakan doa dan lagu sejarah hidup yang telah disediakan. Cara ini berterusan sehingga tarian pa'badong dan nyanyian selesai dan upacara kematian juga selesai. Ma'badong juga dilakukan untuk menghiburkan keluarga yang ditinggalkan agar tidak terjebak dalam kesedihan.

Penjabaran Hasil Penelitian

Walaupun Indonesia memiliki suku dan adat yang berbeda-beda, namun tradisi ma'badong di Tana Toraja tetap menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Berdasarkan keterangan di atas dapat dipahami bahwa strategi masyarakat Tana Toraja untuk mempertahankan tradisi ma'badong salah satunya dengan membentuk kelompok ma'badong agar tradisi ini dapat bertahan. Seperti diungkapkan Pak Esti (49 tahun), beliau juga salah satu orang yang sering melakukan tradisi ma'badong.

Maka harus hadir dalam diri kita untuk mencintai dan bangga dengan tradisi kita, salah satunya membentuk kelompok ma'badong, dan di dalam kelompok itu ada rasa saling percaya. badong tidak dilakukan lagi Kepercayaan ini tidak terlepas dari sejarah awal pelaksanaan tradisi To Ma'badong yang diyakini masyarakat setempat hingga saat ini.

Cara kami untuk melestarikan tradisi ma'badong agar tetap eksis dan terus dipraktekkan adalah dengan membentuk kelompok masyarakat ma'badong yang beranggotakan 20 sampai 30 anggota ma'badong.

PENUTUP

Simpulan

Saran

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana bentuk kajian kajian masyarakat Ma'badong terhadap masyarakat Tana Toraja dan bagaimana strategi masyarakat Tana Toraja untuk mempertahankan tradisi Ma'badong. Tujuan penelitian ini adalah: (i) mengetahui bentuk kajian kajian masyarakat ma'badong pada masyarakat Tana Toraja; (ii) untuk mengetahui strategi masyarakat Tana Toraja dalam mempertahankan tradisi ma'badong. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (i) Bentuk kajian sosial tradisi Ma'badong pada masyarakat Tana Toraja bukan sekedar rangkaian lagu yang dinyanyikan melainkan persembahan kepada arwah orang yang meninggal/meninggal. ii) Strategi masyarakat Tana Toraja untuk mempertahankan tradisi ma'badong adalah mempertahankan tradisi ma'badong dengan membentuk kelompok ma'badong yang kompak dan juga memberikan pemahaman kepada generasi penerus tentang arti ma'badong dan perlunya menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap tradisi ma'badong badong yang dimiliki masyarakat Tana Toraja.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bentuk kajian ilmu sosial Ma’badong masyarakat Tana Toraja merupakan tradisi yang dilakukan pada saat ada acara undian solo dan pada saat penyembelihan atau penyembelihan kerbau. Kesetiaan mereka pada amanat leluhur melekat pada setiap warga Tana Toraja yang masih menjalankan tradisi ini. Karena terbentuknya kelompok To ma'badong merupakan bentuk kecintaan dan penghormatan kepada leluhur dan orang tua mereka.

Setelah masuknya agama Kristen, makna tradisi Ma'badong juga dikristenkan sehingga beberapa syair yang dinyanyikan sebelumnya tidak lagi dinyanyikan dan diganti saat ini karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama. Namun tradisi ini masih dilakukan atau masih ada di kalangan masyarakat Tana Toraja karena menurut mereka tradisi ma'badong merupakan hiburan bagi orang yang berduka dan juga sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada leluhur dan orang tua. Dalam perkembangannya, tradisi Ma'badong yang masih dipentaskan di kawasan Tanah Toraja ini banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan tradisi Ma'badong yang dipentaskan pada masa lalu.

Hal ini tidak terlepas dari pengaruh agama baru yang dianut masyarakat setempat saat ini, yang kemudian menggantikan agama mereka sebelumnya yaitu Aluk Todolo. . Kita tahu bahwa bentuk kajian sosial tradisi ma'badong masyarakat Tana Toraja bukan sekedar rangkaian lagu yang dinyanyikan, melainkan persembahan kepada arwah orang yang meninggal/meninggal.

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Gambar IV.I Peta Kabupaten Tana Toraja
Gambar IV.II Peta  Lembang Buntudatu Kabupaten Tana Toraja

Referensi

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko